"Setelah penciptaan, kami mempunyai kekuatan masing-masing yang tak tertandingi dan juga nama nama kami sendiri. Tapi, kekuatan kami hanya sebagian dari sebenarnya jika kami sendirian. Baru setelah kami bergabung dengan pasangan hati spirit kami dan menjadi spirit energi manusia, saat itulah kekuatan penuh kami muncul. Dan itupun tergantung dari kemurnian hati dari pemilik spirit energi kami. Semakin murni dan bersih maka spirit kami juga semakin murni dan itu berlaku sebaliknya. Jika pemilik mempunyai kegelapan dihatinya maka yang akan muncul adalah spirit energi kami yang paling gelap dan kami pun akan terjatuh menjadi makhluk yang buruk karena kekuatan hati spirit yang gelap...." jelas Ye Yuan kemudian mengubah posisi duduknya.
Ye Yuan melihat reaksi Tan Hao sejenak sebelum melanjutkan jawaban yang dimintanya. Senyum kecil tersirat di wajahnya ketika menyadari daya tangkap yang dimiliki Tan Hao cukup lumayan untuk anak berusia sepuluh tahun.
"Hewan spiritual suci hanya ada sepuluh dan kesemuanya sama, akan mencari pemilik dan mencari pasangannya. Jika masing-masing telah memiliki pemilik maka kami akan bertarung. Siapa pemilik terkuat yang hidup, itulah pemilik yang bisa menyerap spirit energi kami. Tapi itu sesuatu yang sulit bahkan mustahil, mengingat kami sudah ribuan tahun hidup tapi tak satupun yang menemukan pemilik...." Ye Yuan menatap langit-langit gua, nampak jelas raut kesedihan di wajahnya.
"...Aku telah lama menunggunya tapi tak pernah datang, untuk itu aku memutuskan akan mencarinya. Setelah aku mengetahui bahwa di sini ada manusia yang membesarkan seorang anak sendirian. Aku terus mengawasi, berharap anak itu bisa mengabulkan harapanku," Ye Yuan mengakhiri penjelasannya kemudian memandang Tan Hao sembari tersenyum tipis.
"Apakah paman ingat siapa saja kesepuluh itu dan kita sekarang berada dimana?" tanya Tan Hao sambil memiringkan kepalanya.
''Kita berada di alam bawah sadarmu, kau kubuat pingsan supaya aku bisa menemuimu. Tenanglah, tubuh fisikmu aman karena pamanmu selalu mengawasi proses latihanmu jadi kupikir dia sekarang merawatmu dan mungkin membawamu pulang, sebab kau telah berhasil mengumpulkan yang dia minta hanya kurang 1 bahan saja kan! Pamanmu pasti mengira kau kelelahan dan pingsan. Tak perlu cemas karena ditempat ini, waktu lebih cepat dari dunia luar," terang Ye Yuan cukup jelas sehingga membuat kekhawatiran yang sempat dirasakan Tan Hao perlahan memudar.
"Aku tak pernah lupa siapa saja mereka tapi aku tak tahu nama mereka, hanya tahu nama pasangan masing-masing. Mereka lebih dikenal dengan nama perwujudan hewan spiritual. Aku dikenal sebagai Gagak Raja Langit Ye Yuan urutan ketiga dan pasanganku dikenal sebagai Phoenix Petir Ungu Shiling diurutan pertama dan kedelapan lainnya Vermilion Bulu Emas urutan kedua. Elang Tujuh Warna urutan keempat. Harimau Mata Tiga urutan kelima. Bangau Api Biru urutan keenam. Ular Tulang Petir urutan ketujuh. Kura-Kura Ekor Naga urutan kedelapan. Python Naga Air urutan kesembilan dan Singa Tanduk Perak kesepuluh. Kami semua tidak ada yang bermusuhan meskipun jadi satu pun kami tetap saling menghormati, karena keyakinan kami sama. Yang akan membedakan kami hanya jalan pemilik kami, keserakahan atau kah kedamaian!"
"Dewi Yu Huanran yang menciptakan kami setelah selesai bertapa di pulau ini bersamaan dengan diangkatnya ia oleh Dewa Yaoshan. Mereka adalah sepasang Dewa Pengatur kehidupan pemilik Surga. Sebelum meninggalkan dunia ini mereka berencana menurunkan keturunannya untuk menjadi Dewa Pengatur Semesta. Namun, sepertinya mereka belum melaksanakannya!" penjelasan panjang Ye Yuan ditutup dengan senyuman bahagia, sebab ia berhasil menemukan pemilik spirit energinya.
"Emm ... Cerita paman menarik, dari sekian pengetahuan yang aku baca. Baru kali ini aku mendengar yang seperti itu. Sepertinya takdir kita memang sudah ditentukan oleh Dewa," ujar Tan Hao sambil berdiri dan menatap langit-langit gua.
"Oh iya paman, Namaku Tan Hao dan orang yang membesarkanku adalah pamanku bernama Yao Liu. Senang bertemu dengan paman," hormat Tan Hao memperkenalkan diri sembari setengah membungkuk.
''Hahaha! Apakah aku setua itu, hingga di panggil paman olehmu, cukup panggil namaku saja. Lagipula sebentar lagi kau adalah pemilik spirit energiku yang berarti kau adalah Tuanku," sahut Ye Yuan sambil menepuk bahu ringan bahu Tan Hao.
'Kenapa paman jadi semuda ini? Aku yakin tadi aku tak salah lihat." gumam Tan Hao melihat perubahan penampilan Ye Yuan yang dalam sekejap menjadi anak seumurannya.
"Hahaha jika begitu panggil nama masing-masing saja, aku tidak ingin jadi Tuan, yang aku ingin kita berteman!" Tan Hao meyakinkan seraya tertawa renyah, setelah kekhawatirannya tak terbukti.
Ye yuan terkejut mendengar pernyataan Tan Hao, ia tak menyangka bahwa orang di hadapannya tidak serakah kekuatan atau penghormatan.
''Baiklah kalau begitu aku panggil Tan'er dan kau panggil aku Ye yuan saja. Bagaimana?" tanya Ye Yuan diselingi senyum bahagia sebab telah menemukan pemilik yang mempunyai wawasan luas juga hati yang bersih dari nafsu keserakahan.
"Oke setuju. Jadi bagaimana aku menyerapmu?"
''Ohh aku hampir lupa soal itu. hihihi," kelakar Ye Yuan sambil cekikikan.
Setelah semua pembicaraan tersebut, Ye Yuan dengan sabar menjelaskan teknik penyerapan paling mudah yang langsung bisa di pahami oleh Tan Hao tanpa bertanya lagi. Hal itu membuat Ye Yuan semakin kagum dengan pemilik barunya.
Setelah semua proses itu selesai dilakukan, Tan Hao membuka mata namun, tidak terkejut ketika yang pertama dilihat adalah pamannya, Yao Liu yang sedang menyiapkan santapan pagi. Seakan mengetahui bahwa dirinya akan siuman hari ini.
"Tan'er ... Kau sudah bangun! Kemarilah, aku sudah menyiapkan hidangan untuk kita hari ini. Aku rasa kau sudah tidak apa-apa!" Yao Liu meminta Tan Hao untuk bergabung dengannya.
Begitu Tan Hao mencoba bangun, ia terkejut karena tubuhnya serasa seringan kapas dan merasakan energi luar biasa mengalir dalam tubuhnya.
''Kau tak perlu terlalu terkejut. Karena masih awal-awal kurasa itu wajar. Sekarang berhati-hatilah membawa tubuhmu, jika sudah terbiasa kau akan memiliki kecepatan dan kekuatan yang besar,' lirih Ye Yuan dalam kepala Tan Hao.
'Sepertinya aku harus cepat menyesuaikan diri dengan energi baruku, benarkan? Burung kecil, hehe...!' batin Tan Hao sambil tertawa kecil.
''Ehh apa-apaan itu? Aku bukan...!'
"Baik paman aku datang!! Kurasa perutku sangat lapar," Tan Hao mengabaikan Ye Yuan bergegas bergabung bersama Yao Liu.
***
Di pagi itu suasana seperti biasa antara Tan Hao dengan pamannya. Mereka menikmati sarapan pagi mereka dengan tanpa ada yang bicara. Memang Yao Liu mendidik Tan Hao dari sejak kecil jika saat sedang menyantap makanan di larang berbicara sampai selesai menyantap.
Tak butuh waktu lama untuk menghabiskan beberapa mangkuk sup sawi putih dan beberapa potong daging hewan buas, Yao Liu meninggalkan Tan Hao yang masih dengan lahapnya menghabiskan sisa hidangan. Ia berjalan ke arah tempat rak buku dan kemudian membuka kotak yang tersimpan di balik rak buku tersebut lalu kembali mendekati Tan Hao yang sekarang menyandarkan tubuhnya karena kekenyangan.
"Tan'er, setelah semua yang paman ajarkan adalah untuk melatih fisikmu, kini sudah waktunya untuk memberikanmu sesuatu yang sudah seharusnya kau miliki. Bertepatan dengan usiamu yang ke sepuluh tahun inilah waktu yang tepat memberikanmu ini!" Yao Liu berkata sambil meletakkan kotak kayu ukiran naga dikedua sisinya di atas meja.
Menyadari keseriusan Yao Liu, Tan Hao membenarkan posisi duduknya sambil menatap kotak itu.
"Apa ini paman? Apakah ini berisi jurus atau semacamnya," tanya Tan Hao penasaran.
Bersamaan dengan membuka kotak itu, Yao Liu menjelaskan tentang isi dan kegunaan benda yang ada di dalam kotak.
"Ini adalah barang peninggalan orang tuamu. Aku menyimpannya sesuai permintaan orang tuamu dan akan menjelaskan serta mengajarkan disaat usiamu sudah cukup serta fisikmu sudah kuat dan kualitas tulangmu sudah mencapai Tulang Naga Langit. Selama ini latihan berat yang kau jalani adalah untuk menyiapkan semua persyaratan tersebut," jelas Yao Liu sambil memperlihatkan isi kotak itu.
Tan Hao memperhatikan benda itu seperti sebuah gulungan dari kulit serta terdapat 2 tanda. Disisi lain, melihat keponakannya itu merasa penasaran, Yao Liu melanjutkan penjelasannya.
"Benda ini adalah sebuah Gulungan kitab. Di dunia ini hanya ada satu tapi mengandung 4 tingkatan jurus. Gulungan ini disebut dengan Kitab ilusi Dewa Yaoshan...! Tingkatan pertama jurus ini adalah Jebakan, kedua Halusinasi, ketiga Duniawi dan keempat Kematian. Perlu kau ingat jika kesemuanya tidak dapat dipelajari, melainkan meningkat bertahap sesuai perkembangan pemahaman dari tingkatan pertama. Maka dari itu kitab ini tidak bisa dipelajari oleh sembarang orang bahkan aku sendiri," kata Yao Liu menjelaskan.
"Aku masih belum mengerti sepenuhnya maksud paman! Bisakah Paman Yao menjelaskannya untukku ?" tanya Tan Hao mengerutkan kening sebab masih belum bisa memahami apa yang disampaikan serta apa yang disebut empat macam tingkatan.
'Heh! Sepertinya aku memang ditakdirkan untuk menjadi bagian dari bocah ini. Dengan kemampuan mataku dan dengan benda itu. Hehe Dewa sialan...! Kau berencana menjadikan anak ini sebagai Dewa yang baru ya! Sekarang aku mulai mengerti, kenapa aku di pisahkan dari pasanganku waktu itu.' gumam Ye Yuan diselingi senyum penuh makna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Sutarwi Ahmad
mantap Thor karyamu SMG lancar jaya terus.
2024-02-11
0
Dzikir Ari
Lanjutkan dan smoga Alurnya bagus
2023-06-19
1
Dyneys
nyimmmmaaakkkssss
2023-05-12
0