Wilayah yang menjadi tempat tinggal salah satu hewan spiritual suci kelas puncak. Jauh di dalam hutan terdapat sebuah gua bercabang, setiap cabangnya akan mengarah ke tempat berbeda. Salah satunya ke tempat dimana makhluk itu tinggal.
Dengan status sucinya, makhluk itu telah berlatih selama kurun waktu ratusan tahun demi untuk naik menjadi kelas surga dan bisa merubah wujud menjadi manusia sesuai keinginan.
Hewan buas di Hutan Kematian ini terdapat beberapa kelas. Hewan buas kelas awal, tengah, atas, dan puncak.
Meskipun masih kelas awal pun, dibandingkan dengan hewan buas kelas atas di benua lain masih lebih tinggi kemampuan daya serang dan daya tahan hewan buas di hutan ini.
Itulah yang belum disadari oleh Tan Hao karena memang sama sekali belum pernah meninggalkan pulau ini bahkan tidak tahu ada kehidupan lain di luar pulau ini.
Bagi seorang Tan Hao hewan buas kelas awal dan tengah bukan tandingan kekuatan fisik serta daya tahan tubuhnya. Dengan sekali serang pun akan langsung terluka parah bahkan tewas. Berbeda dengan hewan buas kelas atas yang masih menjadi tandingan kekuatan fisiknya. Meskipun begitu, di pulau ini hewan buas kelas atas jarang di temukan.
Sementara itu Tan Hao telah sampai di pedalaman hutan kematian.
"Hmm ... Aku harus mulai darimana ya kira-kira?" gumam Tan Hao sembari menoleh kiri-kanan.
"Ahh terserahlah! Yang penting bisa mengumpulkan sumber daya, selebihnya harus bertahan selama satu bulan. Hmm ... sepertinya akan jadi menarik, hahaha!" seru Tan Hao berjalan santai sambil melihat-lihat sisi lain hutan.
Meskipun kekuatan yang dimiliki Tan Hao tinggi namun bukan menjadi alasan untuk pamannya tidak mengawasi, terlihat Yao Liu tersenyum tipis di ruang bukunya.
'Sepertinya aku harus masuk lebih dalam dan meletakkan benda ini. Lagipula tak ada yang akan mengambil sebelum pemiliknya.'
seseorang dengan camping lebar dan jubah abu-abu bersembunyi di balik pepohonan sambil membawa sebuah kotak kayu.
Tanpa terasa hari sudah semakin gelap sejak Tan Hao memasuki hutan. Kecerdasan dan kemampuan tinggi yang ia miliki, tidak sulit baginya mengumpulkan hampir setengah dari semua yang di perlukan.
"Sebaiknya aku mencari tempat bermalam, dan memikirkan rencana untuk besok! Tapi, sepertinya aku harus berburu ayam hutan dulu untuk makan malam." Tan Hao memegangi perut yang terus berbunyi, karena memang hampir seharian belum mengisi perutnya. Langkah memberat dan ekspresi kelelahan terlihat diwajahnya namun tak menghentikannya untuk terus berjalan menyusuri hutan.
Setelah mendapatkan sekitar lima ayam hutan, Tan Hao memasuki sebuah gua dan menyalakan api menggunakan dua buah batu kecil untuk memanggang makan malamnya.
Ditengah asyiknya ia menikmati makan malam, sebuah suara tiba-tiba menggema pelan. Namun terdengar begitu jelas seperti sangat dekat. Menyadari suara itu bukanlah suara biasa, Tan Hao langsung bersikap waspada meskipun tetap menikmati hidangannya.
"Nyalimu besar juga, Manusia! Berani menginjakkan kaki di wilayah kekuasaanku?" suara itu menggema dengan nada besar. Membuat siapapun yang mendengar akan bergidik ketakutan.
Beberapa saat setelah suara itu hilang, tiba-tiba aura didalam gua menjadi berat dan semakin berat, disertai dengan hawa membunuh yang begitu pekat.
"Siapa disana!" teriak Tan Hao menatap tajam.
"Hei ... Siapa itu? Keluarlah, jangan jadi pengecut!" teriaknya lagi setelah tak mendapat respon apapun.
Tak berselang lama aura yang datang semakin pekat dan menyesakkan, diujung penglihatan Tan Hao terlihat sesosok bayangan.
Tan Hao langsung meraih gagang pedangnya bersiap menyerang kalau-kalau makhluk itu menyerang tiba-tiba.
''Pergi dari sini atau ku mangsa, Manusia!"
"Maaf, bukan maksud mengganggumu atau menguasai wilayahmu. Aku hanya sekedar mencari tempat berlindung dan istirahat saja!" sahut Tan Hao tegas walaupun makhluk itu belum nampak jelas.
Tiba-tiba aura pekat menghilang beserta bayangan makhluk tersebut, situasi menjadi seperti tidak pernah ada siapapun.
"Kemana makhluk itu? Apa aku sedang halusinasi? Coba aku lihat lebih ke dalam gua ini! Mungkin aku menemukan sesuatu!" batin Tan Hao sambil berjalan ke dalam gua, sementara ia masih menggenggam erat pedangnya.
Namun siapa sangka, baru beberapa langkah Tan Hao terjatuh tak sadarkan diri. Tapi, ia tak menyadari itu, alam bawah sadarnya masih merasa di tempat yang sama.
Dia terus berjalan semakin dalam. Tetapi, semakin masuk jauh ke dalam bukan gelap melainkan semakin bercahaya hingga terang seperti siang hari.
"Ehh, dimana ini? Aku yakin ini masih malam, baru beberapa waktu berjalan kesini kenapa jadi siang?" Tan Hao bertanya-tanya sambil menggaruk pelan pelipisnya yang tak gatal.
'Sepertinya disana ada seseorang! Semoga aku tidak mengganggunya dan berakhir celaka....' batin Tan Hao setelah melihat ada seorang yang duduk bersila tak jauh dari posisinya.
''Maaf paman! Ini tempat apa dan dimana?" tanya Tan Hao sedikit ragu-ragu.
Keraguan Tan Hao hilang setelah seseorang itu membuka mata sambil tersenyum menoleh ke arahnya.
"Anak muda, sudah lama aku menunggumu. Kemarilah, ada banyak hal yang ingin aku pastikan!" ujarnya pelan sambil tersenyum, sikapnya terlihat begitu bersahabat.
Tan Hao cukup hati-hati ketika mendekati sosok itu, meskipun dalam hatinya merasa bingung kenapa ada manusia lain di gua itu tapi ia tak mengurangi tingkat kewaspadaannya. Sebab ia tahu dari perkataan pamannya, jika di pulau ini tidak ada manusia pun selain dirinya dan Yao Liu. Tapi, di depannya kini dilihat darimanapun adalah manusia.
''Jangan takut! Aku tak akan berbuat jahat padamu melainkan sebaliknya. Kau sudah lama aku tunggu dan percayalah bahwa aku selalu mengawasimu dari waktu ke waktu sampai saat kau ada di hadapanku. Jika aku berniat jahat, sudah sejak lama aku lakukan itu...!" terang orang itu yang berusia kurang lebih tiga puluh tahun, tatapan matanya terlihat menyempit dibarengi dengan senyum melebar.
"Ehh! A-aku...."
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, laki-laki itu memotong perkataan Tan Hao.
"Tenanglah anak muda, untuk meyakinkanmu! Pertama perkenalkan namaku adalah Ye Yuan. Aku disini sudah lebih dari seribu tahun. Menunggu seseorang yang akan membebaskanku dari kebencian yang kini menguasaiku...."
Tan Hao mulai melunak sembari menarik napas dalam-dalam kemudian duduk didepan Ye Yuan sambil terus mendengarkan perkataan Ye Yuan tanpa memotongnya.
"...Dan kau baru saja bertemu dengannya walau tak melihat jelas perwujudannya, karena dia takut menunjukkan diri padamu dan itu membuatku heran! Tapi setelah kau disini aku baru menyadari jika sesuatu di dalam tubuhmu yang murni dan suci itulah alasan kebencianku takut padamu dan tidak melanjutkan rencananya untuk melahapmu!" jelas Ye Yuan sambil mengulurkan segelas air.
"Maksud paman? Makhluk yang aku temui di dalam mulut gua barusan?" tanya Tan Hao sambil terus mengamati.
"Ya kau benar! Aku belum mengenalkan diriku dengan lengkap padamu. Namaku Ye Yuan dan aku adalah hewan spiritual suci tahap puncak. Aku hanya satu diantara 10 hewan spiritual suci yang berada di urutan ketiga setelah penciptaan. Mengapa aku berada disini ... Karena 10 hewan spirit suci tidak ditempatkan dalam tempat yang sama. Kami disebar ke segala penjuru dunia. Sang Dewi yang menciptakan kami tidak mengatakan tujuannya, hanya mengatakan sesuatu yang biasa saja yakni memisahkan kami agar tidak saling membunuh karena perebutan wilayah. Hanya saja kami sadar itu bukanlah tujuan sebenarnya, karena kami diciptakan berpasangan. Ketika kami terpisah maka secara langsung memengaruhi hati spirit kami dan memunculkan kebencian yang menguasai tubuh spirit kami," jelas Ye Yuan sembari sesekali melirik Tan Hao.
"Jadi maksud paman? Paman adalah kesadaran hati hewan spirit yang sebenarnya? Lalu kesepuluh hewan itu juga sama halnya dengan kondisi paman sekarang ini, jika aku boleh tahu mereka itu siapa saja? Aku penasaran dengan ceritamu, Paman Ye Yuan!" tanya Tan Hao serius sembari menopang dagu menggunakan sebelah tangannya.
''Haha, sepertinya aku terlalu meremehkan kecerdasaanmu! Baiklah akan aku jelaskan. Tapi sebelum itu, apakah kau bersedia jika aku menjadi Spirit Energi-mu? Membawaku keluar dari tempat ini dan mengajakku berkelana! Setidaknya kekuatanku berada di urutan ketiga loh...! Seandainya bisa menemukan pasanganku dalam perjalanan maka kekuatanku meningkat berkali lipat. Bagaimana?" tanya Ye Yuan terlihat jelas wajahnya penuh harap tanpa malu-malu.
"Ehh! Spirit Energi? Aku bisa mempertimbangkannya, tapi itu apa? Apakah semacam tenaga dalam tingkat tinggi?"
"Haha, dasar bodoh! Spirit Energi tidak ada hubungannya dengan tenaga dalam, lagipula tenaga dalam itu untuk manusia lemah yang menamakan dirinya pendekar ... Haha spirit energi lebih dari itu! Mereka yang mempunyai spirit energi bisa dikatakan yang terkuat dari seluruh pendekar yang ada di duniamu, hahaha ...!" jelas Ye Yuan sambil terus tertawa.
''Jika begitu. Tidak ada alasan menolak permintaan paman! Berarti aku akan menjadi kuat setelah keluar dari pulau ini," balas Tan Hao bersemangat setelah mendengar penjelasan singkat Ye Yuan.
"Setelah aku menceritakan dan menjelaskan semua, aku akan mengajarimu bagaimana caranya menyerap spirit energi!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
QueenDevil
Harusnya ada penjelasan spirit donk biar gak bingung
2023-08-20
1
Dzikir Ari
MCnya begitu baik walau sama Hewan....tapi jangan baik sama wanita dulu biar tidak mbosankan
2023-06-19
0
Dyneys
nyimmmmaaakkssss
2023-05-12
0