"Pertama, perkenalkan nama saya Tiandou dari sekte Tujuh Tombak Emas. Kedua saya sangat berterima kasih atas bantuan pahlawan muda menyelamatkan nyawa saya. Ketiga, kami berasal dari sekte golongan putih, sedangkan yang tergelatak itu merupakan anggota sekte golongan hitam Golok Bara Api." ucap Tiandou lugas karena takut menyinggung pengemis muda itu.
Kemudian Tiandou melanjutkan penjelasan yang diminta oleh pengemis muda itu tentang situasi yang sebenarnya.
Bahwa, beberapa tahun terakhir ini perkumpulan sekte golongan hitam telah membuat kegaduhan dengan menyerang anggota sekte golongan putih yang sedang menjalankan misi dari sekte dengan alasan selalu sama, yaitu merampas apapun yang dimiliki anggota sekte golongan putih serta membunuhnya bahkan beberapa di potong-potong menjadi beberapa bagian.
Kekacauan yang terjadi sebab salah satu dari sekte golongan hitam mempunyai salah satu senjata dari 8 senjata penggetar benua. Yang dulu di buat oleh seorang Pendekar dengan tingkat Alam Dewa Bumi Atas.
Yang mana, itu adalah tingkatan tertinggi yang pernah di capai oleh manusia setelah beratus-ratus penciptaan dunia.
Sekte Tanduk Iblis lah yang baru mendapatkan pusaka penggetar benua, Palu Naga Bumi.
Dengan dukungan tersebut, jelas sekte golongan putih kalah dalam segi kekuatan pusaka namun menang dalam segi jumlah.
Dimana dengan sekte Tanduk Iblis yang baru saja mendapatkan pusaka itu maka golongan hitam sudah punya 3 sekte besar yang memiliki pusaka penggetar benua.
Mereka adalah Sekte Darah Merah dengan senjata Cambuk Ekor Api, kemudian sekte Badak Hitam dengan senjata Trisula Dewa Perang.
Sedangkan sekte golongan putih hanya punya 2 senjata yang dimiliki.
Sekte Tujuh Tombak Emas dengan senjata Tombak Naga Es dan Sekte Biara Kehidupan dengan senjata Pagoda emas.
Namun, Sekte Biara Kehidupan tidak pernah ikut memainkan peran sebagai salah satu sekte besar golongan putih karena sekte itu merupakan tempat para biksu yang salah satu ajaran mereka adalah tidak membolehkan biksu berperang, membunuh, merampas harta serta semua keduniawian.
Itulah sebabnya kini satu-satunya sekte besar yang memiliki senjata dan menjadi pion terdepan kekuatan golongan putih adalah Tujuh Tombak Emas.
Tiandou juga menceritakan tentang peta kekuatan golongan hitam dan putih sebenarnya berimbang karena banyak sekte golongan putih besar maupun kecil tersebar dan selalu menjaga informasi dan hubungan baik.
Sementara sekte golongan hitam hanya berada di beberapa wilayah, dan jumlah mereka juga setengah jumlah sekte golongan putih.
Entah kenapa, seperti sedang mendapatkan dukungan dari sesuatu. Akhir-akhir ini sekte golongan hitam semakin terang-terangan dalam memerangi serta membantai sekte-sekte kecil golongan putih.
Penjelasan pendekar Tiandou di tutup dengan menceritakan masalah ketua sekte mereka yang telah di racun sehingga membuat Sekte Tujuh Tombak Emas tidak bisa bergerak untuk menolong sekte golongan putih yang di serang sebab sekte mereka sendiri sedang dalam keadaan tidak menguntungkan.
"Sepertinya masalah di tempat ini lebih mengerikan dari yang aku bayangkan, aku harus melakukan sesuatu sebelum semuanya di luar kendali." batin pengemis muda itu dengan tatapan ke langit-langit kedai makan.
"Ohh, perkenalkan aku Tan hao, seorang pengelana. Dari ceritamu sepertinya situasi disini sungguh mengerikan. Hal apa yang bisa aku bantu, katakanlah." ucap pengemis muda itu yang adalah Tan hao.
"Jika Tuan pahlawan berkenan, bisakah menolong kami mencarikan sumber daya terakhir yang kami butuhkan untuk mengobati ketua kami." kata Tiandou penuh rasa hormat setelah mengetahui kemampuan orang di hadapannya.
"Aku sudah mendengar dari percakapan kalian tadi, Jamur Air Magma? benarkan?" ucap Tan Hao dengan senyum tipisnya.
"Benar Tuan Pahlawan, kemampuan kami masih belum cukup untuk mengambil sumber daya tersebut. Karena letak tempatnya juga makhluk yang ada disekitar nya." ucap Tiandou menjawab dengan tegas.
"Hmm.. tak disangka tugas pertamaku menyembuhkan orang keracunan, haishh." batin Tan hao dengan raut wajah polosnya.
"Hei bocah, bukankah kau menyimpan begitu banyak sumber daya, berikan saja dan kita lanjutkan perjalanan aku tak sabar bertemu pasanganku." ucap Ye Yuan dalam pikiran tan hao tidak setuju jika harus berlama-lama lagi.
"Eehh, sudah lama tidur. Sekali bangun menyuruh orang? dasar burung jelek." gumam Tan Hao pelan.
Yang membuat Tiandou mendengar ucapan tan hao itu menjadi kebingungan.
"Hehe bukan dirimu yang kumaksud, kalau begitu baiklah. Sudah kuputuskan membantumu." ucap Tan Hao sambil berdiri.
"Terima kasih dengan kemurahan hati tuan pahlawan, Mari aku tunjukkan jalan ke tempat itu, tapi sebelum itu kita menemui tetua yang lainnya dulu. bagaimana tuan pahlawan." seru Tiandou dengan rasa senang mendapat bantuan yang diluar dugaan.
"Panggil nama saja, aku lebih muda darimu senior. Dan aku tak bilang mau ke tempat itu. buang-buang waktu. Aku punya sedikit sumber daya yang kau maksud senior, jadi kita menemui tetua yang lain dan segera ke sekte kalian." ucap Tan Hao sambil berjalan seolah tau dimana tujuan mereka selanjutnya.
"Ehh, baiklah junior Tan Hao." ucap Tiandou cepat sambil mengikuti dari belakang.
Dengan tidak percaya pada apa yang di alami hari ini Tiandou berjalan sambil memikirkan.
Dari serangan tak terduga hingga melihat kemampuan seorang anak muda yang luar biasa hebat serta mempunyai jiwa yang baik dan kini anak muda itu dengan mudahnya mau menolong bahkan memberikan sumber daya yang merupakan kualitas tinggi serta sulit untuk ditemukan.
•••
"Aah sial, kemana para cecunguk itu pergi nya." seru bawahan Su Xiang yang mengejar tetua sekte Tujuh Tombak Emas.
"Saudara Jie, aku kehilangan jejak mereka, dan sepertinya kau juga sama, sepertinya kita terlalu meremehkan kemampuan melarikan diri mereka. Sebaiknya kita kembali ke sekte dulu untuk melaporkan pada ketua." seru seseorang dari kejauhan sambil berlari mendekat.
"Ssialan mereka, kalau bertemu lagi aku pastikan akan menggorok leher mereka di tempat. Ayo kita pergi." ucap Su Jie yang merupakan bawahan pertama Su Xiang.
Oleh karena mereka kehilangan jejak, mereka segera kembali ke sekte tanpa kembali ke kedai makan tempat mereka bertarung sebelumnya.
Di sebuah lembah berkabut ketiga orang tetua itu bersembunyi. Mereka telah menemukan tempat yang cocok untuk bersembunyi karena kabut yang ada di lembah itu menghilangkan hawa keberadaan seseorang dan jika semakin memasuki lembah maka di pastikan akan tersesat dan tak akan kembali.
Oleh sebab itu, ketiga orang itu hanya berada tidak jauh dari perbatasan antara lembah dan hutan.
"Sepertinya kita sudah aman, mari kita kembali dan menuju hutan untuk menunggu junior Tiandou." ucap salah seorang diantara mereka.
Tanpa menjawab dan hanya mengangguk mereka melesat meninggalkan lembah berkabut dan menuju hutan tempat mereka berkumpul.
"Ahh, junior Tan Hao. Sepertinya kita yang lebih dulu sampai. Mari kita tunggu sebentar, kemungkinan para tetua yang lain masih dalam perjalanan kesini." ucap Tiandou dengan nafas yang tersengal-sengal.
Sebab ia tak menduga bahwa kecepatan lari nya yang setara angin, sangat bersusah payah mengimbangi kecepatan Tan Hao yang tidak menggunakan tenaga dalam.
Tiandou yang masih mengatur nafas, seakan tak percaya bahwa kecepatan lari menggunakan tenaga dalam 500 lingkaran nya tak mampu mengimbangi kecepatan lari Tan hao yang dia tau hanya mengunakan kekuatan fisik saja.
"Ahh itu mereka, huhh." kata Tiandou dikejauhan melihat tiga orang melesat kearahnya.
"Aku melihatnya senior jadi tak perlu di katakan lagi, mari naiklah." ucap Tan hao sambil berjongkok yang ingin mengendong tiandou yang kesulitan mengatur nafas nya.
"Ehh, tidak perlu junior. Aku masih sanggup berlari, tetapi tolong kurangi kecepatan junior hmm hehe." ucap Tiandou yang kaget dengan perlakuan Tan hao padanya, mana ada seorang senior karena kelelahan berlari akhirnya di gendong junior. Itu sangat memalukan bagi seorang pendekar.
Tanpa basa basi lagi Tan Hao menarik kerah jubah tiandou dan melesat kearah tiga tetua yang melesat.
Dengan hanya beberapa detik saja sudah mereka akhirnya bertemu.
"Siapa kau? cepat lepaskan saudara kami? apapun yang kau minta aku berikan asalkan lepaskan saudara kami." ucap Tetua Feiying mengetahui bahwa orang yang di pegang kerah bajunya dalam keadaan pucat pasi itu adalah junior mereka tetua Tiandou.
"Tenanglah senior sekalian, saya bukan orang jahat, sebaiknya kita bergegas menemui ketua sekte, aku merasa dia dalam keadaan kurang baik." ucap Tan Hao mengabaikan mereka dan langsung melesat meninggalkan mereka yang masih kebingungan.
Akhirnya mereka pun menyusul Tan hao yang sudah menghilang tak terlihat lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Dzikir Ari
sebagai masukan.... hilangkan sebutan Yunior senior biar enak dibaca dan dirasa Tor 👍
2023-06-19
1
Dyneys
nyimmmmaaakkksssss
2023-05-12
0
Dyneys
absennnnn³³⁴⁴
2023-05-12
0