"Junior, sepertinya kita akan memakan waktu lebih lama lagi, sebab kita terlalu jauh melenceng jalan tadi. Menurutku, sebaiknya junior lebih dulu kesana, mengingat kecepatan junior di atasku." ucap Tiandou dengan melirik ke belakang, menyadari jika Tan Hao sedikit bosan dengan perjalanan lambat ini.
"Tenang lah senior, Meskipun aku bosan karena ini. Tapi aku tak ingin kena masalah jika sendirian hehe kita nikmati saja perjalanan ini." kata Tan Hao pelan dengan sedikit lebih cepat hingga berjejer Tetua Tiandou.
"Junior bisa membawa ini sebagai tanda bukti bahwa aku yang mengutusmu. Semua Tetua sekte pasti akan langsung mengerti." ucap Tiandou sambil menyerahkan plakat emas bertulis Tetua ketujuh.
Plakat tetua ini tidak ada yang mengetahui keberadaan serta fungsinya kecuali ketua sekte dan Tetua sekte. Jadi dengan seseorang membawa plakat tersebut, maka di pastikan orang itu utusan Tetua yang memiliki plakat.
"Dengan menunjukkan ini serta mengatakan utusan Tetua seribu tombak menghadap Tetua Tombak emas." Lanjut Tiandou mengatakan niatnya.
Tan hao tak lantas menerima, ia hanya menatap sambil memikirkan segala kemungkinannya. Dan di tengah-tengah ia sedang memikirkan semua itu. Ye Yuan pun berbicara untuk mengambilnya dan segera ke sekte secepat mungkin sebab Ye Yuan merasakan ada spirit gelap sedang berada di antara anggota sekte.
Selain itu, sebenarnya alasan Ye Yuan adalah untuk menjajal kekuatan sekte serta melihat sejauh mana Tan hao mampu mengontrol kekuatannya.
"Apakah benar Kakak Ye?? jika begitu kemungkinan ada yang sedang menjalankan misi menuntaskan nyawa ketua sekte secepat mungkin? jika benar.. maka situasi ini akan sangat menyusahkan." batin Tan Hao terkejut dengan kemampuan serta kecepatan berfikir Ye Yuan.
"Baiklah senior jika memang begitu, Aku menerimanya. Senior bisa beristirahat lebih dulu untuk memulihkan tenaga dalam senior. Serahkan tugas ini padaku." kata Tan Hao dengan meraih Plakat tetua itu dan menyimpannya di balik jubah lusuhnya.
Dengan perasaan lega, Tiandou menyetujui usulan Tan hao untuk istirahat sejenak.
Sebab ia juga merasa kelelahan dengan kecepatan lari maksimalnya untuk tidak memalukan dirinya sendiri di depan anak muda berusia 12 tahun.
Dengan berakhirnya percakapan mereka, secepat kedipan mata Tan Hao menghilang dari hadapan Tiandou.
Yang membuat Tiandou melongo untuk yang kesekian kali oleh aksi junior nya itu.
"Aiyaa, jika bukan karna aku bisa menyentuhnya, aku pasti akan mengira anak itu adalah ilusi pikiranku saja, Untungnya dia anak baik. Hehehe beruntungnya aku,-!!
Gurunya sehebat apa? jika dia sehebat itu? sungguh dunia begitu luas. Aku harus juga giat melatih diri." gumam Tiandou sambil tersenyum kecut membayangkan sesuatu yang masih tidak bisa ia percayai.
...
Di halaman depan sekte Tujuh Tombak Emas sudah berkumpul dengan sikap sangat waspada apalagi ada dua orang yang berada di barisan depan. Yaa.. mereka adalah Tetua Feiying dan Tetua Shuxan dengan memegang senjata mereka dengan menatap lurus kedepan pintu gerbang masuk sekte.
"Tetua Fei, bagaimana jika orang itu datang sendiri? bukankah kemungkinan Tetua Tiandou sudahh,-!!" Ucap Tetua Shuxan dengan tatapan serius ke depan berbicara pelan pada tetua lain disampingnya.
"Aku berfikiran sama denganmu, Jika memang begitu. Maka kita tak punya alasan lagi. Begitu dia muncul, kita serang langsung." ucap Tetua Feiying dengan sedikit menahan emosi serta keyakinan hatinya yang mantap.
Dengan kecepatan maksimal Tiandou butuh waktu beberapa jam untuk sampai, Tapi bagi Tan Hao hanya butuh beberapa menit di kecepatan menengahnya.
"Hei, kita sudah dekat. Cepat tekan kekuatanmu lebih rendah lagi ke tingkatan Pertapa ahli dasar. Jangan bertanya, lakukan saja." ucap Ye Yuan yang sedang menjalankan rencananya tanpa Tan Hao sadari.
Tan Hao berfikir bahwa usulan Ye Yuan berkaitan dengan masalah yang akan timbul jika ia langsung menunjukkan kekuatan aslinya. Oleh karena itu, tanpa pikir panjang lagi Tan Hao segera melakukan perintah Ye Yuan.
Dengan jarak yang sudah dekat, Ye Yuan meminta Tan Hao berlari biasa untuk tidak mengagetkan semua orang nantinya.
"Tetua Fei, apa kau melihat yang aku lihat? dia sendiri berlari dengan santainya." ucap Shuxan bertanya memastikan.
"Yaa aku melihat. Tunggu dia masuk lalu kita serang." ucap Tetua Feiying dengan menggenggam erat Tombak Berduri nya.
"Semua murid, dengarkan. orang itu sebentar lagi akan sampai. Ikuti aku dan Tetua Shuxan. Mengerti." teriak Tetua Feiying memerintahkan para murid senior segera bersiap bertarung.
Dengan santai, Tan hao berjalan pelan dan mendongak keatas melihat Papan Nama besar bertuliskan "Tujuh Tombak Emas" lalu melihat semua sisi dalam sekte.
"Oh benar, tidak salah lagi?! Tapi kenapa harus gelap. haiyaaa perasaan ku mengatakan ini akan membosankan." batin Tan Hao dengan berjalan masuk sekte.
"SELAMAT MALAM, AKU JUNIOR TAN HAO DATANG UNTUK MENUNJUKKAN.."
"Dia sudah datang, semuanya seraannggg." Teriak Tetua Feiying dengan melesat cepat tanpa babibu kearah tan hao dengan Tombak menusuk ke depan.
Belum selesai Tan Hao mengatakan apa yang di minta Tetua Tiandou, dirinya sudah langsung di serang ratusan orang bersamaan.
Karena tidak punya pilihan lain, Tan Hao segera mencabut Pedang Dewa Surgawi yang masih tersarung untuk menghadapi ratusan senjata tanpa harus melukai lawannya.
TRAANKKK.. TRAAANNKK.. TRAANKKK
BBBOOOMMMNNN..
TINGGG TINGGG TIINNGG..
Suara berbagai senjata beradu dengan pedang Dewa surgawi menciptakan suara yang begitu heboh dan nyaring.
Membuat kesunyian segera berubah menjadi kegaduhan yang terdengar hingga seluruh bagian sekte.
Sebenarnya Tan Hao bisa menggunakan Ilusi nya dengan mudah untuk menghentikan pergerakan mereka semua namun Ye Yuan melarang Tan Hao menggunakannya sebab kekuatan itu belum saat nya di ketahui.
Pertarungan itu cukup sengit hingga berjalan sudah lebih dari 1 jam dengan berbagai jurus dari murid senior yang agaknya mulai kelelahan, sementara Tan Hao mampu menangkis semua serangan jurus tersebut hanya dengan gerakan dasar tanpa jurus maupun tenaga dalamnya.
Tetua Feiying menyadari hal tersebut. Jika terus dilanjutkan maka semua murid akan pingsan kelelahan dengan intensitas serangan yang membombardir sementara lawannya hanya memasang pertahanan tanpa berniat menyerang balik.
Dan benar apa yang di khawatirkan Tetua Feiying, dengan tidak menunggu lama dari lamunannya hampir semua murid sudah berlutut kelelahan dengan nafas terengah-engah.
Sementara yang tersisa hanya sekitar 10 an orang dengan senjata mereka sebagai penopang berdiri.
Melihat semua itu, Tetua feiying yang awalnya hanya menyerang diawal lalu hanya melihat bersama dengan Tetua Shuxan di sisi belakang.
Kini mulai melangkah maju.
"Tetua shuxan, aku serahkan murid padamu. Biar aku yang hadapi dia." ucap Tetua Feiying sambil melesat cepat.
..Tarian Tombak Penghancur Gunung..
Teriak Tetua Feiying yang langsung melancarkan serangan nya.
Menciptakan gelombang angin berputar dengan Tombak berada di tengahnya yang menghancurkan tanah yang dilewatinya.
Melihat salah satu Tetua akhirnya maju melancarkan jurunya, membuat Tan Hao mencabut pedang Dewa Surgawi dari sarungnya.
..SPIRIT PEDANG PELINDUNG LANGIT..
Ucap pelan Tan Hao menyambut serangan gelombang angin yang tercipta mengarah ke dirinya.
Jurus dasar pedang yang ia ciptakan sendiri memancarkan energi terang berbentuk perisai besar yang merupakan kumpulan bayangan pedang.
jurus ini menggunakan kecepatan pergerakan pedang untuk menciptakan sebuah perisai pelindung yang mampu menangkis segala jenis serangan tenaga dalam maupun kemampuan berbagai senjata.
..Ddddddduuuuuuaaaarrrrr..
suara menggelegar terdengar begitu nyaring begitu kedua jurus itu bertemu.
Menciptakan kabut tebal tanah yang berterbangan menyelimuti seluruh tempat pertarungan.
Bukan hanya seisi sekte bahkan Tetua Tiandou pun mendengar dengan jelas dentuman besar tersebut.
Tetua Tiandou menyadari asal dentuman itu dari arah sekte nya berada.
"Mungkinkah?? ahh siall aku lupa dengan sifat Tetua Feiying, aku harus bergegas. Semoga masih sempat. Jika benar mereka bertarung, sekte akan hancur." seru Tetua Tiandou terperanjat kaget mendengar suara keras dari arah sektenya, mengejutkannya yang sedang bersila memulihkan tenaga dalam.
Disisi lain, Tetua lain yang berada di kediaman Ketua sekte saling bertatapan terkejut dan khawatir. Menyadari jika telah terjadi pertarungan hebat di halaman depan sekte.
Kabut tebal masih menyelimuti tempat pertarungan, tetapi dengan sekali ayunan pedang milik Tan Hao kabut tebal itu langsung hilang tak berbekas.
Membuat Tetua Feiying dan Tetu Shuxan terkejut bahwa jurus tingkat atas tidak mampu melukaiTan hao.
Dengan menghela nafas, Tan Hao menyarungkan kembali pedang nya dan meletakkan di pinggangnya kembali.
Bersamaan dengan itu ia mengeluarkan plakat yang diberikan Tetua Tiandou.
"Aku Tan hao utusan Tetua seribu Tombak menghadap Tetua Tombak emas." ucap Tan Hao dengan memperlihatkan plakat Tetua milik Tiandou.
Mendengar ucapan Tan Hao serta melihat apa yang dia pegang. Membuat kedua Tetua terkejut dan saling berpandangan, sebelum akhirnya mengangguk bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Sutarwi Ahmad
pendekar tibak mas kurang bijaksana.
2024-02-11
0
Dzikir Ari
Bertarung kok sama Anak² konyol
2023-06-19
1
Dyneys
nyimmmaakkkssss
2023-05-12
0