Kembali di bandingkan

"Jangan seperti ini kak, jika kakak benar benar menyukai kak Allea mulai lah dengan baik dan benar, kak Allea dan juga kak Rima adalah dua orang yang berbeda. Terlebih lagi kak Allea adalah seseorang yang berkebutuhan khusus, kakak tahu itu bukan?" ucap Fabian mengingatkan dan menasehati Ardan.

"Aku hanya... sudahlah tidak perlu di bahas lagi. Tujuan ku sebenarnya datang kesini adalah untuk menagih janji. Bukankah kamu bilang minggu kemarin kamu akan datang? kenapa kamu kembali ingkar?" ucap Ardan kemudian mengalihkan pembicaraan.

"Apa sekarang sudah hari minggu kak?" goda Fabian karena ia tahu kakaknya pasti akan marah ketika ia kembali melewatkannya.

"Bian berhenti main main deh, aku yakin walau kamu bukan pekerja kantoran tapi kamu tidak akan pernah melupakan hari, jadi hentikan akting mu sekarang karena itu sudah basi!" ucap Ardan dengan nada yang tegas.

"Baiklah baiklah aku akan pulang nanti malam." ucap Fabian pada akhirnya.

"Bagus kalau begitu" ucap Ardan menyetujui perkataan Fabian barusan.

"Lalu?"

"Lalu apa?" tanya Ardan dengan bingung.

"Lalu kenapa kakak masih di sini? tidakkah kakak harus menghadiri rapat atau melakukan pekerjaan lainnya?" ucap Fabian dengan kesal karena sang kakak malah tetap di sini tanpa ingin beranjak sama sekali.

"Aku ya tentu saja akan menunggu mu di sini sampai nanti sore dan kita pulang bersama." ucap Ardan dengan santainya.

"Tidak bisa, kakak sebaiknya pulang saja sana!" ucap Fabian menolak opsi dari Ardan.

"Tidak mau, aku mau tidur sekarang." ucap Ardan sambil merebahkan dirinya di sofa tersebut, sedangkan Fabian yang menatap kelakuan kakaknya itu hanya bisa berdecak kesal tanpa pernah bisa benar benar mengusirnya sungguhan.

*****

Sore harinya

Mobil yang di kendarai oleh Ardan terlihat parkir di halaman depan sebuah mansion. Dengan langkah yang malas Fabian mulai turun dari mobil di ikuti oleh Ardan di belakangnya.

"Ayolah Bi tersenyum sedikit, kamu hanya pulang bukan hendak berperang, kenapa wajahmu kusut sekali?" ucap Ardan ketika melihat ekspresi wajah yang di tunjukkan oleh Fabian ketika turun dari mobil.

"Ini sudah maksimal kakak, sudahlah ayo masuk sekarang." ucap Fabian kemudian sambil mendorong kakaknya agar berjalan lebih dulu masuk ke dalam mansion.

Keduanya kemudian lantas meneruskan langkah memasuki mansion dan mencari keberadaan Arsa di dalam.

"Ma... mama... Ardan pulang..." ucapnya dengan nada setengah berteriak mencari keberadaan Arsa.

"Kak kecilkan suara mu, kau pikir ini hutan apa?" gerutu Fabian yang tidak suka dengan kebisingan yang di buat oleh Ardan.

Sementara itu Arsa yang memang sedang sibuk di dapur menyiapkan makan malam, lantas langsung keluar dari dapur sambil membawa makanan untuk ia tata di meja makan.

"Lihat lah ma, siapa yang Ardan bawa hari ini." ucap Ardan dengan senyum merekah di bibirnya sambil menunjuk ke arah Fabian.

"Bian kamu pulang nak? akhirnya kamu pulang juga..." ucap Arsa dengan bahagia.

Arsa yang memang sedang membawa piring berisi makanan lantas langsung menaruhnya dengan sembarang di meja kemudian melangkah mendekat menghampiri kedua putranya itu. Fabian mencium punggung tangan Arsa dengan lembut dan beralih pada kedua pipi milik Arsa, membuat Arsa lantas langsung mengacak acak rambut Fabian karena gemas akan putra bungsunya yang tak pernah pulang itu.

"Dasar kau anak nakal ya... harus beberapa kali mama mengiba agar kau mampir ke sini?" ucap Arsa dengan ketus sambil masih mengacak acak rambut Fabian.

"Mama..." panggil Fabian dengan nada yang sengaja memanjang, sedangkan Arsa yang mendengar panggilan itu lantas langsung menghentikan aksinya kemudian tersenyum.

"Kalian mandilah dulu biar mama siapkan makan malamnya." ucap Arsa dengan lembut yang di balas Ardan dan juga Fabian dengan anggukan.

**

Malam harinya

Di meja makan kediaman Zayan, kini sudah terlihat satu keluarga lengkap tengah menikmati hidangan makan malam dengan hening dan nikmat. Suasana malam itu terasa sangat hangat karena kehadiran Fabian di sana. Hingga kemudian Zayan nampak meminum air putih di gelasnya dan mulai membuka pembicaraan.

"Bagaimana kabar mu Bi? apa di luar sungguh mengasikkan hingga kau melupakan keluarga mu di sini?" ucap Zayan memulai pembicaraan.

"Tidak terlalu asyik sebenarnya sih pa, hanya saja Bian sedang ingin mencari suasana yang baru saja." ucap Fabian beralasan.

"Papa dengar dengan kamu mendapat kontrak kerja sama penuh dengan VH Company, apa ada yang kamu sembunyikan dari papa?" ucap Zayan mencoba memancing Fabian.

Fabian yang semula menikmati makanannya lantas langsung terhenti seketika. Fabian memutar sendoknya perlahan sambil berpikir bagaimana caranya agar papanya tidak menelisik lebih jauh tentang apa yang tengah ia kerjakan belakangan ini. Diliriknya wajah Ardan yang terlihat sudah masam itu, ia benar benar tidak enak jika kedatangannya kali ini akan kembali memancing papanya untuk memulai perbandingan.

"Tentu saja tidak ada pa... papa jangan bercanda seperti itu." ucap Fabian sambil tertawa garing.

"Jika benar tidak ada, lalu kontrak seperti apa yang kau tanda tangani bersama mereka?" ucap Zayan lagi.

Arsa yang mulai mencium sesuatu lantas langsung memotong ucapan Zayan agar tidak lagi membahas tentang pekerjaan.

"Sudahlah pa kita sekarang tengah makan, kita bahas tentang pekerjaannya nanti saja ya..." ucap Arsa dengan lembut.

"Ini penting ma, bukankah kita bisa makan sambil membahas pekerjaan? itu pasti akan sangat menyenangkan." ucap Zayan sambil tersenyum.

Mendengar hal itu baik Arsa, Fabian dan juga Ardan nampak terdiam. Di tempat duduknya Ardan terlihat mulai gelisah saat ini seakan ia bisa membaca apa yang akan terjadi selanjutnya, Ardan benar benar membenci situasi seperti ini.

"Jadi bagaimana Bi, kamu belum menjawab pertanyaan papa yang barusan." ucap Zayan kembali mengulang kata katanya.

"Hanya kontrak kerja sama seperti biasa pa tidak ada yang spesial." ucap Fabian kemudian.

"Papa juga bekerja di bidang bisnis, VH Company bukanlah perusahaan kecil sangat sulit menjalin kerjasama dengan mereka dan kamu malah hanya mengatakan kontrak kerja sama biasa?" ucap Zayan dengan kekeh.

Ardan yang memang sudah kebal dengan pembahasan ini, lantas tidak tahan lagi ketika mendengar Zayan terus memancing Fabian untuk berbicara yang ia tahu bahwa maksud sebenarnya Zayan adalah untuk menyindir dirinya tidak lebih, bukankah selama ini ia memang selalu di perlakukan seperti ini?

"Sudahlah Bi katakan saja mungkin papa hanya ingin mengetahuinya saja." ucap Ardan pada akhirnya membuat Fabian lantas langsung menoleh ke arah Ardan.

"Tentu saja papa sangat penasaran dengan hal itu, Bian saja yang berdiri di kakinya sendiri bisa mendapatkan kontrak eksklusif dengan VH company, tapi kamu.... kamu yang di sokong dengan nama papa saja tidak bisa mendapatkannya. Bagaimana papa tidak excited ketika mendengar berita itu." ucap Zayan kemudian yang lantas membuat suasana makan malam yang tadinya hangat berubah menjadi tegang.

"Pa..." panggil Arsa memperingatkan suaminya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩᗩGEᑎᑕY🍀🅣🅗🅐Bening🍆

🍌 ᷢ ͩᗩGEᑎᑕY🍀🅣🅗🅐Bening🍆

papa zayan....🤔
aku salah inget atw gmn.. kok aku ingetnya nama papanya aditya🤔
sosok papa yg kurang bijak....🙄😌

2022-10-13

0

lihat semua
Episodes
1 Mimpi buruk yang terus terulang
2 Melupakan kejadian itu tidaklah mudah!
3 Mempesona
4 Kembali di bandingkan
5 Lebih terbuka
6 Tidak terlalu tua
7 Untuk apa kembali membukanya?
8 Bukan aku
9 Kenapa dia bahagia sekali?
10 Dia benar benar berbeda
11 Perasaan aneh
12 Rasanya mengapa berbeda?
13 Apa yang ku lakukan?
14 Kupu kupu
15 Bagaimana bisa?
16 Lebih mirip dengan kencan
17 Kembali di bandingkan
18 Haruskah aku kembali mengalah?
19 Oh Tuhan...
20 Aku juga tidak tahu mengapa
21 Foto pasangan
22 Tidak akan ku biarkan
23 Menjadikan kambing hitam
24 Dia ingin membunuh ku
25 Perasaan ingin membunuh
26 Kakak dimana?
27 Trauma
28 Kemeja abu abu
29 Khawatir
30 Apa yang sedang terjadi?
31 Keputusan
32 A L I A
33 Persahabatan antara laki laki dan wanita
34 Pulang
35 Dia mabuk?
36 Hanya milik ku
37 Aku memilihnya!
38 Cara mendidik
39 Apa ini cinta?
40 Janji ketika kecil
41 Apa kakak yakin?
42 Hanya milik ku!
43 Kesalahan di masa lalu
44 Merasa bersalah
45 Kenangan masa lalu
46 Pekerja paruh waktu?
47 Yakin mampu
48 Apa kalian sedang bertengkar?
49 Kita bicarakan baik baik
50 Maafkan aku Al
51 Menyatakan cinta
52 Bazar
53 Bencilah aku
54 Kembali berkorban
55 Tidak bertanggung jawab
56 Maaf
57 Amplop coklat
58 Menurunkan sedikit ego
59 Apa yang terjadi?
60 Hentikan!
61 Kalian menipuku?
62 Sah
63 Apa aku semudah itu
64 Apa yang aku lakukan?
65 Aku sudah bosan
66 Menyibukkan diri
67 Semua akan baik baik saja
68 Apartment baru
69 Tidak pandai berakting
70 Aku seperti pernah melihatnya
71 Putriku tidak gila!
72 Cara lain
73 Tidak nyaman
74 Begitu sulit
75 Sekali saja
76 Kelinci kesayangan
77 Aku ingin mengajak mu main
78 Di mana Alia?
79 Bertahanlah
80 Aku masih waras
81 Shila kabur?
82 Apakah dunia sesempit itu?
83 Mereka harus tahu
84 Pura pura lupa
85 Pancaran cinta
86 Kamu cemburu?
87 Bahagia
88 Aku ada di mana Bi?
89 Atas ijin siapa?
90 Apa aku sudah keterlaluan?
91 Paket misterius
92 Jangan kira aku bodoh
93 Jalan masing masing
94 Ada yang mengetahuinya
95 Gugup
96 Flashdisk
97 Bukan dia pelakunya?
98 Hadiah khusus
99 Alia!
100 Alia, apa kamu baik baik saja?
101 Bagaimana mungkin dia tahu?
102 Aku tidak berhak bahagia
103 Kamu...
104 Alia hilang?
105 Bukankah itu lebih baik?
106 Siapa menyalahkan siapa
107 Bagaimana bisa?
108 Stalker
109 Neraka yang lain
110 Lepas dari jeratan pria gila
111 Apa kau mau bertanggung jawab?
112 Pergi dari sini!
113 Sudah ku bilang jangan mendekat
114 Jangan tinggalkan aku
115 Keputusan terbaik
116 Belajar untuk ikhlas
117 Kau pembunuh!
118 Akhir kisah seorang Alia
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Mimpi buruk yang terus terulang
2
Melupakan kejadian itu tidaklah mudah!
3
Mempesona
4
Kembali di bandingkan
5
Lebih terbuka
6
Tidak terlalu tua
7
Untuk apa kembali membukanya?
8
Bukan aku
9
Kenapa dia bahagia sekali?
10
Dia benar benar berbeda
11
Perasaan aneh
12
Rasanya mengapa berbeda?
13
Apa yang ku lakukan?
14
Kupu kupu
15
Bagaimana bisa?
16
Lebih mirip dengan kencan
17
Kembali di bandingkan
18
Haruskah aku kembali mengalah?
19
Oh Tuhan...
20
Aku juga tidak tahu mengapa
21
Foto pasangan
22
Tidak akan ku biarkan
23
Menjadikan kambing hitam
24
Dia ingin membunuh ku
25
Perasaan ingin membunuh
26
Kakak dimana?
27
Trauma
28
Kemeja abu abu
29
Khawatir
30
Apa yang sedang terjadi?
31
Keputusan
32
A L I A
33
Persahabatan antara laki laki dan wanita
34
Pulang
35
Dia mabuk?
36
Hanya milik ku
37
Aku memilihnya!
38
Cara mendidik
39
Apa ini cinta?
40
Janji ketika kecil
41
Apa kakak yakin?
42
Hanya milik ku!
43
Kesalahan di masa lalu
44
Merasa bersalah
45
Kenangan masa lalu
46
Pekerja paruh waktu?
47
Yakin mampu
48
Apa kalian sedang bertengkar?
49
Kita bicarakan baik baik
50
Maafkan aku Al
51
Menyatakan cinta
52
Bazar
53
Bencilah aku
54
Kembali berkorban
55
Tidak bertanggung jawab
56
Maaf
57
Amplop coklat
58
Menurunkan sedikit ego
59
Apa yang terjadi?
60
Hentikan!
61
Kalian menipuku?
62
Sah
63
Apa aku semudah itu
64
Apa yang aku lakukan?
65
Aku sudah bosan
66
Menyibukkan diri
67
Semua akan baik baik saja
68
Apartment baru
69
Tidak pandai berakting
70
Aku seperti pernah melihatnya
71
Putriku tidak gila!
72
Cara lain
73
Tidak nyaman
74
Begitu sulit
75
Sekali saja
76
Kelinci kesayangan
77
Aku ingin mengajak mu main
78
Di mana Alia?
79
Bertahanlah
80
Aku masih waras
81
Shila kabur?
82
Apakah dunia sesempit itu?
83
Mereka harus tahu
84
Pura pura lupa
85
Pancaran cinta
86
Kamu cemburu?
87
Bahagia
88
Aku ada di mana Bi?
89
Atas ijin siapa?
90
Apa aku sudah keterlaluan?
91
Paket misterius
92
Jangan kira aku bodoh
93
Jalan masing masing
94
Ada yang mengetahuinya
95
Gugup
96
Flashdisk
97
Bukan dia pelakunya?
98
Hadiah khusus
99
Alia!
100
Alia, apa kamu baik baik saja?
101
Bagaimana mungkin dia tahu?
102
Aku tidak berhak bahagia
103
Kamu...
104
Alia hilang?
105
Bukankah itu lebih baik?
106
Siapa menyalahkan siapa
107
Bagaimana bisa?
108
Stalker
109
Neraka yang lain
110
Lepas dari jeratan pria gila
111
Apa kau mau bertanggung jawab?
112
Pergi dari sini!
113
Sudah ku bilang jangan mendekat
114
Jangan tinggalkan aku
115
Keputusan terbaik
116
Belajar untuk ikhlas
117
Kau pembunuh!
118
Akhir kisah seorang Alia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!