Melupakan kejadian itu tidaklah mudah!

Setelah selesai sarapan, Alia dan Allea menaiki taksi menuju toko bunga milik Alia. Toko bunga tersebut berada di pusat kota, tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil, namun cukup dikategorikan sebagai toko bunga yang di minati karena desain desain bunganya yang unik dan juga rangkaian bunga yang cantik membuat toko bunga milik Alia di gemari berbagai kalangan.

Alia bersyukur bahwa ia masih bisa memanfaatkan uang dari penjualan resto untuk membeli toko bunga meski tidak terlalu besar karena memang Alia harus bisa membagi uang penjualan resto tersebut untuk keperluan sehari hari dan juga membuka sebuah usaha. Kenapa Alia memilih toko bunga? jawabannya karena usaha bunga bisa ia kelola bersama sang kakak dan tentunya tidak terlalu memberatkannya karena Alia masih harus siap siaga merawat sang kakak.

Setelah beberapa menit taksi berhenti tepat di depan sebuah toko bunga, keduanya lantas turun dan mulai melangkah masuk ke dalam toko bersiap untuk membuka toko.

"Kakak tunggu di sini ya, Al akan buka toko dulu." ucap Alia dengan lembut sambil memberi sang kakak beberapa jenis bunga untuk di rangkai menjadi satu.

Walau Allea menderita autis namun kemampuannya dalam merangkai bunga menjadi satu kesatuan yang indah patut di acungi jempol, banyak pelanggan yang menyukai dan juga puas dengan rangkaian bunga Allea sehingga mereka sering datang ke toko dan meminta untuk di buatkan rangkaian bunga.

Setelah memastikan sang kakak nyaman dan mulai merangkai bunga yang ia beri tadi, Alia memulai bersih bersihnya sebelum toko benar benar di buka. Dikeluarkannya satu persatu tempat standing bunga dan juga beberapa pot pot yang berisi tanaman hias di luar toko, lalu menatanya dengan rapi di sana.

"Semoga hari ini semuanya lancar tanpa ada halangan apapun." ucap Alia dengan senyum mengembang di wajahnya.

Sementara itu tanpa Alia sadari, tak jauh dari sana sebuah mobil nampak terparkir di pinggir jalan. Fabian Antoine Zayan atau yang akrab di panggil Bian terlihat tengah mengawasi gerak gerik Alia dari dalam mobilnya. Tatapan penuh penyesalan tergambar jelas di wajah pria tampan itu, seakan ada dosa yang telah ia lakukan kepada Alia hingga manik matanya tak bisa lepas menatap Alia dari sana.

"Sudah lima tahun, tapi entah mengapa rasanya aku tetap merasa berdosa pada mereka?" ucapnya pada diri sendiri dengan nada yang frustasi di setiap kata katanya. "Haruskah aku melakukan sesuatu untuk mereka agar hati ku menjadi lebih tenang?" imbuhnya lagi pada diri sendiri.

Deringan ponsel milik Fabian lantas memecah konsentrasinya yang sedang fokus memperhatikan Alia sedari tadi.

"Halo bos" ucap sebuah suara di seberang sana, tepat setelah Fabian menggeser ikon berwarna hijau di ponselnya.

"Ada apa?" tanya Fabian dengan santainya.

"Kakak anda tadi datang ke resto bos, beliau meninggalkan pesan ada hal penting yang harus ia bicarakan dengan anda." ucap Valdi dengan nada yang serius.

"Baiklah nanti aku akan mampir ke tempatnya." ucap Fabian dengan datar kemudian memutus sambungan telpon secara sepihak.

Setelah sambungan telpon ia putus, Fabian lantas melajukan mobilnya pergi dari sana menuju perusahaan keluarga yang kini resmi di pegang oleh kakaknya itu.

***

Zayan company

Fabian melangkahkan kakinya memasuki ruangan CEO dengan langkah yang ringan dan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ada apa kakak mencari ku?" tanya Fabian begitu masuk ke dalam ruangan kakaknya.

"Kamu datang datang bukannya permisi malah main nyelonong aja." sindir Ardan begitu melihat sang adik melangkah dari arah pintu mendekat kearahnya.

Dengan acuh dan tak menanggapi sindiran kakaknya, Fabian lantas malah duduk di sofa dengan santainya tanpa merasa bersalah sama sekali. Ardan hanya menghela nafasnya panjang kala melihat kelakuan sang adik yang tetap saja sama dan tak pernah berubah.

"Sudahlah kak, ini juga bukan kali pertama Bian datang ke sini jadi kakak tidak perlu terlalu terkejut seperti itu." ucap Fabian dengan santainya.

Ardan hanya tersenyum kala mendengar jawaban dari adiknya itu, ia kemudian lantas mendudukkan dirinya di sofa tepat di sebelah Fabian.

"Kapan kamu akan berubah kembali seperti dulu Bi? ini sudah lima tahun, saatnya kamu berubah, lagi pula itu bukanlah kesalahan mu sepenuhnya." ucap Ardan dengan lembut menasehati adiknya itu.

Mendengar nasehat sang kakak Fabian nampak terdiam, kejadian lima tahun yang lalu bukanlah sebuah hal kecil yang bisa di lupakan begitu saja. Butuh waktu bertahun tahun bagi Fabian untuk bangkit dan menyadarkan dirinya bahwa itu bukanlah kesalahannya, hanya saja mengapa semua orang malah terus saja menyuruhnya untuk melupakan kejadian itu tanpa bertanya apakah Fabian sudah baik baik saja atau tidak.

"Andai kakak tahu apa yang sebenarnya terjadi, kakak pasti tidak akan mengatakannya semudah itu." ucap Fabian dalam hati tanpa ingin mengucapkannya kepada Ardan. "Pasti ini karena mama kan kak?" tebak Fabian secara langsung tanpa menjawab terlebih dahulu pertanyaan dari Ardan sebelumnya.

"Bukan hanya mama, aku juga menginginkan mu kembali seperti dulu Bi." ucap Ardan dengan nada yang tulus walau di hati kecilnya rasanya ia ingin sekali menolak ucapannya barusan.

"Sudahlah kak, semua sudah ada porsinya. Perusahaan ini lebih cocok di pegang oleh kakak, aku sudah menemukan kebahagian ku. Apa kakak tidak lihat resto milik ku berkembang pesat?" ucap Fabian dengan nada sedikit sombong agar sang kakak tidak lagi mendesaknya untuk kembali dan memimpin perusahaan.

"Ya kakak tau, bukankah apapun yang kau kelola selalu berjalan dengan baik? Sungguh berbanding terbalik dengan aku yang tidak bisa melakukan apa apa." ucap Ardan dengan nada yang sendu.

Mendengar ucapan sedih kakaknya membuat Fabian merasa bersalah karena berkata sembarangan.

"Bukan begitu maksud ku kak, aku mengatakan hal itu maksudnya aku lebih cocok mengelola resto yang bisa ku buka dan ku tutup sesuka hati ku, jika untuk masalah perusahaan kakak lebih cocok dari pada aku." ucap Fabian menjelaskan kembali ucapannya agar sang kakak tidak salah paham.

"Ya ya ya tak perlu di jelaskan kakak sudah mengerti maksud mu." ucap Ardan kemudian sambil mencoba tersenyum. "Minggu depan mampirlah ke rumah, mama merindukan mu." imbuh Ardan kemudian.

"Ya nanti akan ku pikirkan untuk pulang." ucap Fabian sambil tersenyum lebar.

"Jangan coba coba untuk beralasan lagi kali ini Bi, kakak tahu apa isi kepala mu itu. Mama akan sedih jika kamu melewatkannya lagi kali ini." ancam Ardan yang tahu betul bahwa Fabian tidak akan memenuhi permintaannya.

"Iya iya aku pasti datang kali ini janji..." ucap Fabian pada akhirnya yang di tanggapi Ardan dengan senyuman.

Bersambung

Episodes
1 Mimpi buruk yang terus terulang
2 Melupakan kejadian itu tidaklah mudah!
3 Mempesona
4 Kembali di bandingkan
5 Lebih terbuka
6 Tidak terlalu tua
7 Untuk apa kembali membukanya?
8 Bukan aku
9 Kenapa dia bahagia sekali?
10 Dia benar benar berbeda
11 Perasaan aneh
12 Rasanya mengapa berbeda?
13 Apa yang ku lakukan?
14 Kupu kupu
15 Bagaimana bisa?
16 Lebih mirip dengan kencan
17 Kembali di bandingkan
18 Haruskah aku kembali mengalah?
19 Oh Tuhan...
20 Aku juga tidak tahu mengapa
21 Foto pasangan
22 Tidak akan ku biarkan
23 Menjadikan kambing hitam
24 Dia ingin membunuh ku
25 Perasaan ingin membunuh
26 Kakak dimana?
27 Trauma
28 Kemeja abu abu
29 Khawatir
30 Apa yang sedang terjadi?
31 Keputusan
32 A L I A
33 Persahabatan antara laki laki dan wanita
34 Pulang
35 Dia mabuk?
36 Hanya milik ku
37 Aku memilihnya!
38 Cara mendidik
39 Apa ini cinta?
40 Janji ketika kecil
41 Apa kakak yakin?
42 Hanya milik ku!
43 Kesalahan di masa lalu
44 Merasa bersalah
45 Kenangan masa lalu
46 Pekerja paruh waktu?
47 Yakin mampu
48 Apa kalian sedang bertengkar?
49 Kita bicarakan baik baik
50 Maafkan aku Al
51 Menyatakan cinta
52 Bazar
53 Bencilah aku
54 Kembali berkorban
55 Tidak bertanggung jawab
56 Maaf
57 Amplop coklat
58 Menurunkan sedikit ego
59 Apa yang terjadi?
60 Hentikan!
61 Kalian menipuku?
62 Sah
63 Apa aku semudah itu
64 Apa yang aku lakukan?
65 Aku sudah bosan
66 Menyibukkan diri
67 Semua akan baik baik saja
68 Apartment baru
69 Tidak pandai berakting
70 Aku seperti pernah melihatnya
71 Putriku tidak gila!
72 Cara lain
73 Tidak nyaman
74 Begitu sulit
75 Sekali saja
76 Kelinci kesayangan
77 Aku ingin mengajak mu main
78 Di mana Alia?
79 Bertahanlah
80 Aku masih waras
81 Shila kabur?
82 Apakah dunia sesempit itu?
83 Mereka harus tahu
84 Pura pura lupa
85 Pancaran cinta
86 Kamu cemburu?
87 Bahagia
88 Aku ada di mana Bi?
89 Atas ijin siapa?
90 Apa aku sudah keterlaluan?
91 Paket misterius
92 Jangan kira aku bodoh
93 Jalan masing masing
94 Ada yang mengetahuinya
95 Gugup
96 Flashdisk
97 Bukan dia pelakunya?
98 Hadiah khusus
99 Alia!
100 Alia, apa kamu baik baik saja?
101 Bagaimana mungkin dia tahu?
102 Aku tidak berhak bahagia
103 Kamu...
104 Alia hilang?
105 Bukankah itu lebih baik?
106 Siapa menyalahkan siapa
107 Bagaimana bisa?
108 Stalker
109 Neraka yang lain
110 Lepas dari jeratan pria gila
111 Apa kau mau bertanggung jawab?
112 Pergi dari sini!
113 Sudah ku bilang jangan mendekat
114 Jangan tinggalkan aku
115 Keputusan terbaik
116 Belajar untuk ikhlas
117 Kau pembunuh!
118 Akhir kisah seorang Alia
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Mimpi buruk yang terus terulang
2
Melupakan kejadian itu tidaklah mudah!
3
Mempesona
4
Kembali di bandingkan
5
Lebih terbuka
6
Tidak terlalu tua
7
Untuk apa kembali membukanya?
8
Bukan aku
9
Kenapa dia bahagia sekali?
10
Dia benar benar berbeda
11
Perasaan aneh
12
Rasanya mengapa berbeda?
13
Apa yang ku lakukan?
14
Kupu kupu
15
Bagaimana bisa?
16
Lebih mirip dengan kencan
17
Kembali di bandingkan
18
Haruskah aku kembali mengalah?
19
Oh Tuhan...
20
Aku juga tidak tahu mengapa
21
Foto pasangan
22
Tidak akan ku biarkan
23
Menjadikan kambing hitam
24
Dia ingin membunuh ku
25
Perasaan ingin membunuh
26
Kakak dimana?
27
Trauma
28
Kemeja abu abu
29
Khawatir
30
Apa yang sedang terjadi?
31
Keputusan
32
A L I A
33
Persahabatan antara laki laki dan wanita
34
Pulang
35
Dia mabuk?
36
Hanya milik ku
37
Aku memilihnya!
38
Cara mendidik
39
Apa ini cinta?
40
Janji ketika kecil
41
Apa kakak yakin?
42
Hanya milik ku!
43
Kesalahan di masa lalu
44
Merasa bersalah
45
Kenangan masa lalu
46
Pekerja paruh waktu?
47
Yakin mampu
48
Apa kalian sedang bertengkar?
49
Kita bicarakan baik baik
50
Maafkan aku Al
51
Menyatakan cinta
52
Bazar
53
Bencilah aku
54
Kembali berkorban
55
Tidak bertanggung jawab
56
Maaf
57
Amplop coklat
58
Menurunkan sedikit ego
59
Apa yang terjadi?
60
Hentikan!
61
Kalian menipuku?
62
Sah
63
Apa aku semudah itu
64
Apa yang aku lakukan?
65
Aku sudah bosan
66
Menyibukkan diri
67
Semua akan baik baik saja
68
Apartment baru
69
Tidak pandai berakting
70
Aku seperti pernah melihatnya
71
Putriku tidak gila!
72
Cara lain
73
Tidak nyaman
74
Begitu sulit
75
Sekali saja
76
Kelinci kesayangan
77
Aku ingin mengajak mu main
78
Di mana Alia?
79
Bertahanlah
80
Aku masih waras
81
Shila kabur?
82
Apakah dunia sesempit itu?
83
Mereka harus tahu
84
Pura pura lupa
85
Pancaran cinta
86
Kamu cemburu?
87
Bahagia
88
Aku ada di mana Bi?
89
Atas ijin siapa?
90
Apa aku sudah keterlaluan?
91
Paket misterius
92
Jangan kira aku bodoh
93
Jalan masing masing
94
Ada yang mengetahuinya
95
Gugup
96
Flashdisk
97
Bukan dia pelakunya?
98
Hadiah khusus
99
Alia!
100
Alia, apa kamu baik baik saja?
101
Bagaimana mungkin dia tahu?
102
Aku tidak berhak bahagia
103
Kamu...
104
Alia hilang?
105
Bukankah itu lebih baik?
106
Siapa menyalahkan siapa
107
Bagaimana bisa?
108
Stalker
109
Neraka yang lain
110
Lepas dari jeratan pria gila
111
Apa kau mau bertanggung jawab?
112
Pergi dari sini!
113
Sudah ku bilang jangan mendekat
114
Jangan tinggalkan aku
115
Keputusan terbaik
116
Belajar untuk ikhlas
117
Kau pembunuh!
118
Akhir kisah seorang Alia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!