"Terima... kasih karena kamu kemarin telah menolong ku dan berusaha membersihkan namaku." ucap Allea sambil menunduk, sepertinya gadis itu sedang tersipu saat ini.
"Dia mengetahuinya?" ucap Ardan dalam hati cukup terkejut karena ia pikir seseorang yang mengidap autis tidak akan bisa peka akan hal hal yang di lakukan seseorang di sekitarnya. Namun nyatanya mereka lebih sensitif dalam segala hal. "Kamu suka kupu kupu?" tanya Ardan kemudian yang lantas membuat Allea mendongak menatap ke arahnya.
Mendapat pertanyaan tersebut Allea lantas tersenyum dengan bahagia. "Suka, mereka cantik." ucap Allea dengan polosnya.
"Mau melihat kupu kupu bersama ku?" tanya Ardan tiba tiba.
Tidak ada angin tidak ada hujan entah mengapa Ardan mendadak malah mengatakan hal itu, bukankah Ardan sedikit gila saat ini? bahkan nama Allea baru saja ia ketahui beberapa menit yang lalu, tapi sekarang ia malah mengajak anak orang untuk melihat kupu kupu (jangan jangan Ardan titisannya Song kang lagi, waduh🤦🏻♀️).
"Kupu kupu? apa kamu sungguh punya...?" tanya Allea dengan nada yang gembira.
Ardan yang mendengar hal itu lantas menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena bingung harus menjawab bagaimana pertanyaan Allea barusan.
"Aku sih tidak punya, hanya saja ada museum kupu kupu yang baru di buka beberapa waktu lalu di dekat sini, apa kamu mau pergi melihatnya?" ucap Ardan kembali menjelaskan maksud ucapannya tadi.
Allea yang mendengar hal itu tentu saja langsung mengangguk sambil mengayunkan tangannya menggandeng tangan Ardan agar segera berangkat.
"Tu... tunggu sebentar.... jika aku pergi bagaimana dengan Alia?" ucapnya tiba tiba yang lantas membuat keduanya berhenti secara mendadak. Allea kembali memainkan kuku kuku jarinya sambil mencoba berpikir solusi yang tepat untuk hal ini.
"Kamu tak perlu takut aku akan memberitahu Alia dan juga Fabian nanti kalau kita pergi melihat kupu kupu. Tempatnya tidak terlalu jauh dari sini, aku yakin Alia pasti mengijinkannya.
"Sungguh?" tanya Allea yang lantas di balas anggukan oleh Ardan. "Baiklah ayo kita pergi... wus..." ucap Allea dengan gembira sambil menarik tangan Ardan agar bergegas pergi karena Allea sudah tidak sabar ingin melihat kupu kupu di sana.
Keduanya lantas berjalan ke arah di mana mobil Ardan terparkir, kemudian masuk ke dalamnya dan langsung melaju menuju ke museum kupu kupu yang di bicarakan oleh Ardan tadi.
**
Museum kupu kupu
Allea yang tidak sabar untuk melihat ke dalam lantas terus menerus menarik jas milik Ardan.
"Sebentar aku masih membeli tiketnya." ucap Ardan dengan lembut sambil tersenyum ke arah Allea.
"Silahkan tiketnya" ucap salah satu petugas kepada Ardan.
"Terima kasih" ucap Ardan singkat.
Allea yang memang sudah tidak sabar ingin masuk ke dalam, lantas langsung menarik Ardan begitu mengetahui Ardan sudah membeli tiketnya.
"Selamat datang" sapa salah satu petugas yang berdiri di pintu masuk museum.
Keduanya lantas mulai melangkahkan kaki mereka masuk ke dalam. Allea yang baru pertama kali di ajak ke sebuah museum, lantas menatap takjub ke sekeliling ketika melihat berbagai jenis kupu kupu terpajang rapi pada sebuah etalase kaca.
Allea melepas pegangan tangannya pada lengan Ardan kemudian berlarian menghampiri salah satu etalase.
"Tunggu... jangan lari!" ucap Ardan ketika melihat Allea berlarian menjauh darinya. "Ah kenapa jadi begini sih...." ucap Ardan sambil menepuk jidatnya pelan kemudian menyusul langkah Allea sebelum semakin jauh.
Dengan perasaan yang bahagia Allea lantas terus berlari ingin melihat kupu kupu yang terpajang di dalam salah satu etalase yang berjajar di sudut sebelah kiri museum.
"Awas..." ucap Ardan setengah berteriak ketika melihat Allea hampir menabrak orang, namun sayangnya teriakan Ardan sepertinya tidak bisa menyelamatkan Allea dari tabrakan itu dan membuatnya jatuh tersungkur ke bawah.
"Gimana sih kamu..." ucap seorang ibu ibu dengan kesal karena di tabrak oleh Allea.
"Maaf ya bu dia tidak sengaja tadi." ucap Ardan kemudian sambil menunduk ke arah ibu ibu yang juga terjatuh karena bertabrakan dengan Allea.
Melihat Ardan datang ibu ibu itu lantas langsung pergi dengan terus mengomel sambil melirik ke arah Allea. Ardan yang melihat kepergian ibu ibu itu lantas langsung mendekat ke arah Allea dan membantunya berdiri.
"Aku tidak apa apa" ucapnya sambil tersenyum.
"Mangkanya kamu jangan lari lari, lihatlah lutut mu tergores." ucap Ardan sambil melihat ke arah lutut Allea. "Sini biar aku obati lukanya." ucap Ardan sambil menarik tangan Allea dan mendudukkannya di sebuah bangku yang terletak tak jauh dari etalase.
Setelah mendudukkan Allea, Ardan meniup pelan luka Allea kemudian membersihkannya dengan tisu perlahan, setelah memastikan lukanya cukup bersih barulah Ardan mulai memasangkan plester pada luka Allea.
"Untung aku selalu membawa plester luka kemana mana." ucap Ardan sambil menempel plester luka pada lutut Allea.
"Ta... tahukan kamu kalau sayap kupu kupu itu transparan?" ucap Allea tiba tiba yang lantas membuat Ardan lantas mendongak menatap ke arah Allea.
"Bukankah sayap mereka memiliki warna?" ucap Ardan kemudian.
"Sayap kupu-kupu itu terdiri dari sisik kecil yang jumlahnya ribuan. Lalu, warna-warna yang kita lihat dari sayap kupu-kupu sebenarnya adalah pantulan dari berbagai warna sisik milik mereka. Sayap kupu-kupu sendiri terbuat dari zat kitin, yaitu zat pembentuk kerangka luar serangga dan zat ini mempunyai warna yang transparan. Itulah mengapa sayap kupu kupu berwarna transparan." jelas Allea dengan ringan dan mengalir begitu saja seakan ia sudah menghafal semua itu di luar kepalanya.
Sedangkan Ardan yang mendengar penuturan Allea hanya bisa terdiam melongo ke arahnya, bukan karena tidak mengerti atau apa. Hanya saja Ardan sedikit takjub dengan penjelasan yang di berikan oleh Allea barusan, membuat dirinya tidak bisa lagi berkata kata untuk menanggapi pembahasan Allea tentang kupu kupu.
"Ooooh..." ucap Ardan sambil sengaja memanjangkan ucapannya karena bingung harus menanggapinya bagaimana.
"Ke... kenapa hanya oh? apa kamu tidak suka kupu kupu?" tanya Allea kemudian karena melihat Ardan seakan biasa saja ketika mendengar fakta unik tentang kupu kupu yang tentu saja menurutnya hal itu adalah luar biasa.
"Bukan begitu... maksud ku itu...." ucap Ardan bingung mencari alasan yang masuk akal agar tidak melukai hatinya.
"Berarti kamu menyukainya kan?" ucap Allea dengan semangat.
"Iyap... mungkin.." ucap Ardan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Katakan ia sajalah biar mudah." ucap Ardan dalam hati.
"Berarti kamu tahu bukan kalau mereka mempunyai sensor rasa di kakinya jadi..." ucap Allea ingin kembali menjelaskan namun keburu di potong oleh Ardan.
"Eh itu bukankah kamu tadi ingin melihat kupu kupu yang ada di etalase kan? ayo kita ke sana sekarang..." ucap Ardan kemudian sengaja memotong ucapan Allea yang hendak kembali membahas tentang kupu kupu.
"Ayo..."
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments