Resto
Pagi itu di sudut ruangan tepatnya di bagian playground untuk anak anak bermain ketika berkunjung di Resto tersebut, terlihat Alia kecil dan juga Allea tengah asyik bermain di sudut Resto tersebut.
"Do... dorong aku lebih keras Al..." ucap Allea ketika berada di atas ayunan di mana Alia yang mendorongnya.
"Iya kakak" ucap Alia sambil tersenyum begitu manis.
"Lagi... lagi... lagi..." ucap Allea terus berulang seakan meminta Alia menambah kecepatannya.
Ketika keduanya sedang asyik bermain, dari arah dapur terlihat Tiara sedang membawa dua piring nasi goreng mendekat ke arahnya dengan bangga.
"Al... Lea... kemari mama sedang buat resep baru cicipi lah." ucap Tiara sambil menaruh dua piring nasi goreng di atas meja dan memanggil kedua putrinya.
Alia dan Allea yang tengah bermain mendengar panggilan Tiara barusan, lantas berlarian menuju ke arah Tiara dan mengambil duduk masing masing di depan piring nasi goreng yang di bawa Tiara tadi dengan rapi.
"Nasi goreng apa ini ma?" tanya Alia kecil yang penasaran dengan masakan mamanya.
"Nasi goreng seafood cobalah..." ucap Tiara sambil tersenyum sekilas ke arah Alia kemudian mengelus pelan rambut Allea dengan sayang membuat Alia sedikit merasa iri akan perlakuan Tiara pada Allea.
"Tapi Al alergi seafood ma" ucap Alia dengan nada lirih takut Tiara marah jika mendengar ucapannya.
Benar saja, Tiara yang mendengar ucapan Alia barusan membuat mimik wajahnya langsung berubah menjadi tidak suka dan menatap tajam ke arah Alia.
"Sudah makanlah saja lagi pula Allea sangat menyukainya. Itu tidak akan membunuh mu paling hanya gatal gatal ringan saja." ucap Tiara dengan entengnya kemudian kembali fokus kepada Allea.
Alia kecil nampak menatap ke arah Allea dengan tatapan sendu, kakaknya benar benar sangat menikmati makanannya dengan lahap tanpa memikirkan dirinya. Alia kemudian menatap ke arah piring dengan perasaan yang bimbang antara memakannya atau tidak. Hingga kemudian dengan gerakan perlahan dan perasaan yang ragu ragu Alia lantas mulai menyendok nasi goreng tersebut dan berusaha memakannya tanpa mengeluh.
Satu suap...
Dua suap...
Tiga suap...
Perasaan tidak enak mulai menyerangnya, terasa sangat panas dan begitu sesak membuat Alia kecil langsung meminum segelas air putih dengan cepat berharap dapat mengurangi rasa sakitnya. Namun yang terjadi malah semakin parah hingga membuat matanya berkunang kunang.
Uhuk uhuk uhuk
Terdengar suara Allea yang terbatuk batuk karena tersedak makanan, membuat Tiara lantas panik dan berusaha untuk memberikan pertolongan pertama pada Allea dengan memberinya minum air putih perlahan sambil menepuk tepuk punggungnya pelan.
"Ma... tolong Al... panas..." rintih Alia sambil memegangi tenggorokannya yang mulai terasa terbakar.
"Kau diamlah sebentar kakak mu sedang tersedak, apa kau tidak bisa melihatnya?" ucap Tiara dengan nada sedikit membentak karena kesal mendengar rengekan Alia.
"Ma... mama..." panggilnya lagi namun Tiara sama sekali tidak memperdulikannya.
Alia yang sudah tidak kuat lagi lantas mulai bangkit berusaha meminta pertolongan pada ayahnya. Hanya saja baru beberapa langkah pandangannya mulai mengabur kemudian menggelap. Dalam pandangannya yang mulai menggelap hanya satu nama yang di panggil oleh Alia kecil yaitu "mama".
**
Alia terbangun dari mimpi buruknya, di usapnya peluh keringat yang membasahi dahinya membuat rambut bagian depan Alia basah terkena keringat. Di tatapnya Allea yang sedang tertidur dengan lelapnya di sebelahnya.
"Hanya mimpi" batinnya dalam hati.
Malam ini Alia benar benar tidur di restoran, awalnya Alia mengira bahwa ia akan tidur di sofa ataupun kursi yang di gunakan untuk pelanggan. Namun nyatanya, Fabian ternyata memiliki ruang istirahat yang berada di dalam ruang pribadinya, sungguh benar benar berbeda ketika dulu Resto ini masih di kelola orang tuanya. Karena hanya terdapat satu kamar yang tersedia di sana, jadilah Alia berbagi kamar dengan Allea.
Alia kemudian lantas bangkit dan berjalan menuju ke arah pantry mencari segelas air putih untuk membasahi tenggorokannya yang kering. Dengan langkah perlahan Alia keluar dari kamarnya bergerak dalam gelap secara pelan agar tidak menimbulkan suara bising yang akan membangunkan Allea yang tengah tertidur dengan lelapnya.
Baru melangkahkan kakinya beberapa langkah Alia sedikit tersentak ketika melihat Fabian tengah tertidur meringkuk di sofa depan.
"Dia di sini?" ucap Alia dalam hati ketika melihat Fabian tengah tertidur.
Melihat Fabian yang seperti itu Alia lantas berinisiatif mengambil selimut di almari dan menyelimuti tubuh Fabian perlahan dengan hati hati takut Fabian terbangun dari tidurnya.
"Aneh sekali, bukankah ruangan ini bersuhu dingin? kenapa dia nampak berkeringat sekali, apa dia sedang mimpi buruk?" ucap Alia ketika melihat dahi Fabian yang penuh dengan keringat.
Entah Alia sadar atau tidak, melihat keringat yang membasahi dahi Fabian membuat tangannya lantas mulai terangkat naik hendak membersihkan keringat di dahi Fabian. Perlahan tapi pasti tangan Alia terus mendekat ke hendak mengusap peluh keringat di dahi Fabian, hingga ketika tangannya sudah hampir mengusap dan menyentuh dahinya. Mendadak mata Fabian terbuka lebar membuat Alia yang cukup terkejut lantas langsung oleng dan menimpa tubuh Fabian yang sedang terlentang di sofa.
Bibir keduanya bertemu namun saling diam karena keduanya nampak terkejut dengan apa yang tengah terjadi barusan. Alia yang sadar dengan apa yang terjadi lantas langsung bangkit dan terduduk di bawah sambil menunduk, ingin sekali Alia mengucapkan kata maaf dan berkata tidak sengaja melakukannya, hanya saja suaranya sama sekali tidak ingin keluar membuat Alia hanya terduduk dengan posisi menunduk sebagai ganti permintaan maafnya.
Fabian yang melihat reaksi Alia barusan lantas langsung bangkit dan menghela nafasnya panjang. Ia tahu gadis itu tengah tersipu saat ini.
"Sini biar ku lihat, bibir mu yang bengkak pasti sakit bukan ketika menyentuh bibir ku?" tanya Fabian dengan nada lembut sambil mengangkat perlahan dagu Alia agar sedikit menatap ke arahnya.
"Kenapa pria ini santai sekali mengatakannya? tidakkah dia tahu ini first kiss bagi ku?" batin Alia dalam hati.
Fabian yang dengan acuhnya lantas memeriksa area bibir Alia, apakah masih bengkak atau sudah mendingan, membuat Alia hanya bisa terdiam dengan sebisa mungkin menahan dirinya agar tidak sampai tersipu di depan Fabian.
"Apa kamu sudah meminum obatnya?" tanya Fabian kemudian yang lantas di balas Alia dengan anggukan kepala. "Baguslah jika kamu melakukannya dengan teratur." ucap Fabian sambil tersenyum dan mengusap pelan puncak kepala Alia.
Alia yang mendapat perlakuan tersebut tentu saja terkejut bukan main. Baru kali ini ada seseorang yang benar benar perhatian kepadanya. Selama ini Alia selalu merasa bahwa dirinya tersisih dan tidak diinginkan mengingat perlakuan Tiara padanya dulu. Namun kali ini mendadak semuanya berubah di mulai sejak kedatangan Fabian waktu itu di toko, membuat jantungnya berdenyut merasakan sesuatu yang Alia sendiri tidak tahu perasaan apakah itu.
"Tidakkah dia terlalu baik padaku?" ucap Alia dalam hati sambil menatap raut wajah Fabian yang tengah tersenyum menatap ke arahnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
💜Bening🍆
astagah... emaknya si alia... ada gitu emak kayak gitu... kasian alia🥺🥺
takutnya alia udah merasa spesial dgn segala perlakuan fabian tp ternyata rasa fabian tak lebih dr perasaan bersalah... nyesek eh
2022-10-13
0