20. Pertunangan

Hari pertunangan Berliana dan Zion tiba, saat ini kedua belah keluarga besar sedang mempersiapkan berbagai hal yang sekiranya dibutuhkan saat acara pertunangan nanti malam.

Di kediaman keluarga besar Pohan, saat ini mereka tengah mempersiapkan barang-barang sebagai buah tangan untuk berkunjung dikediaman Brown.

"Apa barang-barang yang aku pesan sudah ada semuanya?" tanya tuan besar Pohan sambil meneliti barang bawaan mereka.

"Sudah lengkap pa, tinggal berangkat saja" jawab nyonya Mira.

"Bagus jangan sampai ada yang ketinggalan!" ingat tuan besar Pohan.

"Baik pa" ucap mommy Azura dan nyonya Mira serentak.

Saat ini satu persatu keluarga Pohan sudah mulai berkumpul di ruang keluarga dan bersiap menuju kediaman mansion Brown.

Sedangkan di kediaman Brown, tuan besar Brown terus menanyakan kepada ketua pelayannya, apa semuanya sudah siap? apa tidak ada terlupakan? Berbagai pertanyaan yang ia tanyakan kepada ketua pelayan disana.

Bahkan asistennya Sami, tidak luput mendapatkan berbagai pertanyaan dari tuannya.

"Sudah tuan besar, persiapannya sudah 90 persen. Tinggal menunggu kedatangan tamunya saja" jawab asisten Sami yang cukup jengah terus mendapat pertanyaan tentang persiapan pertunangan cucu tertuanya.

"Bagus! Aku harap semuanya berjalan dengan lancar!" harapan tuan besar Brown.

"Semoga saja tuan" ucap asisten Sami.

"Tuan bolehkah saya bertanya?" tanya aisten Sami dengan hati-hati.

"Tanyakan saja" ucap acuh tuan besar Brown.

"Apa tuan yakin dengan perjodohan ini?" tanya asisten Sami dengan hati-hati.

Karena dia sangat paham bagaimana semangatnya tuannya dalam perjodohan ini.

"Sangat yakin!" jawab tuan besar Brown.

"Bagaimana dengan tuan muda Zion?" tanya asisten Sami kembali.

"Yang saya lihat sejauh ini, tuan muda kurang menyukai perjodohan ini apalagi sampai pertunangan" jelasnya lagi.

"Sami!, kau pastinya tau bagaiman aku bukan?. Tidak mungkin aku mengambil keputusan sepihak dan aku sudah membicarakan berbagai kemungkinan dengan Berliana" ucap tuan besar Brown sambil menatap dalam kepada sang asistennya.

"Pertunangan ini hanyalah bentuk sebagai pendekatan keduanya, dan jika cucuku Zion tidak juga menerimanya. Maka pernikahan ini tidak akan terjadi!" ucap tuan besar pohan dengan tatapan sendu. Bahkan dia beberapa kali menarik nafas dan sedikit menekan area dadanya yang mulai terasa sesak.

"Maksudnya?" tanya Asisten Sami yang cukup penasaran akan kelanjutan cerita tuannya.

Setelah terdiam beberapa saat, tuan besar Brown kembali melanjutkan ucapannya.

"Awalnya aku memang bernian menjodohkan salah satu cucuku, tapi ternyata Berliana memilih Zion. Jika suatu saat Berliana tidak kunjung dapat meluluhkan hati Zion maka itu akan menjadi keputusan akhirnya. Walaupun aku bersikeras menahannya" jelas tuan besar Brown dengan panjang lebar.

"Ternyata Berliana sudah lebih dulu menyukai Zion, dan aku berharap kedua dapat hidup berdampingan" sambung tuan besar Brown.

"Saya berharap tuan muda Zion menerima perjodohan ini!" ucap asisten Sami.

"Semoga saja!" ucap tuan besar Brown sambil menarik nafas kasar dengan pandangan tidak terbaca.

.......................

Didalam salah satu kamar di kediaman utama mansion Brown, nyonya Debora masih mengomel kepada sang suami yang tidak terima jika putra tertuanya bertunangan dengan wanita yang tidak sebanding menurutnya.

"Ma, sudahlah lagi pula keputusan papa tidak bisa di ganggu gugat lagi" ucap tuan Matteo yang mulai pusing melihat istrinya terus mengoceh dan marah-marah.

"Mama benar-benar tidak menyetujuinya! Memangnya apa yang bisa diandalkan dari wanita itu? dia saja masih sekolah" ucap kesal nyonya Debora.

"Kenapa harus wanita kasta rendah itu" ucap kesal nyonya Debora yang semakin menjadi.

"Asal kau saja, aku bahkan sudah punya kandidat untuk calon menantuku, dia baik sopan, dan yang pastinya dari keluarga terpandang" ucap nyonya Debora dengan membanggakan calin menantu idamannya.

Sedangkan tuan Matteo hanya menggelang kecil melihat sang istri yang sejak tadi berbicara tiada hentinya.

...................

Saat ini tiga buah mobil mewah sedang melaju menuju mansion keluarga Brown dengan beriring-iringan.

Sampai didepan gerbang yang menjulang tinggi dengan otomatis gerbang itu akan terbuka dengan sendirinya menggunakan sensor.

Setelah gerbang terbuka, ketiga mobil itu melaju kembali menuju mansion.

Mansion keluarga besar Brown sangat besar mewah dan berbagai tanaman mewah dan langkah juga menghiasi di sepanjang jalan menuju rumah utama.

Rumah-rumah kecil berada tidak jauh dari mansion yang mana rumah itu sebagai tempat tinggal para pekerja disana.

Ketiga mobil itu berhenti dengan sempurna didepan pintu utama mension. Setelah mobil di ambil alih oleh para penjaga disana. Kini mereka tengah menaiki teras rumah mewah itu.

Pintu besar dan tinggi itu terbuka dari dalam, ternyata beberapa pelayan yang diperintahkan menyambut kedatangan mereka.

"Selamat datang tuan-tuan dan nyonya-nyonya" sapa hormat salah satu pelayan disana. Sedangkan yang lain hanya menundukkan kepala sebagai menghormati tamu yang datang.

"Mari silakan!, tuan besar sudah menunggu di ruang keluarga" ucap sopan ketua pelayan itu menuntun keluarga Pohan menuju ruang keluarga.

Orang-orang yang sudah berada di ruang keluarga mewah itu mulai menatap kearah suara langkah kaki.

"Akhirnya kalian sudah datang!" seru senang tuan besar Brown.

"Seperti yang kau lihat" ucap bangga tuan besar Pohan.

"Cucuku Berliana" panggil tuan besar Brown yang melihat penampilan Berliana sangat anggun menurutnya.

"Sini sayang, kakek akan perkenalkan dengan calon keluarga baru mu" ucap tuan besar Brown sambil menarik tangan Berliana agar maju mendekat kepada anggota keluarga yang sedang duduk dengan tatapan menilai.

Saat ini kedua belah pihak keluarga saling menatap satu sama lain.

"Nah perkenalkan ini Berliana" ucap tuan besar yang duduk disamping Berliana.

"Berliana ini calon mama mertua kamu namanya Debora dan ini suaminya Matteo" tunjuk tuan besar Brown kepada sepasang paruh baya yang duduk didepan Berliana.

"Ini cucu kedua ku, Lazarus dan di sampingnya itu istrinya Luna" ucap tuan besar Brown yang memperkenalkan keluarga besarnya.

Saat ini Zion belum sampai di kediaman utama Brown, karena sedari tadi dirinya sibuk memeriksa beberapa berkas pekerjaannya bersama dengan sang asisten sekaligus sahabatnya.

"Sambil menunggu kedatangan Zion, mari kita berbincang agar ikatan keluarga kita terjalin semakin kuat" ucap tuan besar Brown dengan tersenyim manis menatap Berliana yang berada disampingnya.

......................

Sedangkan disisi lain atau lebih tepatnya ditempat yang berbeda. Seorang lelaki tegas dan tegap sedang meneliti dengan serius setiap berkas didepannya.

"Zion, apa kamu akan tetap bekerja?" tanya Samuel yang berusaha mengingatkan Zion jika malam ini acara pertunangan dirinya.

"Kenapa?" tanya Zion yang lupa jika malam ini acara pertunangannya.

"Jangan bilang kamu lupa?" tanya Samuel dengan penuh tatapan menelisik.

Mendengar ucapan sang sahabat membuat Zion menatap serius kearah Samuel.

Terdiam beberapa detik, akhirnya Zion ingat jika dirinya telah dijodohkan bahkan malam ini dia akan melaksanakan pertunangan.

"Sial!" umpat kesal Zion yang sudah ingat dan langsung beranjak untuk bersiap menuju kerumah utama.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Zion dan Samuel sudah sampai di kediaman utama.

"Maaf! saya terlambat" ucap Zion dengan suara datar.

"Nah, ini dia yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga" ucap tuan besar Brown dengan penuh semangat.

Tuan besar Brown langsung menarik sang cucu agar duduk di dekat Berliana.

"Zion ini Berliana dan Berliana ini cucu tertua ku Zion" ucap tuan besar Brown yang memperkenalkan keduanya.

Keduanya langsung bersalaman, bukan keduanya akan tetapi hanya Berliana saja. Dan Zion hanya memberikan tangan malas kepada Berliana.

Sedangkan Arabela yang sedari tadi menatap kagum akan keindahan mansion milik keluarga Brown. Kini tatapannya beralih menatap lelaki tampan yang berada didekat Berliana dengan tatapan memuja.

Laki-laki dengan tubuh kekar, berotot, maskulin, sungguh seseorang yang sangat sempurna menurut Arabela.

Beralih kini tatapannya menatap tidak suka kepada Berliana duduk tepat di samping lelaki tampan itu.

"Seharusnya aku yang disana bukan wanita parasit itu!" ucap Arabela dalam hati sambil menatap tajam kearah Berliana.

Sekarang acara pertukaran cincin yang dilakukan oleh kedua belah pihak telah selesai.

Walaupun pertunangan ini, tidak diinginkan oleh Zion tapi dia tetap mengikuti perintah sang kakek.

Karena sang kakeklah yang selama ini merawat serta mendidiknya sampai dirinya menjadi seperti sekarang ini.

"Jangan kau pikir aku menerima pertunangan ini!" desis Zion tepat didekat telingan Berliana.

Mendengar ucapan Zion membuat Berliana memejamkan matanya sebentar lalu menatap kedua bola mata Zion dengan tersenyum manis.

Melihat senyum Berliana, Zion hanya menatap datar tanpa sadar dirinya menatap cukup lama kedalam mata Berliana.

Arabela yang melihat pemandangan itu hanya mengepalkan kedua tangannya sambil terus mengumpat Berliana dalam hatinya.

Episodes
1 01. Berduka
2 02. Keputusan Berliana
3 03. Perkenalan 1
4 04. Perkenalan 2
5 05. Awal Yang Baik
6 06. Ujian IS 1
7 07. Ujian IS 2
8 08. International School
9 09. Belanja Bersama
10 10. Hari Pertama Sekolah
11 11. Hari Pertama Sekolah 2
12 12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13 13. Teman Baru
14 14. Kebencian
15 15. Hukuman dan Taruhan
16 16. Saat Yang Tepat
17 17. Penasaran
18 18. Perjodohan 1
19 19. Perjodohan 2
20 20. Pertunangan
21 21. Teka-teki
22 22. Cincin Yang Melingkar
23 23. Pindah!
24 24. Tempat Tinggal Baru
25 25. Tidak Berperasaan!
26 26. Senyum Tapi Terluka
27 27. Berpamitan
28 28. Siapa Berliana?
29 29. Berliana Sandreas
30 30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31 31. Suasana Kantin Kampus
32 32. Parago Resto
33 33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34 34. Tentang Berliana
35 35. Kembali
36 36. Makan Malam
37 37. Mencari Tahu
38 38. Rumah Penuh Cerita
39 39. Makam
40 40. Pendekatan
41 41. Masih Berjuang
42 42. Keluarga Martines
43 43. Ingatan Masa Lalu
44 44. Kisah Jonathan
45 45. Tuduhan Tidak Berdasar
46 46. Kotak Bekal
47 47. Perasaan Kecewa
48 48. Lagi-lagi Kecewa
49 49. Rencana Tersembunyi
50 50. Rumah Sakit
51 51. Mengunjungi
52 52. Jebakkan!
53 53. Sebuah Rencana
54 54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55 55. Terlihat Baik-Baik Saja
56 56. Merasa Kesal
57 57. Menepis Kecemburuan
58 58. Rasa Yang Meresahkan
59 59. Kemarahan dan Kebencian
60 60. Memanfaatkan kesempatan
61 61. Tidak Biasanya
62 62. Merasa Aneh
63 63. Bersama Zion
64 64. Kenyamanan
65 65. Berangkat Bersama
66 66. Pelukan Hangat
67 67. Kepercayaan
68 68. Menghindar
69 69. Mengabaikan
70 70. Kemarahan Berliana
71 71. Memasak Untuk Orang Spesial
72 72. Rantang Makanan
73 73.
74 74. Salah Paham
75 75.
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
Episodes

Updated 80 Episodes

1
01. Berduka
2
02. Keputusan Berliana
3
03. Perkenalan 1
4
04. Perkenalan 2
5
05. Awal Yang Baik
6
06. Ujian IS 1
7
07. Ujian IS 2
8
08. International School
9
09. Belanja Bersama
10
10. Hari Pertama Sekolah
11
11. Hari Pertama Sekolah 2
12
12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13
13. Teman Baru
14
14. Kebencian
15
15. Hukuman dan Taruhan
16
16. Saat Yang Tepat
17
17. Penasaran
18
18. Perjodohan 1
19
19. Perjodohan 2
20
20. Pertunangan
21
21. Teka-teki
22
22. Cincin Yang Melingkar
23
23. Pindah!
24
24. Tempat Tinggal Baru
25
25. Tidak Berperasaan!
26
26. Senyum Tapi Terluka
27
27. Berpamitan
28
28. Siapa Berliana?
29
29. Berliana Sandreas
30
30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31
31. Suasana Kantin Kampus
32
32. Parago Resto
33
33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34
34. Tentang Berliana
35
35. Kembali
36
36. Makan Malam
37
37. Mencari Tahu
38
38. Rumah Penuh Cerita
39
39. Makam
40
40. Pendekatan
41
41. Masih Berjuang
42
42. Keluarga Martines
43
43. Ingatan Masa Lalu
44
44. Kisah Jonathan
45
45. Tuduhan Tidak Berdasar
46
46. Kotak Bekal
47
47. Perasaan Kecewa
48
48. Lagi-lagi Kecewa
49
49. Rencana Tersembunyi
50
50. Rumah Sakit
51
51. Mengunjungi
52
52. Jebakkan!
53
53. Sebuah Rencana
54
54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55
55. Terlihat Baik-Baik Saja
56
56. Merasa Kesal
57
57. Menepis Kecemburuan
58
58. Rasa Yang Meresahkan
59
59. Kemarahan dan Kebencian
60
60. Memanfaatkan kesempatan
61
61. Tidak Biasanya
62
62. Merasa Aneh
63
63. Bersama Zion
64
64. Kenyamanan
65
65. Berangkat Bersama
66
66. Pelukan Hangat
67
67. Kepercayaan
68
68. Menghindar
69
69. Mengabaikan
70
70. Kemarahan Berliana
71
71. Memasak Untuk Orang Spesial
72
72. Rantang Makanan
73
73.
74
74. Salah Paham
75
75.
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!