15. Hukuman dan Taruhan

Semenjak kejadian di kantin sekolah waktu itu, semakin hari semakin menjauh hubungan mereka. Jika diibaratkan oleh sesuatu maka yang tepat adalah antara bumi dan langit.

Seperti yang terlihat pada saat ini, keduanya secara kebetulan dipertemukan didalam lift menuju lantai khusus kelas tiga.

Didalam lift itu bukan hanya mereka berdua, sampai lift berhenti Arabela memberikan tatapan penuh kebencian kepada Berliana.

Melihat tatapan Arabela, membuat Berliana menarik nafas kasar. Bukan berarti dirinya takut, hanya saja dia terlalu malas untuk menanggapi kebencian ataupun kemarahan Arabela yang tidak ada apa-apanya bagi Berliana.

Sampainya dikelas Berliana langsung menuju tempat duduknya dan langsung meletakkan kepalanya di atas meja.

Awalnya Berliana hanya ingin memejamkan matanya sebentar, tetapi lama-kelamaan ternyata Berliana tertidur dengan kepala yang berada diatas meja.

Sakira hanya melihat Berliana sekilas dan langsung sibuk memainkan game diponsel miliknya.

Keduanya sibuk dengan aktivitas masing-masing tanpa mendengar penjelasan dari guru yang mengajar.

Seorang guru yang terkenal galak dan bahkan dia juga tidak segan-segan menghukum muridnya. Walaupun muridnya itu pemilik sekolah sekalipun.

"Apa kalian datang kesekolah hanya untuk tidur dan bermain ponsel?" tanya pak guru dengan nada keras.

Sehingga para siswa yang mendengarnya langsung mencari-cari siapa yang di maksud oleh guru mereka.

Dan akhirnya mereka melihat kebangku bagian belakang dimana kepala Berliana berada diatas meja dan tepat disampingnya Sakira yang sedang bermain ponsel.

Kedua orang itu tidak mendengar apa yang diucapkan oleh pak guru, keduanya sibuk dengan dunia mereka masing-masing.

Melihat kedua siswa itu yang tidak menghiraukan perkatannya membuat pak guru menatap geram dan melangkah dengan tegas mendekati keduanya.

Brak

(Suara pukulan meja yang dilakukan oleh pak guru).

"Apa kalian tuli!" teriak pak guru dengan keras dan hal itu membuat keduanya terkejut.

Sakira secara tidak sengaja menjatuhkan ponselnya dan Berliana secara refleks membalas gebrakan meja dari pak guru yang tidakkalah kerasnya.

"Kamu berani sama saya?" tanya pak guru dengan nada galak.

"Maaf saya tidak sengaja" ucap Berliana yang sadar akan kelakuannya.

"Maaf-maaf. Kalau mau bermain ponsel dan tidur, lebih baik kalian tidak usah kesekolah!" ucap pak guru dengan tegas.

"Kalian hanya membuang-buang waktu dan uang saja!" sambungnya lagi. Dan langsung berjalan menuju kedepan.

"Dengarkan ini baik-baik terkhusus untuk kelas ini, dan terutama kamu kalian berdua!" tunjuk pak guru kepada Berliana dan juga Sakira.

"Mulai hari saya akan sedikit mulai menyimpang dari kurikulum"

"Saya izinkan kalian untuk tidak belajar, tidur di kelas bahkan terserah kalian jika tidak mau masuk di kelas saya!". ucap pak guru dan langsung menatap satu persatu muridnya.

"Tapiii. Jika nanti saat saya bertanya atau pada saat ujian, jika kalian mendapatkan nilai jelek maka jangan salahkan saya!" sambung pak guru dengan lantang dan tatapan mata tajamnya.

Mendengar ucapan pak guru itu membuat para siswa bertepuk tangan senang.

Kelas 3C memang kelas terakhir akan tetapi kepintaran mereka tidak bisa dianggap remeh oleh kelas lainnya bahkan para guru sekalipun.

Sejatinya mereka memang pintar, dan itu terbukti dengan diterimanya mereka di IS. Hanya saja mereka tidak terlalu meyukai pelajaran yang terkesan monoton bahkan membosan menurut mereka.

Bahkan jika mereka mau, dengan mudahnya mereka dapat mengalahkan kelas 3A yang terkenal dengan kelas jenius. Akan tetapi mereka tidak memiliki rasa ambisi yang begitu besar kepada orang lain untuk menunjukkan kepintaran mereka tentunya.

...................

"Kalian berdua!" tunjuk pak guru kepada Berliana dan juga Sakira.

"Silahkan kalian cuci muka dan keliling lapangan basket 10 putaran. Tanpa penawaran!" ucap mutlak pak guru.

"Baik pak" ucap keduanya patuh.

Keduanya memiliki rasa bosan yang cukup tinggi, jadi dari pada mereka belajar lebih baik mereka keluar dari kelas dan melaksanakan hukuman. Hitung-hitung olahraga pikir keduanya.

Dengan santai keduanya keluar kelas untuk menunaikan hukuman.

Sampai di dekat lapangan ternyata ada kelas lain yang sedang dalam mata pelajaran olahraga dan itu kelas 3A yang terkenal dengan kelas terpintar di IS.

"Apa kau mampu berlari sebanyak 10 putaran?" tanya Sakira sambil melakukan sedikit pemanasan.

"Tentu" ucap santai Berliana yang sedang meregangkan otot-otot kakinya.

"Mau bertaruh dengan ku?" ucap Sakira sambil menatap Berliana.

"Apa?" tanya balik Berliana yang mulai menghentikan gerakannya.

"Jika kau menang, aku akan mematuhi mu dan menerima hukuman dari mu apapun itu!" jelas Sakira sambil melipat kedua tangannya.

"Jika kalah?" tanya Berliana dengan nada bicara yang sangat serius.

"Kau akan menjadi anak buah ku!" jawab Sakira dengan penuh percaya diri.

Selama ini Sakira selalu belajar beladiri untuk melindungi dirinya. Selain itu juga, dia tidak mau dikatakan sebagai wanita lemah yang hanya mendalkan nama keluarga Martines.

Di keluarga Martines, semua anggota keluarga wajib belajar ilmu bela diri. Karena diluar sana bisa saja ada orang yang akan mengincar nyawa mereka.

"Baik" ucap Berliana dengan tersenyum.

Keduanya kini tengah bersiap-siap akan mulai melakukan perlombaan lari.

"Aku harap kau tidak akan menyesali apa kau ucapkan beberapa menit yang lalu" ucap Berliana sambil menurunkan tubuhkan sebagai ancang-ancang siap berlari.

"Tidak akan!" ucap Sakira dengan aura khas dari keluarga Martines.

Melihat tingkat kepercayaan diri Sakira membuat Berliana tersenyum tipis.

"Sungguh menarikl"gumam Berliana dalam hati.

..................

Kini keduanya sudah mulai berlari, dan keduanya memiliki langkah lari yang seimbang dan fokus pada langkah masing-masing.

Tidak terasa tujuh putaran sudah terlewati dan keduanya masih dalam kondisi yang terlihat biasa saja. Akan tetapi jarak antar Berliana dan Sakira hanya berkisar satu meter saja.

Melihat Berliana yang berada di belakangnya, membuat Sakira tersenyum tipis dan mulai menambahkan kecepatan larinya.

Melihat hal itu, Berliana juga ikut menambahkan kecepatan. Bahkan kini dirinya secara perlahan berada di samping Sakira.

Melihat Berliana yang sudah berada di sampingnya membuat Sakira merasa sedikit kesal. Dengan kecepatan penuh dirinya mulai mempercepat langkah kakinya.

Tepat pada saat putaran ke sembilan, Berliana kembali berada di samping Sakira. Akan tetapi, Berliana hanya melewati Sakira dengan mudah.

Saat akan mencapai putaran terakhir atau putaran kesepuluh, Berliana dengan sengaja memutar tubuhnya dan langsung menghadap kearah Sakira dengan jarak hanya beberapa meter saja.

Masih dalam keadaan Berlari, Berliana memberikan sekilas senyum remeh kepada Sakira yang sudah di pastikan akan kalah.

Melihat senyum remeh dari Berliana membuat Sakira menatap kesal

"Sial!" umpat kesal Sakira yang ia tujukan kepada Berliana.

"Kau kalah!" ucap Berliana tanpa bersuara saat dirinya sudah mencapai garis pembatas.

Rasa kesal yang ada didalam Sakira semakin bertambah akan kekalahan yang ia terima untuk pertama kalinya bagi Sakira.

"Aku harap kau menepati apa yang kau ucapkan sendiri" ucap Berliana saat Sakira sudah berdir didekatnya dengan nafas sedikit memburu.

"Aku tau!" ucap Sakira dengan nada bicara yang sangat kesal.

Keduanya langsung meninggalkan area lapangan basket.

Tepat pada saat akan meninggalkan lapangan basket. Ternyata sebuah bola basket melayang tepat pada bagian belakang kepala Berliana.

Akibat dari terkena bola basket yang cukup keras, membuat tubuh Berliana hampir saja menyentuh lantai. Jika saja Sakira tidak dengan cepat menahan tubuh Berliana agar tidak jatuh kelantai.

"Kau baik-baik saja?" tanya Sakira yang merasa sedikit khawatir.

"Sepertinya begitu, hanya saja bagian belakang kepala ku rasanya sakit" jawab jujur Berliana sambil mengusap bagian belakang kepalanya.

Mendengar hal itu, membuat Sakira merasa tidak terima kepada orang yang telah melempar bola basket kearah mereka.

Episodes
1 01. Berduka
2 02. Keputusan Berliana
3 03. Perkenalan 1
4 04. Perkenalan 2
5 05. Awal Yang Baik
6 06. Ujian IS 1
7 07. Ujian IS 2
8 08. International School
9 09. Belanja Bersama
10 10. Hari Pertama Sekolah
11 11. Hari Pertama Sekolah 2
12 12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13 13. Teman Baru
14 14. Kebencian
15 15. Hukuman dan Taruhan
16 16. Saat Yang Tepat
17 17. Penasaran
18 18. Perjodohan 1
19 19. Perjodohan 2
20 20. Pertunangan
21 21. Teka-teki
22 22. Cincin Yang Melingkar
23 23. Pindah!
24 24. Tempat Tinggal Baru
25 25. Tidak Berperasaan!
26 26. Senyum Tapi Terluka
27 27. Berpamitan
28 28. Siapa Berliana?
29 29. Berliana Sandreas
30 30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31 31. Suasana Kantin Kampus
32 32. Parago Resto
33 33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34 34. Tentang Berliana
35 35. Kembali
36 36. Makan Malam
37 37. Mencari Tahu
38 38. Rumah Penuh Cerita
39 39. Makam
40 40. Pendekatan
41 41. Masih Berjuang
42 42. Keluarga Martines
43 43. Ingatan Masa Lalu
44 44. Kisah Jonathan
45 45. Tuduhan Tidak Berdasar
46 46. Kotak Bekal
47 47. Perasaan Kecewa
48 48. Lagi-lagi Kecewa
49 49. Rencana Tersembunyi
50 50. Rumah Sakit
51 51. Mengunjungi
52 52. Jebakkan!
53 53. Sebuah Rencana
54 54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55 55. Terlihat Baik-Baik Saja
56 56. Merasa Kesal
57 57. Menepis Kecemburuan
58 58. Rasa Yang Meresahkan
59 59. Kemarahan dan Kebencian
60 60. Memanfaatkan kesempatan
61 61. Tidak Biasanya
62 62. Merasa Aneh
63 63. Bersama Zion
64 64. Kenyamanan
65 65. Berangkat Bersama
66 66. Pelukan Hangat
67 67. Kepercayaan
68 68. Menghindar
69 69. Mengabaikan
70 70. Kemarahan Berliana
71 71. Memasak Untuk Orang Spesial
72 72. Rantang Makanan
73 73.
74 74. Salah Paham
75 75.
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
Episodes

Updated 80 Episodes

1
01. Berduka
2
02. Keputusan Berliana
3
03. Perkenalan 1
4
04. Perkenalan 2
5
05. Awal Yang Baik
6
06. Ujian IS 1
7
07. Ujian IS 2
8
08. International School
9
09. Belanja Bersama
10
10. Hari Pertama Sekolah
11
11. Hari Pertama Sekolah 2
12
12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13
13. Teman Baru
14
14. Kebencian
15
15. Hukuman dan Taruhan
16
16. Saat Yang Tepat
17
17. Penasaran
18
18. Perjodohan 1
19
19. Perjodohan 2
20
20. Pertunangan
21
21. Teka-teki
22
22. Cincin Yang Melingkar
23
23. Pindah!
24
24. Tempat Tinggal Baru
25
25. Tidak Berperasaan!
26
26. Senyum Tapi Terluka
27
27. Berpamitan
28
28. Siapa Berliana?
29
29. Berliana Sandreas
30
30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31
31. Suasana Kantin Kampus
32
32. Parago Resto
33
33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34
34. Tentang Berliana
35
35. Kembali
36
36. Makan Malam
37
37. Mencari Tahu
38
38. Rumah Penuh Cerita
39
39. Makam
40
40. Pendekatan
41
41. Masih Berjuang
42
42. Keluarga Martines
43
43. Ingatan Masa Lalu
44
44. Kisah Jonathan
45
45. Tuduhan Tidak Berdasar
46
46. Kotak Bekal
47
47. Perasaan Kecewa
48
48. Lagi-lagi Kecewa
49
49. Rencana Tersembunyi
50
50. Rumah Sakit
51
51. Mengunjungi
52
52. Jebakkan!
53
53. Sebuah Rencana
54
54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55
55. Terlihat Baik-Baik Saja
56
56. Merasa Kesal
57
57. Menepis Kecemburuan
58
58. Rasa Yang Meresahkan
59
59. Kemarahan dan Kebencian
60
60. Memanfaatkan kesempatan
61
61. Tidak Biasanya
62
62. Merasa Aneh
63
63. Bersama Zion
64
64. Kenyamanan
65
65. Berangkat Bersama
66
66. Pelukan Hangat
67
67. Kepercayaan
68
68. Menghindar
69
69. Mengabaikan
70
70. Kemarahan Berliana
71
71. Memasak Untuk Orang Spesial
72
72. Rantang Makanan
73
73.
74
74. Salah Paham
75
75.
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!