02. Keputusan Berliana

Tepat pada malam hari, Berliana terbangun dari tidurnya. Hal yang pertama ia lihat adalah kegelapan kamar yang ia tempati saat ini.

Ternyata Berliana tertidur terlalu cepat dan itu membuat dirinya terbangun sangat awal.

Langkah Berliana membawa dirinya masuk kedalam kamar mandi, dan ingin mencuci mukanya. Selesai mencuci muka, Berliana mengambil sebuah buku dan mulai membaca buku itu dengan menggunakan lampu yang ada di atas meja belajarnya dan tentunya tanpa menghidupkan lampu utama yang ada di dalam kamarnya.

Sudah hampir setengah buku ia baca dan merasa cukup, Berliana menutup buku tersebut dan menyimpan di tempatnya semula.

Sekilas Berliana melihat di sudut ponselnya ada sedikit lampu kecil yang berkedip, Melihat itu Berliana langsung mengambil ponselnya yang berada di sudut tempat tidur.

Ternyata ada sebuah email yang masuk dan belum terbaca, tanpa membuang waktu ia langsung membukanya.

"Stop bersedih dan bangkitlah!"

"Kuatlah dan kami akan ada untuk mu!"

"Tuhan selalu berada didalam hati kita"

"Berliana, akan selalu menjadi Berlian kami"

Beberapa pesan yang sedikit membuat bibir Berliana menipis seperti membentuk sebuah senyuman di wajahnya.

........................

Di pagi hari Berliana sudah dalam keadaan bersih dan rapi walaupun ia hanya memakai pakaian rumahan biasa.

Di rumah itulah dirinya bahkan sampai saat akhir hidup kakek dan neneknya, selalu memberikan yang terbaik untuk Berliana dan membebaskan cucu mereka untuk melakukan sesuatu hal yang baru.

Berliana mulai tenang dan santai duduk di kursi meja makan tersebut.

Berliana sarapan dengan di meja makan yang hanya bisa menampung 4 orang saja.

Sekilas berliana mendengar suara mobil yang berhenti tepat di depan rumahnya.

Rumah yang sangat sederhana dan hanya berlantai 1 dengan luas tidak seberapa membuat ia sangat mengenali ada sebuah mobil yang berhenti didepan rumah.

Mendengar suara ketukan pintu, membuat Berliana beranjak dari dapur dan mulai membuka pintu dengan lebar.

Tepat didepan Berliana berdiri terdapat dua orang yang sedang menatap ke arah Berliana dengan pandangan terpaku.

"Cari siapa?" tanya Berliana kepada kedua orang yang berdiri kaku di depannya.

"Apa kau Berliana?" tanya seorang wanita dengan suara cukup lembut yang terdengar.

"Iya itu nama saya" jawab Berliana.

"Bisa kami masuk nak, ada hal yang ingin kami bicarakan" pinta seorang lelaki.

"Tentu silahkan" ucap Berliana dan langsung masuk dan diikuti kedua orang tersebut.

Ketiganya duduk saling berhadapan di sofa yang ada di ruang tamu.

Berliana masih menatap keduanya dengan bergantian, bahkan mereka sudah duduk disana selama beberapa menit dan belum ada kata yang terucap.

"Kami ingin kamu ikut bersama kami" ucap lelaki itu dan tentunya Berliana mengenali sifat atau karakter yang tidak ingin basa-basi.

"Pah," tegur pelan wanita di sebelahnya sambil sedikit menepuk pelan paha lelaki itu.

"Berliana, perkenalkan saya Mira Pohan dan ini suami saya Bondan Pohan"

"Tujuan kami disini ingin membawa mu pergi dari sini dan itu sudah mendapatkan restu nenek kamu" ucap Mira dengan perlahan.

"Dan kami ingin memberitahukan jika kami ini adalah orang tua kandung kamu yang selama ini kita hidup terpisah karena sesuatu hal yang belum bisa kami jelaskan" ucapnya lagi dan hal itu membuatnya menarik nafas sedikit berat.

"Ya, dan saya sudah mengetahuinya" ucap Berliana yang terkesan santai.

Mendengar ucapan Berliana kedua orang yang ada di depan Berliana sedikit tidak percaya akan respon Berliana yang terkesan santai.

Jika orang biasa maka mereka akan menangis di dalam pelukan kedua orang tua kandung mereka yang baru kali ini bertemu dan itu tidak berlaku bagi Berliana.

"Kapan kalian akan membawa ku?" tanya Berliana.

"Jika kau bersedia hari ini juga kita akan pindah" ucap Bondan dengan semangat.

"Baiklah, aku akan berkemas" ucap Berliana yang tampak menyetujui ajakan tersebut.

"Tidak perlu nak, semuanya sudah kami siapkan di rumah" ucap Bondan dan hal itu membuat Berliana menatap sedikit tajam kepada Bondan.

"Tidak apa-apa sayang bawalah barang yang ingin kau bawa" ucap Mira dengan bijak.

...........................

Di dalam kamar, Berliana mulai memasukan beberapa barang kedalam tas punggung miliknya. ia hanya membawa beberapa potong baju, laptop, dan foto kesayangannya.

"Semoga ini pilihan yang baik" gumam Berliana sambil mengusap foto nenek dan kakeknya.

Merasa barang yang ingin ia bawa sudah ia masukkan kedalam ransel, membuat Berliana langsung beranjak dari dalam kamarnya.

Sampai di ruang tamu ia terus melihat kedua pasang tersebut dengan tatapan sulit.

"Sudah selesai?" tanya Mira.

"Sudah" jawab Berliana.

"Baiklah mari kita pergi, dan kau tenang saja semuanya sudah di atur" ucap Mira dengan sedikit senyuman.

"Bisakah kalian tunggu di mobil saja, ada sesuatu yang perlu aku lakukan" ucap Berliana.

"Tentu" ucap Bondan dan Mira secara bersamaan.

Melihat kedua punggung pasangan itu membuat Berliana menghela nafas kasar, setelah tidak terlihat lagi punggung keduanya, Berliana langsung berjalan dan masuk kedalam kamar nenek serta kakeknya.

Pintu dibuka secara perlahan, pandangan mata sendu menatap kesegala penjuru kamar.

"Aku sudah mengambil keputusan dan aku harap apa yang kita bicara beberapa hari yang lalu bisa berjalan dengan baik"

"Aku tidak bisa mundur lagi, dan kalianlah alasan ku menjadi kuat dan mengambil langkah ini" ucap Berliana.

Setelah berdiam diri beberapa saat, Berliana sekali lagi menatap kamar itu dengan perasaan sendu.

"Aku pergi!" ucap Berliana dengan tegas dan langsung menutup pintu kamar itu tanpa melihat kebelakang lagi.

Sebuah mobil mewah mulai meninggalkan pekarangan rumah sederhana tersebut. Sepanjang perjalanan menuju rumah besar, Berliana hanya menatap datar ke arah jendela. Disamping kirinya ada Mira sedangkan Bondan duduk di kursi bagian depan bersama sang sopir.

Jarak pusat kota dengan tempat tinggal Berliana hanya memakan waktu selama 4 jam perjalanan, jika menggunakan kecepatan normal.

Melihat tanda yang bertuliskan selamat jalan, membuat Berliana menghela nafas pelan dan mulai mengalihkan pandangannya ke depan dengan tatapan tidak terbaca.

Melihat hal itu Mira menawarkan minuman ataupun cemilan yang sudah mereka siapkan untuk selama di perjalanan.

"Mau minum?" tawar Mira kepada Berliana.

"Tidak terima kasih" tolak Berliana dengan sopan.

"Kalau kamu menginginkannya tinggal ambil saja" ucap Mira setelah meletakkan kembali air mineral yang ia siapkan untuk Berliana.

Bondan yang melihat sang istri berusaha mendekati Berliana membuat dirinya sedikit merasa perasaan sakit di bagian dadanya.

"Kami harap kau bisa bergabung bersama keluarga yang lain dan kedua saudara kamu nantinya" ucap Bondan ambil memandang Berliana melalui kaca tengah mobil.

Mendengar ucapan Bondan, membuat Berliana menatap mata Bondan dengan sedikit menyipitkan matanya.

"Tentu" jawab singkat Berliana setelah memutuskan kontak mata dengan Bonda.

"Dan saya harap kamu mulai saat ini biasakan untuk memanggil kami dengan sebutan papa dan mama, sama seperti saudara kamu yang lainnya"

Ada sedikit perubahan ekspresi di wajah Berliana dan itu tidak ada yang menyadarinya, hal itu di karenakan dirinya cepat mengembalikan ekspresi dirinya seperti biasa saja.

Berliana hanya diam tanpa mengiyakan ataupun menolak permintaan Bondan agar dirinya mau memanggil mereka dengan sebutan papa dan mama.

Sungguh panggilan tersebut agak sedikit asing di telinga Berliana.

"Sepertinya aku akan semakin terjebak dalam permainan yang bertuliskan keluarga" ucap Berliana dalam hati.

Episodes
1 01. Berduka
2 02. Keputusan Berliana
3 03. Perkenalan 1
4 04. Perkenalan 2
5 05. Awal Yang Baik
6 06. Ujian IS 1
7 07. Ujian IS 2
8 08. International School
9 09. Belanja Bersama
10 10. Hari Pertama Sekolah
11 11. Hari Pertama Sekolah 2
12 12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13 13. Teman Baru
14 14. Kebencian
15 15. Hukuman dan Taruhan
16 16. Saat Yang Tepat
17 17. Penasaran
18 18. Perjodohan 1
19 19. Perjodohan 2
20 20. Pertunangan
21 21. Teka-teki
22 22. Cincin Yang Melingkar
23 23. Pindah!
24 24. Tempat Tinggal Baru
25 25. Tidak Berperasaan!
26 26. Senyum Tapi Terluka
27 27. Berpamitan
28 28. Siapa Berliana?
29 29. Berliana Sandreas
30 30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31 31. Suasana Kantin Kampus
32 32. Parago Resto
33 33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34 34. Tentang Berliana
35 35. Kembali
36 36. Makan Malam
37 37. Mencari Tahu
38 38. Rumah Penuh Cerita
39 39. Makam
40 40. Pendekatan
41 41. Masih Berjuang
42 42. Keluarga Martines
43 43. Ingatan Masa Lalu
44 44. Kisah Jonathan
45 45. Tuduhan Tidak Berdasar
46 46. Kotak Bekal
47 47. Perasaan Kecewa
48 48. Lagi-lagi Kecewa
49 49. Rencana Tersembunyi
50 50. Rumah Sakit
51 51. Mengunjungi
52 52. Jebakkan!
53 53. Sebuah Rencana
54 54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55 55. Terlihat Baik-Baik Saja
56 56. Merasa Kesal
57 57. Menepis Kecemburuan
58 58. Rasa Yang Meresahkan
59 59. Kemarahan dan Kebencian
60 60. Memanfaatkan kesempatan
61 61. Tidak Biasanya
62 62. Merasa Aneh
63 63. Bersama Zion
64 64. Kenyamanan
65 65. Berangkat Bersama
66 66. Pelukan Hangat
67 67. Kepercayaan
68 68. Menghindar
69 69. Mengabaikan
70 70. Kemarahan Berliana
71 71. Memasak Untuk Orang Spesial
72 72. Rantang Makanan
73 73.
74 74. Salah Paham
75 75.
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
Episodes

Updated 80 Episodes

1
01. Berduka
2
02. Keputusan Berliana
3
03. Perkenalan 1
4
04. Perkenalan 2
5
05. Awal Yang Baik
6
06. Ujian IS 1
7
07. Ujian IS 2
8
08. International School
9
09. Belanja Bersama
10
10. Hari Pertama Sekolah
11
11. Hari Pertama Sekolah 2
12
12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13
13. Teman Baru
14
14. Kebencian
15
15. Hukuman dan Taruhan
16
16. Saat Yang Tepat
17
17. Penasaran
18
18. Perjodohan 1
19
19. Perjodohan 2
20
20. Pertunangan
21
21. Teka-teki
22
22. Cincin Yang Melingkar
23
23. Pindah!
24
24. Tempat Tinggal Baru
25
25. Tidak Berperasaan!
26
26. Senyum Tapi Terluka
27
27. Berpamitan
28
28. Siapa Berliana?
29
29. Berliana Sandreas
30
30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31
31. Suasana Kantin Kampus
32
32. Parago Resto
33
33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34
34. Tentang Berliana
35
35. Kembali
36
36. Makan Malam
37
37. Mencari Tahu
38
38. Rumah Penuh Cerita
39
39. Makam
40
40. Pendekatan
41
41. Masih Berjuang
42
42. Keluarga Martines
43
43. Ingatan Masa Lalu
44
44. Kisah Jonathan
45
45. Tuduhan Tidak Berdasar
46
46. Kotak Bekal
47
47. Perasaan Kecewa
48
48. Lagi-lagi Kecewa
49
49. Rencana Tersembunyi
50
50. Rumah Sakit
51
51. Mengunjungi
52
52. Jebakkan!
53
53. Sebuah Rencana
54
54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55
55. Terlihat Baik-Baik Saja
56
56. Merasa Kesal
57
57. Menepis Kecemburuan
58
58. Rasa Yang Meresahkan
59
59. Kemarahan dan Kebencian
60
60. Memanfaatkan kesempatan
61
61. Tidak Biasanya
62
62. Merasa Aneh
63
63. Bersama Zion
64
64. Kenyamanan
65
65. Berangkat Bersama
66
66. Pelukan Hangat
67
67. Kepercayaan
68
68. Menghindar
69
69. Mengabaikan
70
70. Kemarahan Berliana
71
71. Memasak Untuk Orang Spesial
72
72. Rantang Makanan
73
73.
74
74. Salah Paham
75
75.
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!