Seorang perempuan dengan kecepatan diatas rata-rata tengah melajukan mobilnya menuju kembali kerumah.
Siapa lagi jika bukan Sakira yang sedang tergesah-gesah agar cepat sampai kerumahnya.
Sampai didepan gerbang keluarga Martines dengan tidak sabar, Sakira dengan cepat menekan klakson mobil agar pintu gerbang cepat terbuka.
Saat ini Sakira tinggal di kediaman keluarga Martines bersama keluarga Martines yang lainnya.
"Matikan mobilnya" ucap Sakira yang sudah berlari masuk kedalam tanpa menutup pintu mobil dan mematikan mesin mobilnya.
Dengan sigap salah satu penjaga disana menuruti perkataan Sakira.
"Paman!!, Paman!" panggil Sakira dengan suara keras di ruang tengah rumah besar keluarga Martines.
"Ada apa?" tariak Bibi Sakira yang melihat anak mendiang adiknya yang terus memanggil nama suaminya. Dia berjalan cepat mendekati Sakira, saambil membawa segelas jus mangga kesukaannya,
"Bibi, Paman ada dimana?" tanya Sakira dengan cepat.
"Ada apa dengan kamu?" tanya Bibi Sakira yang melihat keponakannya seperti dikejar sesuatu.
"Aduh Bibi, aku tanya Paman dimana?" tanya Sakira dengan geram yang tidak kunjung mendapat jawaban.
"Ada diruang kerja Kakek" jawab Bibi Sakira.
"Tunggu dulu ada apa sebenarnya? Apa kamu kembali berbuat ulah?" tanya Bibi Sakira yang masih menahan langka Sakira saat akan melangkah kembali.
"Bibi, nanti saja. Aku ada perlu sama Paman" ucap Sakira yang sedikit kesal.
Dengan berlari Sakira menuju ruang Kerja yang ada di lantai dua.
Sampai di depan pintu ruang kerja Kakeknya dengan kasar Sakira membuka pintu sehingga menimbulkan suara yang cukup keras.
BRAK (suara pintu yang buka dengan kerasa oleh Sakira).
"Ada apa?" tanya Paman Sakira dengan suara keras.
Sebenarnya keduanya merasa terkejut akan pintu yang terbuka secara tiba-tiba. Apalagi menimbulkan bunyi yang sangat keras.
"Maaf Paman dan maaf Kakek" ucap Sakira yang merasa bersalah karena langsung membuka pintu dengan kasar.
"Tarik nafas dulu!" ucap Kakek Sakira yang melihat cucu bungsunya terlihat ngos-ngosan.
"Aku ingin bertanya?" ucap Sakira yang sudah merasa tenang.
"Tanyakan saja!" ucap ketus Paman Sakira yang masih merasa kesal.
"Paman, Kakek. Apa kalian tau nama Sandreas?" tanya Sakira dengan penasaran.
Ternyata satu kata yang diucapakan oleh Berliana adalah Sandreas.
Mendengar kata Sandreas membuat kedua lelaki dalam ruangan itu molotot dengan wajah terkejut.
Bahkan, Bibi Sakira yang baru masuk satu langkah kedalam. Tidak sengaja menjatuhkan segelas jus yang ia bawa.
Bibi Sakira sangat merasa penasaran apa ada sesuatu atau mungkin Sakira terlibat suatu masalah yang sangat serius pikirnya.
"Sakira!" bentak Bibinya dengan suara keras.
"Apa kamu mempunyai masalah dengan pemilik nama itu? Atau mungkin dia mengancam kamu? Atau kamu mencari gara-gara?" tanya Bibi Sakira yang terkejut bahkan jantungnya terpompa cukup kencang saat ini.
"Sakira jawab Bibi!!" ucap Bibi Sakira dengan menggoyangkan kedua pundah Sakira dengan sedikit kencang.
"Sakira, ada beberapa hal yang tidak bisa kamu remehkan. Dan itu juga Berlaku untuk kami semua!" jelas Bibi Sakira yang merasa cukup takut akan pemikirannya saat ini jika jadi kenyataan
"Kalian. Kalian kenapa?" tanya Sakira gugup.
Mendengar ucapan Bibinya yang terdengar sangat serius, bahkan membuat tubuhnya sedikit merinding. Dan baru kali ini ia melihat anggota keluarganya merasa gelisah dan bercampur takut.
"Sayang, biarkan Sakira duduk dulu. Supaya dia menceritakan apa yang sebenarnya terjadi" tegur Paman Sakira kepada istrinya.
Sedangkan Kakek Sakira menatap cucunya dengan raut wajah gelisah yang tidak dapat ia tutupi lagi.
"Nak, coba kamu jelaskan sedikit kepada kami. Supaya kami tidak salah paham" ucap Paman Sakira dengan lembut.
"Aku akan cerita, tapi kenapa dengan kalian?" tanya Sakira dengan raut wajah penasaran.
"Ceritalah!" perinta Kakek Sakira dengan tegas.
Melihat ketiga yang seperti memikirkan sesuatu yang cukup serius dan hal itu sukses membuat Sakira sedikit gugup bercampur takut.
"Aku mengetahui nama itu dari teman ku" ucap Sakira sambil meremas kedua tangannya.
"Teman?" pikir mereka bertiga.
"Dia teman ku. Dan dia juga merupakan orang membuat ku merasa harus mengikuti ucapannya. Walaupun sebenarnya pikiran ku sangat bertolak. Entah kenapa jika dirinya seperti sedang memerintahkan aku. Aku seketika patuh" ucap Sakira lagi.
"Lalu tatapan matanya sangat menuduhkan aku. Dan dia juga menyelamatkan aku, saat aku dihajar beberapa preman" Sambung Sakira lagi.
"Siapa namanya?" tanya ketiganya secara bersamaan.
"Berliana!" jawab Sakira dengan menatap bingung ketiganya.
"Apa kalian sepemikiran dengan ku?" tanya Paman Sakira kepada papanya dan sang istri.
"Tapi itu bukan nama yang dia sebutkan sendiri" ucap Bibi Sakira dengan nada pelan.
"Jika itu memang dia atau bukan kita tetap harus mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu dia membutuhkan pertolangan. Karena dia sudah menolong Sakira kita" jelas Kakek Sakira dengan yakin.
"Memangnya ada apa?" tanya Sakira bingung.
"Sakira sayang, ada beberapa hal yang harus kamu tau, bahkan sangat-sangat harus" ucap Bibinya yang masih penuh teka-teki.
"Ingat ucapan Bibi ini, jangan pernah kamu meremehkan seseorang yang terlihat biasa saja diluar dan bisa saja ia adalah seseorang yang sangat luar biasa. Bahkan kami sekalipun tidak bisa meremehkan orang yang seperti itu!" jelas Bibi Sakira dengan nada bicara selembut mungkin.
"Jika memang benar teman kamu itu adalah orang baik dan sudah membantu kamu. Bibi ingin meminta sesuatu kepada kamu. Lindungi dia semampu yang kau bisa. Karena orang yang bernama Sandreas ataupun Berliana itu adalah orang yang sangat pantas untuk kita lindungi ataupun saling menjaga satu sama lain" jelas Bibi Sakira.
"Dan orang yang bernama Sandreas itu adalah orang yang biasa saja, akan tetapi di adalah orang yang sungguh luar biasa" sambungnya lagi.
"Bibi benar, Berliana itu sungguh terlihat biasa saja. Bahkan dia pernah hampir ditampar oleh sepupunya tapi dia tidak melawan sedikitpun. Wlaupun dia sebenarnya sangat pandai beladiri" jelas Sakira dengan tatapan kagum sambil menceritakan sikap Berliana selama ini.
"Sekarang kau sudah mengerti bukan? jika orang yang terlihat biasa saja itu adalah orang yang penuh misteri!" ucap Bibi Sakira.
"Ajaklah dia kerumah ini" ucap Kakek Sakira yang sedari tadi menyimak cerita cucunya.
"Baik! kapan-kapan aku akan mengajaknya kesini" ucap Sakira dengan semangat.
"Kembalilah kekamar mu dan bersihkan dirimu!" ucap Bibi Sakira dan langsung dituruti oleh Sakira.
Setelah kepergian Sakira kini ketiganya mulai menatap satu sama lainnya.
"Jika memang dia orang yang sama, secara tidak langsung Sakira kita terpilih menjadi orang terdekatnya" ucap kakek Sakira dengan yakin.
"Seperti begitu papa, semuanya terlihat biasa saja, tapi ternyata sudah dia atur dengan sedemikian rupa" ucap Paman Sakira yang merasa kagum akan pemikiran pemilik nama Sandreas.
"Aku pikir waktu itu dia tersesat dengan muka polosnya sungguh membuat kita percaya" ucap Bibi Sakira sambil mengingat kejadian beberapa tahun lalu.
"Hahahaha, aku sangat ingat wajahnya yang sangat menggemaskan tapi juga sangat mengerikan pada saat itu" ucap Kakek Sakira dengan tertawa.
"Iya papa benar, dia memang anak yang pemberani bahkan sangat misterius" ucap Bibi Sakira saat mengingat moment berdarah beberapa tahun lalu.
"Aku sungguh tidak sabar ingin bertemu dengannya. Pasti dia sangat cantik!" ucap Paman Sakira.
..................
Sedangkan di kamar Sakira, kini dirinya sedang menatap mukanya melalui pantulan kaca.
"Berliana!" gumam Sakira yang masih bertanya-tanya siapa Berliana sebenarnya.
"Yang aku tangkap dari cerita Paman, Bibi, dan Kakek. Mereka merasa ketakutan saat aku menyebut nama Sandreas itu. Siapa sebenarnya dia?. Jika memang Berliana adalah orang yang sama dengan nama Sandreas maka Berliana bukanlah orang yang dapat disinggung" ucap Sakira kepada dirinya sendiri.
"Tatapan mata teduh, dan tatapan mata tajam itu sungguh sangat mengusik bagi yang melihatnya secara langsung. Hal itu seakan-akan menjadi daya tarik tersendiri" ucap Sakira lagi.
Sungguh rasa penasaran Sakira semakin besar kepada Berliana tapi dia tidak berani bertanya ataupun mengetahui terlalu dalam. Karena seseorang pasti punya rahasianya masing-masing.
Tapi apa salahnya jika kita bertanya sedikit? pikir Sakira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Al^Grizzly🐨
Namanya Berliana S....dan S itu pastinya Sandreas.
2024-04-19
0