04. Perkenalan 2

"Kamu pasti dapat menilai dengan sendirinya putra kembar mommy ini, yang satu ceria yang satunya dingin dan datar. Mommy harap kalian berteman dengan baik walaupun keduanya lebih muda 1 tahun dari kamu" ucap mommy Azura dengan tulus.

"Nah sekarang giliran kamu untuk memperkenalkan diri" ujar tuan besar Pohan.

........................

"Perkenalkan nama saya Berliana S" ucap Berliana singkat.

"Sepertinya nama kamu harus mempunyai marga keluarga Pohan" sela tuan besar Pohan.

"Iya papa, Bondan setuju dengan apa yang papa ucapkan" ucap tuan Bondan dengan cepat.

"Tidak" ucap Berliana secara tiba-tiba bahkan dengan suara sedikit ada nada kemarahan disana.

"Maksud saya, saya terlalu nyaman dengan nama itu. Lagi pula aku yakin kalian tidak akan mempermasalahkan nama itukan?" tanya Berliana dengan cepat saat menyadari ekspresi mereka yang menatap bingung ke arah dirinya.

"Tidak Bi," ucapan tuan besar Pohan terpotong oleh kata-kata dari seseorang disana dengan tegas bahkan dengan ekspresi dingin.

"Setuju" sela cepat Radika.

"Aku rasa cukup dengan nama itu" ucap Radika kembali.

Mendengar ucapan sang menantu membuat tuan besar Pohan langsung menatap sang menantu dengan tatapan tidak suka.

Walaupun dirinya kurang begitu suka dengan pembelaaan dari menantunya, hal itu membuat dirinya mau tidak mau menyetujui atas ucapan menantu kesayangannya.

Radika Bagaskara adalah seorang putra tunggal dari keluarga Bagaskara dan jika di bandingkan dengan kekayaan keluarga Pohan, keluarga Bagaskara berada di atas satu tingkat dari mereka.

"Baiklah kalau begitu, kamu akan tetap menggunakan identitas kamu dengan nama itu" putus tuan besar Pohan yang mau tidak mau ia setujui.

"Dan kamu akan bersekolah di sekolahan yang sama dengan saudara kamu yang lainnya. Bondan besok kamu urus segala keperluan Berliana di sekolah yang baru" ucap tuan besar Pohan kepada tuan Bondan.

"Kakek, bukannya di sana harus melakukan tes terlebih dahulu? dan aku takut nantinya kak Berliana tidak diterima disana" ucap Arabela yang seolah-olah simpati, padahal dirinya sedang meremehkan Berliana.

"Bukan maksud aku merendahkan kak Berliana, hanya sajakan kakak Berliana berasal dari sekolah negeri yang biasa saja berbeda dengan sekolah IS (International School)" sambung Arabela yang membuat Berliana tampak malas.

"Tentu dia akan melakukan sesuai prosedur yang ada" ucap tuan besar Pohan. International School adalah sekolahan swasta elit dan keluarga Pohan adalah salah satu donatur disana.

"Mulai hari ini kamu harus belajar karena 3 hari lagi aku akan mengatur waktu uji kemampuan kamu" ucap tuan besar Pohan dengan tegas tanpa dapat di bantahkan.

"Papa, lebih baik Berliana beristirahat dulu. bukannya mereka baru melakukan perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan?" saran mommy Azura kepada tuan besar Pohan.

"Baiklah, kalian istirahatlah dan kita semua akan melakukan makan malam bersama malam ini" ucap tuan besar Pohan kepada anak serta menantunya.

.....................

Melihat tuan besar Pohan beranjak dari tempat duduknya membuat yang lain ikut berdiri kecuali Berliana tentunya.

"Bondan, mira ikut papa ke ruang kerja" ucap tuan besar Pohan. Dan langsung keduanya mengekori sang tuan besar Pohan.

Untuk Berliana dirinya juga mulai beranjak dan dirinya dipandu oleh kepala pelayan yang sudah mendekat atas izin tuan Bondan tentunya.

Sedangkan mommy Azuran dan sang suami hanya menatap kepergian mereka satu persatu dari tempat yang mereka duduk.

"Dad, kenapa Daddy tidak menyetujui jika Berliana memakai marga Pohan?" tanya mommy Azura kepada sang suami.

"Bukannya akan terlihat aneh jika kita tiba-tiba mengganti ataupun menambah namanya?" tanya balik Radika tanpa menjawab pertanyaan sang istri.

"Ah, kau benar Dad" ucap mommy Azura sambil tersenyum manis kepada sang suami.

"Sebagai seorang yang sering mengamati kondisi, sunggu cukup terlihat ada ekspresi kemarah bahkan kebencian di hati mu Berliana" ucap Radika dalam hati sambil merapikan rambut sang isteri dengan lembut.

.................

Sedangkan posisi Berliana saat ini, dirinya tengah berada di dalam salah satu kamar yang berada di lantai 3, dimana kamarnya berada paling ujung.

"Apa nona muda menyukai kamar ini? jika tidak saya akan meminta pekerja agar sesuai dengan keinginan nona muda" ucap ketua pelayan yang melihat Berliana meneliti setiap sudut kamar.

"Aku suka" ucap singkat Berliana yang melihat suasana dan warna kamarnya yang sangat elegan menurut dirinya.

"Syukurlah jika nona muda menyukainya" ucap ketua pelayan itu dengan senang.

"Jika nona butuh sesuatu bisa langsung menghubungi saya melalui sambungan telepon yang ada di meja itu" tunjuk kepala pelayan itu.

"Baik, terima kasih dan maaf saya ingin beristirahat" ucap Berliana yang mengusir ketua pelayan itu dengan sopan.

"Sudah tugas saya nona dan saya pamit undur diri" ucapnya dan langsung keluar dari dalam kamar Berliana.

Berliana mulai berjalan mendekati jendela dan memandang yang ada di sekitar luar kamarnya.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan pintu kamarnya membuat Berliana langsung menatap pintu kamar yang tertutup tanpa terkunci.

"Masuk" ucap Berliana cukup keras.

Melihat sepupu kembarnya yang masuk, Berliana langsung menatap keduanya.

"Ada apa?" tanya Berliana saat keduanya duduk di tempat tidur miliknya.

"Apa kami boleh memanggil mu dengan sebutan kakak?" tanya Remi dengan nada sedikit ragu.

"Terserah kalian saja" jawab Berliana singkat.

"Baiklah, mulai dari sekarang kami akan memanggil mu dengan sebutan kakak. Benarkan Ramkes?" tanya Remi kepada kakak kembarnya.

"Iya" ucap malas Ramkes.

"Akhirnya aku bisa memiliki kakak yang lain dan tentunya tidak seperti dirimu Ramkes" ucap Remi dengan bahagia.

"Terserah" ucap Ramkes acuh yang melihat sikap kekanakan adiknya.

"Sebagai tanda perkenalan, aku kan membantu membereskan barang-barang yang kau bawa" ucap Remi yang melihat tas ransel Berliana yang cukup terlihat besar yang berada di atas tempat tidur.

"Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri" ucap Berliana yang mulai mengeluarkan barang yang ia bawa untuk di simpan kedalam lemari.

"Remi ayo kita keluar kak Berliana mau istirahat" ucap Ramkes dengan menatap tajam sang adik yang cerewet.

"Oh oke-oke. Kakak sampai ketemu makan malam nanti" ucap Remi yang mulai beranjak dari sisi Berliana.

"Ya terima kasih dan sampai ketemu nanti malam juga" ucap Berliana dan langsung merapikan kembali pakaian yang ia bawa.

Keduanya langsung keluar dan tidak berselang lama kamar Berliana terdengar terbuka kembali di telinga Berliana.

"Apa ada sesuatu yang ketinggalan?" tanya Berliana yang melihat Ramkes masuk sambil membawa sesuatu di tangannya.

"Cemilan" ucap Ramkes sambil memberikan cemilan miliknya kepada Berliana.

Terdiam sejenak Berliana menatap cemilan yang ada di tangan Ramkes, dan dia langsung mengambilnya tanpa sungkan.

"Terima kasih banyak Ramkes" ucap Berliana dengan tulus bahkan dirinya memberikan senyum tipis untuk Ramkes.

Melihat reaksi Berliana membuat Ramkes cukup senang.

"Ah apa begini rasanya punya saudara perempuan" pikir Ramkes.

Walaupun di keluarga Pohan ada Arabela entah kenapa Ramkes kurang begitu menyukai Arabela selama ini.

"Aku keluar" ucap Ramkes dan langsung bergegas keluar dari dalam kamar Berliana.

Episodes
1 01. Berduka
2 02. Keputusan Berliana
3 03. Perkenalan 1
4 04. Perkenalan 2
5 05. Awal Yang Baik
6 06. Ujian IS 1
7 07. Ujian IS 2
8 08. International School
9 09. Belanja Bersama
10 10. Hari Pertama Sekolah
11 11. Hari Pertama Sekolah 2
12 12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13 13. Teman Baru
14 14. Kebencian
15 15. Hukuman dan Taruhan
16 16. Saat Yang Tepat
17 17. Penasaran
18 18. Perjodohan 1
19 19. Perjodohan 2
20 20. Pertunangan
21 21. Teka-teki
22 22. Cincin Yang Melingkar
23 23. Pindah!
24 24. Tempat Tinggal Baru
25 25. Tidak Berperasaan!
26 26. Senyum Tapi Terluka
27 27. Berpamitan
28 28. Siapa Berliana?
29 29. Berliana Sandreas
30 30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31 31. Suasana Kantin Kampus
32 32. Parago Resto
33 33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34 34. Tentang Berliana
35 35. Kembali
36 36. Makan Malam
37 37. Mencari Tahu
38 38. Rumah Penuh Cerita
39 39. Makam
40 40. Pendekatan
41 41. Masih Berjuang
42 42. Keluarga Martines
43 43. Ingatan Masa Lalu
44 44. Kisah Jonathan
45 45. Tuduhan Tidak Berdasar
46 46. Kotak Bekal
47 47. Perasaan Kecewa
48 48. Lagi-lagi Kecewa
49 49. Rencana Tersembunyi
50 50. Rumah Sakit
51 51. Mengunjungi
52 52. Jebakkan!
53 53. Sebuah Rencana
54 54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55 55. Terlihat Baik-Baik Saja
56 56. Merasa Kesal
57 57. Menepis Kecemburuan
58 58. Rasa Yang Meresahkan
59 59. Kemarahan dan Kebencian
60 60. Memanfaatkan kesempatan
61 61. Tidak Biasanya
62 62. Merasa Aneh
63 63. Bersama Zion
64 64. Kenyamanan
65 65. Berangkat Bersama
66 66. Pelukan Hangat
67 67. Kepercayaan
68 68. Menghindar
69 69. Mengabaikan
70 70. Kemarahan Berliana
71 71. Memasak Untuk Orang Spesial
72 72. Rantang Makanan
73 73.
74 74. Salah Paham
75 75.
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
Episodes

Updated 80 Episodes

1
01. Berduka
2
02. Keputusan Berliana
3
03. Perkenalan 1
4
04. Perkenalan 2
5
05. Awal Yang Baik
6
06. Ujian IS 1
7
07. Ujian IS 2
8
08. International School
9
09. Belanja Bersama
10
10. Hari Pertama Sekolah
11
11. Hari Pertama Sekolah 2
12
12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13
13. Teman Baru
14
14. Kebencian
15
15. Hukuman dan Taruhan
16
16. Saat Yang Tepat
17
17. Penasaran
18
18. Perjodohan 1
19
19. Perjodohan 2
20
20. Pertunangan
21
21. Teka-teki
22
22. Cincin Yang Melingkar
23
23. Pindah!
24
24. Tempat Tinggal Baru
25
25. Tidak Berperasaan!
26
26. Senyum Tapi Terluka
27
27. Berpamitan
28
28. Siapa Berliana?
29
29. Berliana Sandreas
30
30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31
31. Suasana Kantin Kampus
32
32. Parago Resto
33
33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34
34. Tentang Berliana
35
35. Kembali
36
36. Makan Malam
37
37. Mencari Tahu
38
38. Rumah Penuh Cerita
39
39. Makam
40
40. Pendekatan
41
41. Masih Berjuang
42
42. Keluarga Martines
43
43. Ingatan Masa Lalu
44
44. Kisah Jonathan
45
45. Tuduhan Tidak Berdasar
46
46. Kotak Bekal
47
47. Perasaan Kecewa
48
48. Lagi-lagi Kecewa
49
49. Rencana Tersembunyi
50
50. Rumah Sakit
51
51. Mengunjungi
52
52. Jebakkan!
53
53. Sebuah Rencana
54
54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55
55. Terlihat Baik-Baik Saja
56
56. Merasa Kesal
57
57. Menepis Kecemburuan
58
58. Rasa Yang Meresahkan
59
59. Kemarahan dan Kebencian
60
60. Memanfaatkan kesempatan
61
61. Tidak Biasanya
62
62. Merasa Aneh
63
63. Bersama Zion
64
64. Kenyamanan
65
65. Berangkat Bersama
66
66. Pelukan Hangat
67
67. Kepercayaan
68
68. Menghindar
69
69. Mengabaikan
70
70. Kemarahan Berliana
71
71. Memasak Untuk Orang Spesial
72
72. Rantang Makanan
73
73.
74
74. Salah Paham
75
75.
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!