Diwaktu yang sama terlihat seorang wanita baru saja keluar dari dalam mobil dan langsung berjalan masuk kedalam sebuah restoran mewah.
Berliana?, iya dia adalah Berliana yang sedang melangkah santai masuk keadalam restoran bintang lima.
"Selamat datang!. Ada yang bisa kami bantu?" ucap ramah seorang pelayan laki-laki yang bertugas menyambut kedatangan para pelanggan.
"Saya ada janji temu dengan tuan Brown!" jawab Berliana.
"Dengan nona Berliana?" tanya pelayan laki-laki itu sopan. Berlaku sopan kepada setiap pengunjung yang datang adalah sebuah keharusan.
Karena pada dasarnya mereka tidak bisa menebak bahwa orang yang datang adalah orang penting atau tidaknya.
"Iya" jawab Berliana.
"Selamat datang nona Berliana dan mari saya antar. Tuan besar Brown sudah menunggu kedatangan anda" jelasnya sambil mengantar Berliana kesalah satu ruangan VVIP direstoran mewah itu.
"Ini ruangannya nona, dan silahkan masuk" ucap persilahkan pelayan laki-laki itu yang sudah membukakkan pintu untuk Berliana.
"Terima kasih" ucap tulus Berliana dan langsung masuk kedalam.
Sampainya didalam Berliana melihat seorang lelaki tua dan seorang lagi yang berdiri di sisi kanan lelaki tua itu.
"Kau sudah datang?" tanya basa-basi lelaki tua itu.
"Seperti yang kau lihat" ucap Berliana dan langsung duduk disofa yang berada didepan lelaki itu tanpa dipersilahkan.
"Hahahaha, ternyata sifatmu masih sama seperti dulu" ucap tuan besar Brown dengan tertawa senang.
Seorang lelaki yang berdiri didekat tuan besar Brown menatap heran kepada tuannya yang melihat sikap kurang ajar yang diperlihatkan oleh Berliana.
"Perkenalkan dia asisten ku, panggil saja Sami" ucap tuan besar Brown yang memperkenalkan asistennya.
"Salam kenal nona saya Sami asisten tuan besar" ucap asisten Sami kepada Berliana dengan suara tegas dan pandangan datar.
"Salam kenal juga, panggil saja Berliana" ucap Berliana.
"Turuti saja ucapannya Sami" ucap tuan besar Brown dengan senyum tulus.
"Baik tuan besar" ucap patuh asisten Sami.
"Lebih baik Paman duduk saja, mata ku sakit melihat kamu berdiri" ucap Berliana.
"Jika kamu tidak mau, maka aku akan membuat mu tidak bisa berdiri lagi" ucap Berliana yang mengandung ancaman.
"Hahaha kamu dengar sendirikan Sami, dia memang sangat lucu dan duduklah dengan patuh" ucap tuan besar Brown dengan senang melihat aaistennya menatap tidak percaya kearah Berliana.
"Sami, kamu jangan mudah tertipu dengan sikap polosnya itu. Dia sebenarnya adalah orang pemilik nama Sandreas" jelas tuan besar Brown kepada asistennya.
Mendengar ucapan tuannya, dengan cepat asisten Sami berdiri dari duduknya dan membungkuk hormat beberapa kali kepada Berliana.
"Maaf atas ketidak sopanan saya nona" ucap asisten Sami yang merasa bersalah karena dirinya diawal pertemuan sedikit merendahkan Berliana.
"Duduklah" ucap Berliana dengan tegas.
Selama ini asisten Sami hanya sekedar mendengar cerita dari tuannya dari cerita tuannya. Dia sangat mengagumi pemilik nama Sandreas itu dan saat ini, iya bertemu langsung dengan orangnya yang ternyata masih sangat muda.
"Jadi apa yang membuatmu kembali kenegara ini?" tanya Berliana sambil menatap lelaki tua didepannya.
"Sebelum aku menjawab pertanyaan mu itu. Alangkah baiknya jika kamu memanggil ku dengan sebutan Kakek. Aisten Sami saja kau panggil Paman, sedangkan aku kau tidak punya panggilan khusus" ucap tuan besar Brown yang sedang merajuk.
"Baik" ucap Berliana.
"Bagaimana dengan kejelasan perjodohan itu?" tanya tuan besar Brown.
Mendengar ucapan tuan besar Brown, membuat Berliana menarik nafas kasar.
"Aku takut jika suatu saat kau tidak bisa menjadi cucu menantuku" ucap sendu tuan besar Brown.
"Kakek, bukankah aku sudah memberi jawabannya?. Akan aku ulangi lagi jika kau lupa. Aku akan menerima tawaran perjodohan itu jika cucumu menginginkan aku!" jelas Berliana.
"Yang berarti aku menerima perjodohan ini. Asalkan cucumu bisa mencintai ku!" sambung Berliana dengan yakin.
Sebelum nenek dan kakek Berliana meninggal, tuan besar Brown pernah mendatangi kediaman mereka dan berniat ingin menjodohkan Berliana dengan salah satu cucunya.
Dan mereka akhirnya sepakat akan membahas perjodohan itu saat Berliana sudah cukup dewasa nantinya.
"Akan aku pastika dia akan menerima perjodohan ini" ucap tuan besar Brown dengan sedikit memaksa agar keinginannya tercapai.
"Kakek, Paman. Aku minta satu hal kepada kalian jangan pernah sekalipun kalian cerita tantang diriku. Biar aku saja yang akan menceritakannya jika waktunya sudah tepat dan cucu kakek bisa menerima ku sepenuhnya" ucap Berliana yang terdengar cukup memohon.
"Aku ingin orang-orang yang berada didekat ku semuanya mempunyai niat yang tulus" sambung Berliana lagi.
"Pasti itu dan kami hanya mengenal Berliana bukan Sandreas" ucap tuan besar Brown dan langsung disetujui oleh asisten Sami.
"Kami turut berduka cita atas meninggalnya mereka" ucap tuan besar Brown atas berita kepulangan kedua sahabatnya.
"Apa kamu bahagia tinggal disana?" tanya tuan besar Brown.
"Aku yakin kau sudah tau apa saja yang terjadi padaku selama tinggal dirumah itu" Jawab Berliana.
"Hahaha kau memang tidak bisa diragukan lagi ternyata. Aku sangat iri kepada kedua sahabat ku itu. Kenapa mereka bisa memiliki mu yang memiliki sifat yang sangat jauh berbeda?" tanya tuan besar Brown heran.
Karena ia sangat tau sifat kedua sahabatnya yang sangat penyayang dan yang pastinya lemah lembut.
"Semua itu bergantung dengan keadaan!" jawab Berliana dengan nada sinis.
"Kau memang benar, karena ada saatnya kita akan terlihat seperti orang lain" ucap tuan besar Brown yang menyetujui ucapan Berliana.
"Aku tidak biasa terlalu lama keluar. Sudah cukup lama ternyata aku keluar!" ucap Berliana yang melihat jam di tangannya.
"Biar kakek antar" ucap tuan besar Brown yang mulai berdiri dan di bantu tongkatnya.
"Jika tidak merepotkan, tidak masalah!" ucap Berliana yang merasa tidak keberatan.
Kini sebuah mobil mewah sedang melaju dengan kecepatan sedang menuju kerumah utama keluarga besar Pohan.
"Kenapa tidak membeli kendaraan saja?" tanya tuan besar Brown yang mengetahui jika Berliana belum juga membeli kendaraan pribadi.
"Belum saatnya!" jawab Berliana.
Setelah beberapa menit, mobil mewah itu sudah masuk kedalam pekarangan rumah utama Pohan.
"Tidak mau mampir dulu?" tawar Berliana.
"Tidak perlu kami langsung pergi saja dan kau harus beristirahat" ucap tuan besar Brown dengan lembut serta penuh perhatian kepada Berliana.
"Baiklah, hati-hati menyetir mobilnya paman!" ucap Berliana dan langsung keluar dari dalam mobil.
Melihat mobil tuan besar Brown sudah keluar pekarangan. Berliana langsung membalikkan tubuhnya dan masuk kedalam rumah.
Keluar dari lift yang berhenti di lantai tiga, Berliana melihat Arabela yang sedang berdiri memandang dirinya sambil melipat kedua tangannya.
"Habis menjual diri?" tanya Arabela dengan sinis.
Saat ini keduanya sedang saling menatap tajam satu sama lainnya.
"Bukan urusanmu!" ucap Berliana datar.
"Dasar wanita panggilan" ucap sinis Arabela dan langsung meninggalkan Berliana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments