10. Hari Pertama Sekolah

Hari ini adalah hari senin, dimana Berliana sebagai siswi di IS. Berliana sudah bersiap-siap memakai seragam kebanggaan IS lengkap dengan almamater yang berwarna biru muda.

Merasa penampilannya sudah cukup Berliana menarik nafas berulang kali.

"Semua sekolah sama saja" gumam Berliana sambil memandang wajahnya di cermin besar miliknya.

Berliana mulai berjalan keluar kamar dan tidak lupa juga ia mengunci pintu kamar. Bukan tidak percaya hanya saja dirinya hanya ingin menjaga barang-barang miliknya. Lagi pula Berliana tidak begitu menyukai orang yang masuk kedalam kamarnya tanpa seizin dirinya.

Secara bersamaan, Arabela juga baru keluar dari dalam kamarnya. Hanya menatap sebentar kearah Berliana, Arabela langsung berlalu begitu saja tanpa menyapa dirinya.

Sampainya di lantai dasar, tepatnya di meja makan anggota keluarga sudah berkumpul kecuali Arkana yang sudah berangkat kekantor pastinya.

"Sarapan dulu baru itu baru berangkat" ucap nyonya Mira kepada Arabela dan juga Berliana yang sedang berjalan mendekat ke arah meja makan.

Mereka mulai memakan sarapannya dalam diam. Berliana yang melihat sarapan yang ada di atas piring, membuat diri kurang menyukainya.

Bukan berarti dia tidak menyukai roti, hanya saja dia tidak terbiasa memakan roti di pagi hari. Karena biasanya dia akan sarapan memakan makanan yang cukup berat seperti nasi goreng, nasi yang lengkap lauk pauk dan terkadang hanya pisang goreng.

"Kalian berangkat bersama saja" ucap tuan Bondang kepada kedua anak perempuannya.

"Tidak!" tolak Arabela.

Mendengar ucapan tegas Arabela membuat orang-orang yang ada dimeja makan itu mulai menatap serius kearahnya.

"Maksud Ara bukan begitu, hanya sajakan nanti orang-orang akan bertanya-tanya siapa kak Berliana. Kalau aku jawab sebagai kakak ku, nanti orang-orang akan berpikiran lain terhadap kak Berliana" jelas Arabela.

Mendengar ucap Arabela, Berliana hanya tersenyum tipis, seakan mengerti dari penolakan Arabela yang tidak ingin berangkat bersama dengannya. Yang pasti sebenarnya bukan itu alasannya.

"Kalau begitu Berliana akan berangkat bersama papa saja" putus tuan Bondan.

"Tidak perlu, aku akan berangkat naik taksi saja" ucap Berliana yang tidak ingin merepotkan orang lain.

"Biarkan dia naik taksi" ucap tuan besar Pohan.

"Supaya dia lebih menjadi pribadi mandiri, aku yakin kedua pasang tua itu memanjakan dirinya" sambung tuan besar Pohan lagi dengan nada sedikit ketus.

"Baiklah, jika kau memiliki keperluan gunakan kartu ini" ucap tuan Bondan sambil menegluarkan kartu platinum yang sama dimiliki oleh Arabela.

Melihat hal itu, Arabela semakin menatap tidak suka kepada Berliana.

Dengan segan Berliana mengambil kartu itu dan memasukkannya kedalam ransel kecil miliknya.

Kini satu persatu orang mulai meninggalkan meja makan tinggallah Berliana seorang diri yang sibuk dengan ponselnya untuk memesan taksi online.

Tidak menunggu waktu lama, taksi yang di pesan oleh Berliana sudah berada didepan teras rumah.

.....................

Sampainya di IS, Berliana turun dari dalam taksi, sebelum berjalan menuju kelas dirinya bertanya terlebih dahulu kepada salah satu guru yang sedang berjalan untuk mengajar.

"Permisi Bu, saya anak baru kelas 3C, ruang kelas 3C dimana ya?" tanya Berliana sopan.

"Oh anak baru!. Silahkan ikuti saya karena saya akan mengajar disana" jawab guru itu.

Kadua berjalan menuju lantai atas dimana lantai atas adalah lantai khusus untuk anak kelas tiga.

Sampai didepan pintu yang bertuliskan kelas 3C yang terdengar cukup ramai dari luar kelas.

Pintu di buka dengan secara kasar oleh guru itu, membuat murid yang ada diruangan itu semulanya ribut menjadi terdiam.

"Seperti biasa kalian ini selalu ribut" ucap guru itu dengan keras.

"Ibu Winda!. Apa ibu baru bangkit dari kematian?" tanya siswa lelaki yang memili nama Kevin dan dia juga menjabat sebagai ketua kelas.

"Apa maksud kamu ha?" tanya balik ibu Winda dengan kesal kepada anak didiknya.

"Itu Bu, hanya saja bidadarinya sampai mengikuti Ibu" ucap Kevin sambil tersenyum menggoda.

"Kamu ini!. Dia akan menjadi bagian dari kita" ucap ibu Winda yang membuat ruang kelas kembali ribut.

"Perkenalkan diri kamu" ucap wali kelas itu kepada Berliana.

"Halo, perkenalkan nama saya Berliana saya pindahan dari SMA Negeri" ucap Berliana.

"Tidak ada sesi bertanya!" ucap ibu Winda yang sudah hafal akan kelakuan muridnya yang tiada batas.

"Ya ampun ibu, baru juga mau bertanya" keluh Kevin yang kesal melihat kelakuan wali kelasnya.

"Emangnya kamu mau bertanya apa?" tanya Ibu Winda dengan nada sedikit ketus.

Dengan semangat Kevin berdiri dari duduknya dan melangkah maju kedepan dan berdiri didepan Berliana yang sedang menatap bingunh kearah lelaki yang ada didepannya itu.

"Saya suruh kamu bertanya, bukan malah maju" ucap ibu Wanda geram sambil memukul pelan kepala muridnya dengan pelan.

"Jangan seperti ini dong Bu" ucap Kevin sambil merapikan rambutnya.

"Cepat Kevin!" ucap wali kelasnya dengan geram.

"Boleh abang minta nomor ponselnya dek?" tanya Kevin dengan nada menggoda.

"Nilai merah hasil ulangan mau?" tanya cepat ibu Winda yang kesal melihat kelakuan muridnya yang satu ini.

"Dasar iri" cibir Kevin kepada wali kelasnya.

"Iri?. Iri kepala kamu!" ucap wali kelas itu lagi.

"Duduk sana cepat, kamu silakan duduk di kursi kosong disana" tunjuk wali kelas kepada Berliana.

Melihat bangku kosong yang ada di bagian belakang, Berliana langsung duduk disana tanpa menghiraukan tatapan murid lainnya.

"Harap diam semuanya!" ucap wali kelas itu dengan tegas dan mulai mengajarkan materi kepada para muridnya.

Kelas tiga C adalah kelas terakhir. Dimana di IS terdapat tiga lokal kelas yaitu A, B, dan C.

Kelas 3C atau biasanya disebut dengan kelas unik atau ada juga yang mengatakan bahwa kelas 3C adalah kelas khusus pembangkang dan memiliki rangking terendah dari kelas lainnya.

.....................

Pada waktu istirahat, semua murid mulai keluar dari dalam kelas. Ada yang menuju kantin ada juga yang berkumpul berbincang bersama.

Berliana yang merasa lapar membuat dirinya ingin pergi kekantin. Saat akan beranjak ada tiga orang yang mendekati Berliana.

Yang satu Kevin dan duanya mungkin temannya Kevin.

"Mau kekantin jugakan?" tanya Kevin yang seolah akrab dengan Berliana.

"Iya" jawab Berliana.

"Bersama saja kalau begitu" ucap Kevin dengan ternyum manis kearah Berliana.

"Sebelum itu kenalkan, mereka adalah sahabat aku, namanya Tama, dan Gio" ucap Kevin sambil menunjuk satu persatu temannya.

Mereka mulai berjalan menuju kantin, posisi mereka saat ini cukup menarik perhatian murid lainnya. Dimana mereka sangat terkenal dengan sebutan akar masalah. Belum lagi wajah Berliana terlihat asing dimata mereka.

Sampainya di kantin mereka duduk di bagian paling belakang.

"Mau pesan apa?" tanya Tama kepada yang lainnya.

"Seperti biasa" ucap Gio dan juga Kevin bersamaan.

"Kalau kamu?" tanya Tama kepada Berliana.

"Aku ikut kalian saja" ucap Berliana yang belum mengetahui apa saja menu yang ada di sana.

Mendengar jawaban Berliana, Tama langsung pergi ke salah satu meja yang dikhususkan tempat pemesanan makanan serta minuman.

Episodes
1 01. Berduka
2 02. Keputusan Berliana
3 03. Perkenalan 1
4 04. Perkenalan 2
5 05. Awal Yang Baik
6 06. Ujian IS 1
7 07. Ujian IS 2
8 08. International School
9 09. Belanja Bersama
10 10. Hari Pertama Sekolah
11 11. Hari Pertama Sekolah 2
12 12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13 13. Teman Baru
14 14. Kebencian
15 15. Hukuman dan Taruhan
16 16. Saat Yang Tepat
17 17. Penasaran
18 18. Perjodohan 1
19 19. Perjodohan 2
20 20. Pertunangan
21 21. Teka-teki
22 22. Cincin Yang Melingkar
23 23. Pindah!
24 24. Tempat Tinggal Baru
25 25. Tidak Berperasaan!
26 26. Senyum Tapi Terluka
27 27. Berpamitan
28 28. Siapa Berliana?
29 29. Berliana Sandreas
30 30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31 31. Suasana Kantin Kampus
32 32. Parago Resto
33 33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34 34. Tentang Berliana
35 35. Kembali
36 36. Makan Malam
37 37. Mencari Tahu
38 38. Rumah Penuh Cerita
39 39. Makam
40 40. Pendekatan
41 41. Masih Berjuang
42 42. Keluarga Martines
43 43. Ingatan Masa Lalu
44 44. Kisah Jonathan
45 45. Tuduhan Tidak Berdasar
46 46. Kotak Bekal
47 47. Perasaan Kecewa
48 48. Lagi-lagi Kecewa
49 49. Rencana Tersembunyi
50 50. Rumah Sakit
51 51. Mengunjungi
52 52. Jebakkan!
53 53. Sebuah Rencana
54 54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55 55. Terlihat Baik-Baik Saja
56 56. Merasa Kesal
57 57. Menepis Kecemburuan
58 58. Rasa Yang Meresahkan
59 59. Kemarahan dan Kebencian
60 60. Memanfaatkan kesempatan
61 61. Tidak Biasanya
62 62. Merasa Aneh
63 63. Bersama Zion
64 64. Kenyamanan
65 65. Berangkat Bersama
66 66. Pelukan Hangat
67 67. Kepercayaan
68 68. Menghindar
69 69. Mengabaikan
70 70. Kemarahan Berliana
71 71. Memasak Untuk Orang Spesial
72 72. Rantang Makanan
73 73.
74 74. Salah Paham
75 75.
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
Episodes

Updated 80 Episodes

1
01. Berduka
2
02. Keputusan Berliana
3
03. Perkenalan 1
4
04. Perkenalan 2
5
05. Awal Yang Baik
6
06. Ujian IS 1
7
07. Ujian IS 2
8
08. International School
9
09. Belanja Bersama
10
10. Hari Pertama Sekolah
11
11. Hari Pertama Sekolah 2
12
12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13
13. Teman Baru
14
14. Kebencian
15
15. Hukuman dan Taruhan
16
16. Saat Yang Tepat
17
17. Penasaran
18
18. Perjodohan 1
19
19. Perjodohan 2
20
20. Pertunangan
21
21. Teka-teki
22
22. Cincin Yang Melingkar
23
23. Pindah!
24
24. Tempat Tinggal Baru
25
25. Tidak Berperasaan!
26
26. Senyum Tapi Terluka
27
27. Berpamitan
28
28. Siapa Berliana?
29
29. Berliana Sandreas
30
30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31
31. Suasana Kantin Kampus
32
32. Parago Resto
33
33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34
34. Tentang Berliana
35
35. Kembali
36
36. Makan Malam
37
37. Mencari Tahu
38
38. Rumah Penuh Cerita
39
39. Makam
40
40. Pendekatan
41
41. Masih Berjuang
42
42. Keluarga Martines
43
43. Ingatan Masa Lalu
44
44. Kisah Jonathan
45
45. Tuduhan Tidak Berdasar
46
46. Kotak Bekal
47
47. Perasaan Kecewa
48
48. Lagi-lagi Kecewa
49
49. Rencana Tersembunyi
50
50. Rumah Sakit
51
51. Mengunjungi
52
52. Jebakkan!
53
53. Sebuah Rencana
54
54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55
55. Terlihat Baik-Baik Saja
56
56. Merasa Kesal
57
57. Menepis Kecemburuan
58
58. Rasa Yang Meresahkan
59
59. Kemarahan dan Kebencian
60
60. Memanfaatkan kesempatan
61
61. Tidak Biasanya
62
62. Merasa Aneh
63
63. Bersama Zion
64
64. Kenyamanan
65
65. Berangkat Bersama
66
66. Pelukan Hangat
67
67. Kepercayaan
68
68. Menghindar
69
69. Mengabaikan
70
70. Kemarahan Berliana
71
71. Memasak Untuk Orang Spesial
72
72. Rantang Makanan
73
73.
74
74. Salah Paham
75
75.
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!