Saat ini di keluarga besar Pohan, mereka sedang melakukan sarapan bersama di meja makan.
Bahkan mommy Azura dan daddy Radika serta kedua putra kembarnya juga ikut serta.
Sepertinya tuan besar Pohan sengaja mengumpulkan anggota keluarganya. Karena ada yang ingin ia sampaikan kepada anggota keluarga yang lain.
Sarapan pagi telah selesai dan saat ini mereka semua sudah berada di ruang keluarga atas perintah tuan besar Pohan tanpa terkecuali.
Setelah semuanya lengkap dan tuan besar Pohan langsung maksud serta tujuannya mengumpulkan mereka semua.
Orang-orang yang mendengar ucapan dari tuan besar Pohan, yaitu tentang perjodohan Berliana dengan seseorang yang berasal dari keluarga kaya raya dan hal itu membuat mereka saling menatap satu sama lainnya.
Kecuali tuan Bondan yang hanya menundukkan kepalanya.
"Apa tidak bisa dibatalkan pa? lagi pula Berliana masih sekolah!" protes mommy Azura yang kurang menyetujui perjodohan itu.
"Lagi pula dia memiliki umur yang cukup jauh dari Berliana" jelas mommy Azura.
"Pa, tolong dipikirkan lagi" ucap nyonya Mira yang juga kurang menyetujui perjodohan itu.
"Aku sudah menerimanya!" seru tuan besar Pohan dengan tegas.
"Jika kita menolak perjodohan ini, maka mereka akan menarik saham" sambung tuan besar Pohan.
"Dan itu tidak akan membuat perusahaan papa bangkrut!" ucap mommy Azura.
Karena mommy Azura berpikir, masih ada saham suaminya yang akan membantu. Jika sesuatu terjadi pada perusahaan keluarganya.
"Kamu pikir mudah mendapatkan saham itu!" ucap tuan besar Pohan dengan nada marah.
"Perlu beberapa tahun agar mereka menyetujui kerja sama dengan perusahaan kita!" jelas tuan besar Pohan.
"Aku menerima perjodohan itu!" ucap Berliana yang melihat situasi yang mulai terasa panas.
Kini semua mata tertuju kepada Berliana dengan berbagai macam ekspresi.
"Bagus.!" seru tuan besar Pohan dengan sombong.
"Besok malam kita di undang oleh keluarga Brown tanpa terkecuali!" ucap tuan besar Pohan yang tidak dapat di bantah lagi.
Mendengar akhir kata keputusan papa mereka membuat yang ada di ruangan itu hening dan sibuk dalam pikiran masing-masing.
Saat ini Berliana tengah berdiri sambil menatap keluar jendela kamarnya.
Mendengar suara ketukan pintu, Berliana langsung membuka pintu secara perlahan.
Ternyata yang mengetuk pintu kamar Berliana adalah daddy Radika.
"Bisa bicara sebentar?" tanya daddy Radika.
Dengan anggukkan yang menjadi jawaban dari pertanyaan daddy Radika.
Saat ini keduanya duduk berdampingan diatas sofa yang ada didalam kamar milik Berliana.
"Kenapa kamu menerima perjodohan itu?" tanya daddy Radika yang memulai pembicaraan.
"Jika kamu tidak menginginkan perjodohan ini, maka daddy akan berusaha untuk membatalkannya!" ucap daddy Radika.
"Perjodohan ini bukanlah satu hal yang dapat dianggap main-main. Jika salah satu saja tidak mencintai maka hubungan itu bisa saja akan hancur, apalagi tidak ada cinta pada keduanya" jelas daddy Radika.
"Dad!" ucap pelan Berliana.
"Aku sudah menerimanya, dan apapun resiko yang akan aku hadapi nanti!. Aku sudah bersiap menerimanya!" jelas Berliana sambil menatap daddy Radika.
"Pikirkan sekali lagi!" ucap daddy Radika.
Melihat Berliana terdiam membuat daddy Radika menghela nafas panjang.
"Apa kau menyukainya?" tanya daddy Radika dan kembali membuat Berliana terdiam.
Melihat Berliana hanya diam saja membuat Radika mengusap rambut Berliana dengan lembut.
"Berjuanglah!" ucap daddy Radika.
"Jika nanti kamu tidak bisa meluluhkan hatinya, kembalilah nak. Kami akan selalu berada di samping mu" ucap Daddy Radika dengan lembut.
"Dan kamu tidak sendirian ada daddy, mommy dan kedua adik kembar mu yang akan mensuport apapun keputusan mu kedepannya" ucapn daddy Radika yang membuat perasaan Berliana mulai menghangat.
"Aku akan berusaha, jika nanti aku merasa tidak ada perubahan maka aku akan mundur dad" putusan Berliana.
"Itu jauh lebih baik, jangan terlalu memaksa. Jika merasa sudah diambang batas maka berhentilah!" ucap Daddy Radika meyakinkan Berliana.
"Istirahatlah dan biarkan berjalan dengan sendirinya" ucap daddy Radika dan langsung beranjak meninggalkan kamar Berliana.
......................
Sedangkan di tempat lain, terjadi sedikit perdebatan terjadi di mansion mewah keluarga Brown.
"Papa, coba papa pikirkan lagi! Kita tidak bisa percaya begitu saja kepada orang asing dan bagaimana jika nantinya dia hanya ingin memanfaatkan keluarga kita saja!" ucapan penolakan dari nyonya Brown, Debora.
"Papa, apa yakin dengan keputusan papa menjodohkan Zion dengan wanita itu?" tanya tuan Brown, Matteo.
"Sangat yakin, karena dialah yang pantas untuk menjadi pendamping Zion!" ucap yakin tuan besar Brown.
Zion Lawrance Brown anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Matteo dan Debora.
"Bagaimana menurut mu Zion, apa kamu menyetujui tentang perjodohan ini?" tanya tuan besar Brown kepada cucu tertuanya yang sangat terkenal dengan dingin serta arogan.
"Apa aku bisa menolak?" tanya Zion dengan tatapan datar kepada kakeknya.
"Tidak!" ucap tegas tuan besar Brown.
"Pa!" tegur nyonya Debora yang kesal kepada papa mertuanya. Karena dirinya saat ini sedang berusaha untuk mendekatkan putranya kepada salah seorang putri temannya.
Mendengar ucapan sang Kakek membuat Zion semakin menatap datar. Sungguh Zion tidak menyukai perjodohan ini!
"Jika kalian tidak mau menerima perjodohan ini, maka seluruh aset keluarga Brown akan aku sumbangkan!" ancam tuan besar Brown.
"Papa!" ucap Nyonya Debora dan tuan Matteo bersamaan. Dengan nada suara sedikit meninggi.
"Aku tidak pernah main-main dengan ucapan ku!" ucap tuan besar Brown dengan tegas.
"Dan aku sudah mengajak mereka makan malam dirumah ini besok malam dan sekaligus acara pertunangan!" sambung tuan besar Pohan.
"Tidak bisa seperti itu pa, biarkan Zion memutuskan jika wanita itu layak atau tidak" ucap bijak tuan Matteo.
"Aku sangat yakin, Zion akan menyukainya nantinya. Saat mereka sudah bertunangan nanti, maka mereka harus tinggal satu rumah!" jelas tuan besar Brown.
"Tidak ada bantahan!" ucap tegas tuan besar Brown.
Keputusan sepihak yang diucapkan oleh tuan besar Brown membuat mereka menatap tidak percaya. Memangnya wanita seperti apa yang pantas bersanding dengan putranya? pikir nyonya Debora.
"Lihat saja aku akan membuat kamu menolak perjodohan ini!" tekad nyonya Debora.
.....................
Saat ini Zion tengah berada di rumah miliknya sendiri yang tidak jauh dari mansion keluarga Brown. Di dalam ruang kerja miliknya ditemani oleh aisten sekaligus sahabat kecilnya.
"Apa kau menerima perjodohan itu?" tanya asistennya sekaligus sahabat, Sammuel.
"Apa aku punya pilihan?" tanya balik Zion sambil menatap dengan tatapan tajam seperti biasanya.
"Iya kau benar, jika tuan besar sudah memberikan keputusan makan akan sangat sulit untuk dibantah" ujar Samuel yang tau akan sifat tuan besar Brown.
"Aku sangat penasaran seperti apa orang yang sudah dijodohkan untukmu?" tanya Samuel dengan penasaran.
"Yang pasti seorang wanita!" jawab Zion dan langsung mendapat tatapan malas dari Samuel.
"Iya aku tau, maksudku seperti apa orangnya? cantik atau tidak, baik atau tidak?!" ucap penasaran Samuel yang kesal akan sikap bos sekaligus sahabatnya.
"Lebih baik kamu cari tau orangnya" ucap Zion.
"Ah, kenapa aku tidak memikirkan hal itu ya? baiklah aku akan mencari tau tentang dirinya!" ucap semangat Samuel.
"Terserah!" cuek Zion. Walaupun sebenarnya dia ingin mengetahui juga, orang yang seperti apa yang membuat Kakeknya sangat bersikerasa menjodohkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments