07. Ujian IS 2

"Kakak, semangat untuk besok" ucap Remi sambil melambaikan tangan kepada Berliana yang sedang berdiri di luar pintu. Sambil melihay kepergian mereka.

Mereka sudah menghilang dibawa oleh lift, dan Berliana langsung masuk kamarnya. Pada saat dirinya mau menutup pintu kamar dengan sempurna.

......................

Sesorang telah menahan pintu kamarnya, melihat hal itu Berliana kembali membuka pintu kamar dengan lebar.

"Ada perlu apa?" tanya Berliana dengan nada sedikit malas. Saat mengetahui siapa yang sudah menahan dirinya untuk menutup pintu kamar miliknya.

"Dengar!. Jangan kau pikir aku diam saja akan menerima kamu di keluarga ini, jawabannya adalah tidak" ucap Arabela dengan menatap benci kearah Berliana.

"Jika bukan karena papa, tidak sudi aku memberikan catatan ku untuk mu" ucap Arabela sambil melemparkan buku miliknya kelantai.

Melihat hal itu, Berliana hanya menarik nafas sedikit kasar.

"Aku tidak butuh" ucap Berliana dengan penekanan.

"Kau pikir aku mau memberikannya?" ucap Arabela sambil menatap tajam kepada Berliana.

"Maka ambil kembali" ucap Berliana yang tidak ingin terpancing emosi.

Melihat tingkah Berliana, membuat Arabela geram dan semakin tidak menyukai kehadiran Berliana yang berada di tengah keluarga Pohan.

Dengan perasaan kesal, Arabela mengambil kembali buku-buku yang ia sengaja jatuhkan kelantai dan langsung meninggalkan kamar Berliana.

Melihat Arabela sudah berlalu, Berliana sedikit memejamkan matanya sejenak. Dirasa sudah tenang barulah dia membuka matanya secara perlahan dan mulai menutup kembali akan tetapi masih ada saja penghalang dirinya untuk segera beristirahat.

"Apa lagi?" tanya Berliana dengan nada cukup kesal sambil membuka pintu sedikit cepat.

Melihat siapa yang berdiri didepannya membuat Berliana menatap diam. Ternyata orang itu adalah Arkana atau cucu tertua yang ada di keluarga Pohan.

Tanpa mengucapkan sesuatu, Arkana langsung mengambil tangan Berliana dan langsung meletakkan beberapa kertas yang berisikan kisi-kisi soal ujian besok hari.

"Semoga berhasil" ucap Arkana dan langsung berlalu dari hadapan Berliana.

Melihat kertas-kertas yang ada di tangannya, Berliana kembali memandang kedepan ternyata Arkana langsung pergi berlalu begitu saja.

"Terima kasih" ucap pelan Berliana. Dan langsung menutup serta mengunci pintu kamarnya.

Disisi lain atau lebih tepatnya seorang lelaki dewasa yang cukup tampan tengah duduk termenung di balkon kamar miliknya.

Sesaat setelah masuk kembali kekamar, lelaki itu langsung duduk di kursi yang terdapat di balkon kamar miliknya.

"Aku harap kau akan mendapatkan apa yang harusnya menjadi milikmu" ucapnya dengan tatapan datar atau pandangaan dingin.

"Aku akan berdiri tepat dibelakang, jika sewaktu-waktu aku merasakan tekanan besar yang menimpa dirimu" sambungnya lelaki itu lagi dengan tatapan datar.

Kembali kepada Berliana saat ini yang berada di kamarnya yang sedang melakukan panggilan vidio.

Panggilan vidio terhubung,

"Apapun keputusan kamu, kami tentunya akan mendukung penuh" ucap seorang wanita melalui panggilan vidio.

"Betul apa yang diucapkan oleh wanita centil dan cerewet itu" timpal seorang lelaki.

"Hei, wanita centil dan cerewet yang kau sebut ini adalah wanita yang kau sukai" ucap wanita itu dengan kesal.

"Lihat saja aku akan mencari lelaki yang lebih tampan disini" ucap wanita itu kembali.

"Aku akan membunuh laki-laki itu" ucap marah seorang lelaki yang terdengar sangat posesif di telinga kedua wanita itu.

"Sudahlah Kak Davis, Kak Meili kalian ini selalu saja seperti ini. Lebih baik kalian segerah menikah saja agar aku punya keponakan yang lucu-lucu" ucap Berliana kepada keduanya.

"Maunya seperti itu, bukankah kamu tau sendiri? kalau aku sedang menyelesaikan pendidikan ku disini dan Davis juga sedang mengembangkan bisnisnya" ucap Meili dengan nada sedih.

"Setelah selesai kuliah aku akan menikahimu" ucap Davis sungguh-sungguh.

"Iya Honey, ingat jangan melirik wanita lain" pinta Meili kepada kekasih hatinya.

"Tentu" ucap Davis.

"Kalian ini, membuat aku iri saja" ucap Berliana dengan pura-pura kesal.

"Nanti kamu akan menemukan pangeran berkuda putih milikmu sendiri" ucap Meili dengan sedikit tertawa.

"Semoga saja" ucap Berliana.

"Apa kamu butuh bantuan? untuk melakukan ujian di IS besok?" tanya Meili

"Hei apa kau pikir dia bodoh, tentu saja itu tidak perlu. Karena adik kecil kita sangat pintar tentunya" ucap Davis dengan sedikit nada tinggi.

"Aku hanya menawarkan saja, siapa tau dia mau" ucap Meili acuh.

"Terima kasih atas tawaran kalian. Yakinlah bahwa aku bisa mengatasi hal ini" ucap Berliana.

"Tentu saja kami yakin" seru keduanya kompak.

"Semangat untuk besok dan hempaskan saja hama-hama yang menempel" ujar Meili dengan candaan khasnya.

Mereka bertiga melakukan perbincangan cukup lama, terkadang mereka membahas sesuatu hal yang sangat pribadi. Setelah merasa cukup lama melakukan panggilan vidio dengan kode luar negeri, akhirnya mereka memutuskan panggilan.

Panggilan vidio selesai.

..........................

Keesokan harinya Berliana tengah bersiap untuk melakukan ujian masuk IS. Dengan pakaian cukup rapi dan sopan menurutnya, Berliana berlalu meninggalkan kamarnya menuju lantai dasar.

Dilantai dasar atau ruang keluarga tuan Bondan dan juga nyonya Mira tengah menunggu kedatangan Berliana.

"Sudah siap?" tanya nyonya Mira kepad Berliana yang sudah berjalan mendekat ke arah mereka.

"Ayo berangkat" ucap tuan Bondan sambil beranjak berdiri.

Ketiganya langsung menuju mobil yang sudah siap jalan yang berada tepat di depan teras rumah.

Mobil hitam mewah itu sudah melaju dan perlahan mulai meninggalkan pekarangan rumah mewah itu.

Perjalanan selama sepuluh menit, akhirnya mereka sampai didepan gerbang sekolahan elit tersebut. Tanpa banyak basa-basi mobil mewah tersebut langsung dipersilahkan oleh penjaga gerbang disana.

Ketiganya langsung keluar dari dalam mobil dan menuju ruang kepala sekolah untuk memperkenal Berliana.

Saat sampai didepan ruang kepala sekolah dan sudah dipersilahkan masuk. Ketiga langsung masuk dan diikuti oleh seorang guru yang sudah menyambut kedatangan mereka.

"Apa ini orang yang kalian maksud?" tanya kepala sekolah itu dengan tatapan menyelidik kearah Berliana.

"Benar" ucap tuan Bondan dan juga nyonya Mira.

"Baik, dan tentu kalian tau saya orangnya seperti apa bukan?" tanya Kepala sekolah itu dengan tatapan tajam kepada pasangan paruh bayah itu.

"Aku ucapkan untuk sekian kalinya, untuk masuk IS tidak ada namanya memandang status sosial. Baik dari golongan kaya ataupun prestasi mereka akan melakukan tes terlebih dahulu" jelas kepala sekolah iti dengan bijaksana.

"Apa kau sudah siap?" tanya kepala sekolah itu kepada Berliana.

"Tentu" jawab yakin Berliana.

"Bagus, mari kita keruang ujian dan di sana akan di sebutkan prosedur ujiannya" ucap kepala sekolah itu dan mulai beranjak dan mereka mulai mengikutinya.

Mereka sampai disebuah ruangan besar yang berisikan puluhan komputer di sana.

"Aku akan menjelaskan peraturannya dan kau akan melakukan ujian dengan menggunakan komputer yang ada di sini" ucap kepala sekolah sambil mempersilahkan Berliana duduk di kursi bagian tengah dan langsung dilakukan oleh Berliana.

"Yang pertama adalah pada saat login kamu akan dihadapkan dengan tiga jenis tes yaitu, Tes Kemampuan Dasar (TKD), Tes Potensi Akademik (TPA) dan Tes Potensi Skolastik (TPS). Masing-masing tes akan diberi waktu satu jam, karena ada tiga tes maka kamu akan diberi waktu mengerjakan selama tiga jam tidak kurang dan tidak lebih".

"Selain itu, nilai akan langsung keluar pada saat anda menekan tanda selesai pada kalimat akhir lembar online ujian. Skor yang didapatkan, akan menentukan lulus atau tidaknya dan juga akan menjadi penentuan kelas yang layak kamu masuki" jelas kepala sekolah itu dengan sungguh-sungguh.

"Apa kau sudah siap? dan kalian?" tanya kepala sekolah itu kepada Berliana dan kedua pengawas yang mengawasinya dari kiri dan kanannya.

"Siap" ucap mereka serentak.

"Berliana. Buktikan jika kamu memang layak berada di IS dan waktu kamu terhitung mundur 10 detik di mulai dari sekarang. 10, 9, 8, 7, 5, 4, 3, 2, 1. Mulai" ucap kepala sekolah dengan tegas.

Tanpa membuang waktu, Berliana mulai mengerjakan dengan teliti dengan wajah tenang tentunya.

Sudah 1 jam berlalu, Berliana sudah mulai mengerjakan soal akademik dengan tenang bahkan terlihat seperti ujian biasa dimata Berliana.

Di soal terakhir Berliana dengan malas mengerjakan jenis soal ketiga. Hal itu di karena selain soal-soal yang di uji membosankan bagi Berliana selain itu, dia juga melihat skor nilainya sudah dapat memenuhi kreteria.

"Waktu habis" ucap Kepala sekolah. Secara otomatis komputer akan log out dengan sendirinya jika batas waktu yang di tentukan sudah habis.

"Cukup mengesankan dengan skor yang kau dapat walaupun kau hanya bisa menduduki kelas 3C, yaitu kelas terakhir"

"Selamat Berliana dan mulai minggu depan kamu akan secara aktif berada di IS" ucap kepala sekolah itu dengan bangga.

"Selamat sayang" ucap nyonya Mira kepada Berliana.

"Ternyata kamu cukup pintar" ucap tuan Bondan yang cukup bangga akan pencapaian Berliana.

Mereka semua keluar dari ruangan yang berisikan puluhan komputer canggih disana.

Episodes
1 01. Berduka
2 02. Keputusan Berliana
3 03. Perkenalan 1
4 04. Perkenalan 2
5 05. Awal Yang Baik
6 06. Ujian IS 1
7 07. Ujian IS 2
8 08. International School
9 09. Belanja Bersama
10 10. Hari Pertama Sekolah
11 11. Hari Pertama Sekolah 2
12 12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13 13. Teman Baru
14 14. Kebencian
15 15. Hukuman dan Taruhan
16 16. Saat Yang Tepat
17 17. Penasaran
18 18. Perjodohan 1
19 19. Perjodohan 2
20 20. Pertunangan
21 21. Teka-teki
22 22. Cincin Yang Melingkar
23 23. Pindah!
24 24. Tempat Tinggal Baru
25 25. Tidak Berperasaan!
26 26. Senyum Tapi Terluka
27 27. Berpamitan
28 28. Siapa Berliana?
29 29. Berliana Sandreas
30 30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31 31. Suasana Kantin Kampus
32 32. Parago Resto
33 33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34 34. Tentang Berliana
35 35. Kembali
36 36. Makan Malam
37 37. Mencari Tahu
38 38. Rumah Penuh Cerita
39 39. Makam
40 40. Pendekatan
41 41. Masih Berjuang
42 42. Keluarga Martines
43 43. Ingatan Masa Lalu
44 44. Kisah Jonathan
45 45. Tuduhan Tidak Berdasar
46 46. Kotak Bekal
47 47. Perasaan Kecewa
48 48. Lagi-lagi Kecewa
49 49. Rencana Tersembunyi
50 50. Rumah Sakit
51 51. Mengunjungi
52 52. Jebakkan!
53 53. Sebuah Rencana
54 54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55 55. Terlihat Baik-Baik Saja
56 56. Merasa Kesal
57 57. Menepis Kecemburuan
58 58. Rasa Yang Meresahkan
59 59. Kemarahan dan Kebencian
60 60. Memanfaatkan kesempatan
61 61. Tidak Biasanya
62 62. Merasa Aneh
63 63. Bersama Zion
64 64. Kenyamanan
65 65. Berangkat Bersama
66 66. Pelukan Hangat
67 67. Kepercayaan
68 68. Menghindar
69 69. Mengabaikan
70 70. Kemarahan Berliana
71 71. Memasak Untuk Orang Spesial
72 72. Rantang Makanan
73 73.
74 74. Salah Paham
75 75.
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
Episodes

Updated 80 Episodes

1
01. Berduka
2
02. Keputusan Berliana
3
03. Perkenalan 1
4
04. Perkenalan 2
5
05. Awal Yang Baik
6
06. Ujian IS 1
7
07. Ujian IS 2
8
08. International School
9
09. Belanja Bersama
10
10. Hari Pertama Sekolah
11
11. Hari Pertama Sekolah 2
12
12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13
13. Teman Baru
14
14. Kebencian
15
15. Hukuman dan Taruhan
16
16. Saat Yang Tepat
17
17. Penasaran
18
18. Perjodohan 1
19
19. Perjodohan 2
20
20. Pertunangan
21
21. Teka-teki
22
22. Cincin Yang Melingkar
23
23. Pindah!
24
24. Tempat Tinggal Baru
25
25. Tidak Berperasaan!
26
26. Senyum Tapi Terluka
27
27. Berpamitan
28
28. Siapa Berliana?
29
29. Berliana Sandreas
30
30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31
31. Suasana Kantin Kampus
32
32. Parago Resto
33
33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34
34. Tentang Berliana
35
35. Kembali
36
36. Makan Malam
37
37. Mencari Tahu
38
38. Rumah Penuh Cerita
39
39. Makam
40
40. Pendekatan
41
41. Masih Berjuang
42
42. Keluarga Martines
43
43. Ingatan Masa Lalu
44
44. Kisah Jonathan
45
45. Tuduhan Tidak Berdasar
46
46. Kotak Bekal
47
47. Perasaan Kecewa
48
48. Lagi-lagi Kecewa
49
49. Rencana Tersembunyi
50
50. Rumah Sakit
51
51. Mengunjungi
52
52. Jebakkan!
53
53. Sebuah Rencana
54
54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55
55. Terlihat Baik-Baik Saja
56
56. Merasa Kesal
57
57. Menepis Kecemburuan
58
58. Rasa Yang Meresahkan
59
59. Kemarahan dan Kebencian
60
60. Memanfaatkan kesempatan
61
61. Tidak Biasanya
62
62. Merasa Aneh
63
63. Bersama Zion
64
64. Kenyamanan
65
65. Berangkat Bersama
66
66. Pelukan Hangat
67
67. Kepercayaan
68
68. Menghindar
69
69. Mengabaikan
70
70. Kemarahan Berliana
71
71. Memasak Untuk Orang Spesial
72
72. Rantang Makanan
73
73.
74
74. Salah Paham
75
75.
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!