Makan malam saat ini sungguh hening dan berbeda saat Berliana makan bersama kedua kakek dan neneknya. Sungguh di sana penuh rasa hangat dan sangat berbeda jauh sekali yang saat ini Berliana rasakan.
Makanan yang masuk kedalam mulut Berliana sungguh makanannya sangat enak akan tetapi bagi Berliana makanan itu rasanya biasa saja, mengingat situasi ataupun suasana yang ada di meja makan saat ini.
Berliana sekali-kali melirik bagaimana elegannya mereka saat memasukkan makanan sungguh hal itu berbeda dengan dirinya yang terkadang makan secara asal-asalan.
Walaupun seperti itu, bukan berarti Berliana tidak bisa bersikap anggun hanya saja dirinya terlalu malas untuk melakukan hal tersebut.
Satu persatu orang yang ada disana mulai menyelesaikan makan mereka, berbeda dengan Berliana yang sudah sedari tadi selesai.
Ingin rasanya beranjak terlebih dahulu tapi hal itu Berliana tetap menunggu sampai semuanya selesai.
Melihat semuanya selesai makan, bahkan ketua pelayan dan yang lainnya langsung mengambil piring-piring kotor bekas mereka makan.
"Untuk ujian masuk sekolah akan di lakukan besok" ucap tuan besar Pohan.
"Apa tidak terlalu cepat pa, bukannya akan dilakukan 3 hari lagi?" tanya mommy Azura yang sedikit kurang menyetujui ucapan sang papa.
"Bagaimana?" tanya tuan besar Pohan kepada Berliana tanpa menangggapi ucapan yang mengandung sedikit protes dari mommy Azura.
"Tidak masalah" ucap Berliana santai.
"Kakek apa sebaiknya di tunda beberapa hari, kita kan tau kalau kak Berliana ini berasal dari sekolahan biasa dan itu sangat jauh berbeda dengan IS" ucap Arabela yang sedikit meremehkan kemampuan Berliana.
"Kalian berilah beberapa soal-soal yang sekiranya akan keluar saat Berliana ujian nanti" perintah tuan besar Pohan kepada Arabela, Ramkes dan juga Remi.
"Apa kak Berliana akan mengulai dari kelas satu atau melanjutkan dari sekolah yang dulu?" tanya Arabela.
"Jika dia berhasil melewati ujian itu maka, akan duduk di kelas tiga" ucap tuan besar Pohan sambil memandang Berliana dengan seksama.
"Bagaimana apa kau sanggup?" tanya tuan besar dengan sedikit menaikkan alisnya.
"Aku akan mencobanya" ucap Berliana yakin.
"Kakak Berliana tenang saja, walaupun kami masih kelas satu. Kami akan berusaha membantu kakak agar berhasil melalui ujian besok" ucap Remi dengan yakin.
"Terima kasih Remi" ucap Berliana dengan tulus.
"Sama-sama kak" balas Remi dengan tersenyum lebar.
"Persiapkan dirimu untuk besok, jika kau gagal maka kau akan mengulang di kelas yang sama seperti kembar" ucap tuan besar Pohan sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Kalian berdua harus bantu kak Berliana agar dia bisa memahami pelajaran dasar-dasar" ucap mommy Azura kepada kedua putra kembarnya dan di jawab oleh anggukan keduanya.
"Sayang, bukan berarti mommy meragukan kemampuan kamu, dan mommy yakin kamu pasti bisa menjalani tes itu dengan baik. Hanya saja untuk berjaga-jaga jika kamu ada sedikit melupakan materi dasar" jelas mommy Azura kepada Berliana, karena dirinya takut mereka kemampuan pendidikan yang di terima dirinya.
"Nak, mama juga percaya akan kemampuan kamu dalam mengikuti ujian besok" ucap nyonya Mira yang ikut mendukung dan menyemangati Berliana.
"Lebih baik kamu mulai memplajari pelajaran itu, dan Arabela berikan beberapa contoh soal milikmu agar Berliana bisa memplajarinya malam ini" ucap tuna Bondan.
Sebenarnya tuan Bondan tidak meragukan kemampuan Berliana yang tidak mereka ketahui selama ini, hanya saja ia sedikit merasa khawatir jika Berliana harus mengulang kembali di kelas satu.
Semuanya mulai kembali ke aktivitas masing-masing, Berliana dan diikuti oleh kedua putra kembar itu menuju kamar Berliana.
Sampai di dalam kamar Berliana, Remi maupun Ramkes duduk di atas tempat tidur, sambil memperhatikan Berliana berjalan menuju meja belajarnya dan mengambil ponsel yang ia letakkan di atas meja tersebut.
"Kakak berhubung buku-buku pelajaran kami dirumah maka kami akan membantu mencari beberapa contoh soal yang ada di internet saja" tawar Remi kepada Berliana, karena mereka saat ini berada di kediaman utama keluarga Pohan.
"Tidak masalah" ucap Berliana santai.
"Kak Berliana ada laptop bukan?" tanya Remi.
"Ada" jawab Berliana sambil berjalan mengambil laptopnya yang ia simpan di dalam lemari pakaiannya.
"Ini" ucap Berliana sambil memberikan kepada Remi, dan langsung di sambut oleh Ramkes.
"Biar aku saja" ucap Ramkes dan langsung mencari beberapa sumber yang sekira berhubungan tentang pelajaran kelas tiga.
"Ternyata kakak juga menyukai Anime One Piece" seru Remi yang melihat walpaper dekstop miliknya.
"Hanya sedikit menyukai" ucap Berliana.
"Aku, bahkan juga Ramkes menyukainya kak, bahkan beberapa komiknya dan miniaturnya ada di rumah. Jika nanti kakak punya waktu, mainlah kerumah nanti akan aku tunjukkan beberapa koleksi milik ku dan milik Ramkes juga" jelas Remi dengan senang karena mereka sama-sama penyuka animasi yang berasal dari jepang.
"Aku rasa ini sudah cukup" ucap Ramkes tiba-tiba. Sambil mengarahkan layar laptopnya kepada Berliana.
"Sepertinya begitu" ucap Berliana sambil melihat di layar laptopnya yang sudah ada sekitar sepuluh materi yang di download oleh Ramkes.
"Kakak, kami akan selalu berdoa semoga kita bisa satu sekolahan" ucap Remi dengan sedikit kekehan kecil dari mulutnya.
"Ya semoga saja" ucap Berliana.
"Nanti jika kakak di terima kita akan jalan-jalan dan berbelanja bersama untuk keperluan kakak. Nanti kita ajak mommy juga" ucap Remi dengan senang.
"Baiklah nanti kita akan jalan serta berbeanja bersama" ucap Berliana yang sedikit merasa lucu akan antusiasnya Remi jika dirinya diterima disana.
Di tengah perbincangan obrolan mereka, dan lebih tepatnya antara Remi dan Berliana saja. Karena Ramkes akan sesekali bersuara jika ada pertanyaan untuk dirinya atau yang ia ajukan.
Tok
Tok
Pintu terbuka dengan cepat saat selesai ketukan itu.
"Mommy" seru Remi.
"Sepertinya kalian sangat asik mengobrolnya" ucap mommy Azura melihat tingkah mereka yang tidak ada kecanggungan sedikitpun. Bahkan Ramkes saja sambil tiduran di atas tempat tidur milik Berliana.
"Tentu saja mom" ucap Remi dengan gembira.
"Mom, kami akan jalan-jalan bersama kalau kakak Berliana berhasil diterima di IS dan mommy mau ikut juga bukan?" tanya Remi kepad sang mommy.
"Tentu saja, nanti kita akan minta kartu sakti milik daddy kalian" jawab mommy Azura dengan senang.
"Ada apa mommy kesini?" tanya Ramkes yang berusaha memutuskan pembicaraan ibu dan anak itu yang tidak ada ujungnya.
"Aduh mommy sampai lupa. Mommy kisini mau panggil kalian, karna daddy sudah menunggu kita dibawah" jawab mommy Azura.
"Pulang kerumah?" tanya Remi yang sedikit tidak rela berpisah dengan Berliana.
"Iya sayang, kak Berliananya juga mau belajar dan kalian besok sekolah bukan?" ucap mommy Azura.
"Ah, baiklah" ucap Remi sedikit tidak bersemangat.
"Besok kita akan bertemu di IS" ucap Berliana dengan yakin saat melihat ekspresi Remi yang keberatan meninggalkan dirinya.
"Kak Berliana harus belajar, supaya kita bisa satu sekolah" ucap Ramkes yang memberikan pengertian kepada adiknya.
"Kakak semangat untuk besok" ucap Remi sambil melambaikan tangan kepada Berliana yang sedang berdiri di luar pintu. Sambil melihay kepergian mereka.
Mereka sudah menghilang dibawa oleh lift, dan Berliana langsung masuk kamarnya. Pada saat dirinya mau menutup pintu kamar dengan sempurna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Al^Grizzly🐨
untuk pelayan tidak ada ketua pelayan..yg benar itu kepala pelayan.
2024-04-19
0