Mobil yang di tumpangi oleh Berliana sudah masuk kedalam perumahan elit dan hanya golongan orang-orang kaya saja yang dapat membeli salah satu perumahan yang ada di sana.
Mobil mulai melaju dengan kecepatan sedang yang mulai melintasi setiap perumahan elit baik di sisi kiri maupun di sisi kanan jalan aspal yang sangat mulus tanpa cacat sedikipun.
Tidak berselang lama mobil itu berhenti tepat di luar gerbang yang menjulang tinggi dengan warna hitam dipadukan pada warna emas. Untuk rumah mewah itu sendiri berwarna putih pekat dan memiliki 3 lantai. Jarak antara bangunan rumah dengan pagar mungkin sekitar 200 meter, dan disisi kiri jalan terdapat banyak tanaman yang sangat terawat.
Cukup dengan menyembunyikan klakson mobil, gerbang mewah itu akan terbuka secara otomatis.
Mobil itu berhenti sempurna tepat didepan pintu utama, melihat pasangan paruh baya itu turun, membuat Berliana mulai membuka pintu mobil secara perlahan sampai seluruh tubuhnya keluar dengan sepenuhnya.
Berliana masih mengedarkan pandangannya kebagian depan maupun samping rumah mewah itu dengan tatapan menilai.
Dan yang membuat Berliana sedikit mengkerutkan dahinya adalah terdapat beberapa mobil mewah yang tidak jauh dari mobil yang membawanya.
"Ayo masuk" ajak tuan Bondan Kepada Berliana yang masih mengedarkan pandangannya.
"Sepertinya mereka sudah datang" ucap nyonya Mira.
Mendengar ucapan nyonya Mira, membuat Berliana sedikit bingung dan siapa mereka yang di ucapkan oleh nyonya Mira.
"Sepertinya begitu" ucap tuan Bondan yang mulai berjalan ke arah pintu utama dan diikuti oleh Mira serta Berliana.
Sampai tepat didepan pintu utama yang cukup tinggi dan lebar, secara bersamaan pintu besar tersebut terbuka dari dalam
Ternyata seorang pria paruh baya yang menyambut mereka dengan hormat dan ramah. Dari penampilan dan sikap bisa dipastikan bahwa dia adalah salah satu pekerja di rumah besar itu.
"Selamat datang, tuan, nyonya dan nona muda" sambut lelaki itu dengan baik dan disertai senyum ramah.
"Apa mereka sudah berkumpul semua?" tanya tuan Bondan kepada ketua pelayan yang ada di rumahnya
"Iya tuan, bahkan tuan besar sudah datang sekitar 30 menit yang lalu" jawab ketua pelayan.
"Baiklah, dan ambil barang yang ada di bagasi mobil antarkan ke kamar yang sudah di siapkan" printah tuan Bondan.
"Baik tuan saya permisi tuan nyonya dan nona muda" pamit ketua pelayan itu dengan sopan.
....................
Berliana hanya diam sambil mengikuti kedua orang tua yang ada didepannya itu.
Sampai di ruang keluarga yang cukup luas, sudah terdapat beberapa orang yang sedang duduk disana dengan santai. Sepertinya mereka sedang menyambut kedatangan Berliana di rumah besar tersebut.
"Papa" panggil Bondan kepada seorang pria yang sudah lanjut usia yang sedang duduk di kursi single itu.
"Oh, kalian sudah datang?" tanya tuan besar kepada mereka tanpa melihat ke arah mereka yang baru sampai di ruang keluarga.
"Lihat pa, siapa yang kami bawa" ucap Bondan dengan senang.
"Rupanya kalian berhasil membawanya" ucap tuan besar dengan raut wajah biasa saja, bahkan terkesan tidak perduli.
"Ayo sayang duduk" ucap Mira kepada Berliana.
Tanpa membantah Berliana duduk di seberang tuan besar itu tanpa canggung sekalipun. Di tempat duduknya Berliana mulai menelisik siapa saja yang ada disana.
Tidak jauh dari samping kanan Berliana ada Mira bondan ada seorang remaja yang mungkin sepantaran dirinya dan satu lagi seorang lelaki dewasa yang duduk dengab tegap, yang pastinya Berliana belum mengetahui nama keduanya.
Untuk sebelah kanannya ada sepasang suami istri dan 2 orang remaja dan sepertinya mereka kembar menurut Berliana.
"Ternyata kau sudah besar sekarang" ucap tuan besar itu dengan suara tegas dan beriwibawa tentunya.
Merasa ucapan lelaki tua itu mengarah kepada dirinya membuat Berliana langsung menatap mata lelaki tua tersebut.
"Seperti yang kau lihat" ucap Berliana santai tanpa merasa terimitidasi dari tatapan lelaki tua tersebut.
Mereka yang ada disana yang memperhatikan langsung bagaimana sikap Berliana membuat mereka menatap sedikit keheranan.
"Perkenalkan dirimu, biar orang yang ada di ruangan ini mengetahui nama kamu" pinta lelaki tua itu kepada Berliana.
"Sebelum bertanya nama orang lain, lebih baik perkenalkan dirimu dahulu" ucap Berliana dengan datar tanpa ekspresi.
"Berliana" tegur Bondan dengan suara penekanan.
"Haha, baiklah perkenalkan nama saya Pohan Narendra, dan kalian perkenalkan juga diri kalian" ucap tuan besar Pohan.
"Kalau nama papa dan mama kau pasti sudah tau kan?" tanya tuan Bondan kepada Berliana, mendengar ucapan tuan Bondan Berliana hanya menganggukkan kepalanya sedikit.
"Dan kenalkan ini Arkana pohan" tunjuk tuan Bondan kepada seorang lelaki yang memiliki umur sekitar 25 tahun.
"Dia adalah anak tertua yang ada di kelurga ini dan papa harap kamu bisa memaklumi kalau dirinya seperti tidak tersentuh" jelas tuan Bondan.
Arkana yang di perkenalkan oleh papanya hanya menatap sebentar kepada Berliana.
Berbeda dengan Arabela yang langsung menatap kurang suka kepada Berliana dan ia merasa bahwa kehadiran Berliana di rumah ini akan membuat posisinya bergeser dari keluarga Pohan.
"Dan ini Arabela Pohan, berdasarkan umur kalian bahwa dia adalah adik kamu walaupun kalian lahir di tahun yang sama" sambung Bondan lagi.
Mendengar penjelasan tuan Bondan membuat Berliana sedikit menebak bahwa disini ada kejanggalan menurut dirinya. Tanpa mau berpikir terlalu jauh dan terlalu malas lebih tepatnya membuat Berliana masih dalam mengamati orang-orang yang ada di sekitar dirinya
Selesai tuan Bondan memperknalkan dirinya, di sebelah kiri Berliana langsung membuka suara.
"Selamat datang di rumah ini, perkenalkan nama bibi atau kau juga bisa memanggil dengan sebutan mommy sama seperti kedua putra ku" ucap perempuan itu dengan sedikit tertawa.
Melihat cara bicara wanita tersebut membuat Berliana dapat menyimpulkan bahwa dia adalah wanita yang cukup humoris.
"Mommy ini namanya Azura Pohan, dan ini daddy atau suami mommy, Radika Bagaskara dan kedua pemuda tampan yang ada disebelah daddynya itu Ramkes Radika dan sebelahnya lagi Remi Radika" ucap mommy Azura agar Berliana kenal sama keluarga kecilnya.
"Mereka ini kembar dan sifat mereka sangat bertolak belakang. Sayang, jadi mommy harap kamu jangan kaget ya" sambungnya lagi dengan kekehan kecil.
"Hallo, tadi mommy sudah memperkenalkan aku, nama ku Remi Radika tentunya aku ini sangat tampan".
"Kalau kakak ku ini, sangat mirip dengan daddy seperti kulkas" ucap Remi kepada Berliana dengan nada sedikit berbisik. Padahal orang yang ada di ruangan itu dapat mendengar jelas apa yang di ucapkan oleh Remi.
"Kamu pasti dapat menilai dengan sendirinya putra kembar mommy ini, yang satu ceria yang satunya dingin dan datar. Mommy harap kalian berteman dengan baik walaupun keduanya lebih muda 1 tahun dari kamu" ucap mommy Azura dengan tulus.
"Nah sekarang giliran kamu untuk memperkenalkan diri" ujar tuan besar Pohan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments