11. Hari Pertama Sekolah 2

Sambil menunggu makanan yang mereka pesan. Telinga Berliana mendengar suara yang cukup familiar ditelinganya.

"Kakak!" teriak Remi sambil berjalan mendekat kearahnya dengan membawa makanan dikedua tangannya.

Suara keras Remi membuat para sisiwa yang lainnya mulai mengikuti langkah Remi yang mendekat kearahnya.

"Kamu kenal dia Ber?" tanya Gio kepada Berliana Dan langsung mendapat anggukkan kepala.

"Ramkes mana?" tanya Berliana yang melihat Remi datang sendiri.

"Dia lagi di perpustakaan kak" jawab Remi sambil duduk tepat di samping Berliana.

"Kakak tidak pesan makan?" tanya Remi yang melihat tidak ada makanan diatas meja itu.

"Lagi ditunggu" jawab Berliana.

"Kamu siapanya Berliana?" tanya Kevin penasaran.

"Aku ini adik sepupunya kak Berliana" jawab Remi santai.

"Berarti kamu termasuk keluarga Pohan?" tanya Gio yang semakin mengundang penasaran yang lainnya.

"Tentu saja" jawab Remi dengan cepat.

"Akhirnya berteman sama anak keluarga Sultan" ucap Gio senang.

Walaupun mereka termasuk golongan menengah keatas tapi itu semua belum sebanding dengan keluarga Pohan maupun keluarga ternama lainnya.

"Tapi di keluarga kami tidak ada yang namanya Sultan" ucap polos Remi yang mengundang tawa di meja itu.

"Bukan itu maksudnya adik kecil" ucap gemas Tama kepada Remi.

"Lah terus apa kalau bukan itu?" tanya Remi bingung.

"Nanti kau akan tau sendiri" ucap Kevin yang malas membahas itu.

"Baiklah" ucap Remi yang kurang bersemangat.

Satu persatu makanan mulai diletakkan di atas meja mereka. Tanpa berbicara lagi, mereka langsung melahap makanan itu dengan sesekali mereka berbicara.

"Kak. apa kakak sangat lapar?" tanya Remi yang melihat basko Berliana yang sudah terlebih dahulu habis dari yang lainnya.

"Sangat!" ucap Berliana.

Mendengar ucapan Berliana, ketiga orang itu langsung memberikan satu persatu bakso milik mereka.

"Tidak usah, kalian pasti lapar juga bukan?" tanya Berliana yang mendapat tiga tambahan bakso di mangkoknya.

"Tidak apa-apa, kami juga tidak terlalu lapar" jawab Kevin.

"Terima kasih" ucap Berliana kepada ketiga teman barunya.

"Kakak, kalau kakak masih lapar makan saja nasi ayam punya ku kalau kakak mau" tawar Remi kepada Berliana yang kelihatan sekali sangat lapar.

"Apa boleh?" tanya Berliana dengan senang.

"Tentu saja, ini makanlah" ucap Remi sambil menggeser piring miliknya.

Dengan semangat Berliana langsung menghabiskan makanan yang ada didepannya.

"Apa kakak tadi pagi tidak sarapan?" tanya Remi.

"Sarapan, hanya saja cuma makan roti dan aku tidak terbiasa dengan itu" ucap Berliana yang sudah menghabiskan makanannya.

"Kakak kesekolah menggunakan apa?" tanya Remi yang ingin tahu.

"Taksi" jawab Berliana singkat.

"Kenapa tidak berangkat bersama kak Arabela?" tanya Remi kembali.

"Kami tidak seakrab itu" jawab Berliana acuh.

Sedangkan ketiga lelaki yang ada didepannya itu hanya menjadi pendengar setia.

Waktu istirahat ternyata sudah sudah habis, para siswa yang semula ramai di kantin. Kini mulai meninggalkan tempat tersebut.

"Remi duluan kekelas ya kak" ucap Remi pamit kepada Berliana dan ketiga temannya.

"Belajar yang rajin" ucap Berliana.

"Serius!, aku tidak pernah menyangka akan berteman dengan golongan orang kaya" ucap Gio takjub.

"Emang keluarga kamu tidak termasuk kaya?" tanya Kevin kesal.

"Termasuk sih, hanya sajakan mereka berasal dari keluarga sultan sudah turun-temurun" jelas Gio.

"Yang kaya itu mereka bukan aku" ucap Berliana.

"Aku ini hanya anak kemarin sore yang baru masuk ke keluarga itu" sambung Berliana lagi.

Mereka berempat berjalan menuju kekelas mereka dengan Berliana berada ditengah mereka.

Sampai didalam kelas, mereka mulai berpencar menuju tempat duduknya masing-masing.

Berliana berjalan dengan santai menuju tempat duduknya yang berada di bagian belakang. Sudah sampai ditempatnya Berliana duduk tenang.

"Kamu jangan merasa kecantikan!" ucap seorang siswi menatap tidak suka. Dan dia duduk di depan Berliana.

Mendengar ucapan gadis itu, Berliana hanya menatap bingung.

"Ingat Kevin itu pacar aku!" jelasnya lagi.

"Oh, ternyata cewek ini cemburu!" ucap Berliana dalam hati.

"Emangnya saya peduli!" ucap Berliana sambil melipatkan kedua tangannya dan menatap datar kearah wanita itu.

"Ingat!, kamu harus jauh-jauh darinya" ucapnya lagi dengan nada peringatan. Dan Berliana hanya mengangkat kedua bahunya dengan acuh.

"Hari pertama masuk sudah dapat musuh. Nasib-nasib" pikir Berliana, sambil mendengarkan guru yang menjelaskan pelajaran didepan.

....................

Disekolahan yang lama Berliana termasuk orang-orang yang pintar bahkan ada juga yang mengatakan dirinya sangat jenius. Hanya Berliana memiliki sifat yang tidak bisa dimudah untuk diatur.

Dia akan menulis, mengerjakan tugas sekolah atau mencatat pelajaran jika dia dalam keadaan sedang ingin belajar.

Jika tidak, maka hal yang biasa yang ia lakukan adalah tidur didalam kelas atau di UKS dan terkadang akan duduk di kantin sekolah, sambil bermain game atau sibuk dengan aktivitas yang ada di ponsel miliknya.

Ponsel milik Berliana bukanlah dari merek yang terkenal pada umumnya yang dipakai oleh orang kalangan elit. Akan tetapi kualitas ponsel yang ia miliki sungguh jauh berbeda dengan dimiliki oleh orang kebanyakan.

Ponsel itu sudah disetting dengan sedemikian rupa oleh dirinya dan dibantu temannya yang lain. Sehingga memiliki kecanggihan yang cukup tinggi dari pada ponsel pada umumnya.

..................

Kembali kepada Berliana yang masih menyimak dengan baik atas apa yang dijelaskan oleh gurunya.

"Membosankan!"gumam Berliana dengan sedikit nada kesal.

Sudah kesekian kalinya Berliana melihat jam di ponselnya. Cukup terlalu sering melihat jam membuat Berliana kesal sendiri.

"Dasar jam laknat" umpat Berliana dalam hati.

Waktu yang ditunggu oleh Berliana akhirnya tiba, dimana pelajaran yang membosankan itu telah berakhir dan di ganti dengan jam pulang.

Dengan cepat Berliana memasukkan kembali buku dan pena kedalam ransel kecil miliknya dan tanpa basa-basi dirinya langsung bangkit dari tempat duduknya.

"Kenapa buru-buru?" tanya Tama yang heran melihat Berliana sangat semangat untuk pulang.

"Pengen cepat merebahkan diri" ucap Berliana santai.

"Pulangnya naik apa?" tanya Tama, Kevin dan Gio juga mulai mendekat kearah mereka.

"Naik taksi" ucap Berliana santai.

"Kalau mau pulang sama aku, atau gak sama Gio atau Kevin" tawar Tama kepada Berliana.

"Kalau tidak keberatan boleh juga" ucap Berliana yang sedikit menyetujui ajakan Tama.

Secara tidak sadar ternyata mereka sudah cukup akrab satu sama lainnya.

"Sama aku saja, soalnya kita satu arah" ucap Kevin.

"Naik motor tidak apa-apakan?" tanya Kevin kepada Berliana.

"Tidak apa-apa, hanya saja aku tidak punya helm" ucap Berliana.

"Tidak apa-apa, soalnya jaraknya juga dekat dari sini!" jelas Kevin.

Dengan senang hati Berliana menerima tawaran Kevin untuk pulang, menggunakan motor besar miliknya.

Berliana termasuk orang yang menyukai otomotif bahkan hal-hal yang berhubungan dengan listrik juga ia sukai.

Mereka berempat berjalan bersama menuju parkiran khusus motor, yang tentunya sangat kecil dibandingkan dengan parkiran mobil.

Episodes
1 01. Berduka
2 02. Keputusan Berliana
3 03. Perkenalan 1
4 04. Perkenalan 2
5 05. Awal Yang Baik
6 06. Ujian IS 1
7 07. Ujian IS 2
8 08. International School
9 09. Belanja Bersama
10 10. Hari Pertama Sekolah
11 11. Hari Pertama Sekolah 2
12 12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13 13. Teman Baru
14 14. Kebencian
15 15. Hukuman dan Taruhan
16 16. Saat Yang Tepat
17 17. Penasaran
18 18. Perjodohan 1
19 19. Perjodohan 2
20 20. Pertunangan
21 21. Teka-teki
22 22. Cincin Yang Melingkar
23 23. Pindah!
24 24. Tempat Tinggal Baru
25 25. Tidak Berperasaan!
26 26. Senyum Tapi Terluka
27 27. Berpamitan
28 28. Siapa Berliana?
29 29. Berliana Sandreas
30 30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31 31. Suasana Kantin Kampus
32 32. Parago Resto
33 33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34 34. Tentang Berliana
35 35. Kembali
36 36. Makan Malam
37 37. Mencari Tahu
38 38. Rumah Penuh Cerita
39 39. Makam
40 40. Pendekatan
41 41. Masih Berjuang
42 42. Keluarga Martines
43 43. Ingatan Masa Lalu
44 44. Kisah Jonathan
45 45. Tuduhan Tidak Berdasar
46 46. Kotak Bekal
47 47. Perasaan Kecewa
48 48. Lagi-lagi Kecewa
49 49. Rencana Tersembunyi
50 50. Rumah Sakit
51 51. Mengunjungi
52 52. Jebakkan!
53 53. Sebuah Rencana
54 54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55 55. Terlihat Baik-Baik Saja
56 56. Merasa Kesal
57 57. Menepis Kecemburuan
58 58. Rasa Yang Meresahkan
59 59. Kemarahan dan Kebencian
60 60. Memanfaatkan kesempatan
61 61. Tidak Biasanya
62 62. Merasa Aneh
63 63. Bersama Zion
64 64. Kenyamanan
65 65. Berangkat Bersama
66 66. Pelukan Hangat
67 67. Kepercayaan
68 68. Menghindar
69 69. Mengabaikan
70 70. Kemarahan Berliana
71 71. Memasak Untuk Orang Spesial
72 72. Rantang Makanan
73 73.
74 74. Salah Paham
75 75.
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
Episodes

Updated 80 Episodes

1
01. Berduka
2
02. Keputusan Berliana
3
03. Perkenalan 1
4
04. Perkenalan 2
5
05. Awal Yang Baik
6
06. Ujian IS 1
7
07. Ujian IS 2
8
08. International School
9
09. Belanja Bersama
10
10. Hari Pertama Sekolah
11
11. Hari Pertama Sekolah 2
12
12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13
13. Teman Baru
14
14. Kebencian
15
15. Hukuman dan Taruhan
16
16. Saat Yang Tepat
17
17. Penasaran
18
18. Perjodohan 1
19
19. Perjodohan 2
20
20. Pertunangan
21
21. Teka-teki
22
22. Cincin Yang Melingkar
23
23. Pindah!
24
24. Tempat Tinggal Baru
25
25. Tidak Berperasaan!
26
26. Senyum Tapi Terluka
27
27. Berpamitan
28
28. Siapa Berliana?
29
29. Berliana Sandreas
30
30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31
31. Suasana Kantin Kampus
32
32. Parago Resto
33
33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34
34. Tentang Berliana
35
35. Kembali
36
36. Makan Malam
37
37. Mencari Tahu
38
38. Rumah Penuh Cerita
39
39. Makam
40
40. Pendekatan
41
41. Masih Berjuang
42
42. Keluarga Martines
43
43. Ingatan Masa Lalu
44
44. Kisah Jonathan
45
45. Tuduhan Tidak Berdasar
46
46. Kotak Bekal
47
47. Perasaan Kecewa
48
48. Lagi-lagi Kecewa
49
49. Rencana Tersembunyi
50
50. Rumah Sakit
51
51. Mengunjungi
52
52. Jebakkan!
53
53. Sebuah Rencana
54
54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55
55. Terlihat Baik-Baik Saja
56
56. Merasa Kesal
57
57. Menepis Kecemburuan
58
58. Rasa Yang Meresahkan
59
59. Kemarahan dan Kebencian
60
60. Memanfaatkan kesempatan
61
61. Tidak Biasanya
62
62. Merasa Aneh
63
63. Bersama Zion
64
64. Kenyamanan
65
65. Berangkat Bersama
66
66. Pelukan Hangat
67
67. Kepercayaan
68
68. Menghindar
69
69. Mengabaikan
70
70. Kemarahan Berliana
71
71. Memasak Untuk Orang Spesial
72
72. Rantang Makanan
73
73.
74
74. Salah Paham
75
75.
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!