12. Tidak Seperti Yang Terlihat

Sampainya di depan rumah keluarga Pohan, Kevin langsung berpamitan untuk pulang. Walaupun Berliana menawarkan untuk mampir terlebih dahulu.

"Terima kasih sudah mengantar pulang" ucap Berliana tulus.

"Santai, bukannya kita teman?" tanya Kevin.

"Mungkin" jawab acuh Berliana.

"Hati-hati dijalan" ucap Berliana sambil melambaikan tangan dan menatap kepergian Kevin yang sudah menghilang di balik gerbang besar itu.

"Wah-wah sepertinya kamu sudah mulai menarik pria tampan disekolah" ucap Arabela dengan nada menyindir sambil Melangkah masuk dan melewati Berliana.

Awalnya Arabela ingin masuk kedalam rumah, tetapi tidak jadi. Karena ia melihat Berliana sedang dibonceng oleh salah satu teman disekolahnya.

"Bilang saja kamu iri" ucap Berliana dengan nada mengejek.

"Kau!" tunjuk marah Arabela kepada Berliana.

"Kenapa?" tanya Berliana acuh.

"Lihat saja nanti" ancam Arabela menatap benci kepada Berliana.

"Kenapa tidak masuk-masuk juga" ucap nyonya Mira kepada kedua putrinya yang terlihat saling menatap tajam.

Mendengar suara lain, keduanya langsung mengalihkan pandangannya kearah nyonya Mira.

"Cepat ganti baju kalian, sudah itu baru makan" ucap nyonya Mira lagi.

"Baik mama" ucap Arabela dengan manja. Sedangkan Berliana hanya mengangukkan kepalanya saja dan langsung melangkah menuju lift.

........................

Sedangkan di tempat lain seorang lelaki baru turun dari motornya dan langsung masuk kedalam rumah dengan sedikit senandung bahagia.

"Mama!" panggil Kevin.

Mendengar suara yang cukup keras, membuat wanita yang di panggil mama itu langsung mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ia mainkan.

"Apa kamu lagi demam?" tanya mama Kevin kepada putra sulungnya.

"Mama ngapain sih?" tanya balik kevin yang melihat kelakuan mamanya yang memegang keningnya.

"Jangan-jangan kamu kerasukan?" tanya mama Kevin curiga.

"Mama!" teriak Kevin kesal.

"Hahaha, tumben sekali kamu pulang cepat?. biasanya nongkrong atau kemana dulu!" ucap mama Kevin heran dan tidak biasanya Kevin pulang tepat waktu.

"Aku pulang cepat salah, pulang telat juga salah. Terus aku harus gimana?" tanya Kevin dengan nada sedih.

Melihat kelakuan anaknya yang sangat pandai berdrama membuat mama Kevin menghela nafas kasar. Sungguh kelakuan anaknya yang ini sungguh diluar batas normal.

"Terserah kau saja, selagi tidak membuat masalah" ucap mama Kevin sambil kembali duduk keatas sofa.

"Mama tidak kebutik?" tanya Kevin yang ikut disebelah mamanya.

"Baru juga pulang" jawab mama Kevin.

"Kenapa tidak menyusul papa kekantor?" tanya Kevin yang sangat hafal kelakuan mamanya jika memiliki waktu senggang. Maka mama akan pergi menemani papanya di kantor.

"Lagi malas" ucap malas mama Kevin.

"Jangan terlalu malas ma, nanti papa di goda-goda wanita penghibur di luar sana" ucap Kevin yang sengaja mempropokasi mamanya.

"Tidak akan" ucap yakin mama Kevin.

"Khafid mana?" tanya Kevin, yang tidak melihat adik satu-satunya yang masih duduk di bangku SMP.

"Palingan main game" jawab mama Kevin.

"Ma, Kevin keatas dulu ya. Mau mandi gerah soalnya" pamit Kevin kepada mamanya.

"Sana!" usir mama Kevin dengan nada galak.

Kevin langsung melangkahkan kakinya menuju lantai 2, dimana terdapat kamar tidur utama dan kamar dirinya serta adiknya.

Untuk lantai tiga biasanya terdapat ruang kerja dan perpustakaan kecil milik keluarga Mahardika.

Sebelum masuk kedalam kamarnya, Kevin masuk kedalam kamar sang adik.

Dan benar saja adiknya sibuk bermain game dengan sangat khusuk.

"Belajar" ucap Kevin keras.

"Dasar pengganggu!" umpat Kesal Khafid yang terkena lemparan bantal tepat di kepalanya.

"Mau sampai kapan kamu main game?" tanya Kevin yang ikut duduk disebelah adiknya.

"Sampai bumi ini tidak ada lagi" ucap Khafid kesal.

Khafid Mahardika adalah adik satu-satunya Kevin, keduanya sering terlibat pertengkaran kecil yang membuat mama mereka kesal akan tingkah kedua anaknya yang sangat jarang akur.

Jika kevin adalah orang yang cukup cerewet bahkan pecicilan yang sama dengan mamanya. Beda dengan kahfid yang memiliki sifat acuh bahkan tidak jarang dia akan mengeluarkan kata-kata pedas dari mulutnya.

Sifat Khafid adalah gabungan dari kedua sifat milik kedua orangnya.

"Tumben cepat pulang?. Biasanya keluyuran tidak jelas" ucap Khafid sambil mengendalikan permainan.

"Hanya ingin" jawab Kevin.

"Pergi sana!" usir Khafid yang milirik sekilas kelakuan kakaknya yang sedang rebahan di sampingnya.

"Tidak mau" ucap Kevin sambil mengeluarkan ponselnya.

"Kamu bau!" ucap Khafid santai.

"Apa?!" tanya Kevin dan langsung duduk sambil mencium-cium badannya.

"Tidak bau!" ujar Kevin yang kembali mencium aroma badannya.

"Aku yang cium bukan kamu!" ucap Khafid yang membuat Kevin menatap menyelidik kepada sang adik.

"Dasar durhaka" ucap Kevin kesal dan langsung berdiri meninggalakan sang adik.

..........................

Sedangkan di tempat lain seorang lelaki tua sedang menunggu kedatangan salah satu bawahan setianya.

"Tuan besar!" sapa seorang lelaki paruh baya itu dengan hormat.

"Apa kau sudah ada perkembangan?" tanya lelaki yang di panggil tuan besar itu.

"Sudah tuan" jawabnya dengan yakin.

"Apa mereka memperlakukan dia dengan baik?" tanya tuan besar itu sambil memberikan pakan ikan kedalam kolam ikan hias miliknya.

"Sejauh ini semuanya tampak normal tuan besar" jawab lelaki itu.

"Sungguh manusia serakah, air ludah sendiri yang sudah di buang di tanah masih bisa di jilat lagi" jelasnya dengan tersenyum remeh.

"Sungguh bodoh dan menjijikan!" sambungnya lagi dengan kekehan kecil.

"Apa dia tampak bahagia disana?" tanya tuan besar.

"Hanya terlihat biasa saja tuan" jawab bawahan lelaki tua itu dan seketika membuat tuan besar itu tertawa. Yang lebih tepatnya menertawakan orang-orang yang serakah itu.

"Hahahaha sungguh menggelikan!" ucapnya setelah bisa mengontrol tawanya.

"Pantau saja dari jauh, dan ku yakin dia sudah menyadari keberadaan kalian" ucap tuan besar dengan tatapan tajamnya.

"Baik tuan" ucap patuh lelaki itu.

"Siapkan kepulangan ku, dan kumpulkan mereka dirumah utama" perinta tuan besar dengan suara tegas.

"Baik tuan" ucap patuh sang bawahan itu dan langsung berlalu meninggalakn sang junjungannya.

"*Kau sangat tidak cocok berada di lingkungan sampah itu!" ucap tuan besar dengan tersenyum miring.

"Tunggu!, semuanya akan sesuai dengan janji ku" ucapnya dengan yakin sambil mengepalkan kedua tangannya*.

Di sorot matanya terdapat kemarahan dan kebencian disana.

..........................

Dikediaman Pohan, disalah satu kamar Berlina tengah sibuk memainkan jari-jemarinya di atas laptop kesayangannya.

Sudah beberpa halaman dan terdapat beberapa referensi yang ia juga baca dengan serius dan teliti.

cukup lama dia berada didepan laptop akhirnya sebuah dokuman itu selesai juga. Melihat bahwa itu sudah cukup, Berliana langsung mengirim dokumen itu melalui email khusus dengan nama yang berbeda.

"Periksa kembali!" pesan email yang kembali di kirim oleh Berliana.

"Semuanya sudah oke. Silahkan periksa rekening anda" balas email itu dan membuat senyum diwajah Berliana mengembang.

Hal yang sering berliana lakukan adalah menjual jasa pembuatan ataupun pemeriksaan suatu berkas-berkas penting yang biasanya dilakukan oleh perusahaan besar dalam memenangkan sebuah tender besar.

Episodes
1 01. Berduka
2 02. Keputusan Berliana
3 03. Perkenalan 1
4 04. Perkenalan 2
5 05. Awal Yang Baik
6 06. Ujian IS 1
7 07. Ujian IS 2
8 08. International School
9 09. Belanja Bersama
10 10. Hari Pertama Sekolah
11 11. Hari Pertama Sekolah 2
12 12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13 13. Teman Baru
14 14. Kebencian
15 15. Hukuman dan Taruhan
16 16. Saat Yang Tepat
17 17. Penasaran
18 18. Perjodohan 1
19 19. Perjodohan 2
20 20. Pertunangan
21 21. Teka-teki
22 22. Cincin Yang Melingkar
23 23. Pindah!
24 24. Tempat Tinggal Baru
25 25. Tidak Berperasaan!
26 26. Senyum Tapi Terluka
27 27. Berpamitan
28 28. Siapa Berliana?
29 29. Berliana Sandreas
30 30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31 31. Suasana Kantin Kampus
32 32. Parago Resto
33 33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34 34. Tentang Berliana
35 35. Kembali
36 36. Makan Malam
37 37. Mencari Tahu
38 38. Rumah Penuh Cerita
39 39. Makam
40 40. Pendekatan
41 41. Masih Berjuang
42 42. Keluarga Martines
43 43. Ingatan Masa Lalu
44 44. Kisah Jonathan
45 45. Tuduhan Tidak Berdasar
46 46. Kotak Bekal
47 47. Perasaan Kecewa
48 48. Lagi-lagi Kecewa
49 49. Rencana Tersembunyi
50 50. Rumah Sakit
51 51. Mengunjungi
52 52. Jebakkan!
53 53. Sebuah Rencana
54 54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55 55. Terlihat Baik-Baik Saja
56 56. Merasa Kesal
57 57. Menepis Kecemburuan
58 58. Rasa Yang Meresahkan
59 59. Kemarahan dan Kebencian
60 60. Memanfaatkan kesempatan
61 61. Tidak Biasanya
62 62. Merasa Aneh
63 63. Bersama Zion
64 64. Kenyamanan
65 65. Berangkat Bersama
66 66. Pelukan Hangat
67 67. Kepercayaan
68 68. Menghindar
69 69. Mengabaikan
70 70. Kemarahan Berliana
71 71. Memasak Untuk Orang Spesial
72 72. Rantang Makanan
73 73.
74 74. Salah Paham
75 75.
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
Episodes

Updated 80 Episodes

1
01. Berduka
2
02. Keputusan Berliana
3
03. Perkenalan 1
4
04. Perkenalan 2
5
05. Awal Yang Baik
6
06. Ujian IS 1
7
07. Ujian IS 2
8
08. International School
9
09. Belanja Bersama
10
10. Hari Pertama Sekolah
11
11. Hari Pertama Sekolah 2
12
12. Tidak Seperti Yang Terlihat
13
13. Teman Baru
14
14. Kebencian
15
15. Hukuman dan Taruhan
16
16. Saat Yang Tepat
17
17. Penasaran
18
18. Perjodohan 1
19
19. Perjodohan 2
20
20. Pertunangan
21
21. Teka-teki
22
22. Cincin Yang Melingkar
23
23. Pindah!
24
24. Tempat Tinggal Baru
25
25. Tidak Berperasaan!
26
26. Senyum Tapi Terluka
27
27. Berpamitan
28
28. Siapa Berliana?
29
29. Berliana Sandreas
30
30. Kedatangan Yang Mengejutkan
31
31. Suasana Kantin Kampus
32
32. Parago Resto
33
33. Tidak Bisa Diangap Remeh
34
34. Tentang Berliana
35
35. Kembali
36
36. Makan Malam
37
37. Mencari Tahu
38
38. Rumah Penuh Cerita
39
39. Makam
40
40. Pendekatan
41
41. Masih Berjuang
42
42. Keluarga Martines
43
43. Ingatan Masa Lalu
44
44. Kisah Jonathan
45
45. Tuduhan Tidak Berdasar
46
46. Kotak Bekal
47
47. Perasaan Kecewa
48
48. Lagi-lagi Kecewa
49
49. Rencana Tersembunyi
50
50. Rumah Sakit
51
51. Mengunjungi
52
52. Jebakkan!
53
53. Sebuah Rencana
54
54. Persiapan Acara Perusahaan Brown
55
55. Terlihat Baik-Baik Saja
56
56. Merasa Kesal
57
57. Menepis Kecemburuan
58
58. Rasa Yang Meresahkan
59
59. Kemarahan dan Kebencian
60
60. Memanfaatkan kesempatan
61
61. Tidak Biasanya
62
62. Merasa Aneh
63
63. Bersama Zion
64
64. Kenyamanan
65
65. Berangkat Bersama
66
66. Pelukan Hangat
67
67. Kepercayaan
68
68. Menghindar
69
69. Mengabaikan
70
70. Kemarahan Berliana
71
71. Memasak Untuk Orang Spesial
72
72. Rantang Makanan
73
73.
74
74. Salah Paham
75
75.
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!