Sampainya di depan rumah keluarga Pohan, Kevin langsung berpamitan untuk pulang. Walaupun Berliana menawarkan untuk mampir terlebih dahulu.
"Terima kasih sudah mengantar pulang" ucap Berliana tulus.
"Santai, bukannya kita teman?" tanya Kevin.
"Mungkin" jawab acuh Berliana.
"Hati-hati dijalan" ucap Berliana sambil melambaikan tangan dan menatap kepergian Kevin yang sudah menghilang di balik gerbang besar itu.
"Wah-wah sepertinya kamu sudah mulai menarik pria tampan disekolah" ucap Arabela dengan nada menyindir sambil Melangkah masuk dan melewati Berliana.
Awalnya Arabela ingin masuk kedalam rumah, tetapi tidak jadi. Karena ia melihat Berliana sedang dibonceng oleh salah satu teman disekolahnya.
"Bilang saja kamu iri" ucap Berliana dengan nada mengejek.
"Kau!" tunjuk marah Arabela kepada Berliana.
"Kenapa?" tanya Berliana acuh.
"Lihat saja nanti" ancam Arabela menatap benci kepada Berliana.
"Kenapa tidak masuk-masuk juga" ucap nyonya Mira kepada kedua putrinya yang terlihat saling menatap tajam.
Mendengar suara lain, keduanya langsung mengalihkan pandangannya kearah nyonya Mira.
"Cepat ganti baju kalian, sudah itu baru makan" ucap nyonya Mira lagi.
"Baik mama" ucap Arabela dengan manja. Sedangkan Berliana hanya mengangukkan kepalanya saja dan langsung melangkah menuju lift.
........................
Sedangkan di tempat lain seorang lelaki baru turun dari motornya dan langsung masuk kedalam rumah dengan sedikit senandung bahagia.
"Mama!" panggil Kevin.
Mendengar suara yang cukup keras, membuat wanita yang di panggil mama itu langsung mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ia mainkan.
"Apa kamu lagi demam?" tanya mama Kevin kepada putra sulungnya.
"Mama ngapain sih?" tanya balik kevin yang melihat kelakuan mamanya yang memegang keningnya.
"Jangan-jangan kamu kerasukan?" tanya mama Kevin curiga.
"Mama!" teriak Kevin kesal.
"Hahaha, tumben sekali kamu pulang cepat?. biasanya nongkrong atau kemana dulu!" ucap mama Kevin heran dan tidak biasanya Kevin pulang tepat waktu.
"Aku pulang cepat salah, pulang telat juga salah. Terus aku harus gimana?" tanya Kevin dengan nada sedih.
Melihat kelakuan anaknya yang sangat pandai berdrama membuat mama Kevin menghela nafas kasar. Sungguh kelakuan anaknya yang ini sungguh diluar batas normal.
"Terserah kau saja, selagi tidak membuat masalah" ucap mama Kevin sambil kembali duduk keatas sofa.
"Mama tidak kebutik?" tanya Kevin yang ikut disebelah mamanya.
"Baru juga pulang" jawab mama Kevin.
"Kenapa tidak menyusul papa kekantor?" tanya Kevin yang sangat hafal kelakuan mamanya jika memiliki waktu senggang. Maka mama akan pergi menemani papanya di kantor.
"Lagi malas" ucap malas mama Kevin.
"Jangan terlalu malas ma, nanti papa di goda-goda wanita penghibur di luar sana" ucap Kevin yang sengaja mempropokasi mamanya.
"Tidak akan" ucap yakin mama Kevin.
"Khafid mana?" tanya Kevin, yang tidak melihat adik satu-satunya yang masih duduk di bangku SMP.
"Palingan main game" jawab mama Kevin.
"Ma, Kevin keatas dulu ya. Mau mandi gerah soalnya" pamit Kevin kepada mamanya.
"Sana!" usir mama Kevin dengan nada galak.
Kevin langsung melangkahkan kakinya menuju lantai 2, dimana terdapat kamar tidur utama dan kamar dirinya serta adiknya.
Untuk lantai tiga biasanya terdapat ruang kerja dan perpustakaan kecil milik keluarga Mahardika.
Sebelum masuk kedalam kamarnya, Kevin masuk kedalam kamar sang adik.
Dan benar saja adiknya sibuk bermain game dengan sangat khusuk.
"Belajar" ucap Kevin keras.
"Dasar pengganggu!" umpat Kesal Khafid yang terkena lemparan bantal tepat di kepalanya.
"Mau sampai kapan kamu main game?" tanya Kevin yang ikut duduk disebelah adiknya.
"Sampai bumi ini tidak ada lagi" ucap Khafid kesal.
Khafid Mahardika adalah adik satu-satunya Kevin, keduanya sering terlibat pertengkaran kecil yang membuat mama mereka kesal akan tingkah kedua anaknya yang sangat jarang akur.
Jika kevin adalah orang yang cukup cerewet bahkan pecicilan yang sama dengan mamanya. Beda dengan kahfid yang memiliki sifat acuh bahkan tidak jarang dia akan mengeluarkan kata-kata pedas dari mulutnya.
Sifat Khafid adalah gabungan dari kedua sifat milik kedua orangnya.
"Tumben cepat pulang?. Biasanya keluyuran tidak jelas" ucap Khafid sambil mengendalikan permainan.
"Hanya ingin" jawab Kevin.
"Pergi sana!" usir Khafid yang milirik sekilas kelakuan kakaknya yang sedang rebahan di sampingnya.
"Tidak mau" ucap Kevin sambil mengeluarkan ponselnya.
"Kamu bau!" ucap Khafid santai.
"Apa?!" tanya Kevin dan langsung duduk sambil mencium-cium badannya.
"Tidak bau!" ujar Kevin yang kembali mencium aroma badannya.
"Aku yang cium bukan kamu!" ucap Khafid yang membuat Kevin menatap menyelidik kepada sang adik.
"Dasar durhaka" ucap Kevin kesal dan langsung berdiri meninggalakan sang adik.
..........................
Sedangkan di tempat lain seorang lelaki tua sedang menunggu kedatangan salah satu bawahan setianya.
"Tuan besar!" sapa seorang lelaki paruh baya itu dengan hormat.
"Apa kau sudah ada perkembangan?" tanya lelaki yang di panggil tuan besar itu.
"Sudah tuan" jawabnya dengan yakin.
"Apa mereka memperlakukan dia dengan baik?" tanya tuan besar itu sambil memberikan pakan ikan kedalam kolam ikan hias miliknya.
"Sejauh ini semuanya tampak normal tuan besar" jawab lelaki itu.
"Sungguh manusia serakah, air ludah sendiri yang sudah di buang di tanah masih bisa di jilat lagi" jelasnya dengan tersenyum remeh.
"Sungguh bodoh dan menjijikan!" sambungnya lagi dengan kekehan kecil.
"Apa dia tampak bahagia disana?" tanya tuan besar.
"Hanya terlihat biasa saja tuan" jawab bawahan lelaki tua itu dan seketika membuat tuan besar itu tertawa. Yang lebih tepatnya menertawakan orang-orang yang serakah itu.
"Hahahaha sungguh menggelikan!" ucapnya setelah bisa mengontrol tawanya.
"Pantau saja dari jauh, dan ku yakin dia sudah menyadari keberadaan kalian" ucap tuan besar dengan tatapan tajamnya.
"Baik tuan" ucap patuh lelaki itu.
"Siapkan kepulangan ku, dan kumpulkan mereka dirumah utama" perinta tuan besar dengan suara tegas.
"Baik tuan" ucap patuh sang bawahan itu dan langsung berlalu meninggalakn sang junjungannya.
"*Kau sangat tidak cocok berada di lingkungan sampah itu!" ucap tuan besar dengan tersenyum miring.
"Tunggu!, semuanya akan sesuai dengan janji ku" ucapnya dengan yakin sambil mengepalkan kedua tangannya*.
Di sorot matanya terdapat kemarahan dan kebencian disana.
..........................
Dikediaman Pohan, disalah satu kamar Berlina tengah sibuk memainkan jari-jemarinya di atas laptop kesayangannya.
Sudah beberpa halaman dan terdapat beberapa referensi yang ia juga baca dengan serius dan teliti.
cukup lama dia berada didepan laptop akhirnya sebuah dokuman itu selesai juga. Melihat bahwa itu sudah cukup, Berliana langsung mengirim dokumen itu melalui email khusus dengan nama yang berbeda.
"Periksa kembali!" pesan email yang kembali di kirim oleh Berliana.
"Semuanya sudah oke. Silahkan periksa rekening anda" balas email itu dan membuat senyum diwajah Berliana mengembang.
Hal yang sering berliana lakukan adalah menjual jasa pembuatan ataupun pemeriksaan suatu berkas-berkas penting yang biasanya dilakukan oleh perusahaan besar dalam memenangkan sebuah tender besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments