Mobil yang dikemudikan oleh Arka berhenti di depan sebuah butik, tempat di mana Ruby, sedang bersiap-siap.
Arka menundukkan kepalanya, untuk melihat apakah Ruby sudah keluar atau belum.
"Arghh, di mana sih wanita itu? kenapa belum keluar juga? aku tidak mungkin menjemputnya ke dalam," Arka menggerutu, dengan perasaan yang sangat dongkol.
Kemudian, pria itu merogoh sakunya dan mengeluarkan handphonenya dari dalam.
"Kamu di mana? apa belum selesai juga? aku sudah menunggumu di luar!" Arka langsung memulai panggilan secara sepihak tanpa menunggu jawaban dari Ruby.
Tidak perlu menunggu lama, tampak Ruby keluar dari dalam butik bersama dengan seorang wanita yang tidak lain adalah Tiara.
Untuk sejenak, Arka terpaku melihat penampilan Ruby yang benar-benar sangat berbeda dari biasanya. Terakhir kali pria itu melihat Ruby berdandan cantik, ya di hari pernikahan mereka. Dan karakter hari itu, adalah hari yang paling sial pada Arka, kecantikan Ruby menjadi tertutup di matanya.
Tin tin!
Arka membunyikan klakson mobil dengan sedikit kencang, memberikan isyarat agar Ruby masuk ke dalam mobil. Pria itu benar-benar kesal melihat Ruby yang masih menyempatkan waktu untuk tetap berbicara dengan Tiara.
"Duduk di depan! aku bukan supirmu," ucap Arka, ketika Ruby membuka pintu belakang mobil.
"Lama sekali kamu? apa kamu kira aku akan berbaik hati turun, menjemputmu ke sana dan membukakan pintu untukmu? jangan mimpi kamu!" Arka langsung marah-marah,tanpa henti begitu Ruby membuka pintu dan duduk di samping Arka.
"Maaf,aku __"
"Udah, tidak perlu kamu jelaskan lagi! aku tidak butuh penjelasanmu!" potong Arka sembari melajukan mobilnya.
"Ya,Tuhan! kenapa semua yang aku lakukan selalu salah? Bukannya tadi dia yang bertanya? tapi, kenapa ketika aku ingin menjelaskan, dia tidak mau mendengar penjelasanku? kalau aku diam, dia juga pasti akan marah, menganggap aku kurang ajar. Benar-benar serba salah," Ruby menggerutu di dalam hati.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Acara pesta kolega Arka, akhirnya berakhir. Arka mengembuskan napas lega, karena terlepas dari kepura-puraan bersikap mesra dengan Ruby sepanjang pesta berlangsung.
Banyak orang yang memuji kecantikan Ruby malam itu, dan Arka tidak menyangkalnya. Namun, ada hal yang membuat Arka kesal, di mana ada seorang pria yang merupakan teman Ruby sewaktu SMA. Pria itu secara terang-terangan, mengungkapkan kalau dirinya dulu memiliki perasaan pada Ruby dan tanpa takut juga mengatakan kalau seandainya Ruby belum menikah, dia berencana menjadikan Ruby istrinya.
"Kamu sepertinya merasa sudah menjadi wanita tercantik ya, di acara tadi? kamu sepertinya merasa bangga, mendengar ucapan teman SMA-mu tadi, iya kan?" sindir Arka, dengan nada kesal.
Ruby sama sekali tidak menanggapi ucapan Arka, karena menahan sakit di perutnya akibat berdiri terlalu lama selama di dalam gedung.
"Hei! kamu mendengarkan aku tidak?" bentak Arka, semakin merasa kesal. Dia merasa seperti dianggap tidak ada oleh Ruby.
"Aku mendengarkan-mu kok. Tapi, emangnya aku harus menjawab? bukannya tidak ada gunanya kalaupun aku melakukan pembelaan?"
"Oh,kamu sepertinya sudah berani ya melawanku? apa kamu sudah bosan hidup?" ujar Arka dengan sorot mata yang sangat tajam, bak pisau belati yang siap menghujam jantungnya.
"Bukan seperti itu! aku hanya mengatakan fakta. Lagian, tidak mungkin kan aku melarang orang-orang untuk kagum padaku? yang penting, aku tidak menanggapinya sama sekali," sahut Ruby, memberanikan diri melakukan pembelaan.
Arka tiba-tiba menghentikan laju mobilnya dengan mendadak, hingga membuat kepala Ruby hampir terbentur ke dashboard mobil dan perutnya semakin keram, karena goncangan mobil yang cukup keras. Namun, Ruby berusaha untuk tidak menunjukkan rasa sakit yang dia rasakan agar Arka tidak curiga.
"Turun kamu!" titah Arka dengan nada dingin.
"Turun?" Ruby mengrenyitkan keningnya.
"Iya, turun! kamu masih punya telinga kan? turun sekarang!" suara Arka, mulai meninggi.
"Tapi, Mas, ini sudah larut malam dan di sini sangat sepi. Aku pulang dengan apa?" Ruby mulai terlihat ketakutan.
"Apa kamu kira aku peduli? kamu mau pulang jalan kaki sekalipun, aku sama sekali tidak peduli. Keluar sekarang!"
"Tapi, Mas, aku lagi ...."hampir saja, Ruby mengatakan kalau dirinya sedang hamil, tapi dia urungkan ketika mengingat ancaman pria itu.
"Hei,kamu budek ya! turun sekarang!" suara Arka terdengar menggelegar.
Sembari menahan sakit di perutnya, Ruby akhirnya memutuskan untuk keluar dari dalam mobil.
Begitu wanita itu turun,Arka dengan cepat melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tinggi. Pria itu benar-benar tidak mengerti, kenapa dia bisa semarah itu, melihat ada pria yang secara terang-terangan mengaku menyukai Ruby.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ruby, mencoba menyusuri jalan, sembari memegang perutnya yang rasa sakitnya semakin terasa. Bahkan dari tadi, wanita itu sudah melepaskan sepatunya, sehingga dia berjalan tanpa alas kaki. Wanita itu, berniat untuk menghubungi Tiara, tapi dia urungkan mengingat kalau ini sudah larut malam.
Sambil berjalan, Ruby sesekali melihat ke arah jalan berharap ada taksi yang lewat,tapi sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak berpihak padanya, karena dari tadi tidak ada taksi yang lewat.
..."Ya, Tuhan, sakit sekali. Aku mohon bantu aku w dan selamatkan anak-anakku!" pinta Ruby dengan napas yang tersengal-sengal....
"Ya Tuhan, aku sudah tidak kuat! aku pasrahkan semuanya pada-Mu," Ruby akhirnya memutuskan untuk duduk di jalanan dengan kaki yang berselonjor. Wanita itu, hanya bisa berharap ada seseorang yang muncul dan menyelamatkannya.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
schianthus
kayak emakku. diem salah, ngejawab pertanyaan dia salah, semuanya salah.
2024-02-02
0
harwanti unyil
suami kejam
2023-12-17
0
Denzo_sian_alfoenzo
semangat ruby bljrlh hidup sndri nanti biar atkan kejer pas kmu pergi bawa ank2 😅
2023-12-03
0