"Adel, dari mana kamu sampai pulang selarut ini?" bentak Arka, ketika adik perempuannya itu baru saja menginjakkan kakinya, di rumah.
"A-aku tadi hanya main dengan teman, Kak," jawab Adelia dengan gugup.
"Main dengan teman? main apa sampai selarut ini?" Arka mengrenyitkan keningnya. "Kamu tidak melakukan yang macam-macam kan di luar sana?" mata Arka menatap Adelia dengan tatapan menyelidik.
"Te-tentu saja tidak, Kak. Aku hanya kumpul-kumpul di kafe," Arka mengrenyitkan keningnya, curiga melihat perubahan wajah Adelia yang gugup, dan kegugupan adiknya itu ketika menjawab.
Di saat bersamaan, tiba-tiba Ruby muncul dari belakang Adelia dengan pakaian yang basah kuyup, karena kebetulan di luar sedang hujan deras.
"Oh, ingat pulang juga kamu rupanya. Aku kirain kamu tidak akan balik lagi ke rumah ini. Padahal, tadinya aku mau mengadakan syukuran, kalau kamu tidak kembali," sindir Arka dengan raut wajah sinis. Padahal sebenarnya jauh di lubuk hatinya ada sedikit rasa khawatir ketika tidak menemukan Ruby di dalam kamar. Namun,pria itu berusaha untuk menepisnya. Dia menganggap kalau rasa khawatirnya itu, hanya karena dia masih memiliki perasaan sebagai seorang manusia.
"Kak, tadi Kak Ruby __"
"Aku tadi ke rumah papaku. Aku ketiduran makanya bisa pulang semalam ini. Maaf jika aku mengecewakanmu, dengan aku yang masih pulang ke rumah ini," dengan cepat Ruby menyela ucapan Adelia, yang sebenarnya ingin membantunya menjelaskan sesuatu pada kakaknya itu.
Ya, sebenarnya setelah Ruby, memberikan uang pada papanya, wanita itu langsung pergi menemui sahabatnya Tiara di restoran milik wanita itu. Namun, dia melihat Adelia juga berada di tempat itu bersama dengan seorang pria yang dia panggil sayang. Ruby menyimpulkan kalau pria itu adalah kekasih adik iparnya itu.
Flash back on.
Ruby memicingkan matanya melihat kemesraan Adelia dengan seorang pria yang memiliki paras tampan, tapi masih kalah tampan dari Arka tentunya. Setidaknya, begitulah penilaian Ruby.
"Dia adik ipar kamu kan?" tanya Tiara, sembari menatap ke arah Adelia.
"Iya. Emangnya kenapa?" tanya Ruby.
"Sebaiknya kamu peringatkan adik ipar kamu itu. Beri tahu dia kalau kekasihnya itu bukan pria baik-baik! Mulutnya yang manis, bisa membuat wanita jatuh hati padanya. Aku sudah sering memperhatikan kalau pria itu, selalu membawa perempuan yang berbeda ke sini," terang Tiara, menyakinkan Ruby.
"Tapi,kalau aku peringatkan dia, aku yakin kalau dia tidak akan percaya. Kamu tahu sendiri kan kalau dia dan mamanya sangat membenciku? dia selalu menganggap, kalau akulah penyebab kakaknya yang dulu hangat menjadi sangat dingin," Ruby tampak sangat ragu. "Apalagi kalau aku peringatkan dia tanpa bukti sama sekali. Bisa-bisa dia semakin murka dan semakin membenciku. Hidupku sudah sangat berat, Tiara. Kalau tidak bisa meringankan, setidaknya jangan membuat semakin berat," lanjut Ruby lagi dengan nada yang lirih dan wajah sendu.
"Iya juga ya!" Tiara mengangguk-anggukan kepalanya. "tapi, kalau kamu tidak mengingatkan dia, kamu akan semakin menyesal kalau suatu saat adik ipar kamu itu, dihancurkan oleh pria itu," lanjut Tiara kembali.
Ruby tercenung, tidak menjawab sama sekali ucapan Tiara. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia membenarkan ucapan sahabatnya itu.
"Ah, sudahlah! pikiranku sudah banyak, biar lah aku tenang dulu, baru memikirkan masalah orang lain," pungkas Ruby sembay berdiri dari kursinya.
"Kamu mau kemana?" tanya Tiara sebelum Ruby jauh melangkah.
"Mau ke toilet, kamu ikut? atau kamu mau aku membawakan sesuatu untukmu dari toilet?" ucap Ruby, bercanda. Jujur, bila bersama Tiara, Ruby seakan bisa kembali menjadi dirinya sendiri yang suka bercanda.
"Ih, jorok amat sih kamu! pergi sana!" usir Tiara, kesal hingga membuat Ruby terkekeh.
Kemudian, wanita itu kembali melanjutkan langkahnya menuju toilet.
Ruby berada di dalam toilet, lebih kurang 10 menit. Ketika dia keluar, dan hendak kembali menemui Tiara, lamat-lamat dia mendengar suara seorang pria yang sepertinya sedang berbicara dengan seseorang di telepon. Awalnya, Ruby sama sekali tidak tertarik dengan percakapan pria itu. Namun, dia langsung menghentikan langkahnya, ketika dia mendengar pria itu menyebut nam Adelia dan dia juga terkejut ketika mengetahui kalau pria itu adalah pria yang tadi bersikap romantis pada adik iparnya itu.
"Iya,Sob. Pokoknya sebelum kamu kasih minuman pada Adelia, kamu harus pastikan kalau kamu sudah memasukkan obat tidur di dalam minumannya itu. Bisa kan?" ujar pria itu pada orang di sebrang sana, yang bisa disimpulkan adalah sahabat dari kekasih Adelia.
"Iya, malam ini aku ingin memiliki dia seutuhnya. Kalau dia sudah aku nodaikan, otomatis dia akan minta pertanggungjawaban,dan tentu saja aku dengan akan senang hati menikahinya. Untuk sekarang aku tidak peduli dengan Arka kakaknya itu. Paling aku bonyok, sedikit. Rasa sakitnya pasti tidak akan sebanding dengan kesenangan yang akan aku dapatkan. Aku akan menjadi anggota keluarga konglomerat itu, dan akan mendapat jabatan tinggi di perusahaan mereka. Hebat tidak rencanaku?" ucap pria itu dengan penuh percaya diri.
"Brengsek! sebaiknya aku memang harus memberitahukan pada Adelia. Walaupun dia tidak pernah berbuat baik padaku, tapi dia tetap adik iparku," batin Ruby sembari melangkah meninggalkan kekasih Adelia itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sebuah acara party kecil-kecilan sedang berlangsung di sebuah taman. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh Adelia dan kekasihnya serta beberapa temannya yang lain.
"Adelia, ini minuman kamu. Aku sengaja mengambilkannya untukmu lho. Baik kan aku?" ucap seorang pria yang merupakan sahabat dekat kekasih Adelia.
"Waduh, terima kasih. Tapi, aku curiga, kamu lagi ada yang dimau ya, makanya tiba-tiba sangat baik begini?" tukas Adelia dengan nada bercanda.
"Ah kamu bisa aja. Aku sama sekali tidak mau apa-apa kok," sahut sahabat kekasihnya itu dengan raut wajah yang berubah pucat.
"Hahaha, mukamu kok langsung pucat sih? aku hanya bercanda kok," ucap Adelia di sela-sela tawanya.
Gadis itu, baru saja hendak meneguk minuman di tangannya, tapi tiba-tiba gelas yang dipegangnya jatuh sehingga minuman itu tumpah.
Adelia kaget dan sontak menatap ke arah orang yang sengaja menjatuhkan gelas di tangannya. Gadis itu begitu murka ketika melihat siapa pelakunya yang tidak lain adalah Ruby.
"Kamu! beraninya kamu membuat minumanku tumpah. Apa maksudmu melakukan itu?" bentak Adelia, sama sekali tidak memanggil Ruby, kakak.
"Aku tidak bermaksud apa-apa! aku hanya menolongmu dari jebakan mereka berdua!" ucap Ruby, lugas. Sementara itu wajah kekasih Adelia dan sahabatnya berubah pucat seperti tidak dialiri oleh darah sama sekali. Namun, mereka berdua berusaha untuk tetap terlihat tenang. Mereka berdua merasa kalau Ruby tidak punya bukti.
"Jebakan? jebakan apa? kamu jangan fitnah ya! atau memfitnah sudah menjadi keahlianmu? dasar wanita licik," umpat Adelia.
"Hei,apa maksudmu menuduh kami ingin menjebak Adelia? kamu sengaja ingin membuat hubungan kami hancur ya?" kekasih Adelia buka suara, mencoba menggertak Ruby.
Ruby tersenyum tipis, tidak merasa takut dengan bentakan kekasih adik iparnya itu.
"Aku tidak asal menuduhmu. Aku memang mendengar sendiri rencana kalian berdua tadi siang di restoran ...." Ruby menyebutkan nama restoran sahabatnya. Terlihat wajah pria di depannya itu semakin pucat.
"Aku sengaja tidak langsung memberitahukan Adelia tadi, karena aku memang sengaja ingin membuka kedokmu di depan teman-temanmu yang lain. Supaya mereka juga hati-hati padamu," tutur Ruby dengan santai.
"Hei, kamu jangan berbelit-belit! kamu kira aku akan percaya bualan kamu ini? pergi kamu dari sini!" Adelia kembali buka suara.
"Aku tidak berbual Adel. Aku punya buktinya," Ruby, merogoh tasnya dan mengeluarkan ponselnya dari dalam.
"Nih, kamu lihat sendiri!" Ruby menunjukkan sebuah rekaman video di mana ketika kekasih Adelia memerintahkan sahabatnya untuk melakukan jebakan pada Adelia.
"Ja-jadi semuanya benar?" Adelia sontak menatap kekasihnya itu dengan tajam. Kemudian, tanpa bisa dihindarkan lagi,.tangan Adelia sudah melayang dan mendarat di pipi kekasihnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Terima kasih ya,Kak!" untuk pertama kalinya Adelia memanggil Ruby,kakak.
"Sama-sama!" sahut Ruby sembari tersenyum tipis.
"Tapi, kenapa Kakak mau menolongku? bukannya aku tidak pernah bersikap baik padamu?" Adelia menatap Ruby dengan alis yang bertaut.
"Karena aku masih menjadi manusia. Bukannya tugas sesama manusia untuk saling menolong? Lagian, aku sama sekali tidak pernah membencimu, karena memang aku yang salah," tutur Ruby, tanpa menanggalkan senyum di bibirnya.
"Oh ya, sebaiknya kita pulang sekarang! dan aku mohon padamu agar tidak memberitahukan hal ini pada siapapun, termasuk kakakmu," lanjut Ruby lagi.
"Kenapa? apa kamu sedang mengajariku untuk berbohong? alis Adelia berkrenyit.
"Tidak Sama sekali! cuma aku tidak mau, dianggap cari muka, dan menuduhku bekerjasama dengan mantan kekasihmu tadi. Lagian, ini juga demi kebaikan kakakmu. Kalau dia tahu apa yang terjadi, takutnya kakakmu murka dan memberikan pelajaran pada mantan kekasihmu tadi. Kalau hanya luka tidak masalah. Tapi, coba bayangkan kalau kakakmu khilaf, gelap mata membuat mantan kekasihmu itu hilang dari muka bumi ini? bisa-bisa kakakmu akan dipenjara seumur hidup," Ruby mencoba memberikan penjelasan pada Adelia, berharap adik iparnya itu mengerti artinya.
"Baiklah kalau begitu kak,"pungkas Adelia untuk pertama kalinya tersenyum tulus pada Ruby.
" Oh ya, nanti lebih baik kamu duluan yang masuk ke rumah, dan aku menyusul setelah lima menit," Ruby memberikan usul.
"Hmm, seperti itu ya? baiklah kalau begitu!" lagi-lagi Adelia tersenyum manis.
"Sepertinya, Kak Ruby tidaklah buruk seperti pemikiranku selama ini," bisik Adelia pada dirinya sendiri.
Flash back End.
" Adel, kamu masuk ke kamarmu! jangan dekat-dekat dengan wanita ular ini!" titah Arka Sembari menatap sinis ke arah Ruby.
Kembali Adelia hendak buka mulutnya, tapi dia urungkan ketika melihat tatapan Ruby, yang memberikan isyarat agar tidak memberitahukan Arka, kejadian sebenarnya.
"Baiklah, Kak!" Adelia akhirnya beranjak pergi menuju kamarnya.
Sementara Arka juga langsung ikut berlalu pergi, meninggalkan Ruby. Pria itu sama sekali terlihat tidak peduli dengan keadaan Ruby yang basah kuyup.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Denzo_sian_alfoenzo
aq suka 🥰
2023-12-03
0
meE😊😊
sprti prnh bca novel nii?? ap aku bca ulang ya??
2023-01-05
0
Cilla
kalo ruby sepintar itu membuka kedok pacar adelia tp kenapa di bodoh dengan kisahnya sendiri ayoolah... dunia tdk sekejam itu toh masih bisa bekerja jika kamu kabur dr rumah arka dan jauh dr keluarga kamu ruby...
2022-10-16
3