Jangan beritahu kakakmu!

"Adel, dari mana kamu sampai pulang selarut ini?" bentak Arka, ketika adik perempuannya itu baru saja menginjakkan kakinya, di rumah.

"A-aku tadi hanya main dengan teman, Kak," jawab Adelia dengan gugup.

"Main dengan teman? main apa sampai selarut ini?" Arka mengrenyitkan keningnya. "Kamu tidak melakukan yang macam-macam kan di luar sana?" mata Arka menatap Adelia dengan tatapan menyelidik.

"Te-tentu saja tidak, Kak. Aku hanya kumpul-kumpul di kafe," Arka mengrenyitkan keningnya, curiga melihat perubahan wajah Adelia yang gugup, dan kegugupan adiknya itu ketika menjawab.

Di saat bersamaan, tiba-tiba Ruby muncul dari belakang Adelia dengan pakaian yang basah kuyup, karena kebetulan di luar sedang hujan deras.

"Oh, ingat pulang juga kamu rupanya. Aku kirain kamu tidak akan balik lagi ke rumah ini. Padahal, tadinya aku mau mengadakan syukuran, kalau kamu tidak kembali," sindir Arka dengan raut wajah sinis. Padahal sebenarnya jauh di lubuk hatinya ada sedikit rasa khawatir ketika tidak menemukan Ruby di dalam kamar. Namun,pria itu berusaha untuk menepisnya. Dia menganggap kalau rasa khawatirnya itu, hanya karena dia masih memiliki perasaan sebagai seorang manusia.

"Kak, tadi Kak Ruby __"

"Aku tadi ke rumah papaku. Aku ketiduran makanya bisa pulang semalam ini. Maaf jika aku mengecewakanmu, dengan aku yang masih pulang ke rumah ini," dengan cepat Ruby menyela ucapan Adelia, yang sebenarnya ingin membantunya menjelaskan sesuatu pada kakaknya itu.

Ya, sebenarnya setelah Ruby, memberikan uang pada papanya, wanita itu langsung pergi menemui sahabatnya Tiara di restoran milik wanita itu. Namun, dia melihat Adelia juga berada di tempat itu bersama dengan seorang pria yang dia panggil sayang. Ruby menyimpulkan kalau pria itu adalah kekasih adik iparnya itu.

Flash back on.

Ruby memicingkan matanya melihat kemesraan Adelia dengan seorang pria yang memiliki paras tampan, tapi masih kalah tampan dari Arka tentunya. Setidaknya, begitulah penilaian Ruby.

"Dia adik ipar kamu kan?" tanya Tiara, sembari menatap ke arah Adelia.

"Iya. Emangnya kenapa?" tanya Ruby.

"Sebaiknya kamu peringatkan adik ipar kamu itu. Beri tahu dia kalau kekasihnya itu bukan pria baik-baik! Mulutnya yang manis, bisa membuat wanita jatuh hati padanya. Aku sudah sering memperhatikan kalau pria itu, selalu membawa perempuan yang berbeda ke sini," terang Tiara, menyakinkan Ruby.

"Tapi,kalau aku peringatkan dia, aku yakin kalau dia tidak akan percaya. Kamu tahu sendiri kan kalau dia dan mamanya sangat membenciku? dia selalu menganggap, kalau akulah penyebab kakaknya yang dulu hangat menjadi sangat dingin," Ruby tampak sangat ragu. "Apalagi kalau aku peringatkan dia tanpa bukti sama sekali. Bisa-bisa dia semakin murka dan semakin membenciku. Hidupku sudah sangat berat, Tiara. Kalau tidak bisa meringankan, setidaknya jangan membuat semakin berat," lanjut Ruby lagi dengan nada yang lirih dan wajah sendu.

"Iya juga ya!" Tiara mengangguk-anggukan kepalanya. "tapi, kalau kamu tidak mengingatkan dia, kamu akan semakin menyesal kalau suatu saat adik ipar kamu itu, dihancurkan oleh pria itu," lanjut Tiara kembali.

Ruby tercenung, tidak menjawab sama sekali ucapan Tiara. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia membenarkan ucapan sahabatnya itu.

"Ah, sudahlah! pikiranku sudah banyak, biar lah aku tenang dulu, baru memikirkan masalah orang lain," pungkas Ruby sembay berdiri dari kursinya.

"Kamu mau kemana?" tanya Tiara sebelum Ruby jauh melangkah.

"Mau ke toilet, kamu ikut? atau kamu mau aku membawakan sesuatu untukmu dari toilet?" ucap Ruby, bercanda. Jujur, bila bersama Tiara, Ruby seakan bisa kembali menjadi dirinya sendiri yang suka bercanda.

"Ih, jorok amat sih kamu! pergi sana!" usir Tiara, kesal hingga membuat Ruby terkekeh.

Kemudian, wanita itu kembali melanjutkan langkahnya menuju toilet.

Ruby berada di dalam toilet, lebih kurang 10 menit. Ketika dia keluar, dan hendak kembali menemui Tiara, lamat-lamat dia mendengar suara seorang pria yang sepertinya sedang berbicara dengan seseorang di telepon. Awalnya, Ruby sama sekali tidak tertarik dengan percakapan pria itu. Namun, dia langsung menghentikan langkahnya, ketika dia mendengar pria itu menyebut nam Adelia dan dia juga terkejut ketika mengetahui kalau pria itu adalah pria yang tadi bersikap romantis pada adik iparnya itu.

"Iya,Sob. Pokoknya sebelum kamu kasih minuman pada Adelia, kamu harus pastikan kalau kamu sudah memasukkan obat tidur di dalam minumannya itu. Bisa kan?" ujar pria itu pada orang di sebrang sana, yang bisa disimpulkan adalah sahabat dari kekasih Adelia.

"Iya, malam ini aku ingin memiliki dia seutuhnya. Kalau dia sudah aku nodaikan, otomatis dia akan minta pertanggungjawaban,dan tentu saja aku dengan akan senang hati menikahinya. Untuk sekarang aku tidak peduli dengan Arka kakaknya itu. Paling aku bonyok, sedikit. Rasa sakitnya pasti tidak akan sebanding dengan kesenangan yang akan aku dapatkan. Aku akan menjadi anggota keluarga konglomerat itu, dan akan mendapat jabatan tinggi di perusahaan mereka. Hebat tidak rencanaku?" ucap pria itu dengan penuh percaya diri.

"Brengsek! sebaiknya aku memang harus memberitahukan pada Adelia. Walaupun dia tidak pernah berbuat baik padaku, tapi dia tetap adik iparku," batin Ruby sembari melangkah meninggalkan kekasih Adelia itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sebuah acara party kecil-kecilan sedang berlangsung di sebuah taman. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh Adelia dan kekasihnya serta beberapa temannya yang lain.

"Adelia, ini minuman kamu. Aku sengaja mengambilkannya untukmu lho. Baik kan aku?" ucap seorang pria yang merupakan sahabat dekat kekasih Adelia.

"Waduh, terima kasih. Tapi, aku curiga, kamu lagi ada yang dimau ya, makanya tiba-tiba sangat baik begini?" tukas Adelia dengan nada bercanda.

"Ah kamu bisa aja. Aku sama sekali tidak mau apa-apa kok," sahut sahabat kekasihnya itu dengan raut wajah yang berubah pucat.

"Hahaha, mukamu kok langsung pucat sih? aku hanya bercanda kok," ucap Adelia di sela-sela tawanya.

Gadis itu, baru saja hendak meneguk minuman di tangannya, tapi tiba-tiba gelas yang dipegangnya jatuh sehingga minuman itu tumpah.

Adelia kaget dan sontak menatap ke arah orang yang sengaja menjatuhkan gelas di tangannya. Gadis itu begitu murka ketika melihat siapa pelakunya yang tidak lain adalah Ruby.

"Kamu! beraninya kamu membuat minumanku tumpah. Apa maksudmu melakukan itu?" bentak Adelia, sama sekali tidak memanggil Ruby, kakak.

"Aku tidak bermaksud apa-apa! aku hanya menolongmu dari jebakan mereka berdua!" ucap Ruby, lugas. Sementara itu wajah kekasih Adelia dan sahabatnya berubah pucat seperti tidak dialiri oleh darah sama sekali. Namun, mereka berdua berusaha untuk tetap terlihat tenang. Mereka berdua merasa kalau Ruby tidak punya bukti.

"Jebakan? jebakan apa? kamu jangan fitnah ya! atau memfitnah sudah menjadi keahlianmu? dasar wanita licik," umpat Adelia.

"Hei,apa maksudmu menuduh kami ingin menjebak Adelia? kamu sengaja ingin membuat hubungan kami hancur ya?" kekasih Adelia buka suara, mencoba menggertak Ruby.

Ruby tersenyum tipis, tidak merasa takut dengan bentakan kekasih adik iparnya itu.

"Aku tidak asal menuduhmu. Aku memang mendengar sendiri rencana kalian berdua tadi siang di restoran ...." Ruby menyebutkan nama restoran sahabatnya. Terlihat wajah pria di depannya itu semakin pucat.

"Aku sengaja tidak langsung memberitahukan Adelia tadi, karena aku memang sengaja ingin membuka kedokmu di depan teman-temanmu yang lain. Supaya mereka juga hati-hati padamu," tutur Ruby dengan santai.

"Hei, kamu jangan berbelit-belit! kamu kira aku akan percaya bualan kamu ini? pergi kamu dari sini!" Adelia kembali buka suara.

"Aku tidak berbual Adel. Aku punya buktinya," Ruby, merogoh tasnya dan mengeluarkan ponselnya dari dalam.

"Nih, kamu lihat sendiri!" Ruby menunjukkan sebuah rekaman video di mana ketika kekasih Adelia memerintahkan sahabatnya untuk melakukan jebakan pada Adelia.

"Ja-jadi semuanya benar?" Adelia sontak menatap kekasihnya itu dengan tajam. Kemudian, tanpa bisa dihindarkan lagi,.tangan Adelia sudah melayang dan mendarat di pipi kekasihnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Terima kasih ya,Kak!" untuk pertama kalinya Adelia memanggil Ruby,kakak.

"Sama-sama!" sahut Ruby sembari tersenyum tipis.

"Tapi, kenapa Kakak mau menolongku? bukannya aku tidak pernah bersikap baik padamu?" Adelia menatap Ruby dengan alis yang bertaut.

"Karena aku masih menjadi manusia. Bukannya tugas sesama manusia untuk saling menolong? Lagian, aku sama sekali tidak pernah membencimu, karena memang aku yang salah," tutur Ruby, tanpa menanggalkan senyum di bibirnya.

"Oh ya, sebaiknya kita pulang sekarang! dan aku mohon padamu agar tidak memberitahukan hal ini pada siapapun, termasuk kakakmu," lanjut Ruby lagi.

"Kenapa? apa kamu sedang mengajariku untuk berbohong? alis Adelia berkrenyit.

"Tidak Sama sekali! cuma aku tidak mau, dianggap cari muka, dan menuduhku bekerjasama dengan mantan kekasihmu tadi. Lagian, ini juga demi kebaikan kakakmu. Kalau dia tahu apa yang terjadi, takutnya kakakmu murka dan memberikan pelajaran pada mantan kekasihmu tadi. Kalau hanya luka tidak masalah. Tapi, coba bayangkan kalau kakakmu khilaf, gelap mata membuat mantan kekasihmu itu hilang dari muka bumi ini? bisa-bisa kakakmu akan dipenjara seumur hidup," Ruby mencoba memberikan penjelasan pada Adelia, berharap adik iparnya itu mengerti artinya.

"Baiklah kalau begitu kak,"pungkas Adelia untuk pertama kalinya tersenyum tulus pada Ruby.

" Oh ya, nanti lebih baik kamu duluan yang masuk ke rumah, dan aku menyusul setelah lima menit," Ruby memberikan usul.

"Hmm, seperti itu ya? baiklah kalau begitu!" lagi-lagi Adelia tersenyum manis.

"Sepertinya, Kak Ruby tidaklah buruk seperti pemikiranku selama ini," bisik Adelia pada dirinya sendiri.

Flash back End.

" Adel, kamu masuk ke kamarmu! jangan dekat-dekat dengan wanita ular ini!" titah Arka Sembari menatap sinis ke arah Ruby.

Kembali Adelia hendak buka mulutnya, tapi dia urungkan ketika melihat tatapan Ruby, yang memberikan isyarat agar tidak memberitahukan Arka, kejadian sebenarnya.

"Baiklah, Kak!" Adelia akhirnya beranjak pergi menuju kamarnya.

Sementara Arka juga langsung ikut berlalu pergi, meninggalkan Ruby. Pria itu sama sekali terlihat tidak peduli dengan keadaan Ruby yang basah kuyup.

Tbc

Terpopuler

Comments

Denzo_sian_alfoenzo

Denzo_sian_alfoenzo

aq suka 🥰

2023-12-03

0

nenk 'yLa

nenk 'yLa

sprti prnh bca novel nii?? ap aku bca ulang ya??

2023-01-05

0

Cilla

Cilla

kalo ruby sepintar itu membuka kedok pacar adelia tp kenapa di bodoh dengan kisahnya sendiri ayoolah... dunia tdk sekejam itu toh masih bisa bekerja jika kamu kabur dr rumah arka dan jauh dr keluarga kamu ruby...

2022-10-16

3

lihat semua
Episodes
1 Kebencian Arka
2 Malangnya Ruby
3 Jebakan Ruby.
4 Sekotor itukah aku?
5 Dasar pengacau
6 Please jangan membuatku aku semakin buruk!
7 Jangan beritahu kakakmu!
8 Ruby sakit
9 Kecemasan Ruby
10 Ditinggal
11 Tolong, jangan beritahu dia!
12 Kemarahan Adijaya
13 Menuduh
14 Terpancing
15 Enak sekali kamu bicara!
16 Tugasmu sudah selesai
17 Kilas balik
18 Aku harap kamu tidak akan menyesal
19 Perasaan yang aneh
20 Masuk angin?
21 Bab 21
22 Panas
23 Takut
24 Aku butuh uang,bukan harga diri
25 Aku tidak diharuskan berdiskusi dengannya.
26 Bab 26
27 Tidak murni kesalahannya
28 Kekesalan Jelita.
29 Kekesalan Jelita 2
30 POV Arka
31 Gagal
32 Rajasa bunuh diri?
33 Duarrrr
34 Aku memang bodoh!
35 Bab 35
36 Arghhhh
37 Ini balasan untukku
38 Kamu mengenalnya?
39 Aku akan menjaga mereka untuk Arka
40 Kita beri mereka ruang
41 Mie instan
42 Aku tidak ada hubungan dengannya
43 Melahirkan
44 Bab 44
45 Masih membekas
46 Aku tidak berhak
47 Nama pilihan Ruby.
48 Welcome back
49 Bringing back my wife
50 Bringing back my wife bab 1
51 BBMW bab 2
52 BBMW bab 3
53 BBMW bab 4
54 BBMW bab 5
55 BBMW bab 6
56 BBMW bab 7
57 BBMW bab 8
58 BBMW bab 9
59 BBMW bab 10
60 BBMW bab 11
61 BBMW bab 12
62 BBMW bab 13
63 BBMW bab 14
64 BBMW bab 15
65 BBMW bab 16
66 BBMW bab 17
67 BBMW bab 18
68 BBMW bab 19
69 BBMW bab 20
70 BBMW bab 21
71 BBMW bab 22
72 BBMW bab 23
73 BBMW bab 24
74 BBMW bab 25
75 BBMW bab 26
76 BBMW bab 27
77 BBMW bab 28
78 BBMW bab 29
79 BBMW bab 30
80 BBMW bab 31
81 BBMW bab 32
82 BBMW bab 33
83 BBMW bab 34
84 BBMW bab 35
85 BBMW bab 36
86 BBMW bab 37
87 BBMW bab 38
88 BBMW bab 39
89 BBMW bab 40
90 BBMW bab 41
91 BBMW bab 42
92 BBMW bab 43
93 BBMW bab 44
94 BBMW bab 45
95 BBMW bab 46
96 BBMW bab 47
97 BBMW bab 48
98 BBMW bab 49
99 Ending
100 ekstra part 1
101 ekstra part 2
102 Benar-benar tamat
103 Pengumuman
104 Pengumuman
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Kebencian Arka
2
Malangnya Ruby
3
Jebakan Ruby.
4
Sekotor itukah aku?
5
Dasar pengacau
6
Please jangan membuatku aku semakin buruk!
7
Jangan beritahu kakakmu!
8
Ruby sakit
9
Kecemasan Ruby
10
Ditinggal
11
Tolong, jangan beritahu dia!
12
Kemarahan Adijaya
13
Menuduh
14
Terpancing
15
Enak sekali kamu bicara!
16
Tugasmu sudah selesai
17
Kilas balik
18
Aku harap kamu tidak akan menyesal
19
Perasaan yang aneh
20
Masuk angin?
21
Bab 21
22
Panas
23
Takut
24
Aku butuh uang,bukan harga diri
25
Aku tidak diharuskan berdiskusi dengannya.
26
Bab 26
27
Tidak murni kesalahannya
28
Kekesalan Jelita.
29
Kekesalan Jelita 2
30
POV Arka
31
Gagal
32
Rajasa bunuh diri?
33
Duarrrr
34
Aku memang bodoh!
35
Bab 35
36
Arghhhh
37
Ini balasan untukku
38
Kamu mengenalnya?
39
Aku akan menjaga mereka untuk Arka
40
Kita beri mereka ruang
41
Mie instan
42
Aku tidak ada hubungan dengannya
43
Melahirkan
44
Bab 44
45
Masih membekas
46
Aku tidak berhak
47
Nama pilihan Ruby.
48
Welcome back
49
Bringing back my wife
50
Bringing back my wife bab 1
51
BBMW bab 2
52
BBMW bab 3
53
BBMW bab 4
54
BBMW bab 5
55
BBMW bab 6
56
BBMW bab 7
57
BBMW bab 8
58
BBMW bab 9
59
BBMW bab 10
60
BBMW bab 11
61
BBMW bab 12
62
BBMW bab 13
63
BBMW bab 14
64
BBMW bab 15
65
BBMW bab 16
66
BBMW bab 17
67
BBMW bab 18
68
BBMW bab 19
69
BBMW bab 20
70
BBMW bab 21
71
BBMW bab 22
72
BBMW bab 23
73
BBMW bab 24
74
BBMW bab 25
75
BBMW bab 26
76
BBMW bab 27
77
BBMW bab 28
78
BBMW bab 29
79
BBMW bab 30
80
BBMW bab 31
81
BBMW bab 32
82
BBMW bab 33
83
BBMW bab 34
84
BBMW bab 35
85
BBMW bab 36
86
BBMW bab 37
87
BBMW bab 38
88
BBMW bab 39
89
BBMW bab 40
90
BBMW bab 41
91
BBMW bab 42
92
BBMW bab 43
93
BBMW bab 44
94
BBMW bab 45
95
BBMW bab 46
96
BBMW bab 47
97
BBMW bab 48
98
BBMW bab 49
99
Ending
100
ekstra part 1
101
ekstra part 2
102
Benar-benar tamat
103
Pengumuman
104
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!