Ruby, duduk termenung dengan raut wajah yang siapapun tahu, kalau wanita itu sedang tidak baik-baik saja. Ya, wanita itu masih merasa sedih akibat patah hati, setelah David, pria yang dia cintai benar-benar menikah dengan Risa kakaknya. Walaupun pernikahan kedua orang yang menghianatinya itu sudah berlalu 3 minggu yang lalu.
"Di sini kamu rupanya. Papa cariin dari tadi," Rajasa tiba-tiba muncul dan langsung duduk di samping Ruby.
Ruby melirik sekilas ke arah papanya, kemudian kembali lagi menatap ke depan. "Untuk apa Papa mencariku?" nada suara Ruby terdengar sangat dingin.
"Kamu kalau bicara yang sopan pada orang tua! aku tidak pernah mendidik kamu seperti itu!" nada suara Rajasa sontak meninggi melihat reaksi Ruby yang dingin.
"Papa memang tidak pernah mendidikku. Apa Papa lupa tentang itu?" ucap Ruby, masih dengan posisi semula, menatap ke depan.
"Jaga bicaramu! sekarang, Papa datang ke sini, karena ada sesuatu yang harus kamu lakukan untuk, Papa." ujar Rajasa tanpa basa-basi.
"Mau melakukan apalagi, Pa?"
"Papa, sudah menerima uang dari seseorang dengan jumlah yang sangat banyak, sebesar 2 milliar. Uangnya sudah habis untuk membantu biaya pernikahan kakakmu. Tapi, kata David uang itu akan diganti setelah perusahaannya berkembang nanti. Jadi__"
"Tidak usah berbelit-belit, Pa! langsung aja, Papa maunya apa?" Ruby menyela ucapan papanya.
"Aku mau kamu melakukan tugas dari Papa, karena orang yang memberikan uang itu akan membawa Papa ke penjara jika tidak mau melakukan perintahnya. Kecuali Papa bisa mengembalikan uang yang sudah dia kasih itu,"
"Jadi, apa urusannya denganku? bukannya uangnya habis untuk pernikahan Kakak? minta dia saja untuk melakukan hal yang diperintahkan oleh orang itu," tolak Ruby, tanpa bertanya lebih dulu apa yang diperintahkan oleh orang yang memberikan uang itu.
"Kakak kamu sudah memiliki suami. Sementara orang itu, ingin seorang gadis yang melakukan apa yang dia minta itu," tutur Rajasa.
Ruby mengrenyitkan keningnya, penasaran dengan apa yang dimaui oleh si pemilik uang. "Apa yang dia mau aku lakukan?" tanya Ruby akhirnya.
"Kamu berjanji dulu, akan melakukannya demi papamu ini,"
"Maaf, Pah. Aku tidak bisa berjanji sebelum Papa kasih tahu apa yang diperintahkan oleh orang orang itu ke Papa! selagi, aku masih sanggup melakukannya, aku akan lakukan," ujar Ruby, tegas.
"Sebenarnya sangat mudah. Begini ... kamu mengenal Arkana Rafassya kan?" Ruby menganggukkan kepalanya.
"Tentu saja. Siapa sih yang tidak mengenal pria sukses itu?"
"Nah, tugas kamu hanya menjebak dia agar tidur denganmu. Setelah itu, kalian akan tertangkap basah oleh orang tuanya nanti. Karena itu ...."
"Apa Papa sudah tidak waras? Papa bilang ini tugas yang mudah? ini sama saja Papa menjerumuskanku, ke kandang harimau, Pa!" pekik Ruby, menyela ucapan Rajasa.
"Papa rasa tidak! kenapa? karena orang yang meminta papa melakukan ini,akan membantu memuluskan rencana ini. Kamu hanya tinggal melakukannya saja. Kamu juga tidak perlu tidur dengan pria itu. Tujuannya kamu tertangkap basah dengan pria itu juga , agar papanya segera menikahkanmu dengannya,"
"Aku tidak mau, Pa!" tolak Ruby dengan tegas dan mantap.
"Kamu memang benar-benar anak tidak tahu diuntung! kamu mau Papa di penjara, Hah?"suara Rajasa mulai meninggi.
"Pa, uang itu habis buat pernikahan Kak Risa, tapi kenapa harus aku yang berkorban? kalau tidak punya uang, kenapa harus menikah mewah seperti itu, kalau pada akhirnya seperti ini? Aku tetap tidak mau!"
Ruby berdiri dari tempat duduknya dan hendak beranjak pergi.
"Ruby, jangan pergi dulu! Papa belum selesai bicara!" teriak Rajasa, membuat langkah Ruby, seketika berhenti.
"Apalagi, Pa?"
"Kamu jangan lupa, kalau penyebab semua hal yang terjadi di rumah ini adalah kamu. Kamu yang sudah membuat wanita yang aku cintai, pergi untuk selamanya. Padahal kamu tahu, kalau mamamu adalah kebahagiaan buat Papa. Karena kematian mamamu, Papa berubah menjadi orang yang sangat menyedihkan, sehingga pekerjaan yang papa lakukan selalu salah dan akhirnya membuat papa dipecat. Padahal kamu tahu sendiri kalau Papa memiliki jabatan dan gaji yang besar di perusahaan itu. Tapi, karena kamu semuanya hancur. Jadi, kamu harus bertanggung jawab ... aku meminta kamu untuk melakukan apa yang Papa perintahkan padamu tadi sebagai pertanggungjawaban kamu!" ucap Rajasa, berapi-api dan dengan tatapan penuh kebencian pada Ruby.
"Pa, itu semua bukan salah Ruby!" air mata mulai membasahi pipi Ruby.
"Jadi, salah siapa? salah Papa, begitu? pokoknya kamu harus bertanggung jawab. Kamu sudah merenggut kebahagian Papa, sekarang kamu ingin membuat Papa masuk ke penjara, benar-benar tidak punya hati kamu!" suara Rajasa semakin tinggi.
Bahu Ruby terlihat turun naik, seiring dengan isak tangisnya. "Ba-baiklah Pah, kalau memang itu bisa membuat Papa senang Setidaknya, dengan aku melakukan ini, Papa bisa melihat pengorbananku dan kasih sayang Papa bisa kembali seperti dulu lagi," pungkas Ruby akhirnya bersedia.
"Tapi, kalau boleh tahu, kenapa orang itu memintaku untuk menjebak Tuan Arkana?"
"Untuk masalah itu, biar aku saja yang menjelaskan padamu, karena aku lah yang menginginkan kamu menjebaknya,"
Ruby sontak menoleh ke arah datangnya suara yang baru saja berbicara. Mata Ruby seketika membesar, melihat sosok yang sudah berdiri di ambang pintu itu.
"Ka-kamu?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Brak ....
Pintu kamar hotel dibuka dengan kencang oleh seseorang, hingga membuat dua orang yang tidak memakai pakaian sama sekali dan yang sedang tertidur di dalam sana, kaget dan terbangun.
"Arka! Kamu bajingan!" teriak seorang wanita cantik histeris.
Pria yang dipanggil Arka itu, mengerjap-erjapkan matanya, bingung dengan apa yang sedang terjadi. Apalagi ketika melihat kemunculan Jelita, wanita yang sangat dia cintai dan sudah menjadi kekasihnya selama 3 tahun. Kekasihnya itu bahkan datang bersama dengan papa dan mama Arka.
"Sa-sayang? kenapa kamu marah-marah? ada apa?" tanya Arka yang masih belum menyadari apa yang sudah terjadi.
"Kamu masih berani bertanya lagi? lihat apa yang sudah kamu lakukan dengan wanita itu?"bukan Jelita yang menyahut melainkan mamanya Arka.
Mata pria itu sontak membesar ketika melihat tubuhnya yang polos dan di sampingnya ada seorang wanita yang tidak dia kenal.
"Siapa kamu! apa yang sudah kamu lakukan di sini!"bentak Arka dengan sorot mata yang merah penuh amarah.
"Tu-Tuan! jangan pura-pura lagi. Tadi malam anda sendiri yang menarik paksa aku untuk masuk ke dalam kamar ini. Anda telah merenggut apa yang sudah aku jaga selama ini," ucap wanita yang ternyata Ruby itu.
"Bohong! aku sama sekali tidak pernah melakukannya!"bantah Arka dengan suara yang menggelegar.
"Aku tidak berbohong! kamu memang benar-benar sudah melakukannya!" ucap Ruby, kekeuh.
"Tidak ... itu tidak benar!" Arka menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak percaya.
"Kamu memang brengsek,Arka! selama ini aku sangat mencintaimu dan sangat percaya padamu, tapi apa? apa ini balasanmu? aku tidak bisa terima apa yang sudah kamu lakukan ini? kamu sudah menghianati cinta kita.Mana janjimu ingin secepatnya menikahiku,hah?" Jelita terlihat terpukul, dan menangis sesenggukan.
"Tidak, Sayang! aku bersumpah kalau aku tidak melakukan apapun dengan wanita ini. Percaya padaku!" ucap Arka yang sebenarnya ingin sekali menghampiri Jelita dan memeluk erat kekasihnya itu. Namun, dia tidak bisa mengingat tubuhnya yang sama sekali tidak mengenakan pakaian.
"Kamu masih sanggup menyangkal Arka! ini sudah ada bukti di depan mata," kali ini papanya Arka yang buka suara. "Pokoknya, kamu harus bertanggung jawab, pada wanita itu. Kamu nikahi dia secepatnya!" lanjut papanya Arka lagi.
"Tidak! aku tidak mau!aku hanya mau menikah dengan Jelita!" tolak Arka dengan tegas. "Papa jangan percaya begitu saja pada wanita ini. Aku yakin, kalau dia sengaja menjebakku, Pa." lanjut Arka lagi, berusaha untuk merubah pikiran papanya yang dia tahu sangat menjunjung tinggi yang namanya tanggung jawab itu.
"Tidak, keputusan Papa sudah bulat! sebagai seorang pria kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah kamu lakukan! dan buat kamu Jelita, maaf hubungan kamu dan Arka harus berakhir sampai di sini," pungkas Adijaya papanya Arka dengan tegas tak terbantahkan.
"Tidak, Pa! aku tidak mau!" Arka masih berusaha untuk menolak.
"Arka!"bentak Adijaya. " Kamu punya adik perempuan, coba pikirkan kalau hal ini terjadi pada adikmu. Kamu pasti meminta pria itu untuk bertanggung jawab kan? jadi, sekarang kamu tidak boleh lari dari tanggung jawab lagi, mengerti!"
"Tapi, Pa, jangan terburu-buru mengambil keputusan. Bagaimana kalau yang dikatakan Arka, kalau wanita itu sudah menjebak anak kita bagaimana?" Rosa mamanya Arka buka suara.
"Keputusanku sudah bulat! pokoknya Arka dan wanita itu harus menikah dalam waktu cepat," pungkas Adijaya, menatap tajam istrinya.
"Brengsek kamu Arka! aku benci kamu!" Jelita yang mendengar semua pembicaraan itu sontak kembali histeris dan berlari keluar.
"Sayang, jangan pergi!" teriak Arka, berusaha memanggil Jelita.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Ratu Fadira
sprtinya ini skenarionya jelita
2024-01-25
0
meE😊😊
trus siapa dalang dr smua nii? apa papa y arka sndri??
2023-01-05
0
나의 햇살
iya salahmu lah. anaknya hampir ketabrak, lo kemana aja???
2023-01-04
0