Pemikat Sukma
Rena mengemasi barang-barangnya. siang ini Ia akan berangkat ke kota Medan untuk melanjutkan pendidikannya. Ia bercita-cita untuk menjadi seorang guru, itu cita-citanya sejak lama.
Rena sudah selesai mengemasi barang bawaannya. semua perlengkapan pribadinya juga tak Ia lupakan untuk selama masa perkuliahan.
tok..tok..tok.. terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.
"masuk" ucapnya
kreek...terdengar suara pintu dibuka, lalu masuk sosok wanita paruh baya, yang selama ini merawatnya dengan penuh cinta kasih.
wajahnya begitu teduh dan menenangkan. Dia adalah Munah, ibunda, Rena.
"sudah siap berkemasnya?" tatapan munah seolah tak rela melepaskan anak gadis satu-satunya. berat bagi munah harus berpisah untuk waktu yang lama. namun demi cita-cita mulia yang diimpikan Rena, maka dia harus ikhlas melepaskan Rena berkuliah.
Rena merupakan anak perempuan satu-satunya dari empat bersaudara. dua orang kakak laki-laki yang sudah berkeluarga dan satu orang adik bungsu laki-laki yang masih duduk dibangku SMA.
"sudah bu." jawab Rena dengan mencoba menyembunyikan kesedihannya, Ia tak ingin ibunya menjadi sedih jika melihatnya rapuh.
Ayah Rena telah meninggal dunia saat Ia masih berusia lima tahun, sehingga Rena tak mengenali wajah ayahnya, ditambah lagi tidak adanya foto sebagai kenangan. ayah Rena meninggal dunia saat ibunya sedang berjuang melahirkan adik bungsunya. sejak saat itu kakak laki-laki tertua membantu mencari nafkah, dan rela putus sekolah.
"apa kamu sudah menghubungi pamanmu?" munah mencoba bertanya kembali.
"sudah bu" jawab Rena dengan senyuman datar.
"titip salam sama paman, sampaikan padanya agar menjagamu dengan baik"
Rena menjawab dengan anggukan.
Rena melirik jam yang tertera pada handphone jadul miliknya. pada masa tahun 2006, keberadaan android belum ada. memiliki handphone yang hanya bisa menelefon dan mengirim pesan merupakan sesuatu yang mewah, tidak seperti saat ini, android seperti kacang goreng yang mudah dan murah didapat.
handphone merk motorola model lipat, berwarna pink, dengan memory tanam yang hanya mampu menampung dua buah lagu. dimana lagu itu ditransfer melalui bluethoot, bukan hasil dwonload, karena tidak ada layanan internetnya.
handphone itu pemberian adik bungsunya, karena kakaknya akan kuliah, dan pastinya sangat membutuhkan alat komunikasi diperkuliahan dan untuk bertanya kabar jika ibunya rindu. maka Toni sang adik rela bekerja sebagai kuli angkut barang ditoko grosir selepas sekolah.
Toni adik yang sangat pengertian dan menyayangi ibu dan kakaknya. baginya kedua wanita itu harus dilindunginya, karena Ia juga berperan menggantikan kedua kakak laki-lakinya yang sudah berkeluarga.
Toni juga membantu ibunya memenuhi kebutuhan belanja dapur untuk membantu ibunya.
jam menunjukkan pukul 11.30 wib. satu jam lagi kereta api akan berangkat. Rena harus bergegas ke stasiun agar tak ketinggalan kereta.
Munah keluar dari kamar, pergi kedapur untuk mempersiapkan bekal Rena selama diperjalanan.
Ia telah memasak makanan kesukaan Rena, seperti soto ayam, dan tak lupa membawakan oleh-oleh untuk kakak laki-lakinya, Rasyid.
selama perkuliahan, Rena akan menumpang dirumah Rasyid, karena Rasyid satu-satunya saudara yang ada dikota Medan. Rasyid juga memiliki ekonomi yang sangat bagus, karena memiliki banyak rumah kontrakan, rumah makan masakan khas India dan 200 hektar perkebunan kelapa sawit yang sekarang dijaga munah dan Toni.
selain menumpang dirumah Rasyid, Rena juga dibiayai dana perkuliahannya. karena Rasyid hanya memiliki satu orang anak laki-laki yang bernama Nisar, dan sukses menjadi pebisnis ekspor-impor makanan ringan dari negeri jiran Malaysia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Ali B.U
hadir kak
2024-04-07
1
Ali B.U
masa itu aku pakai sambyan N70
2024-04-07
1
Bintang Gatimurni
nyimak ya thor ..
2024-02-25
0