kriiiiing.....kriiiing.. suara handphone Rena berdering. satu panggilan masuk.
"bang Nisar." Rena berguman pada dirinya.
"hallo bang?" ucap Rena. dengan sopan.
"Ren, abang dengan kak ocha sudah mau berangkat, kamu segera kekamar abang ya?" suara bang Nisar dari seberang telefon.
"iya bang, Rena segera ke atas" jawab Rena. lalu sambungan telefon terputus.
Rena bergegas ke lantai dua menuju kamar bang Nisar.
kak ocha.." sapa Rena saat berpapasan dengan istri bang Nisar diluar kamar.
"iya." jawab kak ocha tanpa basa-basi.
"oh ya. kak. terimakasih ya atas oleh-olehnya yang dari Penang." ucap Rena.
"ya. semoga ukuran higlessnya pas." jawab kak Ocha tersenyum.
"yaaa..ampuun. cantik banget sih ini orang. aku yang perempuan saja mengakui dia cantik." ucap Rena dalam hati.
malam ini kak Ocha memakai dres panjang dibawah lutut, berwarna putih gading, dengan rimple dibagian lehernya. rambutnya disanggul sederhana, namun terkesan ilegan.
kak Ocha juga menggunakan highless berwarna senada dengan dresnya, yang membuat dirinya kian anggun.
"beruntung sekali bang Nisar dapat kak Ocha, sudang cantik, baik lagi." Rena berguman dalam hatinya.
"ditanya koq malah bengong sih?" ucap kak Ocha membuyarkan lamunan Rena.
"i...iya kak, ukurannya pas kok." jawab Rena membenarkan ucapan kak Ocha
"bang Nisar kemana kak?" ucap Rena bertanya. karena Ia tak melihat bang Nisar.
"sudah menunggu dibawah. ya sudah, kakak nitip ariel ya?" titahnya.
"siiiaap..kak Ocha." ucap Rena seraya mengangkat tangan seperti hormat.
kak Ocha cuma geleng kepala melihat tingkah konyol Rena seraya berlalu pergi.
"aku lihat si bocil dulu akh.." Rena berguman, lalu menuju kamar bang Nisar.
kreeeeek..Rena membuka pintu. hawa dinginnya AC menyeruak menyapa kulitnya serta aroma pewangi ruangan tercium di hidungnya.
"luas banget ne kamar, rapi lagi." ucap Rena pada diri sendiri.
"dimana ya si bocil? koq tidak ada suaranya?" Guman Rena dengan penasaran.
Rena melihat ada boks berukuran satu setengah meter kali dua meter berada dekat dengan ranjang milik bang Nisar.
" mungkin si Ariel di boks ini." ucap Rena.
Rena memeriksa boks tersebut, dan menemukan Ariel sedang bobok manis.
"ya..ammpyuuuun.. gemes banget si Ariel. pengen nyubit pipimu yang gembul". ucap Rena seraya menyolek pipi gembul malaikat kecil yang sedang merajut mimpinya.
"ehmmmmm..ta..tata.." Ariel mengoceh tak jelas, dengan mata terpejam, seraya menggerakkan tubuh mungilnya, lalu mengubah posisi tidurnya menjadi miring kekanan.
Rena, memandang takjub wajah bocah itu.
"bagaimana ya wajah anakku kelak?" ucap Rena lirih.
"Bernard...dimana kamu?" hatinya berbisik lirih.
Rena terduduk dibawah boks. menyandarkan tubuh dan kepalanya diboks itu.
"Bernard. apakah kita kelak akan berjodoh? memiliki anak-anak yang lucu dan menggemaskan.?" ucapnya dengan nada pilu.
"hadirlah sayang..aku merinduimu. hatiku begitu sakit menahan rasa ini. hadirlah..kumohon padamu." ucap Rena dengan mata yang berkaca-kaca.
Rena berharap, kelak Ia akan berjodoh dengan Bernard, memiliki anak-anak yang lucu dan menggemaskan.
Rena membayangkan, kehidupannya bersama pria pujaannya akan begitu membahagiakannya. meskipun hidup sederhana, asalkan bersama Bernard, membuatnya sudah merasa cukup.
angan Rena melambung.. sehingga tanpa sadar Ia sudah tertidur lelap di samping boks Ariel.
"huuuaaaa..huuuaaa.." suara tangisan Ariel menyadarkan Rena yang sedang tertidur.
Rena beranjak bangkit. melihat isi boks. ternyata Ariel sudah menangis."
"cuuup...cuuuup.. diam ya sayang." ucap Rena seraya menepuk-nepuk pelan bokong Ariel.
namhn bukannya diam, Ariel semakin kencang menambah volume tangisannya.
"apa Ariel haus ya?" ucap Rena. lalu berencana membuat susu formula untuk Ariel. Rena melihat susu formula beserta botol dot, berada diatas meja nakas. beserta juga air despenser, yang leteaknya bersebelahan.
Rena beranjak dari boks, membuat susu formula yang bermerk "CHILD M"ILD". Rena mengikuti petunjuk penggunaannya.
setelah selesai, Rena memberikannya kepada Ayiel yang terus menangis karena kehausan, setelah memastikan suhu airnya sudah pas.
seketika Ariel terdiam, lalu meminum susu dalam boyol dot, dan menghabiskannya dalam sekejap.
"ya ampun ne bocil, banyak juga minumnya, pantesan saja gembul." ucap Rena gemas.
"huuuuaaa..huuuuaaa.." Ariel kembali menangis..
"Lho, tapi sudah minum susu, koq masing nangis sih?" ucapa Rena bermonolog.
Rena segera meletakkan botol dot dimeja nakas. lalu berusaha menggendong Ariel yang sedang menangis. Ia mencoba menenangkan malaikat kecil itu. mengelus punggunnya. dan akhirnya membuat Ariel tertidur pulas lagi dalam dekapannya.
"jadi begini rasanya memiliki anak? harus siap bangun malam. beruntung kak Ocha ada baby sister, jadi gak merasakan bagaimana rasanya mengurus anak." ucap Rena dalam hatinya.
tetapi tak apalah, semoga lelahnya merawat anak menjadi berkah. anak tumbuh menjadi baik dalam pantauan orangtua.
tak lama, terdengar suara ketukan pintu, pukul sepuluh malam.
"Ren.. Rena, ini kak Ocha." terdengar suara kak Ocha dari luar pintu kamar.
Rena membuka pintu dengan masih menggendong tubuh Ariel yang tertidur dipundaknya menghadap belakang.
Kreeeek..Rena membuka pintu dengan sangat hati-hati. agar si Ariel yang sedang tertidur tidak terjaga.
"Ariel rewel ya?" ucap kak Ocha setengah berbisik agar tak membangunkan Ariel yang sedang terlelap di pundak Rena.
Rena hanya menganggukkan kepalanya.
kak Ocah masuk lalu disusul oleh bang Nisar.
kak Ocha meraih tubuh mungil putranya. lalu meletakkannya diboks dengan sangat hati-hati.
setelah posisi tidur Ariel, aman, Rena berpamitan untuk kekamarnya.
"terimakasih ya Ren." ucap kak Ocha dan bang Nisar bersamaan.
Rena membalas dengan anggukan, lalu menuruni anak tangga menuju kamarnya. Ia ingin melanjutkan tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
V3
Rena sadar nya gmn yaa , biar hilang tuh sihir dr Bernard
2022-08-01
2