episode 2 Paman Rasyid

Toni, antarkan kakakmu ke stasiun, sebentar lagi kereta akan berangkat." titah munah kepada Toni yang saat itu baru selesai makan siang.

"iya bu" Toni beranjak dari meja duduknya.

"kak Rena, ayo berangkat" teriak Toni kepada Rena yang masih berada didalam kamar.

kreeek, Rena membuka pintu, lalu menarik roda kopernya yang sudah sarat dengan muatan, Rena hampir membawa semua pakaiannya.

"iya dik. mana ibu? kakak mau berpamitan. ucap Rena kepada Toni yang sudah bersiap mengeluarkan sepeda motornya.

"masih didapur, siapin bekal buat kakak." jawab Toni yang sudah berada di halaman rumah.

munah keluar dari dapur membawa toples segi empat untuk oleh-oleh paman Rasyid, dan bekal kotak nasi untuk rena makan didalam kereta api. harga makanan didalam kereta tentulah mahal, dan Rena harus bisa mengirit pengeluaran.

munah menyerahkannya kepada Rena.

Rena menerimanya, dan memeluk ibunya seraya berpamitan.

netra matanya tak mampu Ia bendung, bulir bening itu akhirnya jatuh juga. Rena mengecup pipi ibunya seraya meminta doa restu agar cita-citanya dikabulkan Allah dan diberkahi ilmu yang bermanfaat.

"jaga dirimu baik-baik diperantauan, jangan lupakan shalat" pesan Munah kepada Rena, isaknyapun tak mampu Ia tahan.

setelah berpamitan, Rena menemui Toni yang akan mengantarnya ke stasiun. Toni membantu kakaknya membawa koper untuk diletakkan didepan, agar Rena tidak kesempitan dudik dijok belakang.

sesampai distasiun, Toni meminta ijin kepada petugas yang berjaga pengecekkan tiket, untuk mengantarkan barang Rena ke dalam gerbong kereta. setelah memeriksa tiket, mereka diijinkan masuk. tiket telah dibeli 2 hari sebelum keberangkatan via online, melalu agen resmi.

kepala kereta telah datang, dan menyatu dengan gerbong, Toni memasuki gerbong yang diikuti oleh Rena, mencari gerbong dan nomor tempat duduk sesuai yang tertera ditiket.

setelah menemukan gerbong dan nomor tiket, Toni meletakkan koper milik kakaknya diatas bagasi kereta diatas kursi penumpang sebelah dinding atas.

setelah itu Toni memberika uang dua ratus rupiah sebagai bekal diperjalanan untuk kakaknya. Rena terharu dengan kebaikan sang adik yang begitu tulus. Meski usia Toni berjarak lima tahun dari usianya, namun pemikirannya jauh lebih dewasa dari usianya. Rena mengucapkan terimakasih dan mengucapkan doa terbaim untuk adiknya.

Toni berpamitan pulang, karena terdengar petugas stasiun memberikan aba-aba bahwa kereta akan segera berangkat. Toni meninggalkan gerbong yang diikuti tatapan Rena yang terus memandangi kepergian adiknya.

tuuuut...tuuut... suara kereta berbunyi dan diiringi getaran dr kereta yang menandakan kereta telah berangkat.

Rena mengambil handphone pemberian adiknya, dan mulai menghubungi nomor contac yang sudah disavenya di phonebook.

satu nama "paman Rasyid"

kriiing..kriiiing..kriing..

"hallo, siapa ini?" terdengar suara berat lelaki paruh baya dari seberang telefon, karena tidak ada nama dalam panggilan tersebut.

Rasyid

"hallo, siapa ini?" terdengar suara berat lelaki paruh dari seberang telefon, karena tidak ada nama dalam panggilan tersehut.

"ini Rena paman, Rena sudah berangkat" jawab Rena mencoba memberitahu bahwa panggilan itu berasal darinya.

"ooo.. Rena, sudah sampai mana kamu Ren?"

"baru berangkat, paman." mencoba menelisik sudah berada di daerah mana Ia melintas.

"oh, iya, nanyi kalau sudah sampai stasiun Medan kabari paman ya" dengan nada perintah kepada Rena.

"iya, sudah dulu ya, paman. takutnya battrei nanti habis. Assalammualaikum, paman. Rena ingin mengakhiri sambungan teleponnya.

"iya, wa'alaikum salam. hati-hati dijalan" . paman Rasyid menutup sambungan telefonnya.

Rena memasukkan handphone-nya kedalam tas kecil tali selempang, tas dengan harga murahan itu mampu menampung beberapa barang kecil, seperti handphone, bedak padat plus cermin kecil, untuk selalu melihat apakah riasan wajahnya masih rapi atau sudah berantakan.

diperjalanan, Rena memandangi semua pemandangan yang Ia lewati. pemandangan alam itu mampu mengusir rasa jenuhnya. tak lama rasa kantuk menyerangnya, Ia pun tertidur.

entah berapa lama Rena tertidur, sehingga tanpa disadarinya Ia sudah memasuki kota Medan, ia mencium aroma tak sedap dari lubang kaca kereta (masa era tahun 2008, kereta api belum ada layanan AC-nya).

aroma itu berasal dari samping gerbong kereta yang terus berjalan. Rena memandangi penampakan ternak babi. babi-babi itu diternak oleh warga suku batak yang hidup didaerah pinggiran rel.

"ternyata sudah sampai daerah Mandala. sebentar lagi sampai stasiun pusat". guman Rena dalam hati.

akhirnya kereta sampai distasiun utama, Kota Medan. suara derit rem kereta berbunyi mencicit, dan gerbongpun berguncang lebih keras.

Rena mengambil kopernya yang ada diatas bagasi kereta, tepat diatas kepalanya. dengan sedikit berjinjit, Ia menggapainya.

terdengar suara petugas stasiun, memberikan aba-aba dan peringatan melalui microphone, untuk memeriksa barang bawaan penumpang.

Rena bergegas turun, berdesakan dengan penumpang lain. setelah keluar dari gerbong, Rena menarik pegangan koper, agar memudahkannya untuk dibawa, karena koper memiliki roda.

sesampainya didepan pintu gerbang stasiun, Rena memesan betor (becak motor). salah satu angkutan khas Sumatera Utara.

becak itu mampu mengangkut barang dan beberapa orang.

terjadi tawar menawar harga ongkos antara Rena dan pengemudi betor. setelah menyepakati harga, Rena bergegas naik, dan melanjutkan perjalanan kerumah paman Rasyid, seraya menikmati keindahan dan gemerlapnya kota Medan dimalam hari. Ia begitu mengagumi kota Metropolitan ini.

sepanjang perjalanan, Ia terus memperhatikan gedung-gedung pencakar langit yang berdiri tinggi menjulang. pusat perbelanjaan yang tersebar dimana-mana, baginya semua itu hal uang begitu mengagumkan.

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

next

2024-04-07

1

Nikodemus Yudho Sulistyo

Nikodemus Yudho Sulistyo

NALA mampir sampai bab 2.

2022-11-28

2

Ganuwa Gunawan

Ganuwa Gunawan

kira kira berpa harga tas nya s Rena thor?

2022-11-24

1

lihat semua
Episodes
1 episode 1 ke kota Medan
2 episode 2 Paman Rasyid
3 episode 3 laptop baru
4 episode 4 kosongnya hati
5 episode 5 Pov Bernard foto profil
6 episode 6 seperti hilang
7 episode 7 senyum kemenangan
8 episode 8 Amy
9 episode 9 awal petaka
10 episode 10 Layar kaca
11 episode 11 Pertemuan
12 episode 12 Cinta buta
13 episode 13 cafe
14 episode 14 Permen dan Tisu
15 episode 15 Ancaman
16 episode 16 Oleh-Oleh
17 episode 17 Gemasnya Ariel
18 Mati Rasa
19 Berita dari Anju ***
20 Luluhnya Hati
21 Toni
22 kangen ibu dan Toni
23 episode 23 Hancurnya IPK
24 episide 24 Mencari Rumah Bernard
25 episode 26 Kata Putus
26 episode 27 Hilang Arah
27 Ke Khawatiran
28 Misteri hati Rena
29 Budak Cinta
30 Perangai Buruk
31 Curhat Pertama Rena
32 Rehan
33 Amy dan Arman
34 kunjungan Toni dan camping ke Danau Toba
35 kecurigaan Toni
36 Satu Tindakan Pertama
37 Pertemuan Dua Raga
38 Safri Saragih
39 Rekasaya Kehamilan
40 Mandi Peluntur dan 85%
41 Samar
42 Hambar POV Rena
43 Ridwan dan Rehan
44 Gagal Ginjal
45 Buah Tangan
46 Pengejaran Pov Bernard
47 Hai...
48 Bertemunya Dua Hati
49 Dress hijau silky
50 Luka Itu Pov Hanif
51 Sang Malaikat
52 Sang Malaikat
53 Kekasih Amy POV Rena
54 Galau
55 Bertamu
56 Tak Rela
57 pulang kampung
58 Gelap Mata
59 Teror Ghaib
60 lamaran
61 Paman Rasyid koma
62 pengakuan Rena kepada Rehan dan Ridwan
63 Hari Bahagia Tiba Dan Teror Ghaib
64 Mereka yang Terluka
65 Kejutan Indah
66 Teror
67 Tak Mampu Menembus Masuk
68 Honey moon dan Wanita Beruntung
69 Bertemu Anju
70 Persaingan Bisnis & Teror
71 Kak Hanan dan Dana
72 Kiriman Boneka Santet
73 Penemuan Boneka Santet
74 Karma berbalik
75 Jebakan
76 Tak tersentuh
77 Diam
78 lahirnya bayi khanza
79 Sofia..si Bayi malang
80 Merahasiakan
81 ucapan 'selamat' dari nomor misterius dan Karma.
82 Kecurigaan Hanif
83 Terkaman Harimau
84 Gangguan & Alat Berat Hampir Tenggelam Dalam Rawa.
85 Rasa yang melegakan
86 Penyakit Aneh Yang Diderita Jhoni
87 Operasi bibir Sumbing untuk Adillah
88 Tudingan dari Imelda tetangga Bernard untuk Rena dengan Isu santet begu ganjang
89 pertemuan tanpa sengaja
90 Tanda Ajal seseorang
91 Pov Paman Rasyid
92 Bernard Berniat Mencari Rena
93 Bernard mengirimkan Santet
94 Merasa Sial
95 Gangguan
96 Ujian
97 Sasaran Baru
98 Rasa Yang Tak Biasa
99 Pencarian Pemungut Sofia
100 Pemerasan
101 Wina Terjebak Cinta Buta
102 Sama Kagetnya
103 Perceraian
104 Cinta Lama Bersemi Kembali
105 Perlahan Abai
106 Enggan Disentuh
107 cinta yang salah
108 Ketika Cinta Diuji
109 Terungkap
110 Pemikat yang Mampu Memikat seluruh warga
111 Penyembuhan
112 Pertanda Alam
113 Awal Baru
114 titisan
115 Lahirnya Titisan Pemikat
116 Memikat
117 Khanza da Adilla
118 pertemuan Khanza dan Duma
119 menjadi asisten dosen
120 Tak Terkendali
121 Asisten dosen
122 Bar
123 Saingan
124 Rasa
125 eps. 123
126 Draft
127 draft
128 Draft
129 draft
130 dua darah yang berbeda
131 Dia
132 Mimpi itu
133 draft lagilah
134 Dinner Pertama
135 Pemikat
136 tanpa judul
137 Dendam
138 Dendam-2
139 Air Limau
140 Air Limau-2
141 Tak Menduga
142 Undangan Makan Malam
143 Cincin
144 Gelisah
145 Demam
146 Lamaran
147 Demam-2
148 Pulang Kampung
149 Terperangah
150 Semakin Parah
151 Hari Pernikahan
152 Hati Yang Lara
153 Resepsi
154 Akhir
155 Tamat
156 The End
Episodes

Updated 156 Episodes

1
episode 1 ke kota Medan
2
episode 2 Paman Rasyid
3
episode 3 laptop baru
4
episode 4 kosongnya hati
5
episode 5 Pov Bernard foto profil
6
episode 6 seperti hilang
7
episode 7 senyum kemenangan
8
episode 8 Amy
9
episode 9 awal petaka
10
episode 10 Layar kaca
11
episode 11 Pertemuan
12
episode 12 Cinta buta
13
episode 13 cafe
14
episode 14 Permen dan Tisu
15
episode 15 Ancaman
16
episode 16 Oleh-Oleh
17
episode 17 Gemasnya Ariel
18
Mati Rasa
19
Berita dari Anju ***
20
Luluhnya Hati
21
Toni
22
kangen ibu dan Toni
23
episode 23 Hancurnya IPK
24
episide 24 Mencari Rumah Bernard
25
episode 26 Kata Putus
26
episode 27 Hilang Arah
27
Ke Khawatiran
28
Misteri hati Rena
29
Budak Cinta
30
Perangai Buruk
31
Curhat Pertama Rena
32
Rehan
33
Amy dan Arman
34
kunjungan Toni dan camping ke Danau Toba
35
kecurigaan Toni
36
Satu Tindakan Pertama
37
Pertemuan Dua Raga
38
Safri Saragih
39
Rekasaya Kehamilan
40
Mandi Peluntur dan 85%
41
Samar
42
Hambar POV Rena
43
Ridwan dan Rehan
44
Gagal Ginjal
45
Buah Tangan
46
Pengejaran Pov Bernard
47
Hai...
48
Bertemunya Dua Hati
49
Dress hijau silky
50
Luka Itu Pov Hanif
51
Sang Malaikat
52
Sang Malaikat
53
Kekasih Amy POV Rena
54
Galau
55
Bertamu
56
Tak Rela
57
pulang kampung
58
Gelap Mata
59
Teror Ghaib
60
lamaran
61
Paman Rasyid koma
62
pengakuan Rena kepada Rehan dan Ridwan
63
Hari Bahagia Tiba Dan Teror Ghaib
64
Mereka yang Terluka
65
Kejutan Indah
66
Teror
67
Tak Mampu Menembus Masuk
68
Honey moon dan Wanita Beruntung
69
Bertemu Anju
70
Persaingan Bisnis & Teror
71
Kak Hanan dan Dana
72
Kiriman Boneka Santet
73
Penemuan Boneka Santet
74
Karma berbalik
75
Jebakan
76
Tak tersentuh
77
Diam
78
lahirnya bayi khanza
79
Sofia..si Bayi malang
80
Merahasiakan
81
ucapan 'selamat' dari nomor misterius dan Karma.
82
Kecurigaan Hanif
83
Terkaman Harimau
84
Gangguan & Alat Berat Hampir Tenggelam Dalam Rawa.
85
Rasa yang melegakan
86
Penyakit Aneh Yang Diderita Jhoni
87
Operasi bibir Sumbing untuk Adillah
88
Tudingan dari Imelda tetangga Bernard untuk Rena dengan Isu santet begu ganjang
89
pertemuan tanpa sengaja
90
Tanda Ajal seseorang
91
Pov Paman Rasyid
92
Bernard Berniat Mencari Rena
93
Bernard mengirimkan Santet
94
Merasa Sial
95
Gangguan
96
Ujian
97
Sasaran Baru
98
Rasa Yang Tak Biasa
99
Pencarian Pemungut Sofia
100
Pemerasan
101
Wina Terjebak Cinta Buta
102
Sama Kagetnya
103
Perceraian
104
Cinta Lama Bersemi Kembali
105
Perlahan Abai
106
Enggan Disentuh
107
cinta yang salah
108
Ketika Cinta Diuji
109
Terungkap
110
Pemikat yang Mampu Memikat seluruh warga
111
Penyembuhan
112
Pertanda Alam
113
Awal Baru
114
titisan
115
Lahirnya Titisan Pemikat
116
Memikat
117
Khanza da Adilla
118
pertemuan Khanza dan Duma
119
menjadi asisten dosen
120
Tak Terkendali
121
Asisten dosen
122
Bar
123
Saingan
124
Rasa
125
eps. 123
126
Draft
127
draft
128
Draft
129
draft
130
dua darah yang berbeda
131
Dia
132
Mimpi itu
133
draft lagilah
134
Dinner Pertama
135
Pemikat
136
tanpa judul
137
Dendam
138
Dendam-2
139
Air Limau
140
Air Limau-2
141
Tak Menduga
142
Undangan Makan Malam
143
Cincin
144
Gelisah
145
Demam
146
Lamaran
147
Demam-2
148
Pulang Kampung
149
Terperangah
150
Semakin Parah
151
Hari Pernikahan
152
Hati Yang Lara
153
Resepsi
154
Akhir
155
Tamat
156
The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!