tiiinnn...tiiiin...
suara klakson mobil dari luar pagar rumah.
Rena setengah berlari melihat keluar. tampak olehnya si cantik Amy sedang melambaikan tangan kearahnya.
"oh, iya. pagi ini ada kelas untuk mata kuliah dosen killer." ucap Rena dalam hati.
"pantesan saja tu anak jam segini dah nongol." Guman Rena , seraya melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 7.00 wib pagi.
Rena melambaikan tangan kepada Amy. seraya berlari kecil menghampirinya.
" tumben pagi dah nongol? ucap Rena kepada Amy.
"Iya, sekalian mau singgah ke toko beli laptop." ucap Amy nyengir, lalu membukakan pintu depan untuk Rena.
Rena masuk ke dalam mobil. dan meletakkan bokongnya di jok mobil. lalu menutup pintunya.
"emang laptop kamu yang lama kemana? tanya Rena penasaran.
"sudah jelek, aku berikan pada adik sepupu dikampung mama. karena Ia baru masuk SMA, juga butuh laptop." jawab Amy santai.
"tapi jam segini, mana ada toko yang buka.?" ucap Rena menjelaskan
"ya, kita muter-muter dulu sembari nunggu toko ada yang buka. ucap Amy sekenanya
"dah keq komedi putar saja Mi? balas Rena.
"boleh juga tuh! hahahaha" ucap Amy disertai tawa renyah.
saat asyik ngobrol, Amy melihat sebuah toko yang sedang bersiap- bersiap akan membuka tokonya.
"Ren, tuh ada toko phonsel yang buka. toko itu juga menjual laptop. " ucap Amy girang.
"oh ..iya, ya sudah kita kesana."balas Rena. dan mereka menuju toko.
setelah Amy mendapatkan laptop yang diinginkannya, mereka menuju kampus.
****
Amy memarkirkan mobilnya diparkiran kampus.
"yuuk. Ren, ntar kita telat." ucap Amy kepada Rena. seraya turun dari mobil.
"yuuuk..balas Rena." merekapun bergegas menuju kelas yang ada dilantai dua kampus.
"sepertinya kita belum terlambat." ucap Amy dengan nafas memburu saat menaiki anak tangga.
" sepertinya begitu." balas Rena yang juga ngos-ngosan.
sesampai didepan pintu kelas, ternyata dugaan mereka benar.
"Alhamdulillah. si dosen killer ternyata belum datang." ucap mereka berdua bersamaan seraya menarik nafas lega.
**
setelah Kelas selesai. mereka berdua menuju kantin. berniat untuk makan siang.
"kekantin yuk Ren laper ne. cacing diperutku bernyanyi ria. ucap Amy manja.
"emang kamu cacingan ya? cantik-cantik koq cacingan. haha" jawab Rena meledek.
"emmmmm.."jawab Amy manja, seraya memanyunkan bibirnya kedepan.
mereka berdua berjalan menuju area kantin. lalu mencari kursi kosong, dengan meja-meja berukuran satu meter kali satu meter.
" kamu pesan Apa Ren?" ucapa Amy kepada Rena.
"nasi uduk sajalah. kamu pesan apa? Rena balik bertanya.
"samaain sajalah. kan kita best friends. haha" jawab Amy seraya tertawa.
"iya. deh. minumnya sekalian pesan saja. aku teh manis dingin saja." balas Rena.
"siaaaap...bos ucap Amy terkekeh..
saat mereka membincangkan pesananan mereka, dari kejauhan, tampak Ridwan datang menuju kearah mereka duduk.
"eh.. Ren. sepertinya si Ridwan menuju ke kita deh." ucap Amy dengan suara berbisik.
"mungkin mau makan siang juga kali. Mi" jawab Rena yang juga setengah berbisik.
"kalau dilihat-lihat, si Ridwan tampan juga ya,? ditambah tubuh kekarnya, aku yakin jika Ia mendapat tugas mengajar anak-anak umuran SMA, pasti jadi guru idola " ucap Amy memuji pria yang hampir sampai ke meja mereka.
mereka berdua menghentikan obrolannya, karena yang menjadi topik pembicaraan sudah berada didepan mereka.
"hai.. boleh bergabung gak?" ucap Ridwan dengan nada bertanya kepada kedua gadis didepannya.
"silahkan. jawab Amy" tersenyum.
"terimakasih. balas Ridwan. kepada Amy.
"kalian sudah pesan makanan?" ucap Ridwan bertanya.
"sudah memikirkannya, namun belum kami pesan." jawab Rena singkat.
"oh..kalau gitu saya samakan saja pesanan saya dengan kalian. bolehkan? ucap Ridwan.
"ya. terserah saja." ucap Amy datar.
kedua gadis itu masih bertanya dalam hatinya masing-masing, mengapa pria ini bergabung makan siang dengan mereka. karena tidak biasanya.
"emmmm.. Ren, boleh gak minta nomor phonselmu?" ucap Ridwan membelah kesunyian, saat mereka terdiam.
kedua gadis itu saling pandang.
"oh..boleh.. tapi untuk apa?" ucap Rena bertanya.
"emmmm.." ekor matanya melirik kepada Amy.
Amy yang faham akan situasi, lalu mawas diri.
"ya, sudah. kalian teruskan ngobrolnya. aku mau pesan makanan pesanan kita." ucap Amy seraya berlalu meninggalkan mereka berdua.
"Ren.. se..sebenarnya sejak lama aku menyukaimu." ucap Ridwan dengan sedikit gugup.
"sejak kapan?" ucap Rena balik bertanya.
seeerrr... ada desiran angin yang menerpa tubuhnya, bersamaan dengan pertanyaan Rena kepada Ridwan. angin itu merasuk hingga kejantungnya.
"sejak pertama kali kita bertemu. saat pendaftaran masuk kuliah".ucap Rudwan.
hati Rena tiba-tiba gelisah. Ia terbayang wajah Bernard. wajah itu menghalangi pandangannya terhadap Ridwan.
"Bernard.. Bernard..dimana kamu.. hadirlah sayang. aku merinduimu." ucap Rena dalam hatinya yang terasa pilu.
""apa kamu menerima perasaanku. Ren?" ucap Ridwan lagi memastikan. karena yang ditanya diam dengan wajah gelisah.
"Kita temenan saja dulu ya Rid."jawab Rena dengan sopan.
"oohh.. ya sudah. mungkin kamu belum siap dengan hatimu." ucap Ridwan dengan nada kecewa.
"maafin aku ya Rid. untuk saat ini kita fokus kuliah saja dulu." ucap Rena berbohong. padahal dia tengah memikirkan Bernard.
"baiklah. jika hatimu sudah siap. aku menunggumu." jawab Ridwan yang sedang menata hatinya untuk tegar.
"iya." Rena membalas dengan senyum datar.
"ya sudah. aku pergi dulu ya. Ren." ucap Ridwan. seraya beranjak dari kursinya.
"pesanan kamu? kan sudah dipesankan Amy." ucap Rena.
"tidak jadi, tiba-tiba saya menjadi kenyang." ucap Ridwan dengan raut wajah sedih.
"ohhh.." jawab Rena sekenanya.
"maafin aku Rid. aku tidak bisa membuka hatiku untukmu. hanya ada Bernard dihatiku. aku mati rasa dengan pria manapun. kecuali dengan Bernard" Bathin Rena yang kian lirih.
"Bernard..dimana kamu? tidakkah kau merinduiku.. hadirlah..ku mohon.."Rena terus berkata menghiba dengan hatinya.
"ne pesanannya." ucap Amy yang membawa pesanan, dan menyadarkan Rena.
"makasih ya. Mi. kamu baik banget" ucap Rena tulus.
"ya iyalah aku baik, masa aku harus jahat." balas Amy ngedumel.
"ciiiee....yang habis ditembak cowok koq malah lesu." ucap Amy. meledek Rena.
Rena hanya tersenyum datar.
jika difikir dengan logika, tentulah Ridwan lebih baik daripada Bernard. Ridwan anak konglomerat. memiliki mobil, bukan motor butut seperti milik Bernard.
dari segi wajah, Ridwan jauh lebih tampan, tubuh Ridwan juga proposional. dengan tinggi seratus tujuh puluh delapan centimeter, tentu sangat tinggi untuk ukuran pria Asia.
Ridwan juga memiliki perangai yang sangt baik. sopan dan tentunya berpendidikan tinggi. gayanya menunjukkan sikap kedewasaan.
berbalik dengan Bernard, gayanya yang urakan, sedikit kasar. serta sifat yang tidak mudah ditebak. namun entah apa yang membuat Rena begitu menyukainya. sehingga Ia menutup hatinya untuk prian lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Ali B.U
next
2024-05-15
1
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
wes pokoke bernard is the best deh buat rena, yg lain lewaattttt...
2022-08-05
4
V3
Rena bgtu jg krn kna sihir dr si cebol , dah githu sikap nya jg kasar bgt
2022-08-01
2