Awal petaka
setelah perkuliahan selesai, Amy memaksa untuk mengantarkan Rena pulang. karena terus didesak akhirnya Rena mengalah. sesampai didepan pintu pagar rumah paman Rasyid, Rena turun dan mengajak untuk singgah. namu ditolak Amy, karena masih ada urusan.
Rena mengucapkan terimakasih atas kebaikan Amy.
setelah Amy berlalu dari hadapannya, Rena memasuki rumah mewah itu.
saat melintas hendak masuk, Rena melihat dibagasi mobil yang terletak disamping kanan rjmah, terparkir sebuah mobil Alphard berwarna hitam.
"sepertinya mobil milik bang Nisar, mungkin baru saja pulang dari berlibur" guman Rena.
*****
jam menunjukkan pukul 18. 30 Wib. Rena menghempaskan tubuhnya dikamar, lalu mandi membersihkan diri. Ia akan bersiap-siap untuk pergi ke Restaurant milik paman Rasyid, dimana hari ini Ia diamanahkan untuk menghandle pekerjaan disana.
setelah rapi, Ia pun bergegas ke meja makan, disana sudah ada Bang Nisar yang sedang menyantap makan malamnya.
"Assallamu'alaikum bang Nisar". ucap Rena untuk menegur abang sepupunya.
wa'alaikumsalam Ren". balas bang Nisar dengan senyuman.
"kak ocha mana bang? koq gak kelihatan?" Rena mencoba bertanya seraya celingukan mencari keberadaan istri dari abang sepupunya.
"ada, diatas. lagi ngasuh si Ariel. rewel banget malam ini, nanyain mbak Sri terus". balas bang Nisar mencoba menjelaskan.
"ooo..emang mbak Sri belum pulang dari kampung ya bang?" tanya Rena lagi.
"iya, masih ada keperluan keluarga katanya". bang Nisar mencoba menjelaskan.
Rena hanya membalas dengan menganggukkan kepalanya, dengan bibir ditekuk ke atas.
"ya sudah, makanlah dulu, abang sudah selesai makan". balas bang Nisar seraya berlalu.
saat akan menaiki anak tangga yang ke lajtai dua, bang Nisar berhenti sejenak, dan menoleh ke arah Nisar.
"Ren, tadi papa ada nitipin pesan, malam ini jangan lupa buat handle restaurant, abang capek banget malam ini, mau istirahat". bang Nisar mencoba mengingatkan.
lelaki tampan, dengan perawakan yang sempurna, dada bidang dengan perut sixpack-nya itu berjalan menaiki tangga lalu menghilang menuju lantai atas.
"iya bang, ini juga mau berangkat". balas Rena.
Rena bergegas menyelesaikan.makan malamnya, membersihkan piring yang kotor, agar tidak diomelin tante Aning.
tanpa terasa hari sudah gelap. Rena bergegas keluar rumah. menyusuri jalanan komplek untuk mencari betor. setelah mendapatkan betor, Ia memberitahu alamat restaurant, dan abang betor sudah faham.
setelah sampai di Restaurant, Rena segera membayar ongkosnya. lalu masuk kedalam Resyaurant. terlihat pramusaji dan pegawai lainnya sibuk melayani pelanggan.
Restaurant milik paman Rasyid menyajikan aneka menu olahan makanan berat dan ringan. makanan berat dengan menu olahan seefood dan makanan ringan dengan berbagai dessert.
restaurant ini sangat ramai pengunjung, apalagi saat liburan.
pramusaji dan pegawai lainnya menhira Rena adalah pelanggan restaurant ini, lalu mereka bertanya inhin memesan apa pada menu restaurant, maklumlah mereka belum pernah bertemu Rena sebelumnya.
"mau pesan apa mbak? menu direstaurant kita sangat bervariasi dan tentunya dengan cita rasa yang tinggi". sapa seorang pramusaji wanita dengan seragam berwarna dusty. baju ketat yang membentuk tubuhnya dengan lengan sampai siku, dipadu rok panjang ketat dengan warna senada, menambah kecantikannya.
"saya ponakan paman Rasyid, pemilik restaurant ini. dimna ruangan paman Rasyid" balas Rena seraya memperlihatkan badcard milik paman Rasyid agar mereka mempercayainya.
setelah menelisik dengan benar, pramusaji mengangguk dan mengantarkan keruangan tempat paman Rasyid bekerja.
"ini ruangannya mbak, tunghu sebentar, saya panggil manejernya dulu, untuk memastikan". ucap pramusaji seraya berlalu mejinggalkan Rena.
saat menunggu sang manejer, hati Rena kembali diliputi kegelisahan, rasa rindu dengan seseorang yang tidak ia kenal begitu mengusik konsentrasinya. hatinya begitu mendamba kehadiran orang yang bernama Bernard, Ia terlihat begiyu sangat nelangsa.
" apakah Ia sudah membaca pesanku? atau sudah mengirimiku balasan pesan". Rena bermonolog sendiri. Ia teringat dengan laptopnya. laptoo dan handphone jadul yang Ia bawa dari rumah tadi.
dari jauh terlihat sang maneger berjalan kearahnya, seorang pemuda tampan, dengan kulit putih bersih, berpenampilan rapi dan maskulin.
"mbak Rena ya? perkenalkan saya Andi, manager restaurant ini. tadi si bos sudah memberitahu saya kalau mbak mau kemari, dan ini kunci ruangannya mbak". ucap sang maneger seraya memberikan kunci kepda Rena, disertai senyum yang menambah ketampanannya dua kali lipat.
Rena membalas dengan senyuman, mengambil kunci dan bergegas masuk keruangan paman Rasyid.
ruangan bekerja yang sangat luas, dengan fasilitasnuang mewah.
Rena terburu-buru membuka laptopnya, mencari aplikasi biru untuk melihat apakah ada pesan masuk untuknya.
matanya berbinar, melihat tiga pesan yang masuk, lalu membukanya.
"malam".
"sedang apa kamu?"
"minta nomor handphonenya donk?" tulis akun fake yang mengaku bernama Bernard.
seperti mendapat segepok uang, hati Rena kegirangan, dia melupakan diri untuk waspada terhadap orang yang tidak kenalnya.
dengan gegabah Ia memberikan nomor handphonenya, hatinya tidak terkontrol dan diluar kendali. dan berawal dari memberi nomor HP, petaka itu dimulai.
selang hitungan menit, ada panggilan nomor baru yang tidak dikenal.
Rena meyakini itu nomor Bernard, tangannya yang gemetar bersamaan dengan degup jantung yang tidak beraturan, Ia mengangkat panggilan itu.
"ha...hallo". ucap Rena dengan nada sedikit gugup.
"Ia, kamu Renakah? terdengar suara laki dari ujung telefon dengan nada sedikit genit.
"iya, kamu Bernard ya?" balas Rena denganbtersejyum-sejyum sendiri. hatinya seperti mendapat seteguk air, mengalir kesekuruh tubuhnya. Ia tak menyadari bahwa bahaya telah mengincarnya.
mendengar suara Bernard diujung sana, membuat Rena seperti terhipnotis, Ia seperti kerbau yang dicocok hidungnya, menuruti segala keiinginan bernard.
"hari ini kamu terlihat sangat cantik, dengan baju berwarna navy". ucap Bernard
seketika Rena terkejut, dia mencari orang disekeliling ruangan itu, tidak mungkin ada orang lain, sedanhkan Ruangan paman Rasyid terkuncibdanbtidak sembarangan orang bisa masuk. bahkan masa itu belum ada Vedeo call yang bisa memperlihatkan objek gambar.
lalu bagaimna Bernard mengetahuinya? batin Rena bergejolak.
"kamu tau dari mana aku pakai baju warna navy?
emang kamu sekarang dimana? Rena mencoba mengintrogasi Bernard. namun kerinduan hagjnya yang datang tiba-tiba saja membuatnya seakan gila. Ia menginginkan Bernard hadir disisinya saat ini.
"bunga diatas meja itu sangat cantik, secantik kamu malam ini. apalagi dengan rambutmu yang tergerai itu" ucal Bernard yang membuat Rena semakin kebingungan.
Rena melirik vas bunga diatas meja, benar saja ada vas bunga disitu, sedangkan ia dari tadi belum sempat melihatnya karena terburu-buru membuka laptopnya.
"kamu darimana bisa tahu ada vas bunga disini?" Rena bertanya kembali, hatinya yang gersang seakan meminta kehadiran Bernard, tubuhnya terasa panas dingin, seakan ingin disentuh oleh lelaki itu. Ia tak mengerti apa yang sedang merasukinya. bahkan tanpa sadar, Rena meraba sendiri dadanya, ada getaran-getaran birahi disana.
saat itu fikirannya begitu kacau, tidak terkontrol.
"kamu sexy sekali, mengapa hanya memegangnya sendiri? bukalah pakainmu, aku ingin melihatnya" ucap bernard seperti nada memerintah.
tanpa sadar, Rena membuka pakaiannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Ali B.U
next
2024-04-08
1
maharastra
1wilayahhh...wuihhh merinding🥺😱
2023-03-19
2
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
woaaa...ngeriiii,sumpah
Ni si Bernard ilmunya tinggi jg bisa smpe ngelihat Rena jarak jauh gt
2022-08-05
5