"heemm..sudah hampir pukul 12.00 siang. sebaiknya kita mencari tempat makan." ucap Bernard. seraya melirik Rena.
"iya.." jawab Rena lirih.
"tunggu disini. aku segera datang, dan jangan kemana-mana. apalagi mencoba kabur!" ucap Bernard dengan nada gertakan kepada Rena.
"iya. jangan lama-lama. karena aku kepanasan." ucap Rena yang sudah mulai gerah terkena sengatan mentari yang beesinar terik.
"baiklah." ucap Bernard dengan mata yang berbinar.
Bernard bergegas meninggalkan Rena, menuju area parkiran yang berada disamping pabrik.
"mengapa aku hilang akal? aku seperti gila. mencintainya dengan menggebu-gebu." Rena berguman dalam hatinya.
hatinya terus berperang melawan logika.
"tetapi mengapa aku seperti tidak ingin jauh darinya? apa yang terjadi padaku ya Rabn?" entah mengapa tiba-tiba saja Rena teringat akan Tuhannya.
tak berselang lama, Rena melihat Bernard keluar dari area parkiran. Ia menaiki sepeda motor butut dengan knalpot berisik.
"hah..? masa iya itu motornya? yang benar saja? Rena berguman lirih.
namum rasa cinta yang begitu dalam, menepis segalanya. baginya, dapat berduaan dengan pujaan hatinya sudah lebih dari cukup.
reeeeng...reeng.. suara bising memekakkan telinga saat Bernard tiba didekat Rena.
"naik.!"ucap Bernard kepada Rena dengan nada perintah.
"iya." jawab Rena disertai anggukan. lalu bergegas naik keatas boncengan.
"kamu malu naik sepeda motor butut denganku?" jawab Bernard dengan nada suara sedikit tinggi, karena berbaur dengan suara bisingnya knalpot.
"tidak." jawab Rena dengan sedikit keras, karena suaranya hampir tenggelam.
"kalau begitu, peluk pinggangku!" ucap Bernard menegaskan.
"iya." jawab Rena. seraya memeluk pinggang Bernard.
jantung Rena bergemuruh. saat memeluk pinggang Bernard, ada desiran-desiran indah merasuki hatinya.
"kamu kenapa diam? peluknya rapat dikitlah?" ucapnya seperti tidak puas dengan Rena. karena pelukan dipinggangnya memiliki celah.
"iya." jawab Rena lirih. seraya merapatkan tubuhnya.
Bernard melajukan sepeda motornya. mencari cafe tempat untuk mereka makan.
"kita sydah sampai." ucap Bernard menjelaskan.
"hemm.." jawab Rena seraya memandangi kondisi cafe.
" cafenya mengapa berbilik-bilik? ucap Rena.
"biar lebih privasi." ucap Bernard dengan nada liciknya.
"maksudnya privasi bagaimana?" ucap Rena penasaran.
"sudah, jangan banyak tanya. kamu ikutin saja apa yang kuperintahkan. ucap Bernard ketus.
"i..iya." ucap Rena ketakutan.
Bernard memilih bilik paling ujung. Ia menuntun tangan Rena, untuk mengikutinya kebilik yang Ia tuju.
"ini biliknya." ucap Bernard menjelaskan.
"heeem.." jawab Rena. seraya memperhatikan bilik cafe yang menggunakan anyaman bambu. lebarnya kurang leih satu setengah meter kali dua meter.
"ayo masuk." perintah Bernard kepada Rena. dengan nada perintah.
"iya." jawab Rena. tanpa bantahan sedikitpun.
mereka memasuki bilik cafe. duduk dilantai. didalam bilik hanya ada meja berbentuk segiempat sebagai tempat meletakkan makanan. meja lesehan.
" mau pesan apa mbak? mas?" ucap seorang pramusaji yang mengagetkan Rena.
sebab, pramusaji itu tiba-tiba saja sudah berada didekat dirempat bilik mereka.
"buat kaget z mbaknya. celetuk Rena.
"hehe. maaf mbak kalau saya sudah mengagetkan mbak. " jawab pramusaji dengan tulus, seraya melemparkan senyuman.
"iya. mbak.' membalas permintaan maaf sang pramusaji.
" mau pesan apa mbak? mas? balas Pramusaji dengan ramah.
"ada menu apa hari ini?" ucap Bernard kepada pramusaji itu.
"hari ini ada ayam goreng sambal ijo beserta lalapan, tentunya dengan diskon." jawab pramusaji menjelaskan.
"oesan dua porsi ya mbak." ucap Bernard menegaskan.
"minumnya apa mas? mbak?" ucap pramusaji bertanya.
"jus terong belanda dua gelas plus susu. jawab Bernard.
"baiklah. silahkan ditunggu sebentar pesanannya ya mas dan mbaknya. ucap pramusaji itu. seraya berlalu pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Ali B.U
next
2024-04-09
1
yamink oi
jus mengkudu mbok...
2022-11-11
1
ada to jus terong belanda
2022-10-22
2