Rena terbangun dari tidurnya, adzan subuh berkumandang, mengajak orang-orang muslim untuk beribadah dan bersujud kepada sang pencipta alam semesta.
karena dalam keadaan tidak suci (sedang menstruasi), maka Rena ingin melanjutkan tidurnya.
namun hatinya kembali gelisah. teringat akan akun fakebyang mengaku Bernard.
Rena kembali membuka laptopnya, Ia langsung berseluncur didunia maya, mencari sesuatu yang telah mengusik hatinya.
namun yang dicarinya tak sesuai yang diharapkannya.
Ia begitu menggila untuk mengetahui siapa dibalik akun fake tersebut.
"mengapa aku begitu penasarannya dengannya?" Rena berguman sendiri.
"bahkan aku tidak mengetahui seperti apa wajahnya" Ia berguman kembali.
aku akan membalas pesannya lagi, mungkin dia akan membalasanya. Rena kembali bermonolog.
"sedang apa?" ketiknya dengan debaran hati yang tak menentu.
Rena mencoba menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya melaui mulut, untuk mengurangi kegugupannya, seperti sedang berada dipodium dengan berjuta pendengar. namun hanya seorang Bernard yang tidak jelas keberadaan dan identitasnya mampu membuatnya bergetar seperti orang sedang nervous.
****
pagi ini Munah sedang bersiap-siap untuk mengantarkan dagangannya. semenjak suaminya meninggal dunia, Munah berdagang kue basah yang dititipkannya ke warung-warung. Munah mengantarkan dagannyanya ke warung terdekat dengan berjalan kaki, sedangkan sisanya akan dibawa Toni saat berangkat kesekolah, susanya Ia titipkan dikantin sekolah.
setelah mengantarkan barang dagangannya, Munah bergegas pulang memasak lauk pauk untuk makan siang.
saat ada Rena, Ia akan merasa sedikit terbantu, karena pekerjaan rumah tangga dikerjakan Rena, dan sisanya mereka bekerjasama. Ia menggoreng ikan yang dibelinya dr warung. penghasilan berjualan kue hanya untuk makan sehari-hari, dan membayar tagihan listrik. jika ada kekurangannya, Toni yang sering memberinya uang.
saat akan menuju dapur, Ia melihat bingkai foto dengan wajah Rena yang menempel didinding ruang tamu. hatinya kembali merindui anak gadis satu-satunya itu, seraya berdoa untuk kebaikan anak yang dikasihinya.
saat itu,
"praaaank"
suara bingkai foto itu jatuh kelantai, tidak ada hujan dan tidak ada angin, jatuh dengan tiba-tiba.
"astaghfirullah hal adzim" ucap Munah ber-istighfar. hati seketika gelisah, dan teringat akan Rena.
"Ya Allah, lindungilah anakku Rena, dari segala marabahaya, dan segala niat jahat syetan, jin dan manusia. aamiin" ucap Munah dengan seorang.diri.
firasat seorang ibu itu selalu benar. Munah merasakan ada sesuatu yang tidak baik, yang sedang mengintai Rena. hatinya penuh kegelisahan. sepanjang jmur dikandung badan, Munah akan terus berdoa untuk kebaikan anak-anaknya.
seperti hilang
Rena terbangun dari tidurnya, adzan subuh berkumandang, mengajak orang-orang muslim untuk beribadah dan bersujud kepada sang pencipta alam semesta.
karena dalam keadaan tidak suci (sedang menstruasi), maka Rena ingin melanjutkan tidurnya.
namun hatinya kembali gelisah. teringat akan akun fakebyang mengaku Bernard.
Rena kembali membuka laptopnya, Ia langsung berseluncur didunia maya, mencari sesuatu yang telah mengusik hatinya.
namun yang dicarinya tak sesuai yang diharapkannya.
Ia begitu menggila untuk mengetahui siapa dibalik akun fake tersebut.
"mengapa aku begitu penasarannya dengannya?" Rena berguman sendiri.
"bahkan aku tidak mengetahui seperti apa wajahnya" Ia berguman kembali.
aku akan membalas pesannya lagi, mungkin dia akan membalasanya. Rena kembali bermonolog.
"sedang apa?" ketiknya dengan debaran hati yang tak menentu.
Rena mencoba menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya melaui mulut, untuk mengurangi kegugupannya, seperti sedang berada dipodium dengan berjuta pendengar. namun hanya seorang Bernard yang tidak jelas keberadaan dan identitasnya mampu membuatnya bergetar seperti orang sedang nervous.
****
pagi ini Munah sedang bersiap-siap untuk mengantarkan dagangannya. semenjak suaminya meninggal dunia, Munah berdagang kue basah yang dititipkannya ke warung-warung. Munah mengantarkan dagannyanya ke warung terdekat dengan berjalan kaki, sedangkan sisanya akan dibawa Toni saat berangkat kesekolah, susanya Ia titipkan dikantin sekolah.
setelah mengantarkan barang dagangannya, Munah bergegas pulang memasak lauk pauk untuk makan siang.
saat ada Rena, Ia akan merasa sedikit terbantu, karena pekerjaan rumah tangga dikerjakan Rena, dan sisanya mereka bekerjasama. Ia menggoreng ikan yang dibelinya dr warung. penghasilan berjualan kue hanya untuk makan sehari-hari, dan membayar tagihan listrik. jika ada kekurangannya, Toni yang sering memberinya uang.
saat akan menuju dapur, Ia melihat bingkai foto dengan wajah Rena yang menempel didinding ruang tamu. hatinya kembali merindui anak gadis satu-satunya itu, seraya berdoa untuk kebaikan anak yang dikasihinya.
saat itu,
"praaaank"
suara bingkai foto itu jatuh kelantai, tidak ada hujan dan tidak ada angin, jatuh dengan tiba-tiba.
"astaghfirullah hal adzim" ucap Munah ber-istighfar. hati seketika gelisah, dan teringat akan Rena.
"Ya Allah, lindungilah anakku Rena, dari segala marabahaya, dan segala niat jahat syetan, jin dan manusia. aamiin" ucap Munah dengan seorang.diri.
firasat seorang ibu itu selalu benar. Munah merasakan ada sesuatu yang tidak baik, yang sedang mengintai Rena. hatinya penuh kegelisahan. sepanjang umur dikandung badan, Munah akan terus berdoa untuk kebaikan anak-anaknya.
"semoga kamu baik-baik saja anakku." ucap munah lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Ali B.U
next,
2024-04-08
1
maharastra
semangat bunda...🥰🥰😘
2023-03-19
2
knp tuh d ulang² tulisanny thor.
bikin bingung ajj
2022-10-22
3