Selepas pamit Niko pada Anin, lantas Anin pun memikirkan sesuatu seakan dia punya rencana yang tengah ia susun untuk bisa mendapatkan uang lebih banyak lagi. Jadi Anin pun tak akan mengerjakan hanya satu pekerjaan, di dalam pikirannya dia ingin menyewakan jasanya kalau ada yang ingin memakainya saat ini.
Apa aku berdosa ya jika aku mencari uang dengan cara ini, namun ini satu-satunya jalan untuk aku bisa mendapatkan tambahan uang. Dalam hati dan pikirannya seakan menjadi satu kalau Anin yakin akan hal ini.
"Akh, bodoh amat! dosa urusan entar di akhirat" gerutu ku.
"Ngapain kamu geleng-geleng kepala gitu?" dasar bocah batinku.
Karena merasa lucu kala melihat Anin menggelengkan kepala sambil menepuk kedua pipinya yang chubby.
"Eh kamu, sejak kapan udah di situ?"
Karena merasa kaget tiba-tiba saja Niko datang, dan sudah berada di sebelahku membuat aku begitu terkejut.
"Makanya jangan ngelamun, gini kan jadinya sampai-sampai gak tau kalau aku sudah cukup lama di sebelah kamu,"
Lah sejak kapan si Niko udah main duduk di sebelahku ya, perasaan tadi belum ada?
Aku berpikir keras karena aku yakin bahwa Niko tak lama berada di sebelahku.
"Ya maaf, emang akunya gak tau kamu sudah berapa lama di sampingku." Aku menjawab dengan nada lesu.
"Ya udah nih kamu minum?"
Niko memberikan sebotol teh nyosor pada Anin, dan Anin pun menerima pemberian dari Niko.
Gluk..gluk..gluk..
Satu botol minuman yang di berikan Niko pada Anin kini tandas olehnya.
"Eh Buset, kamu haus apa gimana Nin?"
ucapan Niko sontak membuat Anin langsung menoleh kearahnya.
"Kalau tak haus gak mungkin ini habis!" ketus Anin pada Niko.
Lah gak haus darimana orang dari tadi anak orang gak di kasih minum, gerutu Anin dalam hati.
"Oh, iya ya ," Niko menimpali ucapan Anin dengan di iringi gelak tawa.
"Kita pulang yuk?" ajak Anin pada Niko.
"Ok." Lalu Niko beranjak untuk menuju kearah di mana Niko meninggalkan sepeda motornya.
Sedang di rumah Anin.
"Ed! tadi Adik kamu pamit gak mau kemana?"
"Tadi cuma bilang mau keluar sama temannya Bu,"
"Masih bocah juga sudah berani pulang larut Malam, mau jadi apa itu anak." Pekiknya.
"Tunggu saja Bu, jika sampai jam 10 belum pulang kunci saja pintunya,"
Ucapan dari Abangnya Anin sontak membuat Ibunya Anin langsung menoleh kearah Edi.
"Iya kamu benar biar tau rasa itu anak!"
Bu Indah pun lantas setuju dengan usul yang di berikan Abangnya Anin yaitu Edi.
"Bu, denger deh ada suara motor mungkin itu Anin?" Edi memberi tahu Bu indah bahwa suara Motor yang ada di depan adalah Anin.
"Makasih ya Kak,"
"Aku yang harusnya makasih sama kamu, udah mau bantuin aku."
"Ya udah sekarang kamu masuk, sekalian aku mau pamit."
"Ya, hati-hati di jalan."
dan Niko pun membentuk huruf o tanda jika dia mengerti.
Saat Anin masuk, ternyata Bu Indah sudah menantinya du ruang TV.
"Habis kelayapan dari mana kamu!" gertak Ibunya Anin.
"Keluar sama temen." Jawab ku pada Ibu dan ujungnya pasti omelan lagi yang aku dapat.
"Eh, kamu tuh masih bocah! mau jadi apa kamu kelayapan gak jelas, mau jadi gadis urakan iya kamu," cercah Bu Indah pada Anin.
"Kalau aku keluar terus pulang-pulang bawa ini seneng kan Ibu,"
Aku langsung mengambil uang yang di berikan Niko padaku dan aku menaruhnya di atas meja.
"Kamu dapat Uang dari mana? kamu lagi gak nemenin Om-om kan jawab ibu!"
"Udah lah Ibu gak perlu banyak tanya! yang penting Ibu seneng karena megang uang banyak," sergah ku pada Ibu.
Lantas aku berjalan kearah kamar dan hendak berlayar ke pulau kapuk karena malam ini sudah pukul 22:30.
Dan sepertinya Uang yang aku letakkan di meja pasti sudah di ambil oleh Ibu.
"Dasar orang tua mata duitan " lirihku.
Entah mengapa aku tak bisa memejamkan mata padahal aku terus-menerus menguap hingga mulut ini lelah, tapi tak kunjung bisa di pejamkan.
Lain halnya dengan Niko.
Biarpun Anin masih bocah namun mengapa terlihat begitu tegar dan berani saat di caci oleh Erika ya, dan aku salut pada Anin, dengan segala resiko yang gak tau suatu saat bisa saja menimpanya, namun tak sekalipun terlihat kegelisahan di wajahnya, seakan Niko tak bisa berhenti untuk tak memikirkan Anin.
"Anin-anin ya tuhan ngapain sih aku mikirin itu bocah" gerutu Niko.
yang sedari tadi memikirkan Anin.
Apa jangan-jangan Niko suka sama Anin ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
mom mimu
bisa jadi kayanya tuh... 🤔😁 mampir nyicil lagi kak, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
2022-10-25
0
Dewi
Anin udah dewasa oleh keadaan
2022-10-21
1
Inru
Anin, jadi ingat nama teman aku 🤭
2022-09-21
0