19. Sahabat Palsu

Raquel mengangguk puas dengan janji yang Derrick katakan, Raquel berdiri. Dia mulai merapikan tas dan perlengkapannya yang tadi dibawanya.

"Anda akan pulang, Tuan?" tanya Derrick.

"Hem, ada urusan lain yang harus aku kerjakan." Raquel mengangguk.

Derrick berjalan menuju lemari obat miliknya, dia memberikan sesuatu berbentuk permen pada Raquel membuat alis Raquel naik sebelah.

"Apa ini?" tanya Raquel dengan alis berkerut.

"Permen untuk meningkatkan imun Anda, Tuan! Permen ini bagus untuk Anda," ujar Derrick dengan senyum tulus.

"Terima kasih," ucap Raquel dan menyimpan semua permen yang Derrick berikan ke dalam tasnya.

Raquel mengambil satu permen itu lalu memasukkan ke dalam mulutnya setelah bungkus permen dibuka dia dengan santai melangkah keluar dari teknologi center itu setelah urusannya selesai.

"Hei, kenapa ada anak ini di sini?" Seorang pria bertubuh kekar terkejut dengan kehadiran Raquel di sana.

Tampaknya pria itu adalah petugas keamanan di tempat itu, semua dapat dilihat dari seragam yang dipakainya.

"Tidak tahu, aku tidak melihatnya saat masuk tadi." Teman pria itu langsung menjawab dengan bahu terangkat serentak dan kepala menggeleng.

Dia sungguh tidak tahu dari mana Raquel masuk, padahal sejak tadi dia berjaga-jaga di sana dan tidak beranjak sedikitpun.

"Pergi dari sini, kau hanya akan menghalagi orang-orang besar di sini!" usir pria itu dengan cepat saat melihat Raquel berhenti di depan pintu masuk.

Raquel mendengkus, dia menatap pria di depannya lama lalu melangkahkan kaki dengan santai meninggalkan tempat itu sesegera mungkin.

Raquel melewati gang kecil untuk bisa sampai di rumahnya, saat hampir sampai di tengah-tengah gang Raquel bertemu dengan seorang gadis seusianya dengan pipi tembem dan tubuh sedikit berisi.

"Hai Raquel apa kabar?" sapa gadis itu dengan palsu.

Senyum yang dia berikan sedikitpun tidak mencapai matanya, bibirnya pun tidak menunjukkan itu karena hanya terangkat setengah.

Kimberly mengingat buku diary yang dibacanya tadi malam, dia ingat kalau gadis di depannya adalah sahabat Raquel. Sayangnya hanya Raquel yang menganggap dirinya sahabat sedangkan gadis di depannya hanya tidak pernah menganggap Raquel sebagai teman.

"Kau menyapaku? Apa ada sesuatu yang kau inginkan?" tanya Raquel santai dengan senyum aneh.

Senyum itu bukan lagi senyum yang biasa Raquel berikan padanya.

Wajar saja Kimberly melakukan itu pada gadis di depannya, di dalam diary dia membaca kalau gadis itu sangat suka memerinta Raquel ini dan itu.

Dia menganggap Raquel sebagai bawahannya dan dia juga tidak baik pada Raquel.

'Cih, apa dia pikir aku Raquel yang lama? Raquel yang bisa dia tindas dan perintah sesuka hati, teman macam apa yang merebut kekasih temannya. Dasar munafik,' ejek Kimberly di dalam hatinya sembari melihat gadis di depannya melalui sudut mata.

"Kau baik-baik saja kan Raquel? Kenapa kau melihatku seperti itu apakah ada yang salah dengan diriku?" tanyanya dengan senyum ramah dan suara lembut yang begitu dibuat-buat membuat Raquel merasa jijik dan ingin muntah.

Kimberly tahu ini hanya sekedar basa-basi saja, 'apa yang direncanakan perempuan ini? Tumben dia bersikap baik pada tubuh ini? Apa dia sedang merencanakan sesuatu!' tanya Raquel dalam hatinya dengan curiga.

"Kasihan sekali hidupmu ya Raquel, gara-gara orang tuamu meninggal dunia kau terpaksa menjual diri untuk bisa mendapatkan baju dan biaya sekolah." Dia menatap Raquel sedih dengan mata berkaca-kaca seolah ingin menangis.

Sudut bibirnya terangkat saat dia menunduk berpura-pura menghapus air matanya yang jatuh, apa yang dipikirkan oleh Raquel tadi menjadi kenyataan rupanya. Dia tahu wanita di depannya ini tidak memiliki niat baik sama sekali untuk menghentikan dirinya dan mengajaknya berbicara.

Raquel melipat tangan di dada bersandar pada dinding gang untuk melihat drama yang dimaikan wanita di depannya, wajah cantik Raquel tidak menunjukkan perubahan sedikitpun meski orang-orang di sekitar mulai berbisik tentang dirinya.

"Aku tahu kau pasti melakukan semua itu karena kau sangat ingin bersekolah dan bisa hidup seperti orang-orang kan? Maafkan aku yang tidak bisa membantu dirimu." Dia berbicara dengan suara yang sengaja dikeraskan.

Dia tersenyum sinis, biasanya Raquel tidak akan mengatakan apa-apa untuk melakukan pembelaan diri dan dia yakin Raquel tidak akan pernah bisa. Hanya dia teman Raquel, selain dirinya Raquel tidak memiliki teman lagi.

"Kenapa kau diam? Apa yang aku katakan salah? Aku benarkan! Ayah dan ibumu meninggal dunia, kau sekolah dan belanja karena menjual dirimu pada pria kaya. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kau masuk ke mobilnya." Wanita itu seperti seorang teman yang menanyakan kabar tapi semua yang keluar dari mulutnya adalah untuk menjelek-jelekkan Raquel.

"Oh, apa kabarmu juga Selena? Apa orang tuamu tidak mengajarimu sopan santun? Apa dia tidak mengajarimu cara berbicara dengan baik atau mungkin kau yang sudah tidak memiliki orang tuan?" Raquel menjawab dengan santai.

Dia tersenyum sama seperti Selena, senyum manis tidak bersalah. Selena terkejut dengan jawaban yang Raquel berikan, biasanya Raquel hanya akan menangis dan menundukkan kepala dan tidak akan membantah kata-kata yang dia ucapkan.

"Oh, aku juga melihatmu masuk ke sebuah hotel kemarin dengan seorang laki-laki. Dia siapa? Apa yang kau lakukan di sana bersamanya?" Raquel bertanya dengan santai membuat Selena mengepalkan tangan karena kesal.

Dia tidak mengira kalau Raquel akan membantah ucapannya dan berani melawan dirinya sekarang, dia merasa Raquel penakut dan penangis tidak ada lagu. Alis Selena berkerut melihat keberanian Raquel padanya.

"K-k-kau, beraninya kau membalas ucapanku!" tunjuk Selena dengan kata-kata terbata.

Selena curiga kalau Raquel mengalami sesuatu yang menyebabkan Raquel berani menjawab ucapannya.

"Memangnya kenapa? Kau memang tidak diajari oleh orang tuamu sopan santun sedikitpun, kau dengan seenak hati menghina orang lain tapi saat kau dihina kau malah tidak terima." Raquel mengatakan apa adanya.

Jujur saja orang seperti Selena memang perlu diberi pelajaran sesekali agar sifat buruknya tidak terus meningkat.

"K-k-kau," ujar Raquel tanpa bisa melanjutkan ucapannya.

Matanya melotot dengan tanah terkepal karena sudah dibuat malu oleh Raquel di depan semua orang.

"Aku apa? Kalau bicara itu yang jelas, apa perlu aku mengajarimu cara bicara? Kau itu sangat lucu, mungkin kau orang terlucu yang pernah aku kenal." Sekali lagi Raquel mengeluarkan cemoohan dari mulutnya membuat Selena tampak menyedihkan.

Orang-orang yang menonton adegan itu tertawa, mereka tidak mengira kalau Raquel akan berani melakukan tindakan balasan, yang mereka tahu Raquel adalah orang yang penakut dan selalu menangis tanpa bisa membela dirinya.

"Beraninya kau mempermalukan aku," bentak Selena dengan suara keras menggelegar dan penuh penekanan.

Kejadian hari ini benar-benar langka memberikan mereka tontonan baru.

Episodes
1 1. Kematiannya
2 2. Terlahir Kembali
3 3. Pertemuan Pertama
4 4. Salah Paham
5 5. Pembunuhan Pertama
6 6. Perlawanan
7 7. Berbeda
8 8. Sekolah
9 9. Keributan Di Kelas
10 10. Taruhan
11 11. Pertengkaran Di Hutan
12 12. Disalahkan
13 13. Di Hukum
14 14. Di Hina
15 15. Salah Sasaran
16 16. Mawar Hitam
17 17. Mengobati Luka
18 18. Mendapatkan Kesetiaan
19 19. Sahabat Palsu
20 20. Lelaki Tidak Setia
21 21. Bertemu Kembali
22 22. Tulisan Di Surat Itu
23 23. Bertemu Lagi
24 24. Mengakui Leluhur
25 25. Hampir di Bunuh Ibu Kandung
26 26. Dihina Habis-habisan
27 27. Permata Itu
28 28. Pembohong Kecil
29 29. Terbuka
30 30. Rencana Jahat Reina
31 31. Tidak Sesuai
32 32. Lotus Putih
33 33. Dituduh Mencuri
34 Penting
35 34. Komunikasi
36 35. Mengerjai Reina
37 36. Berkelahi
38 37. Sama Jahatnya
39 38. Permainan
40 39. Bertemu Lagi
41 40. Siapa Mereka
42 41. Drama Yang Melelahkan
43 42. Ketahuan
44 43. Bukti
45 44. Pemberontakan
46 45. Meracuni Nenek
47 46. Ketahuan
48 47. Terbongkar
49 48. Mencoba
50 49. Rahasia Besar
51 50. Memberikan Warisannya
52 51. Pulang
53 52. Melindungi
54 53. Diperas
55 54. Usai
56 55. Kelembutan
57 56. Baru Lagi
58 57. Marah
59 59. Cabut
60 59. Berangsur Membaik
61 60. Penyakit Menular
62 61. Kakak Ke-empat
63 62. Rajendra
64 Bab 63. Memukuli Orang
65 Bab 64. Tangga Rahasia
66 65. Asisten Ke-dua
67 66. Pencarian
68 67. Musuh Lama
69 68. Terjebak
70 69. Senjata Makan Tuan
71 70. Kedatangan Pemilik Tanah
72 71. Tidak Ada Ketenangan
73 72. Kedatangan Raphael
74 73. Ingin Ikut
75 74. Bertemu Moreno Lagi
76 75. Salah Pengertian
77 76. Salah Paham
78 77. Drama Lagi
79 78. Ke Rumah Raphael
80 79. Bertemu Rajendra Lagi
81 80. Mencari Muka
82 81. Set Makan Ratu Kuno
83 82. Sengaja
84 83. Permen
85 84. Cerita
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Kematiannya
2
2. Terlahir Kembali
3
3. Pertemuan Pertama
4
4. Salah Paham
5
5. Pembunuhan Pertama
6
6. Perlawanan
7
7. Berbeda
8
8. Sekolah
9
9. Keributan Di Kelas
10
10. Taruhan
11
11. Pertengkaran Di Hutan
12
12. Disalahkan
13
13. Di Hukum
14
14. Di Hina
15
15. Salah Sasaran
16
16. Mawar Hitam
17
17. Mengobati Luka
18
18. Mendapatkan Kesetiaan
19
19. Sahabat Palsu
20
20. Lelaki Tidak Setia
21
21. Bertemu Kembali
22
22. Tulisan Di Surat Itu
23
23. Bertemu Lagi
24
24. Mengakui Leluhur
25
25. Hampir di Bunuh Ibu Kandung
26
26. Dihina Habis-habisan
27
27. Permata Itu
28
28. Pembohong Kecil
29
29. Terbuka
30
30. Rencana Jahat Reina
31
31. Tidak Sesuai
32
32. Lotus Putih
33
33. Dituduh Mencuri
34
Penting
35
34. Komunikasi
36
35. Mengerjai Reina
37
36. Berkelahi
38
37. Sama Jahatnya
39
38. Permainan
40
39. Bertemu Lagi
41
40. Siapa Mereka
42
41. Drama Yang Melelahkan
43
42. Ketahuan
44
43. Bukti
45
44. Pemberontakan
46
45. Meracuni Nenek
47
46. Ketahuan
48
47. Terbongkar
49
48. Mencoba
50
49. Rahasia Besar
51
50. Memberikan Warisannya
52
51. Pulang
53
52. Melindungi
54
53. Diperas
55
54. Usai
56
55. Kelembutan
57
56. Baru Lagi
58
57. Marah
59
59. Cabut
60
59. Berangsur Membaik
61
60. Penyakit Menular
62
61. Kakak Ke-empat
63
62. Rajendra
64
Bab 63. Memukuli Orang
65
Bab 64. Tangga Rahasia
66
65. Asisten Ke-dua
67
66. Pencarian
68
67. Musuh Lama
69
68. Terjebak
70
69. Senjata Makan Tuan
71
70. Kedatangan Pemilik Tanah
72
71. Tidak Ada Ketenangan
73
72. Kedatangan Raphael
74
73. Ingin Ikut
75
74. Bertemu Moreno Lagi
76
75. Salah Pengertian
77
76. Salah Paham
78
77. Drama Lagi
79
78. Ke Rumah Raphael
80
79. Bertemu Rajendra Lagi
81
80. Mencari Muka
82
81. Set Makan Ratu Kuno
83
82. Sengaja
84
83. Permen
85
84. Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!