14. Di Hina

Gadis itu terkejut dengan kaki gemetaran hebat, dia mundur beberapa langkah ke belakang dengan kepala menggeleng.

"A-a-a-aku tidak sengaja melakukan itu, aku tidak memintanya untuk membunuh dirimu aku hanya meminta dia untuk mengerjai dirimu saja, memberikanmu pelajaran karena sudah menyukai Alexander. Itu semua karena kesalahanmu sendiri, kau yang terlalu lemah dan sial saat itu." Gadis itu menggelengkan kepala dengan wajah semakin memucat.

Alis Raquel naik sebelah, dia menatap gadis di depannya dengan teliti dan juga penuh perhitungan.

"A-a-a-aku akan membakar uang kertas untukmu, aku janji. Pergi sana! Ja-ja-jangan datangi aku," ujarnya terbata.

"A-a-a-aku benar-benar minta maaf padamu," ujarnya dengan air mata yang menetes.

Dia benar-benar takut dengan kemunculan Raquel di depannya, dia sangat tidak mengira apa yang dia lakukan kemarin akan membuat Raquel terluka.

Apa yang diucapkan oleh gadis itu ternyata didengar oleh wakil kepala sekolah.

"Apa yang barusan kau katakan? Kau menindas teman sekelasmu?" Wakil kepala sekolah bersuara dengan keras menyebabkan si gadis terkejut bukan main.

"Ti-ti-tid-tidak," tolaknya dengan cepat.

Mana mungkin dia mau mengakui kesalahan yang sudah diperbuatnya yang akan membuat dia kehilangan wajah dan membuat orang tuanya malu.

"Lalu apa yang kau katakan tadi? Apa kau pikir saya salah dengar? Atau kau berpikir telinga saya rusak," ujar wakil kepala sekolah sinis.

"Bukan begitu, Pa! Ah, ayah saya sebentar lagi akan menjadi walikota, dan sa-sa-saya akanmenyiapkan hadiah untuk ulang tahun Anda." Gadis itu langsung mengatakan itu dengan cepat.

Dia sadar kekuasaan dan uang adalah hal yang paling penting untuk mendapatkan dukungan, jika kau ingin dihormati maka kau harus memiliki kekuasaan dan kekuatan di tanganmu dan kebetulan dia memiliki itu sekarang.

Mendengar apa yang dikatakan oleh anak perempuan di depannya, ekspresi wajah kepala sekolah langsung berubah. Dia berbalik melirik Raquel yang berdiri di belakangnya tadi, dia menatap Raquel dengan pandangan meremehkan.

"Kenapa kau tiba-tiba muncul begitu saja? Apa yang sudah kau lakukan membuat Rista terkejut? Jangan ulangi lagi hal seperti itu," ujarnya dengan wajah mengejek.

"Cih, dasar terlalu banyak drama." Raquel mendengkus.

Dia juga mengejek wakil kepala sekolah dengan senyuman sinis.

"Aneh saja, aku yang disakiti, aku yang terluka dan aku yang menderita kenapa aku yang malah dimarahi? Lucu saja!" ejek Raquel santai tanpa takut sama sekali.

Rista menunduk, 'ah dia memiliki bayangan di belakangnya berarti dia bukan hantu,' batin Rista saat itu juga.

Ketakutannya terhadap Raquel berkurang sedikit, dia menatap Raquel dengan berani dengan ide buruk berseliweran di otaknya. Dia mengeluarkan surat cinta dari dalam tasnya sembari melayangkan senyuman sinis pada Raquel.

"Ini surat cinta yang Raquel tulis untuk Alexander, Pak!" tuturnya lembut sembari menyerahkan surat itu pada wakil kepala sekolah.

Melihat surat di tangannya kemarahan wakil kepala sekolah meningkat, dia menatap Raquel dan surat itu secara berulang-ulang dengan wajah memerah.

"Bukankah Anda mengatakan kalau di sekolah ini kita tidak boleh berpacaran? Tapi lihat yang Raquel lakukan, dia jelas-jelas ingin melanggar aturan itu, Pak!" ungkap Rista dengan sengaja.

Rista sengaja melakukan semua itu, dia jelas ingin Raquel mendapatkan hukuman.

"Bagus Raquel sangat bagus! Aku akan menghukum dirimu, kau akan di skors. Kau harus menjalani hukuman di depan semua orang untuk dijadikan pelajaran agar tidak ada lagi kejadian seperti ini." Wakil kepala sekolah meradang marah.

Apalagi di bawah hasutan Rista yang memang sengaja mencari gara-gara untuk menyingkirkan Raquel, mungkin Rista tidak ingin apa yang dia lakukan diungkapkan Raquel hingga posisinya bisa terancam di sekolah itu.

"Kau seharusnya dikeluarkan dari sekolah ini karena telah melanggar aturan yang dibuat, kau benar-benar membuatku marah." Wakil kepala sekolah melayangkan tatapan tajam pada Raquel yang masih berdiri dengan santai di depannya.

Di mata wakil kepala sekolah dan Rista Raquel jelas bukan apa-apa dan tidak layak untuk mereka hargai. Raquel tidak memiliki prestasi, dia juga tidak memiliki dukungan orang tua dan dia jelas tidak memiliki dukungan.

"Entah kenapa kau bisa masuk ke sekolah ini, kau bahkan tidak memiliki prestasi, nilai-nilai yang kau miliki sangat jelek. Apa yang membuat dirimu bisa masuk ke sini? Kualifikasi apa yang kau milikku?" tanya wakil kepala menggerutu.

Dia benar-benar tidak tahu siapa yang sudah membantu Raquel untuk masuk dan bersekolah di sini, tapi yang jelas Raquel beruntung bisa sekolah bersama orang-orang pintar di sini.

"Kita akan melanjutkan urusan ini nanti, aku harus menemui seseorang sekarang. Kalian harus belajar dari pria itu, umurnya baru 20 tahun lebih sedikit. Di bawah naungannya dari 100 perusahaan top 40 di antaranya ada di bawah naungannya." Wakil kepala sekolah dengan bangga memuji pria tampan yang akan dia temui.

Dia tidak tahu kalau orang yang dia banggakan dan dia puji adalah kakak Raquel.

"Kau tidak akan bisa seperti dia, prestasi apa yang bisa kau banggakan? Kau tidak memiliki apapun untuk dibanggakan," ejek wakil kepala sekolah dengan senyum meremehkan.

Dia benar-benar menganggap Raquel sebagai penghalang dan merusak pandangan, dia sama sekali tidak menghargai Raquel dan menganggap Raquel hanya sampah.

Sedangkan di dalam ruangan guru wali kelas dan kakak Raquel sedang membahas apa yang sudah Raquel lakukan.

"Raquel sudah membuat temannya terluka, dia tidak membantah tuduhan yang dilayangkan oleh temannya padanya. Saya benar-benar tidak tahu apa yang ada dipikiran Raquel sehingga dia melakukan semua itu," ujar wali kelas dengan ekspresi rumit.

Dia takut salah bicara hingga menyebabkan pria di depannya akan marah dan membuat karirnya hancur, kakak Raquel tampaknya tidak marah atas apa yang sudah dilakukan Raquel dan dia hanya menganggukkan kepala pertanda memahami apa yang sudah terjadi.

"Apa jumlah uang segini cukup untuk membayar biaya berobat mereka berdua?" tanya kakak Raquel saat menyerahkan selembar cek untuk biaya berobat anak-anak yang sudah dilukai oleh Raquel.

Wali kelas mengambil cek itu dan terkejut melihat nominal angka yang tertulis di sana, dia tampaknya mulai berubah pikiran tentang Raquel yang tidak dianggap oleh keluarganya.

Buktinya mereka dengan mudah mengeluarkan sejumlah uang tanpa bertanya dan tanpa memarahi Raquel sama sekali.

"Kurang?" tanya kakak Raquel saat melihat wali kelas diam tanpa bicara.

"Tidak, ini lebih dari cukup. Saya akan membayar semua biaya pengobatan dan memberikan sisanya untuk biaya lain yang diperlukan," jawabnya cepat takut menyebabkan kemarahan.

Pria itu mengangguk puas lalu berdiri dari duduknya, dia hendak pergi meninggalkan tempat itu karena berpikir semua masalah sudah selesai.

Wakil kepala sekolah berjalan meninggalkan Raquel dan Rista, dia dengan terburu-buru melangkah menuju ruang guru untuk menemui orang yang dicarinya. Sesampainya di ruang guru wakil kepala sekolah membentak Raquel dengan keras karena menghalangi jalannya, dia kesal dengan kehadiran Raquel di sana juga.

Terpopuler

Comments

Ikan Duyung

Ikan Duyung

aku gak tau gimana, aku ngerasa tuh cerita nya kaya terpotong potong. kaya seharusnya ada adegan yg masih butuh narasi langsung kepotong ke scane selanjutnya. jadi hilang feel nya

2022-11-06

3

Ida Blado

Ida Blado

ck cerita yg bagus tpi syg sekali alurnya bikin jengah,masih ku baca krn pengin lihat perlawanan kimberly,bukan cuma jdi gadis mleyot doang dgn suja membatin

2022-07-29

4

lihat semua
Episodes
1 1. Kematiannya
2 2. Terlahir Kembali
3 3. Pertemuan Pertama
4 4. Salah Paham
5 5. Pembunuhan Pertama
6 6. Perlawanan
7 7. Berbeda
8 8. Sekolah
9 9. Keributan Di Kelas
10 10. Taruhan
11 11. Pertengkaran Di Hutan
12 12. Disalahkan
13 13. Di Hukum
14 14. Di Hina
15 15. Salah Sasaran
16 16. Mawar Hitam
17 17. Mengobati Luka
18 18. Mendapatkan Kesetiaan
19 19. Sahabat Palsu
20 20. Lelaki Tidak Setia
21 21. Bertemu Kembali
22 22. Tulisan Di Surat Itu
23 23. Bertemu Lagi
24 24. Mengakui Leluhur
25 25. Hampir di Bunuh Ibu Kandung
26 26. Dihina Habis-habisan
27 27. Permata Itu
28 28. Pembohong Kecil
29 29. Terbuka
30 30. Rencana Jahat Reina
31 31. Tidak Sesuai
32 32. Lotus Putih
33 33. Dituduh Mencuri
34 Penting
35 34. Komunikasi
36 35. Mengerjai Reina
37 36. Berkelahi
38 37. Sama Jahatnya
39 38. Permainan
40 39. Bertemu Lagi
41 40. Siapa Mereka
42 41. Drama Yang Melelahkan
43 42. Ketahuan
44 43. Bukti
45 44. Pemberontakan
46 45. Meracuni Nenek
47 46. Ketahuan
48 47. Terbongkar
49 48. Mencoba
50 49. Rahasia Besar
51 50. Memberikan Warisannya
52 51. Pulang
53 52. Melindungi
54 53. Diperas
55 54. Usai
56 55. Kelembutan
57 56. Baru Lagi
58 57. Marah
59 59. Cabut
60 59. Berangsur Membaik
61 60. Penyakit Menular
62 61. Kakak Ke-empat
63 62. Rajendra
64 Bab 63. Memukuli Orang
65 Bab 64. Tangga Rahasia
66 65. Asisten Ke-dua
67 66. Pencarian
68 67. Musuh Lama
69 68. Terjebak
70 69. Senjata Makan Tuan
71 70. Kedatangan Pemilik Tanah
72 71. Tidak Ada Ketenangan
73 72. Kedatangan Raphael
74 73. Ingin Ikut
75 74. Bertemu Moreno Lagi
76 75. Salah Pengertian
77 76. Salah Paham
78 77. Drama Lagi
79 78. Ke Rumah Raphael
80 79. Bertemu Rajendra Lagi
81 80. Mencari Muka
82 81. Set Makan Ratu Kuno
83 82. Sengaja
84 83. Permen
85 84. Cerita
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Kematiannya
2
2. Terlahir Kembali
3
3. Pertemuan Pertama
4
4. Salah Paham
5
5. Pembunuhan Pertama
6
6. Perlawanan
7
7. Berbeda
8
8. Sekolah
9
9. Keributan Di Kelas
10
10. Taruhan
11
11. Pertengkaran Di Hutan
12
12. Disalahkan
13
13. Di Hukum
14
14. Di Hina
15
15. Salah Sasaran
16
16. Mawar Hitam
17
17. Mengobati Luka
18
18. Mendapatkan Kesetiaan
19
19. Sahabat Palsu
20
20. Lelaki Tidak Setia
21
21. Bertemu Kembali
22
22. Tulisan Di Surat Itu
23
23. Bertemu Lagi
24
24. Mengakui Leluhur
25
25. Hampir di Bunuh Ibu Kandung
26
26. Dihina Habis-habisan
27
27. Permata Itu
28
28. Pembohong Kecil
29
29. Terbuka
30
30. Rencana Jahat Reina
31
31. Tidak Sesuai
32
32. Lotus Putih
33
33. Dituduh Mencuri
34
Penting
35
34. Komunikasi
36
35. Mengerjai Reina
37
36. Berkelahi
38
37. Sama Jahatnya
39
38. Permainan
40
39. Bertemu Lagi
41
40. Siapa Mereka
42
41. Drama Yang Melelahkan
43
42. Ketahuan
44
43. Bukti
45
44. Pemberontakan
46
45. Meracuni Nenek
47
46. Ketahuan
48
47. Terbongkar
49
48. Mencoba
50
49. Rahasia Besar
51
50. Memberikan Warisannya
52
51. Pulang
53
52. Melindungi
54
53. Diperas
55
54. Usai
56
55. Kelembutan
57
56. Baru Lagi
58
57. Marah
59
59. Cabut
60
59. Berangsur Membaik
61
60. Penyakit Menular
62
61. Kakak Ke-empat
63
62. Rajendra
64
Bab 63. Memukuli Orang
65
Bab 64. Tangga Rahasia
66
65. Asisten Ke-dua
67
66. Pencarian
68
67. Musuh Lama
69
68. Terjebak
70
69. Senjata Makan Tuan
71
70. Kedatangan Pemilik Tanah
72
71. Tidak Ada Ketenangan
73
72. Kedatangan Raphael
74
73. Ingin Ikut
75
74. Bertemu Moreno Lagi
76
75. Salah Pengertian
77
76. Salah Paham
78
77. Drama Lagi
79
78. Ke Rumah Raphael
80
79. Bertemu Rajendra Lagi
81
80. Mencari Muka
82
81. Set Makan Ratu Kuno
83
82. Sengaja
84
83. Permen
85
84. Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!