12. Disalahkan

Pertarungan yang dimenangkan oleh Raquel itu nyatanya mengundang wali kelas mereka untuk datang ke sana.

"Apa yang kalian semua lakukan ha? Kalian semua itu anak sekolahan bukan preman, kenapa kalian bertarung tanpa persetujuan guru?" tanya wali kelas dengan mata melotot dan tangan di pinggang.

Ternyata peraturan bertarung di kelas E harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari guru, mungkin karena kelas itu adalah kelas paling rendah di sekolah sehingga guru-guru di sana takut terjadi sesuatu terhadap anak-anak yang akan bertarung.

Raquel yang melihat kedatangan guru hanya menaikkan alisnya sebelah, dia berdiri dengan tenang menunggu guru selesai mengeluarkan ocehannya.

"Kalian ingin menjadi preman ga? Berani-beraninya kalian bertarung satu sama lain di sini, apa kalian sudah merasa hebat dan tinggi? Apa kalian merasa sudah pintar hingga tidak membutuhkan persetujuan dari kami ha?" tanya wali kelas dengan kesal.

"Ini bukan salah kami, Bu! Ini salah Raquel, dia yang mengajak kami untuk bertarung di sini. Kami hanya ingin memberinya pelajaran karena sudah sangat sombong," adu pria-pria di sana dengan menyedihkan.

"Benar, Bu! Raquel yang lebih dulu menindas kami, dia meremehkan kami dan sangat tidak menyukai kami padahal kami hanya mengatakan kebenaran saja padanya." Teman Eriska yang jarinya patah mengadu pada wali kelas sembari memperlihatkan hasil perbuatan Raquel pada guru.

"Saat datang ke sekolah tadi dan memasuki kelas Raquel langsung memarahi kami tanpa sebab yang jelas mungkin dia marah karena kami mengatakan kebenaran tentangnya," tambahnya lagi ingin menyudutkan Raquel.

Air matanya jatuh dengan begitu deras, dia tampak sangat menyedihkan dan tampak sangat tidak berdaya apalagi saat semua orang melihat kesakitan dan penderitaan yang dilalui.

Sedangkan Raquel di lain sisi baik-baik saja, tidak ada yang terjadi pada Raquel bahkan sehelai rambutnya tidak berpindah tempat akibat pertarungan yang tidak seimbang itu.

Raquel begitu tenang bahkan tidak terpengaruh akibat pengaduan yang dilakukan oleh anak-anak nakal yang tidak bertanggung jawab itu. Mereka seperti lotus putih yang yang tidak bersalah dan tidak berdosa, mereka dengan sangat mudah memutar balikkan fakta yang terjadi.

Raquel tidak memberikan jawaban ataupun bantahan atas apa yang mereka katakan, dengan tenang Raquel melihat semua orang melakukan pembelaan terhadap diri mereka sendiri.

"Mereka hanya ingin membantu saya yang ditindas oleh Raquel dan memberikan peringatan pada Raquel tapi siapa yang mengira kalau Raquel akan menyerang mereka dengan sangat kejam seperti ini." Tangisnya semakin keras membuat Raquel menggosok telinganya dengan bibir mencibir.

Dia menatap semua orang yang menonton dengan mata melotot, matanya beralih pandang pada Raquel yang begitu tenang, dia melihat sosok itu jauh berbeda dari Raquel yang biasa.

Wajah cantik Raquel dingin dan tenang, tidak ada perubahan wajah saat dia meliriknya, apalagi Raquel tidak terlihat takut sama sekali. Dia hanya berdiri dengan tenang menatap balik wali kelas yang melihat dirinya dengan kepala berdenyut.

Jelas adanya perubahan dari Raquel yang biasanya muram dan tidak bersemangat, Raquel yang akan menunduk bila ditanyai bukan Raquel yang seperti ini yang berani menatap matanya saat ditanyai.

"Apa benar yang mereka katakan Raquel? Apa benar kau melakukan semua itu dan mengajak mereka bertarung?" tanya wali kelas pada Raquel.

"Ya benar," jawab Raquel tanpa mengelak dan melakukan bantahan sama sekali.

Dia tampak tenang dan tidak terintimidasi sama sekali, dia masih berdiri dengan tegak tanpa menundukkan kepala. Mata cerah itu balas menatap guru dengan berani membuat guru yakin kalau ada perbedaan besar di antara Raquel yang dulu dengan Raquel yang sekarang.

Alexander yang melihat itu menjadih kagum dengan keberanian Raquel, dia menjadi segan dan merasa Raquel sangat keren dan cantik.

Wali kelas menatap semua orang yang ada di sana, dia merasa tidak ada yang ingin membela Raquel atau membantu Raquel untuk membela diri.

"Kalian semua bawa mereka untuk mendapatkan pengobatan dan kau Raquel ikut saya ke ruang guru," ajak wali kelas sembari berjalan meninggalkan tempat itu lebih dulu.

Sepanjang jalan dia terus menggerutu dengan mulut tidak berhenti mengungkapkan isi hatinya atas pertarungan yang terjadi. Dia merasa beruntung karena tidak ada yang terluka parah, di belakangnya Raquel mengikuti dengan tenang dan tanao banyak bicara.

Sesampainya di ruang guru, wali kelas langsung meminta Raquel untuk menelepon orang tuanya. Raquel setelah memeriksa daftar nama di telepon dan membaliknya beberapa kali tidak menemukan nama orang tuanya. Raquel akhirnya menghubungi kakak laki-lakinya karena memang hanya nama kakak laki-lakinya yang ada di sana.

Raquel menunggu panggilan itu terhubung barulah kemudian berbicara.

"Halo Kak! Bisakah kau datang ke sekolahku? Aku bertarung dengan teman sekelas ku dan guru memintaku untuk memanggil dirimu datang ke sini. Bisakah kau untuk datang ke tempat ini?" tanya Raquel santai seolah dia sedang menceritakan orang bukan dirinya sendiri.

Guru yang mendengar ucapan Raquel benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa, dia bahkan tidak tahu harus mengatakan apa pada Raquel karena Raquel begitu tenang dan seperti tidak bersalah sama sekali.

Raquel bahkan berani membalas tatapannya, jelas kalau Raquel tidak takut dengan apa yang akan terjadi ke depannya.

"Kenapa kau melakukan pertarungan seperti itu? Apa kau sudah merasa dirimu hebat hingga kau berani melakukan itu di sini?" tanya guru tidak habis pikir.

Bisanya Raquel yang selalu mendapat masalah dan dipermalukan oleh semua orang sekarang semua berbalik hingga menyebabkan ada yang mengalami cedera mungkin Raquel ingin membalaskan dendam atas rasa sakit yang diakibatkan oleh anak-anak itu sejak dulu.

"Ya," jawab Raquel apa adanya yang membuat guru itu terdiam dan meneguk ludahnya.

"Berdiri di sana sampai kakakmu datang, jangan duduk sampai aku mengizinkanmu mengerti?" tunjuk guru itu pada bagian paling ujung yang ada tempat kosongnya.

Dia dengan patuh berjalan ke sana dan berdiri, tangannya terlipat di dada dan dia dengan santai melihat sekeliling tanpa memikirkan pandangan mata guru lain padanya.

Dia seperti tidak bersalah dan menganggap semuanya serius, dia bahkan hanya berdiri dengan tenang dan tidak terintimidasi meski banyak guru di dalam sana.

Saat ini ada seorang guru yang sedang mempelajari soal matematika yang kursinya tidak jauh dari tempat Raquel berdiri. Raquel melihat soal itu lalu memberikan jawaban dengan 21 dengan santai, padahal soal itu adalah soal matematika sulit.

Mendengar jawaban itu sang guru mencoba untuk mencari jawaban dan apa yang dikatakan oleh Raquel benar, jawaban untuk soal itu memang 21.

Guru itu membalikkan badan untuk mengetahui jenius mana yang sudah membantunya dan memberikan jawaban yang begitu tepat.

Terpopuler

Comments

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Karakter Kimberly udh bagus badass tapi tolong dong jgn cuma diem aja klo ada yg menyalahkan ataupun mencari mslh, minimal serang balik kek mental si lawan..

2022-09-28

6

Ida Blado

Ida Blado

akan lbh menarik kalau kimberly menunjukan sedikit powernya,bukan menjadi org pasrah saat menjadi tersangka

2022-07-29

4

lihat semua
Episodes
1 1. Kematiannya
2 2. Terlahir Kembali
3 3. Pertemuan Pertama
4 4. Salah Paham
5 5. Pembunuhan Pertama
6 6. Perlawanan
7 7. Berbeda
8 8. Sekolah
9 9. Keributan Di Kelas
10 10. Taruhan
11 11. Pertengkaran Di Hutan
12 12. Disalahkan
13 13. Di Hukum
14 14. Di Hina
15 15. Salah Sasaran
16 16. Mawar Hitam
17 17. Mengobati Luka
18 18. Mendapatkan Kesetiaan
19 19. Sahabat Palsu
20 20. Lelaki Tidak Setia
21 21. Bertemu Kembali
22 22. Tulisan Di Surat Itu
23 23. Bertemu Lagi
24 24. Mengakui Leluhur
25 25. Hampir di Bunuh Ibu Kandung
26 26. Dihina Habis-habisan
27 27. Permata Itu
28 28. Pembohong Kecil
29 29. Terbuka
30 30. Rencana Jahat Reina
31 31. Tidak Sesuai
32 32. Lotus Putih
33 33. Dituduh Mencuri
34 Penting
35 34. Komunikasi
36 35. Mengerjai Reina
37 36. Berkelahi
38 37. Sama Jahatnya
39 38. Permainan
40 39. Bertemu Lagi
41 40. Siapa Mereka
42 41. Drama Yang Melelahkan
43 42. Ketahuan
44 43. Bukti
45 44. Pemberontakan
46 45. Meracuni Nenek
47 46. Ketahuan
48 47. Terbongkar
49 48. Mencoba
50 49. Rahasia Besar
51 50. Memberikan Warisannya
52 51. Pulang
53 52. Melindungi
54 53. Diperas
55 54. Usai
56 55. Kelembutan
57 56. Baru Lagi
58 57. Marah
59 59. Cabut
60 59. Berangsur Membaik
61 60. Penyakit Menular
62 61. Kakak Ke-empat
63 62. Rajendra
64 Bab 63. Memukuli Orang
65 Bab 64. Tangga Rahasia
66 65. Asisten Ke-dua
67 66. Pencarian
68 67. Musuh Lama
69 68. Terjebak
70 69. Senjata Makan Tuan
71 70. Kedatangan Pemilik Tanah
72 71. Tidak Ada Ketenangan
73 72. Kedatangan Raphael
74 73. Ingin Ikut
75 74. Bertemu Moreno Lagi
76 75. Salah Pengertian
77 76. Salah Paham
78 77. Drama Lagi
79 78. Ke Rumah Raphael
80 79. Bertemu Rajendra Lagi
81 80. Mencari Muka
82 81. Set Makan Ratu Kuno
83 82. Sengaja
84 83. Permen
85 84. Cerita
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Kematiannya
2
2. Terlahir Kembali
3
3. Pertemuan Pertama
4
4. Salah Paham
5
5. Pembunuhan Pertama
6
6. Perlawanan
7
7. Berbeda
8
8. Sekolah
9
9. Keributan Di Kelas
10
10. Taruhan
11
11. Pertengkaran Di Hutan
12
12. Disalahkan
13
13. Di Hukum
14
14. Di Hina
15
15. Salah Sasaran
16
16. Mawar Hitam
17
17. Mengobati Luka
18
18. Mendapatkan Kesetiaan
19
19. Sahabat Palsu
20
20. Lelaki Tidak Setia
21
21. Bertemu Kembali
22
22. Tulisan Di Surat Itu
23
23. Bertemu Lagi
24
24. Mengakui Leluhur
25
25. Hampir di Bunuh Ibu Kandung
26
26. Dihina Habis-habisan
27
27. Permata Itu
28
28. Pembohong Kecil
29
29. Terbuka
30
30. Rencana Jahat Reina
31
31. Tidak Sesuai
32
32. Lotus Putih
33
33. Dituduh Mencuri
34
Penting
35
34. Komunikasi
36
35. Mengerjai Reina
37
36. Berkelahi
38
37. Sama Jahatnya
39
38. Permainan
40
39. Bertemu Lagi
41
40. Siapa Mereka
42
41. Drama Yang Melelahkan
43
42. Ketahuan
44
43. Bukti
45
44. Pemberontakan
46
45. Meracuni Nenek
47
46. Ketahuan
48
47. Terbongkar
49
48. Mencoba
50
49. Rahasia Besar
51
50. Memberikan Warisannya
52
51. Pulang
53
52. Melindungi
54
53. Diperas
55
54. Usai
56
55. Kelembutan
57
56. Baru Lagi
58
57. Marah
59
59. Cabut
60
59. Berangsur Membaik
61
60. Penyakit Menular
62
61. Kakak Ke-empat
63
62. Rajendra
64
Bab 63. Memukuli Orang
65
Bab 64. Tangga Rahasia
66
65. Asisten Ke-dua
67
66. Pencarian
68
67. Musuh Lama
69
68. Terjebak
70
69. Senjata Makan Tuan
71
70. Kedatangan Pemilik Tanah
72
71. Tidak Ada Ketenangan
73
72. Kedatangan Raphael
74
73. Ingin Ikut
75
74. Bertemu Moreno Lagi
76
75. Salah Pengertian
77
76. Salah Paham
78
77. Drama Lagi
79
78. Ke Rumah Raphael
80
79. Bertemu Rajendra Lagi
81
80. Mencari Muka
82
81. Set Makan Ratu Kuno
83
82. Sengaja
84
83. Permen
85
84. Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!