Banyak sekali wanita yang mengejar Alexander, selain tampan dan kaya raya. Alexander juga pintar dan berbakat. Namun tak satu pun yang diterima oleh Alexander sebagai kekasih hatinya di sekolah ini.
Begitu pun Raquel, gadis itu ditolak mentah-mentah oleh Alexander setelah sebelumnya mendapat surat atas nama Raquel. Namun, Kimberly mengetahui adanya kejanggalan di sana. Ia merasa bahwa Raquel tidak menulis surat itu untuk Alexander, melainkan ada seseorang yang mencoba menjebaknya.
"Hmm ... aku tidak yakin kalau surat ini berasal darinya. Aku yakin ada dalang dari semua ini. Lebih baik aku mencari tahu agar tidak terjadi hal buruk pada gadis ini," gumam Kimberly sambil berjalan ke arah kelas.
Kening Kimberly berkerut saat memikirkan siapa yang sudah menjebak Raquel dan sangat ingin menghancurkan Raquel begitu dalam.
Saat tiba di kelas, ia mendapat sesuatu yang tidak biasa. Gadis itu melihat ada seorang pria yang membawa seekor cacing hijau yang berukuran sangat besar dan akan meletakan cacing itu ke dalam lacinya. Langsung saja ia mempercepat langkah untuk menuju ke mejanya.
"Hey!! Apa yang kau lakukan?" teriak Kimberly dengan suara menggelegar memenuhi ruangan kelas.
"Ti-tidak ... tidak ... bu-bu-kan aku," jawab pria itu dengan terbata-bata sambil tetap memegang cacing hijau besar di tangannya.
Tak banyak bicara, Kimberly pun langsung melemparkan tasnya ke arah pria itu dan membuat cacingnya seketika terjatuh.
"Siapa itu?!" Serentak semua orang yang ada di dalam kelas itu langsung bertanya-tanya dan menatap ke arah Kimberly dengan tatapan kebingungan.
Sementara Kimberly hanya menatap ke arah pria yang baru saja akan menjahilinya. "Katakan! Apa maumu?" tanya Kimberly dengan nada tinggi.
"I-itu bukan punyaku ... a-aku hanya mengambilnya dari lacimu," jawab pria itu dengan tergagap dan ketakutan, kemudian berlari keluar kelas.
Mendengar hal itu, Kimberly hanya melangkah perlahan untuk mengambil cacing itu dan membuangnya ke luar kelas. Sementara semua murid di kelas itu masih memandanginya dengan ekspresi kebingungan, karena meihat tingkah Raquel yang tidak biasa.
"Kenapa dia? Apakah dia sudah mulai berani bertindak?" Terdengar ucapan-ucapan kecil dari murid-murid di kelas itu mengenai sifat Raquel yang berubah drastis.
"Iya, mungkin dia sudah siap untuk menerima akibatnya. Atau dia ingin mencoba peruntungan?" gumam salah satu murid yang duduk di pojokan kelas kepada teman sebangkunya.
Kimberly yang kini menjadi Raquel hanya diam saja saat mendengar segala ocehan itu. Ia mengabaikannya sambil bergegas duduk di tempat duduk yang telah tersedia. Namun, tiba-tiba ada sekelompok gadis yang datang dan mencoba untuk mengganggunya.
"Hey! Mana setoran hari ini?" tanya salah satu anggota tim yang menghampiri Kimberly itu.
Kimberly hanya diam tak menoleh ke arah mereka, namun batinnya berkata, 'Hmm ... rupanya ini yang dimaksud di dalam buku harian Raquel? Tim pengganggu yang berisi anak nakal dan sering mengganggunya.'
"HEY! KAU TULI YA?" teriak salah satu gadis sambil menggebrak meja Kimberly.
Namun, Kimberly tetap saja diam dan cuek. Alih-alih merespon pertanyaan mereka, ia malah menyiapkan buku dari dalam tasnya untuk memulai pelajaran.
Merasa greget dengan sikap korbannya, salah satu anggota tim yang bernama Erika pun langsung mengambil satu buku milik Kimberly dan melemparkannya ke depan kelas.
"Tidak usah berpura-pura cuek ya? Kamu sudah berani melawan, HAH?" ucap gadis itu sambil menatap tajam ke arah Kimberly.
Tim pengganggu F4 itu tidak mengetahui bahwa Raquel yang biasa menjadi korban mereka sekarang sudah berganti menjadi orang yang berbeda, yaitu Kimberly seorang penguasa yang tidak takut apa pun.
Sementara Kimberly, ia sudah menyadari hal itu dari buku harian Raquel. Biasanya Raquel akan melakukan apa saja yang diinginkan oleh tim pengganggu ini. Seperti sekarang, saat mereka meminta uang kepada dirinya. Namun, Kimberly dan Raquel tidaklah sama. Jadi, Kimberly tidak akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Raquel.
'Aku tidak paham dengan kelompok ini. Mengapa mereka masih bisa bersekolah di sini? Padahal sudah banyak membuat keonaran dan membuat beberapa guru menjadi kerepotan. Hmm ....' batin Kimberly.
'Tapi tak akan aku biarkan mereka mengganggu gadis ini lagi,' batinnya lagi sambil melihat ke arah tubuhnya sendiri yang kini berpakaian seragam sekolah.
"HEY!!! LIHAT KE SINI!!" Gadis bernama Erika itu memanggil Kimberly lagi sambil menggebrak meja dengan keras.
Namun, kini Kimberly mulai menanggapinya. Gadis itu langsung menatap ke arah Erika dengan tatapan malas, seolah tidak tertarik sama sekali.
"MANA UANGNYA? CEPAT!" Erika berkata sambil menatap tajam Kimberly.
"Uang apa?" Kimberly bertanya dengan nada datar dan santai seolah masa bodoh dengan keberadaan tim pengganggu itu.
Erika yang mendengar ucapan Kimberly langsung merasa murka, kemudian menggebrak meja lagi dengan tenaga yang lebih keras.
"Rupanya dia sudah berani melawan kita," ucap salah satu anggota tim itu kepada Erika.
"Ya, sepertinya dia butuh pelajaran," timpal salah seorang lagi yang membuat suasana semakin memanas.
Anggota tim F4 berisi empat orang, yaitu Erika, Chyntia, Nadine, dan Sarah. Erika adalah pemimpin tim ini, dia bertugas pengatur dan pemberi perintah. Sedangkan Chyntia dan Nadine adalah pendukungnya, kedua gadis itu selalu mendukung dan mengikuti apa yang dilakukan oleh Erika. Berbeda dengan Sarah, ia hanya diam tak banyak bicara, namun ia tetap mendukung Erika dengan cara yang berbeda.
Keempat orang ini kini sedang berdiri di samping dan di depan Kimberly, mereka mih berusaha untuk membuat Kimberly melakukan hal selama ini sering dilakukan oleh Raquel.
"Bisakah kalian diam dan tidak menggangguku?" Kimberly berkata dengan nada mulai berisi ketegasan.
"Wah, dia sudah punya nyali sekarang," sahut Chyntia sambil melihat ke arah Erika.
Erika yang mendengar hal itu langsung merasa emosi dan sudah mulai geram kepada Kimberly. Sementara itu seluruh anggota kelas yang sedang menyaksikan mereka, tampak terdiam. Mereka tidak ingin ikut campur dengan urusan tim F4, karena sekali mereka ikut campur, maka mereka akan menanggung akibatnya. Selain dibully secara mental, kesehatan mereka pun akan dilemahkan dengan cara disakiti secara fisik.
"Pergi kalian! Jangan sekali-kali mengganguku lagi! Aku sudah muak melihat wajah-wajah kalian!" ucap Kimberly dengan menatap tajam ke arah Chyntia yang baru saja berkata pada Erika.
Mendengar ucapan tegas dari Kimberly, Chyntia pun agak merinding. Kemudian ia melihat ke arah Erika yang sudah mengepalkan tangannya tanda sedang menahan amarah.
"Aku tidak paham dengan maksud kalian. Lebih baik kalian segera pergi dari sini dan kembali ke kelas kalian masing-masing!" sahut Kimberly lagi tanpa melihat ke arah mereka berempat.
BRUAK!!!
Tiba-tiba saja Eriska menghantamkan tinjunya dengan sekuat tenaganya, membuat meja itu menjadi sedikit bergoyang dan menghasilkan suara yang agak nyaring. Perlahan-lahan matanya menatap ke arah Kimberly dengan tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Liani Purnapasary
😤😤😤ikut gerammm iiissshhh greget x
2023-07-30
1
Ida Blado
mc ny klmar klemer kga tegas,kurang power neski bisa nwmbunuh org jg
2022-07-29
5