Raquel melirik teleponnya kemudian meletakkan telepon itu kembali, Raquel seperti enggan untuk mengangkat panggilan itu.
"Ya halo!" Pada akhirnya Raquel mengangkat panggilan itu dengan suara malas, matanya terkulai ke bawah dengan embusan napas lemah tapi panjang.
"Kau baik-baik saja kan? Apa terjadi sesuatu padamu, Serena mengatakan kau sangat boros belakangan ini." Ternyata yang terus memanggil sejak tadi adalah kakak Raquel.
Dari nada suaranya dia seperti sedang cemas namun melihat cara mereka membiarkan Raquel sendirian membuat Kimberly sulit membedakan mana yang benar peduli dan mana yang tidak.
"Tidak terjadi apa-apa, aku sudah pulang ke rumah sekarang." Hanya itu jawaban yang diberikan Raquel.
Mungkin karena ini bukan Raquel yang asli atau mungkin karena tidak ada perasaan yang bisa mendukung Kimberly untuk menjawab dengan antusias. Melihat lingkungan dan perlakuan semua orang di sekitarnya jelas kalau Raquel memang seperti tidak diinginkan okeh keluarganya.
'Gadis malang ini pasti sangat tersiksa, dia ditelantarkan oleh orang tuanya dan dibiarkan tinggal di asrama begitu saja padahal rumah mereka besar dan luas. Dia juga tinggal dengan wanita kejam seperti itu, pantas saja dia ketakutan dan mudah ditindas. Pasti dia merasa kalau dia tidak memiliki dukungan jika melakukan pembelaan diri.' Embusan napas kasar terdengar memasuki telinga saat Raquel mengeluarkan udara dari hidungnya dengan cepat.
Raquel melirik seluruh ruangan lagi setelah meletakkan teleponnya di atas meja, dia membuka pakaiannya lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan lukanya sekali lagi sebelum memberikan obat di tubuhnya yang terluka.
Setelah selesai mandi dan memakai obat Raquel melihat sekeliling ruangan lagi, matanya tertuju pada buku harian yang terletak di antara buku pelajaran. Buku itu sangat menarik perhatian Kimberly hingga dia mengambilnya, Kimberly membawa buku harian Raquel ke tempat tidur untuk memahami sepenuhnya seperti apa penderitaan Raquel selama ini.
Sebelum membuka buku harian itu Kimberly bersandar di kepala ranjang, Kimberly membuka halaman demi halaman dalam buku itu. Semua kisah Raquel tertata rapi berikut dengan peristiwa penting yang dilaluinya, semua yang terjadi dan seperti apa perasaannya tertulis jelas.
Pintu kamar terbuka dari luar, Serena masuk ke dalam kamar berniat untuk membangunkan Raquel.
"Sudah pagi, Anda tidak ke sekolah?" tanya Serena tanpa melihat ke arah tempat tidur, dia langsung berjalan ke arah jendela untuk membuka gorden agar cahaya mataku pagi masuk ke dalam kamar.
Saat cahaya masuk dan dia berbalik betapa terkejutnya Serena melihat kamar yang biasanya berantakan itu bersih dan rapi, padahal kamar itu biasanya sangat berantakan dan tidak terawat. Serena melihat sekeliling ruangan untuk memastikan apakah dia bermimpi atau tidak.
Saat Serena menengok ke arah kamar mandi, dia menemukan beberapa helai rambut berserakan di bagian atas dan bawah tong sampah yang ada di sana. Serena bingung kenapa ada rambut di sana, dia berbalik hendak pergi menemui Raquel namun dia terkejut dan terlonjak akibat kemunculan mendadak Raquel dari belakang.
Raquel sedang mengeringkan rambutnya yang basah, dia terlihat sangat cantik namun dingin dan tidak bersahabat. Berbeda dengan gadis nakal yang dia lihat dan temui tadi malam.
Tadi pagi pukul lima Raquel sudah bangun dan membersihkan kamarnya, setelah itu dia lari pagi untuk menguatkan tubuhnya. Tubuh ini harus dilatih dan diajari agar bisa digunakan seperti tubuhnya yang dahulu.
"Di tong sampah itu rambut Anda ya?" tanya Serena ramah tidak lagi dengan teriakan keras seperti semalam.
Raquel mengangguk, "mulai hari ini panggil aku dengan sebutan Nona, aku tidak mau kau memanggil diriku seperti biasa lagi. Jika kau kedapatan tidak hormat padaku maka aku akan membuatmu merasakan kejadian semalam sekali lagi."
Serena dengan cepat mengangguk, dia tentu tahu kalau apa yang dikatakan Raquel bukan sekedar ancaman belaka saja. Raquel puas dengan tanggapan Serena pada apa yang dia katakan, Raquel mengambil tas sekolahnya lalu pergi meninggalkan rumah.
Yuhuan adalah sekolah yang di dominasi oleh anak-anak pintar dan berprestasi, Raquel bersekolah di sana. Sekolah itu berada lumayan jauh dari kediamannya, itu sebabnya ada asrama khusus untuk anak-anak tinggal di sekolah.
Raquel mencapai sekolah itu setelah setengah jam perjalanan dari kediamannya, dia melenggang masuk dengan santai ke gerbang sekolah di bawah tatapan semua orang.
Di luar kelas orang-orang membicarakan masalah kemarin malam, berita yang beredar sungguh sangat memuakkan. Terlalu dilebih-lebihkan dan jelas berita itu banyak yang tidak benarnya, Raquel tampak bingung dan mengerutkan keningnya.
'Kenapa mereka mudah sekali terhasut dan percaya pada berita yang tidak benar, kalau saja dia mati tenggelam pasti mereka akan menceritakan hal lain yang membuat gadis ini menanggung malu seumur hidup.' Kimberly membatin.
Dia terus melangkah mengabaikan semua tatapan yang tertuju padanya, hal ini menyebabkan kebingungan. Jika itu Raquel yang dahulu mungkin dia sudah berlari dengan kepala menunduk, sayangnya yang ada sekarang bukan lagi Raquel tapi Kimberly yang sudah berpengalaman dalam menjatuhkan mental orang lain.
"Dasar tidak tahu malu, dia benar-benar tidak bisa bercermin. Nilainya sangat jelek, bahkan dia tidak bisa berdandan sama sekali." Teman-teman Raquel berkumpul di depan kelasnya membicarakan dia.
Mereka tidak sadar kalau orang yang sedang mereka bicarakan sedang berdiri di belakang mereka dengan tangan terlipat di dada.
Lelah berdiri Raquel bersandar ke dinding dengan satu kaki menginjak lantai satu kaki lagi menekuk ke dinding, tangannya masih seperti tadi terlipat dengan indah di dadanya.
"Aku rasa dia tidak berani datang ke sekolah hari ini, dia saja tidak menginap di asrama tadi malam. Aku yakin dia pasti menangis sedih dengan menyembunyikan wajahnya ke bantal," ejek yang lain dengan tawa renyah.
"Hem kau benar, dia pasti tidak berani untuk datang ke sekolah. Dia benar-benar tidak sadar diri, wajah jelek, penampilan tidak menarik dan juga dia tidak pantas untuk berada di sini." Yang lain ikut menertawakan kemalangan yang dialami Raquel.
"Nilainya saja sudah tidak cocok untuk berada di sini, aku dengar orang tuanya bahkan tidak menginginkan dia." Teman Eriska yang ditugaskan untuk menyebarkan gosip itu tertawa mengejek dengan tangan menutup mulutnya.
"Hem, aku dengar dia menulis surat pengakuan cinta untuk Alexander. Dia benar-benar tidak bisa mengukur kemampuannya, Alexander begitu tampan dan populer di sini, apa menurutnya dia bisa sepadan dengan Alexander?" Lagi, dia mencoba untuk membuat Raquel semakin buruk di hadapan semua orang.
"Ya, aku dengar kemarin malam kepalanya terbentur dan dia tidak bergerak lagi. Kenapa dia tidak mati saja? Hidup pun dia tidak berguna di dunia ini, dia hanya sampah masyarakat." Mereka menertawakan kemalangan Raquel.
Tampaknya apa yang terjadi pada Raquel bukan masalah besar bagi mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
AK_Wiedhiyaa16
Entah itu di dunia nyata or fiksi, gampang bgt yaa ngomentarin & menghina urusan orang lain sembarangan?
Seakan2 dirinya sendiri paling suci tanpa dosa & hidupnya paling sempurna, padahal aslinya sama2 punya dosa, punya aib & masalah2 yg seabrek..
Dasar human nyinyir
2022-09-28
9
sister
lanjut Thor jangan nanggung ya...
2022-08-09
2
ʇɐudɐ uɐɯɐ
next
2022-08-03
3