2. Terlahir Kembali

Di tengah malam di depan sebuah bar, sekelompok gadis nakal dengan pakaian minim sedang mengganggu seorang gadis cantik dengan rambut diikat ekor kuda. Wanita dengan gaun merah serta make-up tebal yang sepertinya ketua kelompok dari geng itu sedang menertawakan si gadis di depan keramaian.

"Dasar tidak tahu malu, beraninya kau menggoda Alexander. Kau dan dia kau berbeda dan sangat tidak mungkin untuk bersama, pantas saja kau selalu ada di manapun Alexander pergi." Alis wanita itu terangkat sebelah, sudut bibirnya naik sedikit ke atas dengan mata mengarah ke sudut kiri bawah.

Raquel mundur tanpa daya dengan ekspresi malu dan sedih, "aku bisa menjelaskan padamu, jangan seperti ini." Raquel sangat ingin membela diri tapi dia tidak diberi kesempatan.

Raquel juga tidak berani berbicara keras karena takut akan disakiti, dia sungguh tidak memiliki keberanian untuk melawan wanita itu yang datang bersama anggota gengnya.

Gadis dengan pakaian biru menarik tas yang digunakan oleh Raquel, dia mengobrak-abrik isi tas Raquel lalu mengeluarkan surat cinta yang terdapat di dalam isi tas Raquel.

"Halo Alexander, apa kau baik-baik saja? Kuharap begitu, hari ini aku melihatmu sedang duduk bersama teman-temanmu. Kau tampak begitu tampan dan memesona, senyummu terlihat indah dan menawan hingga aku merasa dunia berputar di sekitar dirimu." Gadis berbaju biru itu membaca dengan keras isi surat yang ditulis oleh Raquel untuk Alexander.

"Aku bahkan tidak bisa tidur hanya karena memikirkan kegiatan apa yang kau lakukan, aku merasa duniaku tidak damai kalau aku tidak melihat dirimu sehari saja. Bagaimana aku harus mengatakannya tapi yang jelas aku sangat ingin kau tahu kalau aku sangat menyukai dirimu," teriaknya lagi hingga mengundang beberapa orang untuk datang dan membuat kerumunan berkumpul di sekitar mereka.

Apa yang sudah dilakukan sekelompok wanita itu benar-benar membuat Raquel malu, Raquel menatap mengiba pada sekelompok orang itu dengan mata berair dan sebentar lagi bulir lembut itu akan turun membasahi pipinya.

Bibir Raquel mengerucut ke depan, alisnya bertaut, ke-dua tangannya menyatu ke depan memohon agar wanita itu berhenti berbicara.

"Aku mohon jangan seperti ini! Aku tahu kau tidak menyukai diriku tapi jangan permalukan aku seperti ini juga," mohon Raquel dengan air mata yang akhirnya tumpah tanpa bisa dicegahnya.

Isak tangis Raquel terdengar menyayat hati, tangannya berusaha menutupi wajahnya dengan kepala menunduk, bahunya bergoyang disertai rambutnya.

"Apa? Siapa yang mempermalukan dirimu? Aku hanya mengatakan kebenaran, kau saja yang tidak tahu malu. Dasar sampah," ejek wanita bergaun merah.

"Aku mohon berhenti, Eriska! Sudah cukup," pinta Raquel memelas.

Mendengar permohonan Raquel bukannya mengiba mereka malah menertawakan Raquel, beberapa orang teman Eriska menodong tubuh Raquel tanpa perasaan. Ada juga yang menarik rambut Raquel, tidak ada yang membantu atau berniat menolong.

Mereka hanya menonton Raquel dipermalukan oleh sekelompok gadis nakal itu, Raquel yang didorong sana-sini tidak sengaja terdorong ke dinding dan kepalanya membentur dinding dengan keras.

Darah segar keluar dari kepala Raquel dengan tubuhnya tidak bergerak lagi, Raquel meninggal begitu saja di depan semua orang.

Para gadis itu menjadi panik, mereka melihat sekeliling dengan ekspresi takut dan khawatir. Mereka menatap Eriska meminta bantuan namun Eriska mundur dengan cepat, dia menggelengkan kepala menolak untuk mengakui bahwa semua itu adalah kesalahannya.

"Bagaimana ini Eriska? Dia tidak bergerak sama sekali, pergerakan napasnya juga tidak terlihat. Raquel benar-benar terlihat sudah berhenti bernapas, mereka semua berdiri jauh dari Raquel dengan wajah memucat.

"Ini bukan salah kita, kita hanya menegur dirinya." Eriska menolak dan dengan cepat menyanggah ucapan temannya.

Dia tidak ingin bertanggung jawab atas semua ini, dia juga tidak ingin disalahkan.

"Bagaimana kalau kita bawa tubuhnya ke suatu tempat lalu kita tinggalkan dia begitu saja di sana, aku tidak mau masuk penjara. Aku masih muda dan banyak hal yang masih ingin ku gapai." Teman Eriska yang mendorong Raquel dengan keras menangis dengan make-up mulai berantakan.

Dia tampak sangat menyedihkan, wajahnya tidak lagi cantik. Yang lain juga menangis sedih, mereka menyalahkan semua yang terjadi terhadap Raquel pada Eriska, sedangkan Eriska sepertinya lepas tangan.

"Ide yang bagus, kebetulan tidak ada orang yang akan melihat apa yang sudah kita lakukan. Ayo kita bawa dia pergi sekarang juga sebelum semua terlambat dan ada saksi mata yang melihat perbuatan kita saat ini," angguk Eriska.

Tiba-tiba saja tubuh Raquel bergerak, napasnya turun naik dengan cepat seolah dia sedang kesusahan dalam bernapas, mata Raquel terbuka kembali tapi sorot itu tidak lagi sama seperti tadi.

Ternyata Kimberly berpindah tubuh ke tubuh Raquel, Kimberly ingat dengan jelas saat dia melompat dari mobil dalam keadaan kaki terbakar kalungnya bersinar terang hingga menyilaukan mata. Kimberly kehilangan kesadaran tidak lama setelah itu dan sekarang dia terbangun di sini di tempat yang jelas jauh berbeda dari tempat dia jatuh tadi.

Kimberly melihat sekitar dengan ekspresi bingung, dia mengangkat tangannya untuk mengusap darah segar yang masih membasahi keningnya. Saat itu Kimberly sadar kalau tubuh yang dia gunakan bukan tubuhnya lagi melainkan tubuh orang lain dan tubuh ini terasa lemah, tidak sekuat tubuhnya.

Eriska yang melihat pergerakan Raquel terkejut hingga mengembuskan napas lega, dia mendekati Raquel dan menatap Raquel angkuh penuh kebencian.

"Jika kau berani membuka mulutmu tentang kejadian hari ini hidupmu akan berakhir tragis, kau tidak akan mendapatkan pemakaman yang layak. Kau tahu ayahku siapa kan? Aku putri dari Steven Pienaar, jika kau tidak ingin terjadi sesuatu dengan keluargamu maka tutup mulutmu dan pergi pulang." Bibir kanan Eriska naik sebelah jelas kalau dia meremehkan Raquel sekaligus memberikan ancaman kepada Raquel sebab Raquel yang lama adalah penakut.

Kimberly mengerutkan kening, dia merasa sangat hapal dengan nama itu. Seingat Kimberly, Steven meninggal di tangannya tujuh tahun lalu karena Steven sangat jahat dan kejam.

"Keluarkan telepon kalian dan ambil beberapa foto dirinya yang menyedihkan ini, jika dia macam-macam maka sebarkan fotonya ke semua orang." Eriska juga mengeluarkan teleponnya bersiap untuk mengambil beberapa foto Raquel.

Sayangnya belum sempat mereka melakukan apa-apa Raquel sudah bergerak maju, ia dengan sangat mudah melempar teman-teman Eriska ke dinding lalu mendekati Eriska dengan tatapan tajam tidak bersahabat.

Satu langkah demi satu langkah diambil oleh Raquel dengan tangan menjuntai di ke-dua sisi, bukan hanya itu saja mata indah yang tadinya terlihat lemah dan penuh kasih sekarang melotot tanpa ada senyuman lagi di sana.

Hal itu membuat Eriska mati ketakutan, Eriska mundur dengan cepat seiring dengan langkah kaki Raquel.

"Tahun berapa sekarang?" tanya Raquel dengan nada penuh penekanan.

Terpopuler

Comments

Septi Verawati

Septi Verawati

👣👣👣👣👍👍💪💪

2023-01-15

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kematiannya
2 2. Terlahir Kembali
3 3. Pertemuan Pertama
4 4. Salah Paham
5 5. Pembunuhan Pertama
6 6. Perlawanan
7 7. Berbeda
8 8. Sekolah
9 9. Keributan Di Kelas
10 10. Taruhan
11 11. Pertengkaran Di Hutan
12 12. Disalahkan
13 13. Di Hukum
14 14. Di Hina
15 15. Salah Sasaran
16 16. Mawar Hitam
17 17. Mengobati Luka
18 18. Mendapatkan Kesetiaan
19 19. Sahabat Palsu
20 20. Lelaki Tidak Setia
21 21. Bertemu Kembali
22 22. Tulisan Di Surat Itu
23 23. Bertemu Lagi
24 24. Mengakui Leluhur
25 25. Hampir di Bunuh Ibu Kandung
26 26. Dihina Habis-habisan
27 27. Permata Itu
28 28. Pembohong Kecil
29 29. Terbuka
30 30. Rencana Jahat Reina
31 31. Tidak Sesuai
32 32. Lotus Putih
33 33. Dituduh Mencuri
34 Penting
35 34. Komunikasi
36 35. Mengerjai Reina
37 36. Berkelahi
38 37. Sama Jahatnya
39 38. Permainan
40 39. Bertemu Lagi
41 40. Siapa Mereka
42 41. Drama Yang Melelahkan
43 42. Ketahuan
44 43. Bukti
45 44. Pemberontakan
46 45. Meracuni Nenek
47 46. Ketahuan
48 47. Terbongkar
49 48. Mencoba
50 49. Rahasia Besar
51 50. Memberikan Warisannya
52 51. Pulang
53 52. Melindungi
54 53. Diperas
55 54. Usai
56 55. Kelembutan
57 56. Baru Lagi
58 57. Marah
59 59. Cabut
60 59. Berangsur Membaik
61 60. Penyakit Menular
62 61. Kakak Ke-empat
63 62. Rajendra
64 Bab 63. Memukuli Orang
65 Bab 64. Tangga Rahasia
66 65. Asisten Ke-dua
67 66. Pencarian
68 67. Musuh Lama
69 68. Terjebak
70 69. Senjata Makan Tuan
71 70. Kedatangan Pemilik Tanah
72 71. Tidak Ada Ketenangan
73 72. Kedatangan Raphael
74 73. Ingin Ikut
75 74. Bertemu Moreno Lagi
76 75. Salah Pengertian
77 76. Salah Paham
78 77. Drama Lagi
79 78. Ke Rumah Raphael
80 79. Bertemu Rajendra Lagi
81 80. Mencari Muka
82 81. Set Makan Ratu Kuno
83 82. Sengaja
84 83. Permen
85 84. Cerita
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Kematiannya
2
2. Terlahir Kembali
3
3. Pertemuan Pertama
4
4. Salah Paham
5
5. Pembunuhan Pertama
6
6. Perlawanan
7
7. Berbeda
8
8. Sekolah
9
9. Keributan Di Kelas
10
10. Taruhan
11
11. Pertengkaran Di Hutan
12
12. Disalahkan
13
13. Di Hukum
14
14. Di Hina
15
15. Salah Sasaran
16
16. Mawar Hitam
17
17. Mengobati Luka
18
18. Mendapatkan Kesetiaan
19
19. Sahabat Palsu
20
20. Lelaki Tidak Setia
21
21. Bertemu Kembali
22
22. Tulisan Di Surat Itu
23
23. Bertemu Lagi
24
24. Mengakui Leluhur
25
25. Hampir di Bunuh Ibu Kandung
26
26. Dihina Habis-habisan
27
27. Permata Itu
28
28. Pembohong Kecil
29
29. Terbuka
30
30. Rencana Jahat Reina
31
31. Tidak Sesuai
32
32. Lotus Putih
33
33. Dituduh Mencuri
34
Penting
35
34. Komunikasi
36
35. Mengerjai Reina
37
36. Berkelahi
38
37. Sama Jahatnya
39
38. Permainan
40
39. Bertemu Lagi
41
40. Siapa Mereka
42
41. Drama Yang Melelahkan
43
42. Ketahuan
44
43. Bukti
45
44. Pemberontakan
46
45. Meracuni Nenek
47
46. Ketahuan
48
47. Terbongkar
49
48. Mencoba
50
49. Rahasia Besar
51
50. Memberikan Warisannya
52
51. Pulang
53
52. Melindungi
54
53. Diperas
55
54. Usai
56
55. Kelembutan
57
56. Baru Lagi
58
57. Marah
59
59. Cabut
60
59. Berangsur Membaik
61
60. Penyakit Menular
62
61. Kakak Ke-empat
63
62. Rajendra
64
Bab 63. Memukuli Orang
65
Bab 64. Tangga Rahasia
66
65. Asisten Ke-dua
67
66. Pencarian
68
67. Musuh Lama
69
68. Terjebak
70
69. Senjata Makan Tuan
71
70. Kedatangan Pemilik Tanah
72
71. Tidak Ada Ketenangan
73
72. Kedatangan Raphael
74
73. Ingin Ikut
75
74. Bertemu Moreno Lagi
76
75. Salah Pengertian
77
76. Salah Paham
78
77. Drama Lagi
79
78. Ke Rumah Raphael
80
79. Bertemu Rajendra Lagi
81
80. Mencari Muka
82
81. Set Makan Ratu Kuno
83
82. Sengaja
84
83. Permen
85
84. Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!