5. Pembunuhan Pertama

Alis Kimberly naik sebelah, dia bingung dengan apa yang dikatakan oleh pria di depannya.

"Memangnya apalagi menurutmu? Jika aku tidak melakukan ini lukaku akan terinfeksi dan semakin parah nantinya, aku tidak mau menanggung sakit lain." Kimberly berbicara dengan napas menggebu.

Kesal, mungkin itulah yang sedang terjadi pada Kimberly. Dia baru saja merasakan sakit yang menyiksanya berkurang namun pria di depannya malah menghentikan apa yang sedang dia kerjakan.

Dada Kimberly naik turun karena kesal dengan tingkah pria di depannya, Kimberly yang baru saja menuangkan dua botol anggur merah akan mengulangi apa yang dia lakukan tadi.

Pria itu mendecakkan lidahnya, dia menggerakkan tangan memanggil Kimberly untuk mendekat namun Kimberly malah tetap diam di tempatnya.

"Kemarilah!" panggil pria itu.

Dia ingin Kimberly berjalan ke arahnya dan mendekat.

Raphael Varane adalah nama pria itu, dengan tatapan tajam dia memberikan kode agar Kimberly segera mendekati dirinya. Saat Kimberly hampir mencapai Raphael, tangan Raphael terulur ke depan, dia meremas dagu Kimberly sedikit kuat.

Dia memutar wajah Kimberly untuk melihat luka yang dialami Kimberly, Raphael mencebik dengan kepala menggeleng terus-menerus.

Raphael ingin mengajari Kimberly untuk menjaga dirinya sendiri dan mencintai dirinya, Raphael berpikir kalau luka yang dialami Kimberly adalah hasil olahan make-up dari seorang yang sangat profesional karena hasilnya begitu terlihat nyata.

'Gadis kecil ini perlu diajari sopan santun, dia sangat tidak menghargai seseorang, kita lihat apakah dia masih mampu memberikan perlawanan atau tidak setelah ini?' Raphael tersenyum dan memandang Kimberly sebelah mata.

'Ini pasti hanya buatan semata agar aku iba padanya, mari kita buktikan siapa yang benar.' Raphael menekan bagian itu dengan kuat karena berpikir itu hanya akting Kimberly saja.

Dia menggosok bagian luka Kimberly tapi bukannya menghilang, luka itu mengeluarkan darah dan terlihat makan parah. Kimberly meringis kesakitan lalu menepuk tangan Raphael yanh terus menekan dan menekan bagian lukanya.

"Apa kau gila? Kenapa kau mengusap lukaku dengan begitu keras? Lihat akibat tindakan yang kau lakukan! Lukanya malah tambah parah dan darahnya makin banyak keluar," bentak Kimberly dengan mata melotot.

Suaranya penuh dengan penekanan, alisnya lurus miring ke dalam kadang beberapa kali matanya akan berkedip dengan cepat. Jelas Kimberly sangat tidak nyaman dengan apa yang dilakukan oleh Raphael padanya.

"Hah bukankah ini hanya make-up biasa?" tanya Raphael santai.

Raphael terus mengusap bagian itu namun darah segar malah keluar dengan cepat, Raphael menghentikan gerakan tangannya dan menatap Kimberly dengan bingung.

Mungkin karena rasa perih yang kembali menyerang, Kimberly benar-benar tidak sanggup menahan sakit yang membuat dirinya tidak sanggup bertahan itu.

"Heh, bukankah kau orang yang dikirim oleh Rayendra ke sini?" tanya Raphael dengan alis berkerut ke dalam.

Belum sempat Kimberly memberikan jawaban pintu diketuk dari luar, suara bawahan Raphael pun terdengar dari balik pintu.

"Apa Anda ada di dalam, Tuan! Pembunuh bayaran yang Anda pesan sudah lama menunggu di luar," teriak anak buah Raphael keras agar terdengar oleh Raphael.

"Telepon Anda juga tidak bisa dihubungi sejak tadi, apakah Anda baik-baik saja di dalam, Tuan?" tanya anak buah Raphael lagi memastikan.

Dia sangat khawatir dengan keadaan Raphael padahal tadi dia melihat telepon Raphael baik-baik saja, dia takut Raphael mengalami sesuatu di dalam sana hingga tidak bisa dihubungi sama sekali.

Raphael menatap Kimberly lama dengan kening mengkerut, dia mulai meragukan identitas Kimberly saat akan memberikan pertanyaan tiba-tiba saja pintu dibuka dari luar dan Rayendra masuk begitu saja.

Dia mendengar suara wanita dan bau alkohol yang kuat, saat dia masuk dan melihat apa yang terjadi Rayendra begitu terkejut. Matanya melotot seakan keluar dari tempatnya, bibirnya terbuka lebar dengan tangan menggantung di udara.

'Apakah aku bermimpi? Bos yang ditakuti oleh semua orang tiba-tiba saja memiliki wanita kecil manis dan lucu bersamanya, bukankah keadaan ini sangat canggung? Apa aku mengganggu dan merusak suasana?' tanya Rayendra dalam hatinya.

Rayendra berpikir dengan wajah memerah, dia menunduk dengan cepat dan tanpa sadar dia menemukan darah berceceran di lantai dengan seragam sekolah berdarah yang Rayendra pikir merupakan saus tomat.

'Apa Bos memilih hobi yang aneh? Mungkinkah dia lebih menyukai wanita kecil dan imut untuk bermain bersamanya daripada wanita dewasa yang menggairahkan dan menggoda?' Kening Rayendra semakin berkerut saat matanya melirik antara lantai dan seragam sekolah Kimberly.

Tiba-tiba saja terlintas sesuatu di benak Rayendra dan dengan cepat dia mengeluarkan teleponnya tapi belum sempat dia melakukan apapun Raphael sudah menendang dirinya dengan keras.

"Apa yang kau lakukan di sini? Keluar!" bentak Raphael dengan suara keras menggelegar.

Suara keras Raphael membuat Rayendra terkejut, jantungnya berdetak kencang. Apalagi saat matanya bertemu dengan Rayendra ada tatapan tajam di sana yang membuat Rayendra benar-benar menggigil ketakutan.

Dari arah luar seseorang berlari dengan cepat menuju ke arah kamar tempat Raphael, Kimberly dan Rayendra berdiri. Keringat dingin dengan ukuran besar bercucuran di keningnya, bibirnya begitu pucat, langkah kakinya terlihat tidak beraturan dengan mulut seperti sedang komat-kamit membaca mantra.

"Tuan ini gawat, Tuan?" teriaknya dengan keras saat mencapai kamar itu.

Dadanya turun naik dengan cepat seirama dengan bahunya yang bergerak serentak, napasnya tidak beraturan dengan mulut terbuka dan menutup mengambil udara di sekitar.

"Ada apa?" tanya Raphael sedikit tidak senang.

Alis Raphael berkerut ke dalam, dengan lipatan kulit yang terlihat begitu jelas di keningnya. Bibirnya mencebik dengan mata tajam ke arah orang yang baru saja datang.

"Ada pencuri di sini, Tuan! Dia mengambil kucing emas yang Anda dapatkan di pelelangan," ujarnya dengan satu tarikan napas.

"Lalu apa yang kalian tunggu? Pergi dan minta pembunuh itu untuk melakukan sesuatu!" bentak Raphael dengan suara keras yang memenuhi ruangan itu.

"Baik, Tuan!" jawab orang itu cepat namun orang yang diperintahkan tidak melakukan apapun dan hanya berdiri diam dengan wajah bingung.

Raquel yang melihat itu mengambil pistol di tangan si pembunuh, dia mencari tempat yang cocok dan membidik si pembunuh dengan tenang di bawah tatapan semua orang. Raquel menunggu kesempatan sembari menghitung dan mengamati tindakan dan gerakan si pencuri yang sedang dikepung dan dikejar oleh anak buah Raphael.

Setelah memastikan semua aman dan tepat sasaran, Raquel melepaskan tembakannya yang tepat bersarang di dada si pencuri. Pencuri itu berdiri kaku di tempatnya dengan mata melotot dan bibir terbuka lebar, dia seperti tidak percaya dengan tembakan yang mengenai tubuhnya.

Pencuri itu jatuh tertelungkup dengan hasil curiannya juga ikut jatuh ke lantai. Segera anak buah Raphael mengambil barang hasil curian itu untuk melihat apakah ada yang rusak atau tidak.

Terpopuler

Comments

Ida Blado

Ida Blado

ck sungguh gedeg bacanya

2022-07-29

6

ʇɐudɐ uɐɯɐ

ʇɐudɐ uɐɯɐ

jangan² ni kk y nama y mirip

2022-07-20

2

ʇɐudɐ uɐɯɐ

ʇɐudɐ uɐɯɐ

komen 🤗

2022-07-19

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kematiannya
2 2. Terlahir Kembali
3 3. Pertemuan Pertama
4 4. Salah Paham
5 5. Pembunuhan Pertama
6 6. Perlawanan
7 7. Berbeda
8 8. Sekolah
9 9. Keributan Di Kelas
10 10. Taruhan
11 11. Pertengkaran Di Hutan
12 12. Disalahkan
13 13. Di Hukum
14 14. Di Hina
15 15. Salah Sasaran
16 16. Mawar Hitam
17 17. Mengobati Luka
18 18. Mendapatkan Kesetiaan
19 19. Sahabat Palsu
20 20. Lelaki Tidak Setia
21 21. Bertemu Kembali
22 22. Tulisan Di Surat Itu
23 23. Bertemu Lagi
24 24. Mengakui Leluhur
25 25. Hampir di Bunuh Ibu Kandung
26 26. Dihina Habis-habisan
27 27. Permata Itu
28 28. Pembohong Kecil
29 29. Terbuka
30 30. Rencana Jahat Reina
31 31. Tidak Sesuai
32 32. Lotus Putih
33 33. Dituduh Mencuri
34 Penting
35 34. Komunikasi
36 35. Mengerjai Reina
37 36. Berkelahi
38 37. Sama Jahatnya
39 38. Permainan
40 39. Bertemu Lagi
41 40. Siapa Mereka
42 41. Drama Yang Melelahkan
43 42. Ketahuan
44 43. Bukti
45 44. Pemberontakan
46 45. Meracuni Nenek
47 46. Ketahuan
48 47. Terbongkar
49 48. Mencoba
50 49. Rahasia Besar
51 50. Memberikan Warisannya
52 51. Pulang
53 52. Melindungi
54 53. Diperas
55 54. Usai
56 55. Kelembutan
57 56. Baru Lagi
58 57. Marah
59 59. Cabut
60 59. Berangsur Membaik
61 60. Penyakit Menular
62 61. Kakak Ke-empat
63 62. Rajendra
64 Bab 63. Memukuli Orang
65 Bab 64. Tangga Rahasia
66 65. Asisten Ke-dua
67 66. Pencarian
68 67. Musuh Lama
69 68. Terjebak
70 69. Senjata Makan Tuan
71 70. Kedatangan Pemilik Tanah
72 71. Tidak Ada Ketenangan
73 72. Kedatangan Raphael
74 73. Ingin Ikut
75 74. Bertemu Moreno Lagi
76 75. Salah Pengertian
77 76. Salah Paham
78 77. Drama Lagi
79 78. Ke Rumah Raphael
80 79. Bertemu Rajendra Lagi
81 80. Mencari Muka
82 81. Set Makan Ratu Kuno
83 82. Sengaja
84 83. Permen
85 84. Cerita
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Kematiannya
2
2. Terlahir Kembali
3
3. Pertemuan Pertama
4
4. Salah Paham
5
5. Pembunuhan Pertama
6
6. Perlawanan
7
7. Berbeda
8
8. Sekolah
9
9. Keributan Di Kelas
10
10. Taruhan
11
11. Pertengkaran Di Hutan
12
12. Disalahkan
13
13. Di Hukum
14
14. Di Hina
15
15. Salah Sasaran
16
16. Mawar Hitam
17
17. Mengobati Luka
18
18. Mendapatkan Kesetiaan
19
19. Sahabat Palsu
20
20. Lelaki Tidak Setia
21
21. Bertemu Kembali
22
22. Tulisan Di Surat Itu
23
23. Bertemu Lagi
24
24. Mengakui Leluhur
25
25. Hampir di Bunuh Ibu Kandung
26
26. Dihina Habis-habisan
27
27. Permata Itu
28
28. Pembohong Kecil
29
29. Terbuka
30
30. Rencana Jahat Reina
31
31. Tidak Sesuai
32
32. Lotus Putih
33
33. Dituduh Mencuri
34
Penting
35
34. Komunikasi
36
35. Mengerjai Reina
37
36. Berkelahi
38
37. Sama Jahatnya
39
38. Permainan
40
39. Bertemu Lagi
41
40. Siapa Mereka
42
41. Drama Yang Melelahkan
43
42. Ketahuan
44
43. Bukti
45
44. Pemberontakan
46
45. Meracuni Nenek
47
46. Ketahuan
48
47. Terbongkar
49
48. Mencoba
50
49. Rahasia Besar
51
50. Memberikan Warisannya
52
51. Pulang
53
52. Melindungi
54
53. Diperas
55
54. Usai
56
55. Kelembutan
57
56. Baru Lagi
58
57. Marah
59
59. Cabut
60
59. Berangsur Membaik
61
60. Penyakit Menular
62
61. Kakak Ke-empat
63
62. Rajendra
64
Bab 63. Memukuli Orang
65
Bab 64. Tangga Rahasia
66
65. Asisten Ke-dua
67
66. Pencarian
68
67. Musuh Lama
69
68. Terjebak
70
69. Senjata Makan Tuan
71
70. Kedatangan Pemilik Tanah
72
71. Tidak Ada Ketenangan
73
72. Kedatangan Raphael
74
73. Ingin Ikut
75
74. Bertemu Moreno Lagi
76
75. Salah Pengertian
77
76. Salah Paham
78
77. Drama Lagi
79
78. Ke Rumah Raphael
80
79. Bertemu Rajendra Lagi
81
80. Mencari Muka
82
81. Set Makan Ratu Kuno
83
82. Sengaja
84
83. Permen
85
84. Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!