Derrick tersadar dari lamunannya saat dia mendengar suara kursi yang bergesekan dengan lantai, Derrick menggelengkan kepalanya dengan cepat menghalau semua kenangan buruk itu dari pikirannya.
Dia benar-benar tidak ingin mengingat semua kejadia buruk itu, semuanya membuat dadanya terasa sesak dengan napas terasa susah untuk diembuskan.
Kejadian itu sudah dianggapnya sebagai mimpi buruk yang menakutkan, dan dia sekarang sudah terbangun dari mimpi itu. Dia berjanji dalam hati jika ingin pergi menemui seseorang dia akan benar-benar melihat dan mengingat tempat itu dengan sangat detail agar kejadian buruk ini tidak terjadi lagi.
Derrick tidak mau kejadian yang sama terulang kembali, dia sudah takut dan benar-benar sangat takut untuk mengulangi kejadian itu lagi. Beruntung saat itu ada mawar hitam, kalau tidak mungkin sekarang dia hanya tinggal nama dan batu nisan saja.
Derrick merasakan bulu kuduknya berdiri, kematian orang-orang itu masih teringat jela dalam benaknya. Seperti apa orang-orang itu terkapar di tanah dengan luka tembak di kepala.
Dia bahkan melompat dengan penih semangat melupakan rasa sakit yang dirasakannya saat semua orang yang mengejarnya terkapar di tanah dan sudah tdiak bernyawa. Orang-orang yang tadinya sombong itu bahkan bisa diinjak dengan kakinya karena sudah jatuh dan tidak bisa melakukan perlawanan lagi.
"Kau mau minum apa?" tanya Derrick sopan setelah dia berhasil mengendalikan diri.
Sekarang Derrick yakin kalau Raquel adalah mawar hitam yang telah menyelamatkan dirinya hari itu, Raquel menyebutkan minuman kesukaannya dengan santai yang langsung diangguki oleh Derrick.
Hanya Raquel dan Derrick yang tahu seperti apa kejadian malam itu dan seperti apa ketakutan yang dia rasakan, dia masih ingat dengan senyum yang diberikan Kimberly padanya saat itu dan senyum itu persis sama dengan senyum Raquel barusan.
"Baiklah, kau tunggu di sini sebentar! Aku akan mengambilkannya untukmu," ujar Derrick dengan langkah kaki cepat menuju ke arah dapur di mana tempat lemari pendingin diletakkan.
Raquel memindai tempat itu setelah kepergian Derrick.
Dia tahu Derrick adalah pria berbakat yang apabila dikembangkan secara terus-menerus bisa menjadi seseorang yang hebat. Derrick merupakan bawahan Raquel yang dapat diandalkan, Derrick akan melakukan apa saja yang dia inginkan bahkan jika dia meminta Derrick untuk mengkhianati negara asalnya.
Mungkin karena dia pernah menyelamatkan nyawa Derrick itu sebabnya Derrick begitu patuh dan mau saja melakukan apa yang dia inginkan bahkan jika dia tahu apa yang diperintahkan padanya adalah salah.
"Tempat ini lumayan," puji Raquel dengan tangan menerima minuman yang diberikan Derrick.
"Hem, aku akan terus mengembangkan kemampuanku hingga bisa mendapatkan tempat yang lebih layak lagi dari ini." Derrick menganggukkan kepala.
Dia sendiri tidak tahu apakah Raquel akan nyaman di sini atau tidak tapi dia memang akan berusaha lebih keras lagi untuk meningkatkan kemampuannya.
Raquel mengangguk, dia datang kemari hanya untuk mendapatkan bantuan dari Derrick. Dia tidak akan melakukan hal-hal yang tidak berguna sekarang, yang dia inginkan adalah memperbaiki tubuhnya yang telah banyak mengalami berbagai macam hal-hal yang tidak diinginkan.
Dia harus bisa meningkatkan kemampuan tubuh ini agar bisa tumbuh dengan kuat dan mengalahkan semua orang yang telah menyakiti dirinya.
Di kolam renang suatu apartmen Raphael sedang duduk dengan menyilangkan kaki dengan tangan sedang memegang anggur merah, saat ini dia sedang bermain dengan teleponnya setelah berenang tadi.
"Saya menemukan informasi tentang wanita itu, Tuan!" Rayendra berjalan menuju ke arah Raphael membawa beberapa berkas yang diinginkan oleh Raphael.
"Apakah Anda benar-benar ingin tahu tentang dirinya? Saya rasa tidak ada yang istimewa tentang anak itu," ujar Rayendra lagi meragu.
Raphael mengalihkan pandangan matanya dari telepon yang dipegangnya, dia meletakkan telepon itu di atas meja lalu meminta data tentang Raquel yang sudah berhasil dikumpulkan oleh Rayendra.
Alis Raphael naik sebelah saat mengetahui tentang apa yang sudah terjadi pada Raquel, mereka seperti dua orang yang berbeda dengan data yang ada.
Pada saat dia menembak pembunuh bayaran saat itu dia merasa Raquel seperti sudah berpengalaman dalam hal itu, cara dia menembak, cara dia memperhitungkan jarak dan cara dia melepaskan tembakan.
Semua itu sudah seperti sangat berpengalaman dan bukan lagi pemula, dilihat dari tubuh Raquel yang tidak seperti perempuan 38 tahun dia yakin kalau Raquel saat itu membohongi dirinya.
Data tentang Raquel yang didapat oleh Rayendra benar-benar berbeda dengan yang terjadi hari itu, membuat Raphael menjadi semakin penasaran.
Di sisi lain Rayendra curiga kalau Raquel jatuh cinta pada Raphael hingga melakukan semua itu untuk mencuri perhatian Raphael, Raphael sendiri masih sibuk membaca data diri Raquel yang berhasil didapatkan oleh Rayendra serta kejadian yang dialami Raquel sebelum Raquel membantu dirinya.
"Bukankah menurutmu ini sedikit aneh? Kenapa dia terlihat berbeda dari yang ada di data? Apa dia berhasil menyembunyikan dirinya dengan sangat baik, dan lihat perubahannya setelah malam itu! Ini benar-benar terlalu mencolok," ujar Raphael penasaran.
Dia sungguh tidak mengira kalau Raquel akan membuatnya menjadi penasaran seperti ini.
"Apakah Anda akan menghadari pesta nanti malam?" Rayendra bertanya dengan santai dengan tangan di belakang punggung.
Dia berdiri di belakang Raphael menunggu jawaban dari bibir Raphael tentang acara yang akan diadakan itu tapi sayangnya Raphael seperti tidak tertarik dengan semua itu.
"Anda harus pergi, Tuan! Kakek Anda akan mengumumkan pewarisnya malam ini, dia meminta semua orang untuk hadir pada acara itu sekaligus dia akan mengumumkan anak perempuan haramnya yang disembunyikannya dengan baik selama ini." Rayendra terus membujuk Raphael untuk ikut bersama mereka.
Dia benar-benar ingin Raphael untuk pergi ke sana dan menghadiri acara itu, tapi sayangnya Raphael seperti tidak berminat dan tidak ingin pergi.
"Apa keuntungan yang aku dapatkan jika aku pergi ke sana?" tanya Raphael santai pada Rayendra yang sejak tadi menunggu jawaban darinya.
"Banyak, Anda akan mengetahui tentang siapa anak haram kakek Anda. Anda juga bisa mengetahui rekan-rekan dari kakek Anda juga dari lawan bisnis Anda," ujar Rayendra meyakinkan.
"Selain itu?" tanya Raphael dengan sengaja.
"Ada banyak wanita cantik yang bisa Anda temui di sana, Anda belum memiliki pasangan dan usia Anda sudah cocok untuk itu." Rayendra memberikan jawaban.
Raphael mengangguk tapi pikirannya berkelana ke tempat lain, dia sedang memikirkan Raquel yang sudah mencuri perhatiannya.
Di gedung teknologi center, Raquel bangun dari tidurnya dan melihat pada jam di dinding yang ada di dalam sana. Dia baru saja tertidur 30 menit yang lalu, dan sekarang sudah bangun dari tidurnya.
Raquel merasakan perubahan pada tubuhnya dan dia merasa sedikit lebih segar dari yang biasanya, Raquel merasa nyaman dan tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments