F4 membawa dua pengikut tambahan untuk melawan Raquel, mereka sangat ingin mengalahkan Raquel memberikan pelajaran sekaligus untuk mempermalukan Raquel karena Raquel sudah berani melawan mereka. Sedangkan Raquel hanya membawa badannya sendiri tanpa membawa bantuan, Raquel melihat itu dengan tangan terlipat di dada.
Ada senyum aneh di bibirnya, sejumlah ide buruk tampak melayang di kepalanya. Raquel melihat sekeliling tempat itu yang mulai ramai dikelilingi oleh anak-anak sekolah yang ingin melihat pertandingan itu.
Raquel sendiri tampak tidak peduli dan lebih memilih untuk bermain dengan kuku jari tangannya, terkadang dia akan membuat lingkaran di tanah menunggu anak-anak di depannya selesai membicarakan rencana jahat mereka.
Jika dilihat dari jumlah anggota jelas Raquel akan kalah dan semua ini sungguh sangat tidak adil, apalagi yang dibawa oleh F4 adalah anak laki-laki. Tapi siapa yang peduli? Mereka hanya ingin melihat kekalahan Raquel dan tangisan kesedihan Raquel.
"Aku yakin Raquel hanya sekedar bicara besar saja, apa yang bisa dia lakukan? Sejak dulu dia tidak pernah bisa mengalahkan Eriska dan teman-temannya, dia terus dipermalukan. Mungkin kali ini dia sangat putus asa hingga menerima tawaran Eriska dan teman-temannya." Suara sindirin yang dipenuhi ejekan itu terdengar memasuki telinga.
Mereka jelas sangat merendahkan Raquel, di mata mereka Raquel hanyalah seekor semut yang ingin melawan sekumpulan gajah. Mereka tidak tahu kalau orang yang mereka anggap semut itu bahkan lebih kejam dan lebih gila dari mereka.
Suasana di hutan belakang sekolah itu tampak riuh, suasana yang semula lengang kini penuh dengan kericuhan dan sorak Sorai tepuk tangan. Ada beberapa yang menyindir Raquel dan ada yang mendukung F4 dan memberikan semangat.
Semua itu tidak ada apa-apanya di mata Raquel, dia yang sudah melanglang buana ke mana-mana dan sudah melewati ini semua tidak butuh dukungan maupun orang yang memberikan semangat seperti itu.
Raquel sedang menunggu badut di depannya selesai melompat-lompat dan membanggakan dirinya sendiri, dia sangat ingin menghajar mereka semua untuk membalaskan apa yang sudah mereka lakukan pada Raquel asli selama ini.
"Bagaimana? Kau takut?" tanya Eriska dengan senyum sinis.
Dia bangga karena sudah membawa dua pengikutnya yang kuat dan pandai bertarung untuk mengalahkan Raquel, Eriska yakin bisa mengalahkan Raquel dan membuat Raquel malu seumur hidupnya.
"Aku takut? Bangun kau! Kalau aku takut, aku tidak akan datang ke sini bersama kalian. Kalau sendiri bagaimana? Mau atau tidak?" tanya Raquel dengan bibir kanan disertai alis terangkat ke atas.
Tangannya masih setia terlipat di dada, dia tidak malu atau ragu sedikitpun meski dikelilingi oleh banyak orang, mata itu seperti mata elang yang memindai dan mengintai gerak musuh di depannya.
Jika dilihat dengan mata telanjang jelas kalau Raquel yang berdiri di depan mereka berbeda dengan Raquel yang selama ini bersama mereka dan mereka temui. Tapi perbedaan itu tidak dihiraukan oleh semua orang yang ada di sana karena mereka lebih senang melihat Raquel menjadi bahan olok-olok.
"Cih, aku tidak akan ragu untuk memukul kepalamu itu. Apa yang kau banggakan? Kau itu tidak diinginkan, kau hanya beban itu sebabnya orang tuamu tidak menginginkan dirimu." Eriska mengejek disertai dengkusan tidak senang.
Jelas kalau Eriska sangat kesal dengan apa yang dikatakan oleh Raquel, dia tidak ingin Raquel menjadi seperti ini di depannya. Dia sangat kesal dan ingin menampar serta menjambak rambut Raquel.
Dia sangat benci dengan keberanian yang diperlihatkan Raquel di depannya, dia ingin menggaruk wajah cantik itu hingga rusak dan tidak dikenali lagi. Tangan Eriska bergerak-gerak lantaran dia sudah tidak sabar menjatuhkan Raquel hingga mempermalukan Raquel seumur hidup ini.
"Jangan banyak omong, jika gagal kau yang akan malu." Raquel tersenyum manis seperti anak perempuan polos yang tidak berdosa sama sekali.
Semua orang sudah sepakat untuk pertarungan ini, si cowok yang ditugaskan oleh Eriska untuk memimpin pertandingan bahkan belum selesai berbicara ketika bunyi benda jatuh terdengar dengan begitu kerasnya.
Bukan hanya dia, tapi ada dua orang lainnya juga tergeletak di tanah dalam kondisi yang sangat menyedihkan. Dia yang tadinya berbicara dengan begitu bangga, dia yang sangat meremehkan kemampuan Raquel sudah jatuh ke tanah dengan mata melotot tidak percaya.
Dia bahkan tidak bisa melihat seperti apa pergerakan Raquel dan bagaimana Raquel menyerangnya, dan sekarang dia sudah terjatuh di tanah. Hanya dua detik saja untuk Raquel menjatuhkan ke-tiganya, ini membuat anak-anak yang menonton pertandingan terkejut bukan main.
Mereka saling pandang dengan mulut terbuka lebar tanpa tahu harus mengatakan apa. Antara percaya atau tidak dengan kejadian ini yang jelas mereka saksikan di depan mata, gadis lemah yang Selaka ini selalu menjadi korban bullying sekarang berani melakukan perlawanan dan bahkan gerakannya begitu cepat dan seperti seorang ahli.
Saat ini Alexander dan teman-temannya tengah berjalan menuju ke arah hutan, Alexander tengah diejek oleh teman-temannya perihal surat cinta yang dia terima dari Raquel.
"Ayolah sobat! Apa kau masih memikirkan surat yang diberikan gadis aneh itu? Bagaimana rasanya mendapatkan surat cinta darinya? Apakah semua itu menyenangkan?" ejek temannya membuat Alexander mendecakkan lidahnya.
"Cih, dia itu hanya babi betina. Tidak ada yang istimewa dari dirinya, dia itu hanya berwajah cantik tapi tidak memiliki otak sama sekali. Untuk apa aku memikirkan surat yang dia berikan itu tidak ada artinya." Alexander yang kesal langsung memberikan jawaban.
Dia sangat tidak senang dengan apa yang sudah Raquel lakukan di depan semua orang dan kenapa Raquel memberikan surat cinta itu padanya hingga dia menjadi bahan tertawaan.
Mendengar keributan dan sorak gembira di hutan Alexander yang penasaran melangkah ke sana diikuti oleh temannya mereka ingin melihat apa yang terjadi di sana hingga keributan itu terjadi.
"Wah ada apa ini? Apa ini serius satu lawan enam bukankah ini sangat menyenangkan?" teriak teman Alexander kagum.
Raquel hanya membutuhkan waktu sepuluh detik untuk menjatuhkan semua lawannya dengan hanya menggunakan beberapa gerakan saja.
Raquel sendiri sedang mengetes kemampuan pemulihan tubuhnya setelah kemarin dibantai habis-habisan, tubuh ini ternyata sangat ringan dan enak diajak bertarung.
'Jika dilatih dengan serius maka tubuh ini layak untuk menggantikan kemampuanku di masa lampau, ini sangat sempurna!' sorak Raquel di dalam hati.
Gerakan cepat dan ringannya itu bahkan membuat dirinya terpukau apalagi penonton yang melihat pertandingan tidak seimbang itu. Raquel tersenyum senang setelah mengalahkan ke-enam orang itu dengan sangat mudah.
Bahkan Alexander kaget melihat gerakan Raquel, tidak ada yang mengira kalau gadis yang sering mereka bully dan cemooh akan melakukan gerakan cepat seperti ini dan bahkan gerakannya tidak terlihat sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Rifka Asrafia
bagus👍😎
2023-06-04
1
Septi Verawati
👣👣👣👣👍👍👍💪💪💪
2023-01-16
0
ʇɐudɐ uɐɯɐ
komen 🤗
2022-07-19
1