10. Taruhan

Betapa emosinya Eriska saat melihat Kimberly yang saat itu ada di dalam tubuh Raquel menentang dirinya. Ia tidak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya oleh siapa pun, bahkan guru-guru di sekolah itu pun tidak berani berbuat semena-mena walaupun mereka terkenal sangat nakal dan arogan.

"Berani-berani kau berkata seperti itu padaku!!!" ucap Eriska sambil menunjuk ke arah Kimberly yang sedang memperhatikannya.

Jari telunjuknya hampir saja mengenai hidung dari Kimberly, namun gadis itu dengan sigap menangkap jari Eriska dan menggenggamnya erat-erat. Ia merasa harus memberi pelajaran kepada gadis itu agar bisa memiliki etika yang wajar, selayaknya anak sekolah.

"Bisakah kau sedikit sopan terhadapku, HAH?!" Kimberly balas membentak Eriska dengan tatapan yang mulai mengerikan. Tatapan yang menusuk dan bisa menyiutkan nyali, hal yang berbeda dengan Raquel yang selalu pasrah saat diperlakukan oleh Tim F4.

Hal itu membuat semua orang yang ada di kelas itu menjadi terkesima. Jantung mereka seakan berhenti saat menyaksikan kejadian itu. Tidak seperti biasanya Raquel yang mereka kenal berbuat seberani itu, kecuali hari ini. Tapi tetap saja, tidak ada satu orang pun dari mereka yang berbuat sesuatu selain hanya menonton.

"Lepaskan!!" Eriska berteriak sambil menarik tangannya dengan cepat agar jari telunjuknya bisa lepas dari genggaman Kimberly.

"KAU BERANI MENANTANGKU? HAH!!!" Gadis itu berkata dengan suara nyaring tepat di depan wajah Kimberly.

Kimberly tak menjawab, ia hanya membalas menatap Eriska dengan tatapan yang tak kalah tajamnya. Ia merasa tidak perlu membuang tenaga dengan menjawab pertanyaan yang semua orang sudah mengetahui jawabannya.

"Aku tunggu di hutan setelah sekolah selesai. Datanglah jika kau punya cukup nyali untuk menghadapiku!" Kalimat yang cukup pelan dikatakan oleh Eriska dengan gigi yang menggeretak menahan amarah.

Ia sengaja mengajak Kimberly ke hutan, karena tidak ingin merusak fasilitas sekolah. Selain itu, ia pun tidak ingin dicap lebih buruk lagi oleh pihak sekolah setelah semua yang telah ia lakukan bersama teman-temannya terhadap murid-murid lain.

"Siang?! Bukankah itu telalu lama? Bagaimana kalau sekarang? Hah!?" balas Kimberly tak kalah dingin.

DEG!!!

Kalimat itu seketika membuat seisi kelas menjadi hening. Tim pengganggu F4 dan seluruh murid yang sedang menyaksikan pun hanya bisa terdiam membisu saat Kimberly yang sedang berada di dalam tubuh Raquel berkata seperti itu.

"Apa dia sudah gila? Berani-beraninya menantang Tim F4." Sayup-sayup terdengar sebuah kalimat yang baru saja diucapkan oleh salah seorang murid di kelas itu.

"Iya ya ... apa dia ingin mati?" Murid yang lain pun terdengar menimpali ucapan temannya itu, hingga suara mereka pun kini semakin ramai terdengar walau tidak begitu jelas kalimatnya.

"Bagaimana? Bukankah sekarang lebih bagus? Lebih menimbulkan sensasi yang mengasyikan 'kan?" tanya Kimberly lagi dengan nada menantang tanpa rasa takut sedikitpun.

Kalimat itu semakin membuat Eriska geram. Begitupun ketiga temannya yang saat ini sedang menatap ke arah Kimberly, mereka masing-masing sudah mengepalkan tangan ingin meninju dan memukuli Kimberly. Hingga tanpa berpikir panjang, ia mengiyakan tantangan itu dan menyanggupi bahwa pertarungan akan diadakan pagi ini, bukan nanti siang.

Mengetahui hal itu, Kimberly tersenyum kecil dalam hati. Ia tidak begitu takut dengan keempat anggota tim perusuh sekolah itu. Selain itu, ia pun tidak terlalu kaget dengan keadaan di sekolah itu, karena ia sedang berada di kelas yang buruk, yaitu kelas E.

Kelas E adalah kelas terburuk di mana bonus yang didapati tidak seperti sekolah biasa. Di kelas itu tiap bulan ada pelatihan yang seperti iblis, yaitu persaingan yang sangat memacu adrenalin. Hal ini ditunjukkan bahwa di dalam kelas E ada peraturan untuk bisa bersaing atas hal-hal yang diinginkan. Misalnya, selain dengan nilai ujian, mereka bisa melewati beberapa perlombaan seperti berenang, berlari, berkelahi, dan lain-lain, asalkan semua perlombaan itu masuk akal.

'Hmm ... aku sudah sedikit paham dengan aturan main di sekolah ini, terutama di kelas yang sedang aku tinggali,' ucap Kimberly dalam hati.

'Akan aku ikuti permainannya,' gumamnya lagi sambil bergegas keluar kelas setelah beberapa saat yang lalu tim pengganggu F4 sudah terlebih dahulu meninggalkannya.

Melihat Kimberly keluar dari kelas, para murid yang lain pun berbondong-bondong mengikutinya. Mereka penasaran dengan pertarungan itu dan ingin menjadi saksi tentang siapa yang akan keluar menjadi juara. 'Akankah berarti bagi mereka? Atau siapa pun yang menang akan berakhir sama saja?' Seperti itulah yang ada di dalam benak mereka yang ingin menonton.

Setelah berjalan cukup lama, akhirnya mereka pun sampai di hutan yang berada cukup jauh dari lokasi sekolah. Di hutan, Kimberly pun terkejut karena musuhnya menjadi bertambah, bukan hanya keempat anggota F4, melainkan ada dua orang lagi. Sehingga ia terpaksa harus menghadapi enam orang sekaligus.

Penonton yang melihat hal itu langsung terkejut, mereka tak menyangka bahwa Tim F4 akan membawa dua orang tambahan untuk melawan Kimberly yang hanya seorang diri. Namun, mereka tetap antusias ingin menyaksikan pertarungan ini sampai akhir. Rasa penasaran mereka membuat pelajaran di sekolah menjadi tidak begitu penting, selain menonton adegan perkelahian di antara rekan seangkatan mereka.

Sebaliknya, Kimberly tak ingin banyak bicara, ia hanya ingin mengikuti permainan keenam orang itu. Ia ingin mengukur sejauh mana kemampuan mereka semua, kemudian mencari cara untuk melawannya.

"HEY!! Ternyata nyalimu besar juga, berani datang ke tempat ini. Aku kira mulutmu saja yang besar!" ucap Erika mulai mengintimidasi.

"Nyalimu kecil, Pengecut! Melawanku saja harus enam orang, Tcih!" balas Kimberly sambil meludah ke tanah dan menatap ke arah Erika.

"Bedebah kau, Orang Miskin!" Eriska muli terprovokasi dan emosinya mulai tersulut karena melihat Kimberly meludah di hadapannya.

"Bersiaplah kau untuk kalah dan mencuci pakaian kami semua selama satu bulan!" Eriska balik memprovokasi Kimberly agar gadis itu emosi.

Mendengar hal itu, Kimberly hanya tersenyum sambil meludah lagi. Ia sama sekali tidak gentar dengan ucapan ketua Tim F4 yang selama ini sering membuat onar di sekolah.

"Baiklah. Tapi jika kalian kalah, kalian semua harus berlutut untuk meminta maaf dan mengatakan diri kalian babi sebanyak seribu kali, bagaimana?" Kimberly dengan santai berkata sambil melihat ke arah mereka berenam.

Sontak saja hal itu membuat keenam lawannya menjadi semakin emosi. Tangan masing-masing dari mereka sudah mengepal, bersiap untuk melepaskan bogem mentah ke tubuh Kimberly. Penonton pun tak kalah terkejutnya, mereka semua tampak terkesima dengan ucapan Kimberly yang sangat berani, bahkan sampai saat ini belum pernah ada seorang pun yang berani berkata seperti itu pada Tim F4 yang menjadi dalang kerusuhan dan kekacauan di sekolah.

Terpopuler

Comments

Septi Verawati

Septi Verawati

mantap👍👍👍

2023-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kematiannya
2 2. Terlahir Kembali
3 3. Pertemuan Pertama
4 4. Salah Paham
5 5. Pembunuhan Pertama
6 6. Perlawanan
7 7. Berbeda
8 8. Sekolah
9 9. Keributan Di Kelas
10 10. Taruhan
11 11. Pertengkaran Di Hutan
12 12. Disalahkan
13 13. Di Hukum
14 14. Di Hina
15 15. Salah Sasaran
16 16. Mawar Hitam
17 17. Mengobati Luka
18 18. Mendapatkan Kesetiaan
19 19. Sahabat Palsu
20 20. Lelaki Tidak Setia
21 21. Bertemu Kembali
22 22. Tulisan Di Surat Itu
23 23. Bertemu Lagi
24 24. Mengakui Leluhur
25 25. Hampir di Bunuh Ibu Kandung
26 26. Dihina Habis-habisan
27 27. Permata Itu
28 28. Pembohong Kecil
29 29. Terbuka
30 30. Rencana Jahat Reina
31 31. Tidak Sesuai
32 32. Lotus Putih
33 33. Dituduh Mencuri
34 Penting
35 34. Komunikasi
36 35. Mengerjai Reina
37 36. Berkelahi
38 37. Sama Jahatnya
39 38. Permainan
40 39. Bertemu Lagi
41 40. Siapa Mereka
42 41. Drama Yang Melelahkan
43 42. Ketahuan
44 43. Bukti
45 44. Pemberontakan
46 45. Meracuni Nenek
47 46. Ketahuan
48 47. Terbongkar
49 48. Mencoba
50 49. Rahasia Besar
51 50. Memberikan Warisannya
52 51. Pulang
53 52. Melindungi
54 53. Diperas
55 54. Usai
56 55. Kelembutan
57 56. Baru Lagi
58 57. Marah
59 59. Cabut
60 59. Berangsur Membaik
61 60. Penyakit Menular
62 61. Kakak Ke-empat
63 62. Rajendra
64 Bab 63. Memukuli Orang
65 Bab 64. Tangga Rahasia
66 65. Asisten Ke-dua
67 66. Pencarian
68 67. Musuh Lama
69 68. Terjebak
70 69. Senjata Makan Tuan
71 70. Kedatangan Pemilik Tanah
72 71. Tidak Ada Ketenangan
73 72. Kedatangan Raphael
74 73. Ingin Ikut
75 74. Bertemu Moreno Lagi
76 75. Salah Pengertian
77 76. Salah Paham
78 77. Drama Lagi
79 78. Ke Rumah Raphael
80 79. Bertemu Rajendra Lagi
81 80. Mencari Muka
82 81. Set Makan Ratu Kuno
83 82. Sengaja
84 83. Permen
85 84. Cerita
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Kematiannya
2
2. Terlahir Kembali
3
3. Pertemuan Pertama
4
4. Salah Paham
5
5. Pembunuhan Pertama
6
6. Perlawanan
7
7. Berbeda
8
8. Sekolah
9
9. Keributan Di Kelas
10
10. Taruhan
11
11. Pertengkaran Di Hutan
12
12. Disalahkan
13
13. Di Hukum
14
14. Di Hina
15
15. Salah Sasaran
16
16. Mawar Hitam
17
17. Mengobati Luka
18
18. Mendapatkan Kesetiaan
19
19. Sahabat Palsu
20
20. Lelaki Tidak Setia
21
21. Bertemu Kembali
22
22. Tulisan Di Surat Itu
23
23. Bertemu Lagi
24
24. Mengakui Leluhur
25
25. Hampir di Bunuh Ibu Kandung
26
26. Dihina Habis-habisan
27
27. Permata Itu
28
28. Pembohong Kecil
29
29. Terbuka
30
30. Rencana Jahat Reina
31
31. Tidak Sesuai
32
32. Lotus Putih
33
33. Dituduh Mencuri
34
Penting
35
34. Komunikasi
36
35. Mengerjai Reina
37
36. Berkelahi
38
37. Sama Jahatnya
39
38. Permainan
40
39. Bertemu Lagi
41
40. Siapa Mereka
42
41. Drama Yang Melelahkan
43
42. Ketahuan
44
43. Bukti
45
44. Pemberontakan
46
45. Meracuni Nenek
47
46. Ketahuan
48
47. Terbongkar
49
48. Mencoba
50
49. Rahasia Besar
51
50. Memberikan Warisannya
52
51. Pulang
53
52. Melindungi
54
53. Diperas
55
54. Usai
56
55. Kelembutan
57
56. Baru Lagi
58
57. Marah
59
59. Cabut
60
59. Berangsur Membaik
61
60. Penyakit Menular
62
61. Kakak Ke-empat
63
62. Rajendra
64
Bab 63. Memukuli Orang
65
Bab 64. Tangga Rahasia
66
65. Asisten Ke-dua
67
66. Pencarian
68
67. Musuh Lama
69
68. Terjebak
70
69. Senjata Makan Tuan
71
70. Kedatangan Pemilik Tanah
72
71. Tidak Ada Ketenangan
73
72. Kedatangan Raphael
74
73. Ingin Ikut
75
74. Bertemu Moreno Lagi
76
75. Salah Pengertian
77
76. Salah Paham
78
77. Drama Lagi
79
78. Ke Rumah Raphael
80
79. Bertemu Rajendra Lagi
81
80. Mencari Muka
82
81. Set Makan Ratu Kuno
83
82. Sengaja
84
83. Permen
85
84. Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!