Saat sampai di suatu ruangan Raquel disambut dengan pistol yang mengarah ke kepalanya, mereka tersenyum manis pada Raquel namun senyum itu terkesan mengejek karena senyum itu tidak tulus dari hati melainkan satu alisnya terangkat ke atas dengan sudut bibir terangkat ke atas.
Mereka sepertinya menertawakan Raquel yang tertangkap oleh mereka.
"Siapa kau? Apa tujuanmu datang ke sini? Apa yang kau inginkan? Beraninya kau datang ke tempat ini," ejek pria berambut cokelat dengan tangan juga memegang pistol siap untuk menembak Kimberly.
"Aku mawar hitam," ujar Raquel dengan cepat dan santai seperti tidak ada tekanan sedikitpun.
Mimik wajah Raquel tidak berubah, dia tetap tenang dengan tangan terlipat di dada sembari melirik ke seluruh ruangan untuk melihat apa yang bisa dia gunakan untuk perlindungan diri nantinya.
"Tidak mungkin, dia jelas-jelas berbeda denganmu. Berani-beraninya kau mengaku-ngaku seperti dia," bentak pria berambut cokelat dengan keras.
Dia jelas tahu mana Kimberly dan Raquel, wajah mereka jelas jauh berbeda dan tingkat usia mereka juga terlihat beda. Tinggi badan serta suara juga berbeda hingga membuat pria berambut cokelat sama sekali tidak percaya kalau wanita di depannya adalah mawar hitam yang mengajarinya.
"Terserah kau mau percaya atau tidak, aku tidak memaksamu tapi memang itu kebenarannya. Aku adalah mawar hitam," tegas Raquel tanpa mengubah pendiriannya di bawah serangan senjata itu.
"Tidak, itu tidak benar." Pria berambut cokelat menggelengkan kepala dengan hebat.
Senjata dilepaskan, beberapa peluru ditembakkan secara bersama-sama dan mengarah pada kepala Kimberly dan tubuh lainnya. Raquel dengan cepat mengambil pena yang ada di atas meja melemparnya ke berbagai arah dan sedikit lagi pasti mengenai leher orang-orang itu.
"Derrick! Apa semudah itu bagimu untuk melupakan diriku? Apa yang aku lakukan padamu waktu itu tidak ada artinya sehingga kau berani menodong diriku dengan senjatamu?" tanya Raquel santai dengan tangan kembali terlipat di dada.
Mendengar itu mata Derrick melotot, senjata yang tadi mengacung ke arah Raquel langsung diturunkan. Dia merasa kejutan ini benar-benar tidak ada bandingannya, hanya dia dan mawar hitam yang tahu peristiwa itu dan tidak mungkin mawar hitam akan menceritakannya pada orang lain.
"Tidak, aku tidak melupakan semua itu. Tapi ini ...." Derrick tidak melanjutkan ucapannya.
Dia jelas merasa ada yang berbeda di antara ke-duanya, tapi serangan dan gaya bertarung Raquel persis sama seperti gaya dan cara Kimberly dulu yang memberikannya keyakinan kalau mereka adalah dua orang yang sama.
"Ada sesuatu yang terjadi dan inilah hasilnya, aku bisa meyakinkan dirimu. Saat kau hampir mati saat itu akulah yang menolongmu, aku yang membantumu keluar dari tempat itu dengan selamat." Raquel sengaja mengatakan itu karena dia tidak mungkin menyerang orang yang diberikannya kepercayaan dahulu.
"Tapi ...." Derrick jelas masih ragu dengan apa yang terjadi dan sulit untuk dirinya memercayai apa yang ada di depan matanya.
"Kau mau kita mengulangi adegan itu?" tanya Raquel santai dengan tubuh bersandar ke dinding.
Derrick dengan cepat menggelengkan kepala, mana mungkin dia kejadian seperti itu terulang lagi. Dia tidak mau mengalami kejadian sama di mana nyawanya yang menjadi taruhannya, dia bahkan tidak mau mengingat kejadian itu.
"Tenanglah! Aku pasti akan membantumu lagi," bujuk Raquel.
Derrick terus menggelengkan kepala, dia tidak akan mau mengalaminya lagi meski ada jaminan hidupnya diselamatkan lagi.
Saat itu Derrick sudah putus asa, harapannya untuk selamat dari tempat itu sudah tidak ada lagi. Raquel tertawa melihat ekspresi wajah Derrick, baginya menggoda Derrick dengan peristiwa itu adalah suatu kesenangan yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
"Ayolah! Aku yakin kau pasti akan percaya dengan apa yang aku katakan setelah kau melewati semua itu lagi," buku Raquel sekali lagi.
"Tidak akan, cukup sekali aku mengalaminya. Aku tidak mau mengalami hal yang sama lagi," tolak Derrick dengan cepat.
Bulu kuduk Derrick berdiri dengan cepat, dia merasa semua itu membawanya kembali ke kejadian beberapa tahun yang lalu di mana dia putus asa dan tidak ingin membantu dirinya sendiri untuk selamat dari tempat itu.
Saat itu Derrick salah masuk tempat dan masuk ke sarang bandit yang kebetulan merupakan orang yang akan dihabisi oleh Kimberly.
Derrick yang berencana untuk bertemu dengan temannya untuk membahas teknologi pengamanan malah masuk ke tempat itu dan dicurigai sebagai mata-mata atau polisi yang menyamar.
Meski Derrick sudah menjelaskan tujuannya datang ke sana tapi orang-orang itu tidak peduli dan tetap menyerang Derrick membabi buta. Derrick kabur dari tempat itu dengan luka di bagian perut tapi tidak mengenai organ dalamnya sama sekali.
Derrick berjuang untuk menyelamatkan hidupnya namun jejak darah yang dia tinggalkan menyebabkan dirinya dengan mudah ditemukanoleh bandit yang sedang bertransaksi itu.
"Hehehehe, kau mau lari ke mana sekarang?" tanya salah satu bandit dengan senyum menyeramkan.
Mungkin senyum itu terlihat menakutkan karena ada bekas luka besar di bawah mata pria itu ditambah dengan senjata yang dipegangnya yang juga mengarah ke bagian kepalanya.
"Aku bukan mata-mata seperti yang kalian pikirkan, aku ke sini hanya untuk bertemu dengan temanku dan aku salah blok." Derrick yang baru pertama kali ke tempat ini memang salah blok.
Dia benar-benar tidak ingin mengganggu transaksi yang sedang dilakukan oleh orang-orang itu, Derrick sendiri tampak tidak peduli dengan transaksi yang mereka lakukan.
"Kau pikir kami akan percaya? Mana ada maling yang mau mengaku, kalau maling mengaku tentu saja aku dan semua teman-temanku sudah masuk penjara." Pria itu tertawa dan menolak untuk memercayai pengakuan Derrick.
"Aku bersumpah kalau aku ke sini memang hanya untuk bertemu temanku membahas masalah pekerjaan," ujar Derrick berusaha untuk menyakinkan beberapa pria di depannya.
Pria itu mendengkus lalu meludah, satu sudut bibirnya naik ke atas saat melihat Derrick masih saja membodohi mereka semua.
Derrick menggelengkan kepala melihat senjata itu siap untuk ditembakkan ke kepalanya, dia sudah putus asa. Tidak ada jalan lain untuk kabur dengan luka yang terus menguras tenaga dan darahnya.
Derrick memejamkan mata bersiap menerima tembakan, dia pasrah dan rela nyawanya menghilang tanpa bisa menggapai impiannya.
Suara tembakan bergema di tempat itu membuat burung-burung bertentangan dengan cepat ke sana-kemari. Derrick menunggu peluru yang ditembakkan ke arahnya itu dengan air mata mengalir, tapi setelah menunggu cukup lama Derrick tidak merasakan sakit sama sekali.
Bunyi benda berat jatuh dengan serentak memasuki telinganya, Derrick membuka mata untuk menemukan seorang wanita dengan rambut indah dan wajah ditutupi topeng dengan lambang mawar hitam dengan dasar topeng berwarna putih berdiri tidak jauh darinya.
Derrick melihat ke sekeliling untuk menemukan semua orang yang mengejarnya sudah jatuh dan tidak bernapas lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Muji Syukur
lanjuttt
2022-10-09
1
AK_Wiedhiyaa16
Sedikit saran, kalau mau nyeritain masalalu tolong diberi keterangan flashback dong supaya ga bingung dgn alur yg ada,
2022-09-28
5