Raquel mendekati pengasuh wanita itu selangkah demi selangkah, matanya menatap jauh ke dalam mata wanita itu hingga membuat dia bergetar ketakutan. Aura yang Raquel keluarkan sangat tidak bersahabat, membuat wanita itu bergetar ketakutan.
"Jangan mengganggu diriku! Aku sangat sibuk dan ada urusan penting yang harus aku kerjakan, kalau kau ingin bermain maka bermain saja sendiri. Kau merasakan seperti apa tendanganku barusan kan? Itu belum seberapa karena aku masih memikirkan tulang tuamu yang rapuh itu." Raquel berbisik dengan penuh penekanan.
Wanita itu berniat mengambil teleponnya untuk melaporkan tidaknya Raquel namun Raquel dengan cepat mengambil telepon itu lalu menyembunyikan. Sudut kanan bibir Raquel terangkat ke atas jelas kalau dia mencemooh tindakan lambat sang wanita, Raquel berdiri dengan dada membusung serta tangan terlipat di dada.
"Mau bermain denganku?" tanya Raquel pelan namun tekanan dalam suaranya menyebabkan bulu kuduk wanita itu berdiri.
Wanita itu berdiri dari posisinya, dia menengok ke seluruh ruangan seperti sedang mencari sesuatu. Matanya tertuju pada kemoceng yang terletak di atas meja di dekat jendela di mana di sana ada foto keluarga Raquel terpasang.
"Aku sudah merawatmu dari kecil tapi ini balasanmu padaku ha?" tanya wanita itu dengan mata melotot.
Napasnya sesak dan tidak beraturan, dadanya naik turun diikuti bahunya. Jelas dia sangat marah pada Raquel sekarang.
"Aku ini sudah seperti ibumu sendiri yang patut kau hormati dan kau segani tapi kau, kau berani mengangkat kakimu padaku. Pantas saja orang tuamu tidak peduli padamu," ujar wanita itu dengan kemarahan yang terlihat menggebu-gebu.
"Ke mari kau! Aku akan menggantikan orang tuamu untuk mengajarimu sopan santun, aku pastikan kau akan menyesal karena telah kurang ajar padaku." Wanita itu mengangkat kemoceng di tangannya bersiap untuk memukul Raquel.
Sayangnya pergerakannya terhenti oleh tindakan Raquel dengan cepat Raquel menahan pergelangan tangan wanita itu membuat wanita itu tidak percaya dengan apa yang baru saja Raquel lakukan.
Tidak cukup sampai di sana, Raquel mendorong wanita itu ke belakang hingga tubuhnya terbentur dinding, wanita itu meringis kesakitan. Dia sangat terkejut dengan tindakan berani Raquel padanya.
"A-a-a-apa yang akan kau lakukan?" tanyanya dengan mulut terbuka lebar.
Raquel tidak memberikan jawaban, tanganya langsung mengapit wanita itu hingga membuat wanita itu kesulitan untuk bernapas.
Tangannya bergerak berusaha melepaskan tangan Raquel yang melilit bak ular di lehernya itu, kakinya menendang-nendang berusaha mengenai Raquel namun tenaganya tidak cukup untuk menyakiti Raquel sedikitpun.
"Mau mengajariku?" tanya Raquel lembut namun dalam dan berat.
"Apa kau yakin kau bisa mengajariku? Atau perlu aku beritahu siapa yang akan mengajari siapa? Melepaskan tanganku dari lehermu saja kau tidak bisa lagi kau mau mengajariku katamu?" tanya Raquel dengan senyuman manis yang tidak sampai ke matanya.
Genggaman tangan Raquel semakin erat hingga membuat wanita itu kesulitan untuk bernapas, matanya melotot dengan mulut terbuka dan menutup dengan cepat. Wajahnya memerah mungkin karena efek udara yang makin berkurang dari paru-parunya.
Raquel seperti iblis yang baru keluar dari neraka, dia seperti hantu yang membalaskan dendam atas kematian buruk yang menimpa dirinya.
"Masih mau mengajariku sekarang?" tanya Raquel seperti anak baik hati yang bertanya pada ibunya.
Wanita itu menggelengkan kepalanya dengan cepat, mana mungkin dia berani memberikan jawaban sedangkan genggaman tangan Raquel di lehernya makin lama makin kuat.
Mendapatkan jawaban itu tangan Raquel mengendur tapi dia belum melepaskan pengasuh itu, dia ingin memberi pelajaran yang berharga pada pengasuh itu agar tidak meremehkan dirinya lagi di masa depan.
Pengasuh berusaha menelan ludahnya, udara di sekitarnya terasa dingin dan menipis meski dia sudah bisa bernapas seperti biasa lagi karena tangan Raquel melilit lehernya tidak sekuat tadi.
"Masih ingin mencoba?" tanta Raquel lagi.
Pengasuh itu menggeleng, kemoceng yang tadi dia pegang sudah jatuh ke lantai. Dia tidak berani bermain-main lagi dengan Raquel yang jelas berbeda dengan Raquel yang biasa dia hadapi selama ini.
Raquel kali ini benar-benar melepas tangannya, hal itu menyebabkan wanita itu jatuh terduduk karena tidak lagi memiliki kekuatan di tubuhnya. Dia bergerak cepat menjauh dari Raquel takut jika tiba-tiba Raquel berubah pikiran dan menyerang dirinya lagi, mata indah Raquel masih memperhatikan gerakan wanita itu.
Saat menatap Raquel dia menemukan noda darah di bahu Raquel, dia menyadari sesuatu dan wajahnya berubah pucat.
"Itu di bajumu apa itu?" tanyanya pada Raquel membuat Raquel menatap dirinya tidak senang.
Bibir Raquel mengerucut dengan alis miring ke dalam, "kenapa aku harus memberitahumh?" tanya Raquel santai kemudian dengan senyum manis tidak bersalah.
"Itu darah kan? Kau terluka atau bagaimana?" tanya wanita itu dengan tubuh gemetar.
Wajahnya pucat pasi seolah darah di tubuhnya telah disedot keluar dengan paksa, Raquel meletakkan jari telunjuknya di dagu lalu tersenyum manis dengan ekspresi tidak bersalah.
"Darah orang lain," jawabnya lagi kali ini dia menatap tajam si wanita.
Wanita itu menggelengkan kepala, apa yang dikatakan oleh Raquel membuat dia tidak berani menentang Raquel lagi. Apalagi saat dirinya melihat ekspresi Raquel yang berubah dengan begitu mudah, jelas kalau Raquel sangat pintar dalam mengendalikan emosinya.
"Bersihkan rumah ini dan siapkan aku air hangat untuk mandi, kau tidak ingin kan aku melakukan sesuatu yang tidak terduga padamu?" Raquel mengatakan itu sebelum berbalik mengabaikan pelayan itu.
Pelayan itu menganggukkan kepala, dia dengan cepat pergi merebus air hangat untuk Raquel terlebih dahulu. Setelah selesai merebus air hangat, dia membersihkan rumah seperti yang Raquel inginkan.
Pertama-tama dia merapikan kamar Raquel yang begitu berantakan, dia tidak berani berhenti atau bertanya karena takut Raquel akan melakukan sesuatu yang tidak terduga padanya. Setelah membersihkan kamar Raquel dia kemudian membersihkan ruang tamu.
Raquel masuk ke dalam kamarnya meletakkan telepon itu di atas meja, dia melihat dekorasi kamar itu yang begitu feminim dan lembut. Semua tertata dengan rapi dan di dalam sana jauh berbeda dengan apa yang dulu ia miliki saat hidup sebagai Kimberly.
Raquel meletakkan tasnya, dia duduk di kursi belajar yang ada di kamar itu. Saat dia dengan mengobati lukanya, teleponnya yang ada di atas meja berdering. Dia melihat siapa yang memanggilnya dan alisnya berkerut saat melihat nama pemanggil.
Di luar, si wanita mengeluh dengan mata terus melirik ke arah kamar Raquel.
"Apanya yang berusia 15 tahun, dia terlihat kejam dan sangat tidak manusiawi. Dia bahkan tidak menghormati orang tua seperti diriku, apa yang terjadi pada anak itu hingga dia berubah dengan cepat." Pengasuh wanita itu tidak habis pikir dengan tindakan Raquel barusan terhadap dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Nur hamna Mardiah
kok gw pengen nya langsung di bunuh y
2022-11-29
6
Sya
hahahaha kata direbus ini bersifat ambigu author.😂
2022-08-18
2
ʇɐudɐ uɐɯɐ
syukur in 😀
2022-07-19
2