Semangat Baru

"Bagaimana? Apa kamu suka dengan butik itu?" tanya Arham saat mereka sudah dalam perjalanan pulang dari butik.

"Iya, Mas. Aku suka. Mereka juga sangat ramah, belum lagi butik itu sangat mewah dan bahan-bahan yang di sana merupakan bahan-bahan berkualitas tinggi. Baru kali ini aku membuat setelan jas dengan bahan yang berkualitas tinggi seperti itu, pasti pelanggannya adalah orang-orang hebat ya, Mas?"

"Tentu saja, hampir semua pengusaha besar memesan setelan jas di sana. Bukan hanya di dalam negeri bahkan sampai di luar negeri. Aku mengenal ibu Reni saat aku memesan jas di sana rekomendasi dan salah satu rekan bisnisku yang justru pelanggan ibu Reni dari luar negeri. Banyak pengusaha menjadikan butik Ibu Reni sebagai butik langganannya."

"Walaupun harganya lumayan mahal. Namun, Semua pelanggan merasa puas dan banyak yang memesan kembali di sana." Lanjut Arham.

"Itu sudah pasti, jika pelanggan puas dengan pekerjaan kita maka mereka akan kembali lagi."

"Apa Ibu Reni sudah menerimamu bekerja di sana?" tanyanya lagi.

"Iya, Mas. Mulai besok aku sudah bisa bekerja di sana, tapi bagaimana aku berangkat bekerja. Apakah aku akan selalu ikut dengan, Mas?"

Arham terdiam sebentar, pasalnya selama ini ia selalu menjemput Nasya terlebih dahulu sebelum ke kantor. Jika mengantar Zahra ke butik ia akan menempuh jarak bolak-balik yang cukup jauh dan memakan waktu. Bisa dipastikan dia akan terlambat dan kelelahan jika melakukan semua itu setiap harinya.

"Aku akan usahakan mengantarmu jika aku tak sibuk, tapi jika aku sedang sibuk kamu bisa kan pergi sendiri?" tanyanya melihat Zahra sekilas dan kembali fokus pada jalan raya.

"Iya, Mas. Tapi, untuk beberapa hari saja antarkan aku ya, aku belum terlalu hafal jalannya. Aku belum berani pergi sendiri, jika sudah terbiasa melewatinya aku akan berani pergi sendiri kok," jawabnya.

"Baiklah, bulan pertama aku akan terus mengantarmu," jawab Arham.

Di butik tersebut semua para pelanggan menggunakan seragam yang sama, Zahra dengan semangat mencuci terlebih dahulu seragamnya dan menyetrikanya sesekali ia melirik seragamnya itu, ia sudah tak sabar untuk memakainya dan mulai bekerja.

Pagi hari Zahra terbangun lebih awal dari biasanya. Ia membantu bibi membersihkan dapur dan juga membuat sarapan untuk mereka.

"Bi, aku sudah mulai bekerja di butik. Mulai hari ini mungkin aku tak terlalu banyak membantu bibi, tapi aku akan usahakan selalu membantu bibi membuat sarapan," ucap Zahra.

"Alhamdulillah. Jika kamu sudah diterima bekerja, Bibi ikut senang. Kamu jangan pikirkan pekerjaan rumah, ini semua memang pekerjaan bibi, biar Bibi yang mengerjakannya kamu fokus aja sama pekerjaanmu dan jangan sampai kelelahan. Semoga suatu hari nanti kamu akan bisa kembali hamil, doa bibi selalu menyertaimu," ucap Bibi dengan tulus membuat Zahra langsung memeluk Asisten rumah tangganya itu. "Terima kasih ya, Bi." ucapnya.

****

Hari pertama bekerja seperti yang sudah dijanjikan, Arham mengantar Zahra hingga ke butik kemudian lanjut menunjukkan mobilnya ke kediaman Nasya dengan kembali melewati kantornya.

"Maaf ya, aku terlambat," ucap Arham begitu Nasya sudah masuk ke dalam mobilnya.

"Kok tumben, Mas terlambat? Biasanya kamu selalu menjemputku tepat waktu," tanya Nasya.

"Aku mengantar Zahra dulu ke butik Ibu Reni, ia sudah mulai bekerja di sana. Mungkin selama sebulan ini aku akan terus mengantarnya, bisakah kamu ke kantor sendiri? Setelah Zahra terbiasa ke tempat kerjanya sendiri aku akan kembali menjemputmu seperti biasanya."

Sebenarnya Nasya tak terima akan hal itu. Namun, ia berusaha menerimanya. Ia sudah sabar selama ini untuk menaklukkan hati Bosnya itu, selama sebulan tak masalah lah mengalah pada istrinya. pikir Nasya.

"Iya nggak apa-apa, aku bisa ke kantor sendiri kok," jawab Nasya.

Di butik.

Zahra bekerja dengan sangat giat, hari pertama saja ia sudah membuat bangga Ibu Reni dengan beberapa rancangannya.

Zahra mendapat pujian dari ibu Reni dan juga pegawai lainnya karena Zahra ternyata memiliki banyak ilmu dalam menjahit, agar lebih rapi dan lebih cepat.

Ia tidak pelit akan ilmunya, Zahra mengajarkan mereka teknik-teknik yang ia dapatkan sendiri dari kebiasaannya selama ini.

"Zahra kamu sebelumnya bekerja di mana?" tanya salah satu karyawan yang melihat cara kerja Zahra yang begitu rapi.

"Sebenarnya aku itu dari kota X. Di sana Aku punya butik sendiri, tapi karena di sini adalah kota suamiku jadi aku pindah ke sini setelah kami menikah dan semua teknik-teknik ini aku pelajari sebelum memulai membuka butik sendiri."

"Wah ternyata kamu sudah memiliki butik ya, kenapa kamu tak memindahkannya saja ke kota ini?"

"Butikku hanya butik sederhana, gak sebesar itu. Lagian jika aku pindahkan ke sini mana ada pelanggan yang akan datang padaku, mereka kan belum mengenalku."

"Coba saja kamu bekerja dengan giat di butik ini, banyak pegawai butik ini yang membuka usaha setelah bekerja di sini. Aku dengar Ibu Reni juga merekomendasikan butik mereka kepada pelanggannya."

"Iya, aku dengar beberapa karyawan yang sudah memiliki butik sendiri bahkan dibantu oleh Ibu Reni, memberikan modal tambahan kepada mereka agar bisa mandiri."

"Benarkah Bu Reni sebaik itu?" tanya Zahra.

"Iya, jika Ibu Reni menyukaimu bekerja di sini mungkin saja dia akan menyarankan untuk mendirikan butik sendiri."

"Wah terima kasih ya informasinya, tapi sepertinya untuk saat ini aku ingin fokus bekerja di sini dulu. Mungkin saja dengan begitu beberapa pelanggan bisa percaya padaku, aku ingin berterima kasih pada Ibu Reni Karena telah memberikan pekerjaan untukku dengan memberikan rancangan-rancangan terbaikku untuk butik ini."

***

Hari berlalu begitu cepat hingga tak terasa dua minggu sudah berlalu, dua minggu pula Zahra bekerja di butik Ibu Reni dan diantar jemput oleh Arham.

"Mas, aku ke kantor berangkat sendiri saja ya. Aku tak mau merepotkanmu," ucap Zahra yang tau waktu bekerja suaminya terganggu karena mengantar dan selalu menjemputnya tepat waktu.

"Apa kamu yakin tak ingin diantar denganku lagi?"

"Iya, Mas. Lagian aku juga sudah mengenal beberapa sopir taksi yang bisa mengantarku pulang."

"Ya udah, jika kau ingin aku menjemputmu telfon aku saja."

"Iya, Mas."

Begitu Zahra masuk ke kamar mandi, Arham langsung mengirim pesan kepada Nasya mengabarkan jika mulai besok ia akan mulai menjemputnya lagi.

Nasya membalasnya dengan mengirim fotonya seksinya.

Arham dengan cepat menghapus foto itu begitu Zahra keluar dari kamar mandi.

"Istirahatlah, biar besok kamu bisa bekerja dengan badan yang segar," ucap Arham yang dijawab anggukan oleh Zahra yanh memang begitu lelah seharian bekerja di butik. ia masuk kepelukan suaminya dan tertidur.

Walau selama ini ia juga selalu bekerja di rumah. Namun, ia merasa sangat lelah karena terus duduk bekerja, sudah lama ia menekuni pekerjaannya itu.

Keesokan harinya Zahra mulai berangkat ke tempat kerjanya sendiri, ia memesan taksi online. Sementara Arham yang sudah melihat Zahra keluar dengan taksi langsung mengarahkan mobilnya menuju ke rumah Nasya, menjemputnya dan berangkat ke kantor berbarengan.

"Bukannya kamu akan mengantar ku lagi setelah sebulan istrimu bekerja, ini belum cukup sebulan loh, Mas. Kamu nggak menyuruh istrimu untuk pergi sendiri demi aku kan?" ucap Nasya dengan suara merayunya.

"Tentu saja aku takkan melakukan itu, Zahra sendiri yang meminta agar dia pergi sendiri ke butik dengan alasan tak ingin merepotkanku. Ya aku akui sih memang sedikit merepotkan mengantarnya terlebih dahulu ke butik mengingat jaraknya lumayan jauh, aku juga harus menjemputnya tepat waktu walau terkadang aku harus meninggalkan pekerjaanku."

Nasya tersenyum licik, ia merasa menang dari Zahra.

Terpopuler

Comments

MiraBeauty

MiraBeauty

gak tau malu ya kamu nasya

2022-08-26

2

lihat semua
Episodes
1 Kebahagiaan Zahra
2 Kabar Buruk
3 Air Mata Calon Ibu
4 Keputusan Sulit.
5 Permohonan Zahra
6 Permohonan Zahra
7 Kehadiran orang ketiga
8 Ibu untuk Anak suamiku
9 Suami Tak Berguna
10 Bayi Tabung.
11 Rencana Licik.
12 Pejuang Garis Dua
13 Pertengkaran.
14 Bekerja Di Butik.
15 Semangat Baru
16 Air mata dan keyakinan Zahra
17 Kecurigaan Zahra
18 Kebenaran Yang Terungkap.
19 Aku Bukan Wanita Bodoh.
20 Perubahan Zahra.
21 Mencari Bukti Nyata.
22 Mencoba Dari Awal
23 Wanita Mandiri
24 Ceraikan Aku.
25 Keputusan Zahra.
26 Tertangkap Basah.
27 Pahlawan berkuda
28 Lepaskan Aku
29 Wanita penghasut.
30 Hati yang kau lukai.
31 Perhatikan Arga
32 Perceraian Zahra
33 Kegundahan hati Zahra.
34 Status Baru.
35 Antara cinta Dan Keegoisan.
36 Cinta Seorang Arga.
37 Tak Semua Indah
38 Penyesalan yang Terlambat
39 Walaupun setitik Harapan.
40 Kejutan Spesial.
41 Terbakar Api Cemburu
42 Mantan Lebih menggoda
43 Balasan Setimpal
44 Cinta Arga
45 Kejutan Arga.
46 Pesona Sang Mantan
47 Mulai Merasa tak Nyaman
48 Hati Seorang Ibu
49 Awal Kebahagiaan Zahra.
50 Hari Pernikahan
51 Menjadi Seorang Istri.
52 Kehidupan Baru.
53 Ikatan Batin
54 Menantu Vs Mertua
55 Bunda Zahra
56 Kebahagiaan Baru
57 Kebahagiaan Keluarga kecil Zahra
58 Pesona Zahra
59 Kemarahan Arga
60 Murkah Arga.
61 Penyesalan Mendalam Seorang Arham
62 Kembali Terulang
63 Kabar Bahagia
64 Menanti kebahagiaan
65 kebahagiaan Zahra ( Tamat )
66 Promo karya : SkySal
67 Promo karya: Ramanda
68 Promo karya Terbaruku.
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Kebahagiaan Zahra
2
Kabar Buruk
3
Air Mata Calon Ibu
4
Keputusan Sulit.
5
Permohonan Zahra
6
Permohonan Zahra
7
Kehadiran orang ketiga
8
Ibu untuk Anak suamiku
9
Suami Tak Berguna
10
Bayi Tabung.
11
Rencana Licik.
12
Pejuang Garis Dua
13
Pertengkaran.
14
Bekerja Di Butik.
15
Semangat Baru
16
Air mata dan keyakinan Zahra
17
Kecurigaan Zahra
18
Kebenaran Yang Terungkap.
19
Aku Bukan Wanita Bodoh.
20
Perubahan Zahra.
21
Mencari Bukti Nyata.
22
Mencoba Dari Awal
23
Wanita Mandiri
24
Ceraikan Aku.
25
Keputusan Zahra.
26
Tertangkap Basah.
27
Pahlawan berkuda
28
Lepaskan Aku
29
Wanita penghasut.
30
Hati yang kau lukai.
31
Perhatikan Arga
32
Perceraian Zahra
33
Kegundahan hati Zahra.
34
Status Baru.
35
Antara cinta Dan Keegoisan.
36
Cinta Seorang Arga.
37
Tak Semua Indah
38
Penyesalan yang Terlambat
39
Walaupun setitik Harapan.
40
Kejutan Spesial.
41
Terbakar Api Cemburu
42
Mantan Lebih menggoda
43
Balasan Setimpal
44
Cinta Arga
45
Kejutan Arga.
46
Pesona Sang Mantan
47
Mulai Merasa tak Nyaman
48
Hati Seorang Ibu
49
Awal Kebahagiaan Zahra.
50
Hari Pernikahan
51
Menjadi Seorang Istri.
52
Kehidupan Baru.
53
Ikatan Batin
54
Menantu Vs Mertua
55
Bunda Zahra
56
Kebahagiaan Baru
57
Kebahagiaan Keluarga kecil Zahra
58
Pesona Zahra
59
Kemarahan Arga
60
Murkah Arga.
61
Penyesalan Mendalam Seorang Arham
62
Kembali Terulang
63
Kabar Bahagia
64
Menanti kebahagiaan
65
kebahagiaan Zahra ( Tamat )
66
Promo karya : SkySal
67
Promo karya: Ramanda
68
Promo karya Terbaruku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!