Rencana Licik.

Keesokan harinya Zahra bangun lebih awal, ia bertekad untuk kembali merajuk kehangatan keluarganya, ia menyiapkan sarapan untuk mereka semua. Masa menjadi tuan putri sudah berakhir untuknya.

Zahra menyambut suaminya dengan senyuman, mencoba melupakan apa yang terjadi semalam walau mertuanya tak menggubrisnya, ia sama sekali tak khawatir akan hal itu, yang ada di pikiran Zahra saat ini ia hanya ingin menjaga cinta suaminya. Zahra mencoba untuk percaya jika suaminya itu tak kan berpaling darinya.

Walaupun ibu mertuanya membenciku asal suaminya masih mencintainya. Itu tak masalah. itu yang dipikirkan oleh Zahra saat ini.

"Aku berangkat ke kantor dulu ya," ucap Arham mengecup pucuk kepala Zahra sebelum berangkat ke kantor. Zahra mengantar suaminya dengan lambaian tangan dan senyum manisnya hingga mobil itu pun menghilang.

Zahra langsung masuk selepas suaminya pergi dan kembali membereskan meja makan, membantu bibi yang sedang membersihkan sisa sarapan mereka.

"Mungkin dengan membantu pekerjaan bibi kamu akan menjadi lebih berguna dirumah ini," ucap Wani yang turun untuk mengambil buah kemudian kembali naik, ia hanya melirik Zahra dan sengaja mengatakan hal itu untuk menyindir menantunya itu.

Bibi yang tahu akan perasaan Zahra saat ini mengusap punggung wanita yang baik padanya itu selama ini. "Sabar ya, Bu," ucap bibi.

"Makasih ya, Bi. Aku mohon Bibi tolong bantu aku dengan doa, semoga semua kembali seperti dulu" pinta Zahra yang dijawab anggukan dan senyuman oleh bibi.

Zahra yang selalu baik pada semua asisten rumah tangga yang bekerja di sana membuat ia memiliki tempat di hati mereka. Sejak pertama kali ia masuk ke rumah itu, Zahra tak pernah bersikap sombong ataupun acuh pada mereka. Ia selalu bersikap ramah.

Zahra menganggap semua yang ada di rumah itu sebagai keluarga termasuk Bibi yang saat ini mencoba menenangkannya.

***

Arham sedang mengerjakan pekerjaan di kantor, tak lama kemudian Nasya masuk setelah mengetuk pintunya.

"Nasya? Ada apa kau ke kantor ku?" tanya Arham.

"Tentu saja untuk bekerja, untuk apalagi," jawabnya.

"Bekerja?" tanya Arham memicingkan matanya melihat Nasya yang kini duduk sambil menghilangkan kakinya di sofa yang ada di ruangannya.

"Tentu saja! Dimana ruanganku?" tanyanya.

"Sejak kapan kamu bekerja di kantor ini?" tanya Arham lagi.

Ketukan pintu membuat mereka semua mengalihkan pandangan mereka ke arah sumber suara.

"Masuk!" Sahut Arham.

"Permisi, pak."

"Masuklah!" Robi berjalan masuk dengan berkas di tangannya dan meletakkannya di depan Bosnya..

"Ada apa?" tanya Arham.

"Ini berkas karyawan baru yang di rekomendasi oleh ibu Anda, Pak," jawab Robi dan menunjukkan ke arah Nasya.

Arham melihat ke arah Nasya yang tersenyum padanya kemudian membaca berkas tersebut dan ternyata ibunya merekomendasikan Nasya sebagai sekretaris pribadinya.

"Baiklah, tunjukkan ruangannya."

"Nasya, ini Robi asisten ku, ikutlah dengannya dia akan menunjukan ruangan mu," ucapnya lagi pada Nasya.

Nasya berjalan menghampiri Arham. "Senang bekerjasama dengan Anda, Pak. Mohon bimbingannya," ucapnya mengulurkan tangannya menjabat tangan Arham layaknya seorang pegawai baru pada umumnya.

"Selamat datang di perusahaan kami, semoga kamu bisa bekerja dengan baik disini. Jika ada yang kamu tak mengerti kamu bisa tanyakan langsung pada Robi.

"Kenapa pada Robi? kepada bukan kau saja yang mengajariku langsung," ucap Nasya memainkan desi Arham.

Arham menjauhkan tangan Nasya, "Ikuti lah dengan Robi, dia akan membawamu kemana kau seharusnya bekerja. Semoga kau nyaman dengan pekerjaanmu," ucapnya lagi ya membuatnya Nasya mengikuti kemana Robi membawanya. Ia bekerja di samping ruangan Arham.

"Aku akan memulai misiku, kita lihat seberapa kuat cintamu pada istrimu itu, apakah kamu bisa melawan godaan ku," ujarnya memutar-mutar dirinya di atas kursi kerjanya memainkan rambutnya membayangkan Arham menjadi miliknya.

Setelah melakukan beberapa pekerjaannya, waktu istirahat pun tiba. Nasya melemaskan jari-jari lentiknya. Capek juga menjadi sekretaris di perusahaan sebesar ini. Daripada menjadi sekretaris akan lebih baik jika aku menjadi istri dari CEO perusahaan ini," gumamnya tersenyum licik. Ia pun berjalan menuju ke ruangan Arham, hanya dengan satu ketukan ia membuka pintu dan masuk, melihat Arham yang masih sibuk dengan berkas-berkas di hadapannya.

Arham yang mendengar suara pintu terbuka hanya melirik ke arah pintu dan kembali mengerjakan pekerjaannya.

Selama ini tak ada yang berani membuka pintu itu sebelum ia memberi izin untuk masuk.

"Ada apa?" tanya Arham saat Nasya berdiri di sampingnya mejanya.

"Ini hari pertamaku bekerja, apa kau tak ingin mentraktirku makan? Ini sudah saatnya istirahat."

"Aku masih banyak pekerjaan, jika ingin beristirahat istirahatlah. Aku masih belum lapar," jawab Arham menatap wajah Nasya yang diakuinya Nasya jauh lebih cantik dari sebelumnya. Namun, ia mencoba untuk tetap setia pada pernikahannya.

"Ayolah! Aku mohon! Aku benar-benar sudah sangat lapar, kamu tahu sendiri kan aku tak bisa menahan rasa laparku. Ayolah, untuk hari ini saja. Anggap saja ini adalah sambutan ku bekerja di sini." Nasya menarik-menarik pelan jas Arham dengan manjanya.

"Baiklah, tapi kita makan di kantin kantor saja. Aku terlalu banyak pekerjaan untuk mengajakmu makan diluar. Bagaimana kau tak masalahkan?" ucap Arham membuat Nasya tersenyum dan mengangguk.

"Itu tak masalah selagi aku bersamamu, makan di mana saja tak masalah. Apa kau ingat dulu kita juga biasa makan di pinggir jalan, tapi rasanya sangat indah karena ada cinta diantara kita berdua." Nasya ingin memulai misinya dengan mencoba mengingatkan hubungan mereka di waktu dulu. Ia ingin kembali memangkas jarak perasaan yang terlampau jauh. Nasya mengajak Arham kembali kemasa pacaran mereka. Semua itu untuk kembali menumbuhkan rasa cinta diantara mereka sama seperti saat mereka menjalin hubungan dulu.

Mereka pun berdiri dan berjalan bersama ke kantin. Nasya menjaga sikapnya di depan para karyawan, ia karyawan baru di sana dan ia tak ingin menjadi bahan gosip pembicaraan di hari pertamanya. Nasya bersikap layaknya karyawan biasa, lebih tepatnya bersikap seperti teman lama bosnya. Mereka mengobrol di kantin sambil makan bersama, beberapa pegawai yang juga ikut makan disana menyambut kedatangan Arham dan juga Nasya.

Saat makan Nasya terus memancing Arham untuk berbicara mengingat masa masa saat mereka berpacaran. Awalnya Arham hanya mengingat dan menjawab saja apa yang ditanyakan oleh Nasya. Namun, lama-kelamaan Nasya yang mampu membangun suasana membuat Arham ikut bernostalgia dengan kenangan indah mereka.

Itulah yang dilakukan Nasya setiap harinya, ia akan mengajak Arham untuk makan siang dan berusaha untuk membuat Arham nyaman didekatnya.

***

Hari terus berganti hari, hingga sebulan kini Nasya bekerja di perusahaan Arham.

Mereka yang biasanya hanya akan di kantin kantor, kini Arham mulai mengajak Nasya untuk makan di luar.

Nasya tak lagi mengetuk pintu saat masuk ke ruangan Arham, ia akan langsung masuk kapanpun ia mau dan terus mencoba mengakrabkan diri dan ia pun berhasil. Nasya puas dengan hasil kerjanya selama sebulan ini. sekarang tak ada lagi jarak diantara mereka.

"Aku sudah berhasil membuat Arham nyaman padaku, sekarang aku akan membuatnya kembali mencintaiku," gumam Nasya memainkan pulpen di tangannya.

Jika Nasya mengakrabkan diri dengan cara membuat Arham mengingat masa lalu mereka dan memberikan rasa nyaman padanya. Zahra juga membuat Arham semakin mencintainya dia berusaha menjadi istri yang baik lagi dengan selalu memenuhi kebutuhan lahir dan batinnya.

"Mas? Bagaimana tentang bayi tabung yang kita rencanakan sebulan yang lalu?" Apa mas sudah bicara pada ibu?"

Arham menatap Zahra sambil berpikir.

"Mas tak melakukannya 'kan? Sekarang seperti rahimku sudah siap dan saatnya mulai melakukan program kehamilan," ucap Zahra mengingat sudah dua bulan ia kehilangan bayinya.

"Apa kamu yakin kamu sudah siap?" tanya Arham.

"Iya, Mas tentu saja."

"Baiklah, aku akan mencoba mencari waktu untuk berbicara kepada ibu mengenai bayi tabung itu, semoga saja ibu setuju dan kita mendapatkan hasil yang maksimal," ucap Arham membuat senyum terukir di wajah cantik Zahra. Wajah cantik yang selama ini tertutupi dengan kesederhanaannya.

🌹 Terima kasih sudah membaca 🌹

Terpopuler

Comments

Yuni Rahma

Yuni Rahma

Nesya ga tau malu bgt sih, ga punya harga diri.

2022-12-08

1

lihat semua
Episodes
1 Kebahagiaan Zahra
2 Kabar Buruk
3 Air Mata Calon Ibu
4 Keputusan Sulit.
5 Permohonan Zahra
6 Permohonan Zahra
7 Kehadiran orang ketiga
8 Ibu untuk Anak suamiku
9 Suami Tak Berguna
10 Bayi Tabung.
11 Rencana Licik.
12 Pejuang Garis Dua
13 Pertengkaran.
14 Bekerja Di Butik.
15 Semangat Baru
16 Air mata dan keyakinan Zahra
17 Kecurigaan Zahra
18 Kebenaran Yang Terungkap.
19 Aku Bukan Wanita Bodoh.
20 Perubahan Zahra.
21 Mencari Bukti Nyata.
22 Mencoba Dari Awal
23 Wanita Mandiri
24 Ceraikan Aku.
25 Keputusan Zahra.
26 Tertangkap Basah.
27 Pahlawan berkuda
28 Lepaskan Aku
29 Wanita penghasut.
30 Hati yang kau lukai.
31 Perhatikan Arga
32 Perceraian Zahra
33 Kegundahan hati Zahra.
34 Status Baru.
35 Antara cinta Dan Keegoisan.
36 Cinta Seorang Arga.
37 Tak Semua Indah
38 Penyesalan yang Terlambat
39 Walaupun setitik Harapan.
40 Kejutan Spesial.
41 Terbakar Api Cemburu
42 Mantan Lebih menggoda
43 Balasan Setimpal
44 Cinta Arga
45 Kejutan Arga.
46 Pesona Sang Mantan
47 Mulai Merasa tak Nyaman
48 Hati Seorang Ibu
49 Awal Kebahagiaan Zahra.
50 Hari Pernikahan
51 Menjadi Seorang Istri.
52 Kehidupan Baru.
53 Ikatan Batin
54 Menantu Vs Mertua
55 Bunda Zahra
56 Kebahagiaan Baru
57 Kebahagiaan Keluarga kecil Zahra
58 Pesona Zahra
59 Kemarahan Arga
60 Murkah Arga.
61 Penyesalan Mendalam Seorang Arham
62 Kembali Terulang
63 Kabar Bahagia
64 Menanti kebahagiaan
65 kebahagiaan Zahra ( Tamat )
66 Promo karya : SkySal
67 Promo karya: Ramanda
68 Promo karya Terbaruku.
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Kebahagiaan Zahra
2
Kabar Buruk
3
Air Mata Calon Ibu
4
Keputusan Sulit.
5
Permohonan Zahra
6
Permohonan Zahra
7
Kehadiran orang ketiga
8
Ibu untuk Anak suamiku
9
Suami Tak Berguna
10
Bayi Tabung.
11
Rencana Licik.
12
Pejuang Garis Dua
13
Pertengkaran.
14
Bekerja Di Butik.
15
Semangat Baru
16
Air mata dan keyakinan Zahra
17
Kecurigaan Zahra
18
Kebenaran Yang Terungkap.
19
Aku Bukan Wanita Bodoh.
20
Perubahan Zahra.
21
Mencari Bukti Nyata.
22
Mencoba Dari Awal
23
Wanita Mandiri
24
Ceraikan Aku.
25
Keputusan Zahra.
26
Tertangkap Basah.
27
Pahlawan berkuda
28
Lepaskan Aku
29
Wanita penghasut.
30
Hati yang kau lukai.
31
Perhatikan Arga
32
Perceraian Zahra
33
Kegundahan hati Zahra.
34
Status Baru.
35
Antara cinta Dan Keegoisan.
36
Cinta Seorang Arga.
37
Tak Semua Indah
38
Penyesalan yang Terlambat
39
Walaupun setitik Harapan.
40
Kejutan Spesial.
41
Terbakar Api Cemburu
42
Mantan Lebih menggoda
43
Balasan Setimpal
44
Cinta Arga
45
Kejutan Arga.
46
Pesona Sang Mantan
47
Mulai Merasa tak Nyaman
48
Hati Seorang Ibu
49
Awal Kebahagiaan Zahra.
50
Hari Pernikahan
51
Menjadi Seorang Istri.
52
Kehidupan Baru.
53
Ikatan Batin
54
Menantu Vs Mertua
55
Bunda Zahra
56
Kebahagiaan Baru
57
Kebahagiaan Keluarga kecil Zahra
58
Pesona Zahra
59
Kemarahan Arga
60
Murkah Arga.
61
Penyesalan Mendalam Seorang Arham
62
Kembali Terulang
63
Kabar Bahagia
64
Menanti kebahagiaan
65
kebahagiaan Zahra ( Tamat )
66
Promo karya : SkySal
67
Promo karya: Ramanda
68
Promo karya Terbaruku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!