Zara bernafas lega saat bisa menyelesaikan pesanannya tepat waktunya, ia melihat jarum jamnya masih ada waktu satu setengah jam dari waktu yang diberikan oleh pemilik jas tersebut. Dengan cepat Zahra menuju ke perusahaan yang tertera di kartu nama Pria yang bernama Arga itu.
Zahra tak ingin terlambat dengan menunda-nunda waktu, ia takut jika ada hal yang dapat menghambat jas itu sampai ke pemiliknya tepat waktu.
Setelah berpamitan pada Ibu Reni Ia pun langsung bergegas meminta sopir taksi langganannya membawanya ke perusahaan tersebut.
"Bapak yakin ini perusahaannya?" tanya zarah saat mereka sudah sampai di parkiran perusahaan. Zahra melihat perusahaan itu sangat besar dan tinggi jauh berbeda dari perusahaan Arham yang pernah dilihatnya.
"Iya, Bu. Nama CEO perusahaan ini, Pak Arga kan , Bu?"
"Iya, bapak kenal dengannya?" tanya Zahra pada sopir taksi tersebut.
"Mungkin hampir semua orang yang pernah dibantu oleh pak Arga mengenal beliau. Bapak juga pernah dibantu, taksi ini pemberian beliau dulu bapak membawa taksi dengan menyewa, sehingga hasilnya akan dibagi dengan pemilik taksi. Setelah tak sengaja Pak Arga menumpang taksi bapak dan berbicara panjang lebar dengan bapak beliau memberikan taksi ini dan Sekarang kehidupan perekonomian Bapak jauh lebih baik dari sebelumnya. Semua penghasilan dari sopir taksi dapat Bapak berikan kepada istri bapak," ucap sopir taksi tersebut membanggakan akan kebaikan hati seorang Arga.
"Wah iya, Pak. Bapak benar, pak Arga memang orang baik. Aku saja tadinya terlambat mengerjakan semua ini, tapi Pak Arga masih memberikan waktu."
"Iya, Bu. Beliau memang sangat baik. Semoga saja kebaikannya akan dibalas kebaikan pula dari sang pencipta, kami hanya bisa mendoakan yang terbaik buat beliau," tambah supir taksi tersebut.
"Ya Sudah, Pak. Terima kasih saya nggak mau sampai terlambat lagi dan membuat beliau menunggu," ucap Zahra membayar uang taksinya kemudian turun dari sana ia berjalan pelan menemui seorang satpam yang menjaga di sana dan menanyakan jika ia ingin bertemu dengan pak Arga, Zahra menjelaskan tujuannya dan satpam tersebut pun menjelaskan bagaimana Zahra bisa menemui pak Arga, bosnya.
Zahra bisa melihat jika di gedung itu sedang dilaksanakan acara. Terlihat begitu bahagia tamu yang datang dengan pakaian yang terlihat anggun dan mewah.
"Apa acaranya Sudah dimulai ya." Zahra melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.30, sesuai waktu yang diminta oleh Pak Arga.
"Sebaiknya aku bergegas," ucapnya kemudian bergegas masuk ke dalam perusahaan sesuai dengan dengan arahan satpam tadi. Namun, saat sudah masuk ke dalam gedung perusahaan tersebut ia tak sengaja melihat Arham dan Nasya masuk ke dalam lift. Zahra ingin menegur mereka. Namun, pintu lift sudah tertutup.
"Kenapa mas Arham ada di gedung ini. Apa sejak tadi mereka terus bersama." Zahra ingin tahu kemana mereka akan pergi, ia melihat arah lift tersebut dan ia pun menaiki lift lain menuju ke lantai yang sama.
Pintu lift terbuka dan ia melihat suaminya itu berjalan ke sebuah ruangan dan terlihat ruangan itu sepertinya tempat dilaksanakannya acara.
Zahra perlahan-lahan menghampiri tempat acara tersebut, ia tak berani masuk ke sana melihat penampilannya dan penampilan orang-orang yang sudah masuk ke dalam sangat berbeda, ia juga bisa melihat jika suaminya dan juga Nasya berpakaian yang sama dengan tamu-tamu yang lainnya, terlihat elegan dan anggun.
"Apa mas Arham sengaja mengajak Nasya? Mengapa ia tak mengajakku ke acara seperti ini." Zahra mengambil ponselnya dan menelpon Arham. Ia terus melihat suaminya itu sambil menunggu panggilannya diangkat.
"Halo Zahra, ada apa?" tanya Arham terdengar emisi.
"Mas kamu di mana?" tanyanya lagi.
"Kamu ini kenapa sih? Sejak tadi terus aja menanyakan keberadaanku. Aku tentu saja di kantor dan sedang bekerja. Tak bisakah kau berhenti menanyakan kabarku. Aku tutup dulu aku sedang merapat penting," ucapnya kemudian mematikan panggilannya.
Zahra bisa melihat wajah suaminya yang kesal saat menerima teleponnya dan kembali tersenyum bahagia saat kembali mengantongi ponselnya tersebut dan mengajak Nasya bercengkrama dengan tamu lainnya, hatinya sangat sakit menerima kenyataan itu. Lagi-lagi suaminya berbohong padanya.
"Sudah cukup, Mas. Sudah cukup kebohongan yang kau berikan kepadaku, mungkin hanya akulah yang terlalu bodoh terus berharap padamu dan mengira jika rumah tangga kita masih bisa dipertahankan, baiklah jika itu yang kau mau," ucapnya kemudian pergi dari sana membawa rasa sakitnya, dengan berjalan gontai Ia pun kembali masuk ke dalam lift, sesekali ia mengusap air matanya dan mencoba untuk tegar, ia harus memberikan jas itu kepada pemiliknya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
MiraBeauty
ayolah zahra buka mata kamu saatnya memilih jalan masing-masing
2022-08-26
1
Arie
😭😭😭😭😭😭😭😭zahra
2022-08-21
0