Bayi Tabung.

"Mama, kenapa sih kita harus pulang secepat ini? Aku bahkan belum

makan makananku," gerutu Nasya.

"Nasya, apa kamu masih bisa makan setelah apa yang kita lalui di meja makan? Apa kamu tak melihat bagaimana Wani memarahi menantunya, menghinanya di depan kita," ucap Tanti.

"Memangnya kenapa? Ada apa dengan hal itu? Apa yang membuat ibu tak memiliki nafsu makan? Aku malah senang menyaksikan pertunjukan tadi."

"Nasya, kamu itu masih terlalu polos. Jika Wani bisa melakukan semua itu pada Zahra, tak menutup kemungkinan dia juga akan melakukannya padamu suatu saat nanti. Itu adalah karakternya, aku sudah mengenal Wani sejak lama, ia akan melakukan apa yang dianggapnya baik tanpa memikirkan perasaan orang lain termasuk putranya sendiri, apalagi perasaanmu nantinya."

"Ibu, itu terlalu takut. Ibu terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tak penting, jika aku bisa memberikan anak kepada Arham, aku yakin aku akan jadi menantu kesayangan Tante Wani. Tak mungkin kan dia memperlakukanku seperti apa yang dilakukannya pada Zahra jika kami memiliki seorang anak."

"Apa kamu yakin bisa memberikan keturun pada keluarga itu nantinya? Seberapa yakin kamu akan hal itu? Apa kamu dengar perdebatan mereka tadi, jika Zahra juga pernah hamil, tapi pada suatu kejadian dia kehilangan bayinya dan lihatlah sikap Wani padanya."

"Sudahlah, Bu. Aku tahu apa yang harus aku lakukan dan aku yakin akan keputusan yang aku ambil."

"Yakin tentang apa? Apa kau yakini akan merusak rumah tangga orang lain? kamu yakin akan menyakiti hati wanita lain? Nasya, coba pakai akal sehat. Jangan hanya karena kau mencintai Arham, kau menghalalkan segala sesuatunya termasuk menyakiti orang lain."

"Ibu ini kenapa sih? Bukankah ibu juga dulu melakukan hal yang sama seperti apa yang aku lakukan? Ibu menikah dengan ayah walau ayah sudah memiliki seorang istri 'kan?"

Tanti menginjak remnya secara mendadak mendengar apa yang baru saja putrinya itu katakan padanya, ia menetap tajam pada putrinya. Tanti tak pernah mengira jika putrinya kan mengatakan itu padanya.

"Iya, Ibu juga pernah melakukan hal yang sama dan Ibu sangat menyesal. Jika waktu bisa diputar kembali Ibu takkan melakukannya itulah, itulah sebabnya ibu melarang mau melakukannya, kau hanya dibuta oleh cintamu. Ibu hanya tak ingin kau mengalami rasa sakit yang pernahdari ibu rasakan. Coba kamu ingat masa-masa kita sewaktu ayah mau mengusir kita kehidupan mereka, apa kamu tak ingat bagaimana orang-orang menghina Ibu dan bagaimana kamu diperlakukan tak adil di sekolah dan juga di lingkunganmu. Apa kamu mau Anak mu kelak merasakan hal yang sama?"

"Ibu, kenapa ibu menyamakan aku pada takdir ibu. Aku tetap ingin bersama dengan Arham, aku mencintainya dan aku yakin akan pilihanku. Aku pastikan akan bahagia bersama dengan Arham selamanya.

"Apa kau akan bahagia saat Arham bersama dengan istrinya dan meninggalkanmu. Apa itu yang kau inginkan? Berbagai dengan wanita lain. Ibu pernah merasakan hal itu dan itu sangat menyakitkan, Nasya.

Nasya terdiam, jika ia dalam situasi seperti itu dia juga pasti akan meresa sakit. Hari itu saja saat pertama kali ia ingin menemui Arham dan melihat pria pujaan hatinya itu bersama dengan wanita lain ia merasa sangat sakit hati. Ia cemburu akan hal itu dan dia bertekad akan memisahkan mereka dan menjadikan Arham miliknya satu-satunya.

"Aku ingin pulang, Bu," ucapnya membuang pandangannya melihat keluar jendela.

Tanti memijat keningnya, ia tak tahu lagi harus menasehati putrinya itu seperti apa.

Tanti melajukan mobilnya menuju ke kediaman mereka.

***

Sementara itu di kamar Arham.

Arham menghampiri Zahra yang sedang duduk di lantai, bersandar di tempat tidurnya menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya, ia menangis melepaskan segala rasa sakit di hatinya.

"Zahra, aku minta maaf. Aku tak bisa berbuat apa-apa." Katanya ikut duduk di samping Zahra.

"Cukup, Mas! Jangan berbicara padaku hanya jika kamu ingin ucapkan kalimat itu. kalimat itu semakin membuatku sakit, kamu itu suamiku sudah seharusnya kau menjaga perasaanku, melindungi ku dari semua hinaan itu, tapi apa yang kau lakukan, Mas. Kamu diam, kamu diam seribu bahasa. Tak bisakah kau mengucapkan satu kata pun untuk membela aku?"

"Zahra, sebaiknya kita menghindari saja perdebatan dengan ibu daripada kamu harus membantahnya seperti itu, Semua itu hanya akan membuat ibu semakin marah padamu."

Mendengar kata-kata itu Zahra semakin kesal pada Arham.

"Tidak, Mas. Aku bukanlah wanita yang seperti itu, wanita yang hanya duduk diam mendengarkan penghinaan yang dilontarkan padaku. Aku tak sebaik itu Mas, jika menyangkut harga diriku. Aku tahu dia adalah ibumu, mertuaku, tapi jika dia lewat batas seperti itu aku tak bisa diam dan hanya mendengarkan apa yang ibu katakan padaku."

Arham hanya bisa menatap wajah sembab Zahra.

"Mas? Apa benar jika kamu pernah menjalin hubungan dengan Nasya dan apa benar jika dia cinta pertama Mas?" tanyanya mencari tahu kebenaran apa yang diucapkan Wani tadi.

"Iya, aku memang pernah menjalin hubungan dengannya, tapi itu saat akan masih remaja, itu sudah sangat lama aku tak pernah bertemu lagi dengan selama ini dan ini baru pertama kalinya kami bertemu kembali."

"Lalu, Apakah perasaan Mas masih ada padanya?" tanya Zahra lagi dengan lelehan air matanya ia menatap wajah suaminya.

"Pertanyaan macam apa itu Zahra. Aku sudah menikah denganmu dan aku menikahimu karena cinta padamu. Nasya hanyalah masa laluku."

Zahra sedikit lega mendengar ucapan suaminya itu.

"Jika seperti itu bisakah Mas menolak perjodohan ini? Aku masih ada di sini, Mas. Aku tak ingin dimadu, aku pasti bisa memberikan apa yang ibu inginkan, kita hanya butuh waktu."

"Aku Akan bicara pada ibu untuk menolak perjodohan ini. Aku juga sudah meminta Nasya untuk menolaknya, mungkin jika Nasya yang menolak perjodohan itu, ibu akan membuat ibu membatalkan perjodohan ini."

"Aku yakin wanita itu tak akan mengatakan penolakan pada ibumu, tapi mungkin ia justru akan meminta pernikahan kalian dipercepat," ucap Zahra kembali kesal mengingat wajah Nasya, ia menghapus air matanya dengan kasar.

"Aku akan bicara pada ibu besok, semoga saja ibu mau dengar aku kali ini."

"Mas, cobalah untuk bersikap tegas. Aku rasa jika dalam hal ini Mas menolak dengan keras itu tak akan membuat mas berdosa karena menentang apa yang ibu ingin."

"Keduanya terdiam, kesunyian di kamar itu membuat mereka larut dalam pikiran mereka masing-masing

"Mas, panggil Zahra memecahkah kesunyian.

"Ada apa?" jawab Arham berbalik menatap istrinya itu yang sudah terlihat lebih tenang.

"Bagaimana jika kita melakukan program bayi tabung, mungkin itu akan memudahkan aku untuk bisa hamil lagi," ucap Arham walau ia sendiri tak yakin akan hal itu.

"Hemm, kita coba saja," jawab Arham yang tak ingin kembali berdebat denganku. Arham terlalu pusing malam ini, membuat ia hanya menyetujui apa yang Zahra katakan. Walau ia tahu itu tak akan mungkin dilakukannya. Melakukan program bayi tabung membutuhkan biaya yang sangat mahal dan juga keberhasilannya belum menjamin. Arham yakin ibunya tak akan mengeluarkan uang sebanyak itu untuk sesuatu hal yang belum pasti, sedangkan dia sendiri tak memiliki uang sebanyak itu, semua penghasilannya masih diatur oleh ibunya.

Terpopuler

Comments

Eko Nugroho

Eko Nugroho

up

2022-08-27

0

Arie

Arie

🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦laki" apa

2022-08-21

0

lihat semua
Episodes
1 Kebahagiaan Zahra
2 Kabar Buruk
3 Air Mata Calon Ibu
4 Keputusan Sulit.
5 Permohonan Zahra
6 Permohonan Zahra
7 Kehadiran orang ketiga
8 Ibu untuk Anak suamiku
9 Suami Tak Berguna
10 Bayi Tabung.
11 Rencana Licik.
12 Pejuang Garis Dua
13 Pertengkaran.
14 Bekerja Di Butik.
15 Semangat Baru
16 Air mata dan keyakinan Zahra
17 Kecurigaan Zahra
18 Kebenaran Yang Terungkap.
19 Aku Bukan Wanita Bodoh.
20 Perubahan Zahra.
21 Mencari Bukti Nyata.
22 Mencoba Dari Awal
23 Wanita Mandiri
24 Ceraikan Aku.
25 Keputusan Zahra.
26 Tertangkap Basah.
27 Pahlawan berkuda
28 Lepaskan Aku
29 Wanita penghasut.
30 Hati yang kau lukai.
31 Perhatikan Arga
32 Perceraian Zahra
33 Kegundahan hati Zahra.
34 Status Baru.
35 Antara cinta Dan Keegoisan.
36 Cinta Seorang Arga.
37 Tak Semua Indah
38 Penyesalan yang Terlambat
39 Walaupun setitik Harapan.
40 Kejutan Spesial.
41 Terbakar Api Cemburu
42 Mantan Lebih menggoda
43 Balasan Setimpal
44 Cinta Arga
45 Kejutan Arga.
46 Pesona Sang Mantan
47 Mulai Merasa tak Nyaman
48 Hati Seorang Ibu
49 Awal Kebahagiaan Zahra.
50 Hari Pernikahan
51 Menjadi Seorang Istri.
52 Kehidupan Baru.
53 Ikatan Batin
54 Menantu Vs Mertua
55 Bunda Zahra
56 Kebahagiaan Baru
57 Kebahagiaan Keluarga kecil Zahra
58 Pesona Zahra
59 Kemarahan Arga
60 Murkah Arga.
61 Penyesalan Mendalam Seorang Arham
62 Kembali Terulang
63 Kabar Bahagia
64 Menanti kebahagiaan
65 kebahagiaan Zahra ( Tamat )
66 Promo karya : SkySal
67 Promo karya: Ramanda
68 Promo karya Terbaruku.
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Kebahagiaan Zahra
2
Kabar Buruk
3
Air Mata Calon Ibu
4
Keputusan Sulit.
5
Permohonan Zahra
6
Permohonan Zahra
7
Kehadiran orang ketiga
8
Ibu untuk Anak suamiku
9
Suami Tak Berguna
10
Bayi Tabung.
11
Rencana Licik.
12
Pejuang Garis Dua
13
Pertengkaran.
14
Bekerja Di Butik.
15
Semangat Baru
16
Air mata dan keyakinan Zahra
17
Kecurigaan Zahra
18
Kebenaran Yang Terungkap.
19
Aku Bukan Wanita Bodoh.
20
Perubahan Zahra.
21
Mencari Bukti Nyata.
22
Mencoba Dari Awal
23
Wanita Mandiri
24
Ceraikan Aku.
25
Keputusan Zahra.
26
Tertangkap Basah.
27
Pahlawan berkuda
28
Lepaskan Aku
29
Wanita penghasut.
30
Hati yang kau lukai.
31
Perhatikan Arga
32
Perceraian Zahra
33
Kegundahan hati Zahra.
34
Status Baru.
35
Antara cinta Dan Keegoisan.
36
Cinta Seorang Arga.
37
Tak Semua Indah
38
Penyesalan yang Terlambat
39
Walaupun setitik Harapan.
40
Kejutan Spesial.
41
Terbakar Api Cemburu
42
Mantan Lebih menggoda
43
Balasan Setimpal
44
Cinta Arga
45
Kejutan Arga.
46
Pesona Sang Mantan
47
Mulai Merasa tak Nyaman
48
Hati Seorang Ibu
49
Awal Kebahagiaan Zahra.
50
Hari Pernikahan
51
Menjadi Seorang Istri.
52
Kehidupan Baru.
53
Ikatan Batin
54
Menantu Vs Mertua
55
Bunda Zahra
56
Kebahagiaan Baru
57
Kebahagiaan Keluarga kecil Zahra
58
Pesona Zahra
59
Kemarahan Arga
60
Murkah Arga.
61
Penyesalan Mendalam Seorang Arham
62
Kembali Terulang
63
Kabar Bahagia
64
Menanti kebahagiaan
65
kebahagiaan Zahra ( Tamat )
66
Promo karya : SkySal
67
Promo karya: Ramanda
68
Promo karya Terbaruku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!