"Tuan Bai Lian, gadis kecil ini..." Bernard melirik Yve dengan emosi.
"Dia tamuku" Bai Lian melihat Yve dengan senyum tipisnya. "Ayo ke ruanganku" sambil memberi isyarat untuk mengikutinya, Bai Lian berjalan pergi.
Dengan angkuh Yve mengikuti Bai Lian. Dibelakangnya bodyguard yang memiliki nama seperti beruang dan temannya juga mengikuti Yve. Mungkin mereka ingin menjaga keselematan bossnya dari orang asing dengan gelagat aneh seperti Yve.
Sejauh kakinya melangkah mengikuti Bai Lian, Yve terus terpukau dengan interior rumah bak istana ini. Banyak patung yang menghiasi sudut ruangan, dan lukisan abstrak raksasa melekat di beberapa bagian dinding. Benar-benar cocok jika disebut istana.
"Kita sampai. Kalian berjaga diluar saja" perintah Bai Lian pada dua orang yang mengekor di belakang Yve.
"Baik tuan"
Bai Lian membuka pintu kayu besar dengan penuh ukiran dihadapannya. Yve bisa mengintip isinya dari balik punggung Bai Lian. Itu adalah perpustakaan.
"Ayo masuk"
Yve masih mengikuti Bai Lian. Di dalam ruangan itu penuh dengan buku dan satu meja kayu besar dengan kursi yang senada dibaliknya. Tidak lupa ada komputer berwarna hitam elegan menghiasi mejanya. Mungkin ini ruang kerja sekaligus perpustakaan.
Buku-buku disana juga bukan sembarang buku. Bahasanya bahkan tidak bisa dimengerti oleh Yve. Semua judulnya sangat aneh. Mungkin bahasa dari suatu negara yang tidak ia ketahui. Benar-benar orang kaya aneh.
Bai Lian duduk dibalik meja besarnya. Kedua tangannya menyatu dan menutupi setengah wajahnya, ia menatap tajam kearah Yve. "Surat perjanjiannya ada di sampingmu" tambahnya sambil melirik meja kecil di sebelah Yve.
Yve mengikuti arah pandangan Bai Lian, dan melihat dua lembar kertas disana. Gadis itu membacanya sebentar. Ia tidak ingin ditipu oleh Bai Lian LAGI.
Kening Yve berkerut saat mendapati sebuah kalimat yang berada di bagian jika ia tidak mau menjadi bodyguard.
"Bai Lian, apa maksudmu akan membunuh Tina jika aku menolak perjanjian ini?"
"Bukankah artinya sudah jelas? kenapa kau bertanya lagi?" Bai Lian memiringkan kepalanya dengan sombong.
"Kau bilang akan melindungi kakakku"
"Oh kapan?"
"Kau-" Yve hendak mendekati Bai Lian, tapi laki-laki itu segera bicara.
"Kalau kau mau menjadi bodyguardku, aku tidak akan mengganggunya. Maka cukup jadi bodyguardku, mudah kan?"
Yve meremas tangannya penuh emosi. Orang ini sangat licik!
"Siapa kau sebenarnya?"
"Apa maksudmu?" Bai Lian menyandarkan punggungnya pada kursi, membuatnya semakin terlihat angkuh.
"Kau bukan orang sembarangan kan? bawahanmu sangat banyak dan semuanya orang terlatih. Melihat rumahmu yang kelewat mewah ini juga menandakan pekerjaanmu sangat susah"
Benar, pasti begitu!
Orang yang di gerbang tadi memiliki punggung tangan yang besar dan penuh otot. Dia pasti berlatih setiap hari. Sangat tidak wajar karena semua orang yang berlalu lalang disekitarku tadi memiliki tangan yang seperti itu.
Hanya dugaanku saja, kurasa semua orang disini bisa bertarung.
"Kau memang harus tahu ini, mengingat mulai hari ini kau akan menjadi bodyguardku" Bai Lian berdiri dari kursinya dan berjalan mendekati Yve.
"Aku adalah Boss mafia"
Untuk sesaat Yve tidak bisa berkedip. Apa katanya? mafia? dia boss mafia?
"Boss mafia semuda ini?" Yve menatap Bai Lian dari ujung rambut sampai ujung kaki. Terlihat jelas kalau umurnya bahkan belum 30 tahun. Bagaimana bisa menjadi boss mafia? dia pasti bohong hanya untuk membuatku takut.
"Ayahku baru saja menyerahkan posisi ini padaku. Dan karena ini, musuh dalam selimut mulai keluar satu persatu untuk membunuhku. Asal tahu saja, keluarga Bai adalah keluarga mafia terbesar. Para kolega mulai meragukan aku yang masih muda. Dan beberapa dari mereka berkhianat" wajah serius Bai Lian saat bercerita, membuat Yve merasa ini bukanlah candaan.
Dia memang boss mafia?
"Oleh karena itu, aku membutuhkan bodyguard sehebat mungkin" Bai Lian menatap Yve sambil tersenyum, "dan kau masuk dalam kriteriaku"
Yve terdiam sejenak. Dari awal dia tidak diberikan pilihan untuk menolak. Jadi ia memutuskan untuk menandatangani kertas yang diberikan Bai Lian.
"Simpanlah kertas itu. Kalau aku mengingkari janjiku, perlihatkan kertas itu pada ayahku. Dia pasti akan membunuhku" Bai Lian tertawa renyah.
Memangnya aku kenal ayahmu?! Yve hanya bisa mengumpat sembari menghela nafas. Boss mafia yang sungguh aneh.
"Kau sudah resmi menjadi bodyguardku, dan jangan sebarkan fakta tentang diriku yang sebenarnya. Dan sekarang aku ingin melihatmu akrab dengan bodyguard intiku"
"Kenapa aku harus berkenalan dengan mereka?"
"Karena kau tidak bisa melindungiku seorang diri" setelah berkata begitu, Bai Lian menekan sebuah tombol pada benda yang terlihat seperti telpon rumah. "Kalian masuk ke ruang kerjaku sekarang" perintahnya pada orang diujung telpon.
Tidak membutuhkan waktu lama, pintu besar dibelakang Yve diketuk dengan pelan. "Masuklah" ucap Bai Lian lalu disusul dengan pintu yang terbuka.
"Eh?! kau kan-"
Mata Yve bertemu dengan tatapan bengis Beng. Dia langsung menunjuk Yve seolah bertemu dengan musuh bebuyutan.
"Kenapa kau bisa berada disini hah?!" teriak Beng dengan heboh.
"Memangnya aku tidak boleh berada disini? apa ini rumah nenek moyangmu?" ucap Yve santai.
"Kau-" Beng hendak membalas, tapi seseorang dibelakangnya mulai melerai.
"Jangan bertengkar disini" si pelerai itu membenahi kacamatanya. Dia adalah Devian.
Cih! orang menyebalkan ini juga ada! Yve membuang muka saat Devian tersenyum kearahnya.
Sebenarnya ada dua orang lagi yang berdiri dibelakang Devian, tapi Yve tidak peduli.
"Mereka adalah Beng, Devian, South, dan North" Bai Lian menunjuk satu persatu orang yang sekarang sudah berpindah posisi menjadi disamping Yve, hingga gadis itu bisa melihat dengan jelas wajah mereka.
Beng, dengan tubuh tinggi besarnya menjadi orang yang terlihat memiliki lebih banyak otot dari pada yang lain. Dari wajahnya, sudah bisa ditebak kalau umurnya tidak beda jauh dari Bai Lian. Sifat pemarahnya sudah tidak tertolong lagi.
Disamping Beng berdiri sosok laki-laki yang terlihat lemah. Kacamata kotak dengan frame tipis menghiasi wajahnya. Dan ekspresi yang selalu tersenyum dengan misterius membuatnya terlihat seperti penjahat diakhir cerita komik. Dia adalah Devian.
Di sisi Devian, ada dua orang berwajah serupa. Mereka kembar. Dari wajah, tinggi badan, hingga ekspresi yang mereka tunjukkan sama. Kalau saja bukan karena poni rambut mereka yang berbeda arah, pasti sulit sekali untuk membedakan mereka. South dan North, nama yang bagus.
Yve mengangguk setelah memperhatikan wajah mereka satu persatu. Dan merasa ia harus memperkenalkan diri juga, Yve mulai membuka suara.
"Yvenia Guilietta, panggil saja Yve" perkenalan singkat yang terkesan sombong itu langsung memicu emosi dari Beng.
"Cuih! siapa yang ingin tahu namamu?!"
"Aku tidak menyuruhmu mendengarkanku. Lagipula siapa yang bicara denganmu?"
"Apa katamu?!"
"Beng tenanglah" Bai Lian segera melerai. "Mulai sekarang Yve, akan menjadi salah satu bodyguard intiku"
"APAAAA?!" teriakan Beng memenuhi satu ruangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Yve... si tengik yg menyebalkan ya Neng..
2024-04-20
3
Kenzi Kenzi
north bukannya raja balap
2023-06-14
1
yeyen melia😍😍
haha beng beng
2023-02-24
1