Hari berlangsung dengan cepat. Dinginnya malam mulai menembus kulit dan menusuk tulang sampai ke sumsumnya.
"Apa kau kedinginan?"
Tina bertanya dengan wajah khawatir. Dia akan menjadi kakak yang sangat perhatian ketika melihat adik tak kandungnya sedang kesusahan.
"Ya"
Yve menjawab singkat, dengan kedua tangannya masih rajin mengelap meja.
Sekarang adalah waktunya cafe tutup. Tina sudah akan pergi dari cafe sebelum perasaan sebagai kakaknya muncul dan merasa iba pada Yve, yang harus tinggal sendirian didalam cafe dengan cuaca dingin.
"Yve, menginaplah di rumahku. Malam ini sangat dingin, dan aku mengkhawatirkanmu" Tina sedikit mendongak untuk menangkap ekspresi di wajah Yve.
"Tidak mau"
Masih dengan jawaban singkat dan ekspresi acuh tak acuhnya, Yve kembali melanjutkan acara bersih-bersih cafe.
"Tapi-"
"Jangan pedulikan aku"
Yve mulai membungkus plastik besar sampah dan mengikatnya. Ia akan membuang sampah seperti biasa, dan merokok 2 batang di dekat bak sampah.
"Baiklah... tapi jangan tidur terlalu larut. Setelah membuang sampah langsung masuk lagi ya"
Tina akhirnya mengalah, dia mengeluarkan beberapa kalimat perhatiannya, sebelum akhirnya benar-benar pergi dari cafe.
Seperti kegiatan sehari-hari, Yve sudah hafal di luar kepala tentang apa saja yang akan ia lakukan setelah ini.
Setelah mengunci pintu depan, Yve bergegas menuju pintu belakang untuk membuang sampah.
Pemandangan yang terlihat setelah membuka pintu belakang adalah gang sempit tempat biasanya orang-orang di cafe nya mengirim barang.
Gang kecil ini juga terhubung dengan beberapa jalan kecil lainnya di balakang gedung sekitar.
Setelah menaruh sampahnya. Yve mengeluarkan sebatang rokok dan mulai menyalakannya. Asap rokok yang keluar dari bibir kecil gadis itu beradu dengan dinginnya malam.
Yve menyandarkan punggungnya ke tembok, dan kembali menikmati rokoknya. Pikirannya menjadi tak karuan di saat-saat seperti ini.
Di otaknya penuh dengan banyak hal, mulai dari sekolahnya, balapan liarnya, dan... keluarganya.
Yve kembali menghisap rokoknya, dan mengeluarkan asap putih keloter selanjutnya. Bau bakaran rokok yang khas bercampur dengan mint yang merupakan rasa yang tertulis pada bungkusnya.
Hidupku membosankan
PRANG!!!
Suara barang-barang yang berjatuhan memecahkan sunyinya malam.
Kepala Yve tertarik untuk melihat sekeliling. Suara itu sepertinya tidak jauh dari tempatnya berdiri. Tapi karena gang sempit itu tidak memiliki lampu, jarak pandang Yve menjadi terbatas.
Selang beberapa detik suara derap kaki dari banyak orang mulai terdengar.
Kini Yve memaksa indra pendengarannya bekerja lebih keras, dan dengan kewaspadaan yang tinggi, Yve bersiap untuk apa saja yang akan mengejutkannya dari balik tirai kegelapan di hadapannya.
"Tolong aku!" seorang laki-laki keluar dari balik tirai kegelapan. Dia berjalan terhuyung-huyung kearah Yve. Tapi api harapan dimatanya padam seketika saat melihat satu-satunya orang yang ia temui hanyalah seorang gadis lemah.
"Sial" desisnya memandang Yve. Masih dengan suara serak yang dipaksakan, dia kembali membuka suara. "Pergi! pergi! atau gadis sepertimu akan melihat sesuatu yang sangat sadis"
Yve ingin tertawa mendengar itu, tapi ia menahannya agar pikiran laki-laki tadi terus berkembang biak.
"Cepat pergi! aku hampir tidak bisa menjaga diriku sendiri, apalagi menambah beban orang sepertimu, gadis kecil" kini laki-laki itu berkata dengan terburu-buru.
Yve hanya mengangkat sebelah alisnya dan menatap remeh kearah laki-laki yang kini sudah berada dihadapannya.
Drap! drap! drap!
Entah sejak kapan, ada banyak orang berpakaian rapi mulai mengelilingi Yve dan si laki-laki misterius. Mereka semua membawa senjata. Dan beberapa dari mereka memiliki memar di beberapa bagian tubuh. Mungkin suara yang sebelumnya terdengar adalah perkelahian mereka.
"Kau tidak bisa lari lagi!" salah satu orang yang membawa pistol mulai berteriak. Suaranya yang besar menggema di dalam gang dan tenangnya malam.
Mereka semua memakai jas rapi. Apakah suruhan orang kaya?
Yve meneliti satu demi satu orang di sekitarnya. Dia tidak memiliki rasa takut sama sekali sekarang.
"Siapa yang dibelakangmu itu?!"
"Dia tidak ada hubungannya!" laki-laki di awal merentangkan tangannya seolah memberikan barikade untuk Yve. Tentu saja itu tidak akan berguna jika seandainya gerombolan orang ini menyerang.
Yve masih dengan tenang mencoba memproses apa yang terjadi.
Seorang laki-laki misterius dikejar oleh segerombolan orang berpakaian rapi. Apakah orang yang dikejar itu sangat kaya?
Senyum Yve mengembang. Otaknya sangat cepat jika memproses masalah uang dan benda berharga lainnya.
"Aku bisa membantumu" Yve berbisik seperti ular yang menemukan mangsa kearah laki-laki misterius tadi.
"Kau? jangan bercanda!"
Seorang gadis dengan memakai baju pelayan berkata ingin menyelamatkanku? dari gerombolan orang yang bahkan jumlahnya lebih dari 10? Lelucon apa yang dia mainkan?
Yve menaruh tangannya di pundak laki-laki dihadapannya, lalu ia mendorongnya kebelakang. Menggantikan posisi pelindung yang beberapa menit lalu seperti hendak menyelamatkannya.
Untung saja kak Tina tidak memberikan seragam dengan rok
Entah ini waktu yang tepat atau tidak, tapi Yve mulai mensyukuri ide bossnya itu.
"Jangan ikut campur gadis kecil!" salah satu pria berpakaian rapi meraung dengan penuh amarah.
"Aku punya senjata tidak ya" perkataan santai yang keluar dari mulut Yve membuat para pria di depannya langsung bersikap sianga.
"Ops! cuma serbet" Yve mengangkat serbet yang sedari tadi menggantung di saku celananya.
wung!
Yve melempar serbet itu kearah gerombolan pria dengan persenjataan lengkap.
Karena insting dan kehati-hatian yang tinggi, para pria itu langsung membidik serbet dengan bodohnya.
Belum sempat sadar dari serbet yang mengambang di udara, Yve sudah berdiri di belakang salah satu orang yang tak jauh darinya. Dia mencekik orang itu hingga secara tidak sadar melepaskan pistol di tangannya.
Pistol yang sekarang tak bertuan itu, langsung diambil alih oleh Yve, mengangkatnya dengan kaki ramping miliknya. Dan sekarang gadis itu memiliki sebuah pistol.
Puk!
Serbet sudah jatuh diatas tanah yang dingin.
Dengan nekat, Yve melayangkan sebuah tembakan ke salah satu orang yang mengincarnya. Dan kena!!!
Dor!
Orang lain membak Yve, tapi masih kalah cepat oleh gadis itu yang sudah membungkuk terlebih dahulu. Dan tembakan itu malah mengenai komplotannya sendiri.
Orang-orang mulai berjatuhan, dan darah yang menggenang jadi lebih banyak. Lucu sekali karena itu perbuatan dari teman mereka sendiri.
Dengan cekatan, Yve menyambar sebuah pistol lain yang pemiliknya sudah meregang nyawa terlebih dahulu. Gadis mematikan itu sekarang memiliki 2 pistol ditangannya.
Dor! dor!
Yve melayangkan tembakan dengan asal, lalu kembali berjongkok. Ia melakukan itu berkali-kali agar tidak terkena tembakan. Meskipun serangannya asal-asalan tapi dia yakin setidaknya itu bisa membuat musuhnya terluka.
Semakin banyak yang tersingkir semakin susah. Karena Yve tidak bisa bersembunyi di belakang orang-orang seperti sebelumnya.
Dor! dor!
Sekarang hanya tersisa 3 orang saja. Itu mudah. Karena setelah ini hanya akan berakhir seperti perkelahian jalanan yang biasa Yve alami.
"Di-dia menyeramkan!" salah satu dari ketiga orang yang tersisa sudah tidak memiliki keberanian lagi, dan dua orang disampingnya sepertinya juga sama. Itu terlihat jelas dari tatapan matanya yang kosong.
Dor! dor! dor!
Yve menoleh. Itu bukan tembakan darinya.
Laki-laki yang meminta pertolongan di awal lah yang melakukannya. Dia memakai senjata dari beberapa mayat yang berserakan.
"Aku hampir tidak percaya. 13 orang bersenjata lengkap, kalah dengan seorang gadis dan serbetnya" laki-laki tadi tertawa dengan aneh.
"10 orang. Karena ketiga orang ini bukan aku yang membereskannya" Yve melemparkan pistol ditangannya dengan jijik, lalu menatap laki-laki yang diselamatkannya.
"Jadi... bisa kita bahas bayarannya?" senyuman dari seorang gadis yang baru saja membunuh orang, terasa sangat menyeramkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Sandisalbiah
tanpa basa basi, bisnis is bisnis ya Yve.. keren...
2024-04-20
3
Rizka Susanto
Yve bacanya apa sih... ivi kah?? 😁
2024-01-17
1
Budi Raharjo
agak lain nih cerita mafianya suka klo cwenya agak tomboy gini hihi
2023-09-27
1